A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Harta merupakan benda berharga yang dimiliki setiap insan.
Dengan harta itu, insan bisa memperoleh apapun yang dikendakinya. Harta
itu bisa berwujud ataupun benda tidak berwujud. Cara memperoleh harta
juga beragam. Dari cara yang halal misalnya bekerja keras sampai orang
yang menggunakan “jalan pintas”. Salah satu cara memperoleh harta itu
melalui jalur warisan. Tentunya cara ini wajib menggunakan mekanisme
aturan yang berlaku. Khususnya aturan Islam. Melalui banyak sekali
kondisi & ketentuan yang pada aturan Islam tadi dibutuhkan seorang
generasi penerus atau anak berdasarkan satu orang tua yang mati bisa
memperoleh harta peninggalan orang tuanya dengan tidak mendzalimi
atau merugikan orang lain. Untuk itu kita perlu mengetahui bagaimanakah
aturan kewarisan itu pada kepercayaan Islam & khususnya menjadi
warga islam Indonesia, maka kita pun perlu tau bagaimana fikih Islam
atau kompilasi hukum islam (KHI) mengaturnya.
1
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Harta
Harta Dalam Sistem Ekonomi Islam Harta disebut al-mal yang berasal dari
ميال-لBBيمي-لBB( مberarti condong, cenderung dan miring), dalam hal ini adalah
kecenderungan manusia untuk memiliki dan menguasai materi harta. Dan harta
yang dimaksud disini adalah segala sesuatu yang dibutuhkan dan diperoleh
manusia, baik berupa benda yang tampak seperti emas, perak, binatang,
tumbuh-tumbuhan, maupun yang tidak tampak, yakni manfaat semisal yang
berada pada kendaraan, pakaian, dan tempat tinggal. Dan sesuatu yang tidak
dikuasai manusia tidak bisa dikatakan harta menurut bahasa, seperti burung di
udara, ikan di lautan lepas, pohon di hutan, dan barang tambang yang di bumi.
Menurut bahasa secara umum pengertian mal itu adalah uang atau harta
sedangkan menurut istilah, adalah “semua benda yang berharga dan bersifat
materi dan beredar diantara manusia”.
Menurut ulama hanafiyah yang dikutip oleh Nasrun Haroen, al- mal
(harta) adalah: “semua yang diinginkan manusia dan bisa dihadirkan ketika
diperlukan, atau semua yang bisa dimiliki,disimpan, dan dimanfaatkan”.
Mengenai tentang harta Al-Qur’an juga memakai kata al- mal juga
menggunakan istilah al-khair. Jika didalamnya terkandung nilai latif (suci)
maka sebuah Harta dapat disebut khair karena ia didapatkan dengan jalan
terpuji. Hal ini didapatkan dalam Qs Al-Baqarah ayat 158 : artinya “Dan
barang siapa yang mengerjakan kebajikan dengan kerelaan hati, maka
sesungguhnya, maka mensyukuri kebaikan lagi maha mengetahui.”
Menurut Hanafiyah, harta itu bisa disimpan dengan demikian sesuatu yang
tidak bisa kita simpan tidak bisa disebut dengan harta. Menurut Hanafiyah,
harta itu bukan manfaat, namun manfaat termasuk milik,harta dan milik itu
dibedakan, Hanafiyah yang mana milik itu sesuatu yang bisa kita peroleh
dengan cara khusus sehingga tidak dapat kita campuri kegunaannya oleh orang
lain. Jadi yang dimaksud dengan harta menurut Hanafiyah hanyalah sesuatu
yang nyata atau terwujud (a’in).
2
“Jelaskanlah kepadaku tentang firman Allah Swt. Dan orang-orang yang
menyimpan emas dan perak”(QS.At-Taubah 9: 34. Ibn umar menjawab,
“barang siapa menyimpan harta dan belum mengeluarkan zakat dari harta
tersebut maka kerugianlah yang akan dia dapatkan
Sedangkan menurut T.M.Hasbi Ash-Shiddieqy, harta itu adalah:
a. Nama-nama selain manusia yang diciptakan oleh Allah untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia, yang dapat disimpan dalam satu tempat dan
dikelola dengan usaha (tasharruf)
b. Sesuatu yang bisa dimiliki semua orang, termasuk semua dan sebagian
c. Hal-hal yang diperdagangkan secara legal
d. Sesuatu yang dapat dimiliki dan memiliki nilai (harga), seperti sebutir
beras dapat dimiliki oleh manusia, dapat digunakan, dapat disimpan, tetapi
sebutir beras bernilai menurut 'urf, maka sebutir beras beras bukanlah
harta.
e. Benda berwujud, yang tidak berwujud meskipun dapat digunakan, tidak
termasuk properti, seperti manfaat, karena manfaat tidak berwujud, tidak
termasuk properti.
f. Barang-barang yang dapat disimpan untuk jangka panjang atau pendek
dan dapat digunakan pada saat dibutuhkan.
Pengertian di atas dapat dipahami karena, para ulama masih
memiliki perbedaan pendapat tentang definisi harta, sehingga para ulama
berbeda pendapat tentang pembagian harta, karena mereka memiliki
definisi harta yang berbeda, seperti berikut ini.
Hasbi Ash-Shiddieqy menyebutkan bahwa harta adalah nama
selain manusia yang dapat dikelola, dimiliki, diperdagangkan dan
berharga, konsekuensi logis dari rumusan ini adalah:
1) Orang bukanlah aset, meskipun berwujud.
2) Babi bukanlah harta karun, karena babi dalam muslim diharamkan
untuk diperdagangkan
3) Sebutir beras bukanlah harta, karena menurut 'urf, sebutir beras tidak
memiliki nilai (harga).
3
Hanafiyyah mencontohkan bahwa harta itu berwujud dan dapat
disimpan, maka benda tidak berwujud yang tidak dapat disimpan tidak
termasuk harta seperti hak dan kepentingan.
Menurut al-Syathibi, harta adalah materi yang dapat dikuasai dan
memberikan nilai keuntungan. Imam Syafiy menjelaskan bahwa harta
adalah suatu benda berharga yang dapat digunakan sebagai alat tukar
dalam kegiatan jual beli.
Dalam Islam, harta pada hakikatnya adalah milik Allah SWT.
Adanya hak seseorang atas beberapa barang milik pribadi juga mencakup
kegiatan pemanfaatan dan pengembangan hak atas barang yang sudah
dimilikinya.
Menurut Fuqaha, harta tergantung pada dua unsur, yaitu unsur
'aniyah dan unsur urf. Unsur urf adalah bahwa harta itu berwujud ('ayan)
secara nyata. Kepentingan rumah yang dipelihara oleh orang tidak disebut
harta, tetapi termasuk milik atau hak.
2. Kedudukan Harta
Harta termasuk kedalam salah satu keperluan pokok insan dalam
kehidupan ini, ulama ushul fiqh dalam persoalan harta dimasukan ke dalam
salah satu al-dharuriyyat al-khamsah (lima keperluan pokok), yang terdiri
atas: agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.
Selain sebagai keperluan hidup yang pokok bagi insan, kedudukan
harta juga sebagai perhiasan kehidupan dunia, sebagai cobaan ( fitnah),
sarana untuk memenuhi kesenangan, dan juga sebagai sarana untuk
menghimpun bekal bagi kehidupan di akhirat.
Tentang harta sebagai perhiasan kehidupan dunia, Allah berfirman: dalam
surah Al-Kahfi: 46
4
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah ujian dan pahala
yang besar di sisi Allah.
Karena harta adalah sejenis titipan, maka orang tidak memiliki harta yang
mutlak, maka dalam hal harta ada hak orang lain, seperti zakat harta dan
sebagainya. Kedudukan harta selanjutnya adalah musuh, sebagaimana tercantum
dalam surat Al-Taghabun: 14.
5
Hadits tentang harta
Terkutuk orang yang menjadi hamba dinar dan terkutuk pula orang yang
menjadi hamba dirham (Riwayat al-Tirmidzi).
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin maslamah
dari malik dari abdurrahman bin abdullah bin abdurrahman bin abu
sha’sha’ah dari bapaknya dari abu sa’id al khudri bahwa dia
berkata, rasulullah ﷺ bersabda: “hampir saja terjadi (suatu zaman) harta
seorang muslim yang paling baik adalah kambing yang digembalakannya
di puncak gunung dan tempat-tempat terpencil, dia pergi menghindar
dengan membawa agamanya disebabkan takut terkena fitnah”. (HR
Bukhori no 18)
Hadits Sahih Riwayat al-Bukhari: 71
Dari Abdullah ibn Mas’ud, dia berkata: Nabi ﷺ bersabda:
Tidak boleh mendengki kecuali terhadap dua hal:
(terhadap) seseorang yang Allah berikan harta lalu dia pergunakan harta
tersebut di jalan kebenaran dan seseorang yang Allah
berikan hikmah lalu dia mengamalkannya dan mengajarkannya
(kepada orang lain).
6
Jika telah datang kepadamu dari harta ini sedangkan kamu bukan orang
yang akan menghambur-hamburkannya dan tidak pula meminta-mintanya,
maka ambillah. Selain dari itu maka janganlah kamu menuruti nafsumu”.
Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami
Ibnu Abu Dza'bi telah menceritakan kepada kami Sa'id Al Maqbariy dari
Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Sungguh pasti akan datang suatu jaman pada manusia yang
ketika itu seseorang tidak peduli lagi tentang apa yang didapatnya apakah
dari barang halal ataukah haram".
Shahih Bukhari hadis nomor 2673
Telah bercerita kepada kami Yahya binYusuf(1) telah mengabarkan
kepada kami Abu Bakar. Yaitu Ibnu ‘Ayyasy(2) dari Abu Hashin(3) dari
Abu Shalih(4) dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu(5) dari Nabi ﷺ
bersabda: “Binasalah hamba dinar, dirham, kain tebal dan sutra.
hadits'alaihi wa sallam tentang harta Nabi Muhammad Saw artinya : Dari
ayahnya, Mutharrif, dia berkata: (At-Takaatsur: 1) Dia berkata:
“Keturunan Adam berkata: milikku, milikku. Dia melanjutkan. “Hai anak
Adam, hartamu tidak lain hanyalah apa yang kamu makan lalu kamu
pakai, apa yang kamu pakai , atau apa yang kamu berikan lalu kamu
pakai.” [HR. Muslim] Artinya: Sesungguhnya setiap umat memiliki ujian,
dan ujian umatku adalah harta.
Pada hakikatnya, segala yang ada di langit dan di bumi adalah milik Allah.
Firman Allah:
Apa-apa yang ada di langit dan di bumi adalah milik Allah (Al-Baqarah:284)
Dan kepunyaan Allahlah kerajaan di langit, di bumi, dan di antara keduanya, dan
kepada Allahlah kembali segah sesuatu (Al-Maidah: 18)
7
Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antara bumi
dan langit dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (Al-Baqarah-120).
8
Demikianlah karunia Allah, diberikannya kepada siapa yang
dikehendakinya, dan Allah mempunyai karunia yang besar.
2. Pemanfaatan Harta
a. Digunakan untuk kepentingan kehidupan sendiri, sebagaimana
firman Allah dalam surah Al- Mursalat: 43
Pada ayat ini yang dimaksud semua kebutuhan hidup seperti pakaian dan
papan ( perumahan) bukan hanya makan dan minum saja. Sehingga Allah
menyuruh kita untuk menikmati hasil usaha dari apa yang telah kita kerjakan.
Namun ada beberapa hal yang dilarang dalam memanfaatkan hasil usaha yaitu:
1) Israf yaitu berlebih-lebihan dalam memanfaatkan sebuah harta
2) Tabdzir (boros), maksudnya jika tidak penting atau tidak perlu maka
jangan digunakan harta tersebut dengan kata lain jangan
menghambur-hamburkan harta.
9
2) Mal ghairu mutaqawwim artinya harta yang belum
sepenuhnya berada di tangan manusia, seperti mutiara laut
dan minyak perut bumi. Atau, properti dapat digunakan
oleh Syariah hanya dalam keadaan darurat.
Terkadang mâl mulaqawwim diartikan sebagai Dzimah. Sebab, menurut
pengacara, keuntungan sebenarnya tidak dinilai sendiri, melainkan ada sewa guna
memenuhi kebutuhannya.
10
b) Jika Anda memiliki campuran dua jenis Mistri yang
berbeda, misalnya mod mobil B. Toyota dan
Honda, mobil tersebut akan menjadi Markimi.
c) Jika ada banyak ekuivalen Mal Qimi di pasaran,
mereka akan secara otomatis diubah menjadi Mal
Mistli.
11
hanya sekali dan harta Isti'mâli tidak dikonsumsi
dalam sekali pakai.
12
6) Barang-barang yang dianggap berharga dan bergerak.
Kapan
7) Apa yang dianggap sebagai harta yang berharga dan tidak
bisa menjadi dipindahkan (benda padat).Kedua, harta 'ain
ghair dzati qimah adalah benda yang tidak dapat dianggap
sebagai harta karena tidak ada harganya sebiji beras.
8) Harta dain adalah tanggung jawab Anda dan uang adalah
tanggung jawab Anda. Ulama Hanafi berpendapat bahwa
harta tidak dapat dibagi menjadi harta ‘ain dan Dain
karena harta menurut mazhab Hanafi berwujud dan yang
tidak berwujud tidak termasuk harta. Contohnya utang.
13
menggunakan hak bukan pemilik, misalnya, seorang yg
memiliki sepasang sepatu bisa dipakai kapan saja.
b) Harta perkongsian( müsyárakah) antara 2 pemilik yg
berkaitan menggunakan hak yg bukan pemiliknya,
misalnya 2 orang yg berkongsi mempunyai sebuah
pabrik & 5 butir mobil, galat satu mobilnya disewakan
selama satu bulan pada orang Iain. Harta yg dimiliki
Oleh 2 orang yg nir berkaitan menggunakan hak bukan
pemiliknya, misalnya 2 orang yg berkongsi mempunyai
sebuah pabrik, pabfik tadi diurus bersama.
2) Harta mubäh merupakan sesuatu yg dalam asalnya bukan milik
seorang, misalnya air dalam mata air, hewan buruan darat,
laut, pohon-pohon pada hutan & butir buahannya. Tiap-tiap
insan boleh mempunyai harta mubah sinkron menggunakan
kesanggupannya, orang yg mengambilnya akan sebagai
pemiliknya sinkron menggunakan kaidah: ”Barangsiapa yg
mengeluarkan menurut harta mubah maka beliau sebagai
Pemiliknya”. Kaidah ini sinkron menggunakan sabda Nabi
saw.: `'Barangsiapa yg menghidupkan tanah (gersang) & hutan
milik seorang maka beliau yg paling berhak mempunyai”.
3) Harta mahjur, baik yang diwakafkan atau dicadangkan untuk
umum seperti jalan, masjid, kuburan, iainnya, dan lain-lain,
menurut syariat, tidak boleh dimiliki dan diberikan kepada
orang-orang Ian.
14
2) Harta yang tidak dapat dibagi (malghair qabil li al qismah)
adalah harta yang hilang atau rusak bila dibagi, seperti
gelas, kursi, meja, dan mesin.
15
5. Manfaat dan Fungsi Harta
Harta diusahakan oleh masyarakat karena masyarakat
membutuhkan manfaat harta. Harta memiliki banyak fitur, baik kegunaan
dalam kebaikan maupun dalam keburukan. Di antara banyak fungsi
properti yang termasuk dalam adalah:
a. Ibadah membutuhkan alat-alat seperti berikut ini untuk membantu
melengkapi pelaksanaan ibadah khusus (mahdhah) B. Kain
penutup aurat saat shalat, perlengkapan haji, zakat, shadaka, hiba,
dll.
b. Kemiskinan cenderung mendekati kekafiran, maka untuk
meningkatkan keimanan kepada Allah, kepemilikan harta
ditakdirkan untuk meningkatkan keimanan kepada Allah.
c. Sebagaimana Allah berfirman, melanjutkan hidup dari satu zaman
ke zaman berikutnya. Oleh karena itu, “dan hendaklah mereka
takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka
meninggalkan keturunan yang lemah, dibelakang mereka yang
mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu
hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan benar (An-Nisa: 9).
d. Harmoni (keseimbangan) antara kehidupan di dunia dan akhirat,
Rasulullah SAW. Berkata:
Tidak baik orang meninggalkan masalah dunia untuk masalah
akhirat dan meninggalkan masalah dunia untuk masalah
dunia,maka menyeimbangkan dua masalah dunia. Ada orang
yang mengalah pada (HR Al Bukhari).
e. Ilmu maju tanpa modal itu sulit, jadi tidak bisa kuliah tanpa biaya,
misalnya untuk mengembangkan dan memelihara ilmu.
f. Ada orang kaya dan orang miskin yang saling membutuhkan
untuk membangun masyarakat yang harmonis dan sejahtera.
g. Untuk mempererat silaturrahmi, misalnya Ciamis daerah Taman
yang berkembang, Bandung daerah berkembangnya kain, dan
16
Bandung yang membutuhkan Garend membeli produk-produk
masyarakat Ciamis, dan masyarakat Ciamis membutuhkan barang-
barang, orang Bandung membeli produk. Dengan cara ini, terjadi
interaksi dan komunikasi yang bersahabat untuk memenuhi
kebutuhan satu sama lain. Oleh karena itu, peredaran kekayaan
dianjurkan oleh Allah dalam Al-Qur'an:
Agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di
antaramu. (Al-Hasyr: 7).
Fungsi sosial harta antara lain adalah:
1) Untuk pemeliharaan manusia, hak milik manusia tidak boleh
ditunda seperti membayar upah karyawan,membayar zakat dll.,
tetapi harus dibayar untuk tidak ditunda. Fungsi ini dapat dilihat
dalam Qs Al baqarah ayat 177.
2) Membantu mempererat tali persaudaraan (ukhuwah), cinta sesama
manusia, antara aghniya' dan dhu'afa', sebagaimana dinyatakan
dalam Surat al-Ma'arij ayat 24-25.
3) Persempit jarak. Kita akan menciptakan masyarakat yang seimbang
dan sejahtera yang merasakan suka cita lahir dan batin, karena
berbuat baik, mengarah pada kebajikan, dan tersampaikan melalui
sabda bacaan Nabi. Keutamaan harta yang baik adalah bagi orang
yang baik (HR. Ahmad dan Thabarani). "
4) Ini berfungsi sebagai kekuatan pendorong dan kekuatan pendorong
untuk kerjasama dalam kehidupan dunia. Oleh karena itu,
kekayaan harus beredar dan berputar dalam masyarakat, bukan
disimpan atau disimpan, sebagaimana ditegaskan dalam ayat 34
Surat al-Taubah.
5) Menurut sabda Nabi dari Tirmidzi berfungsi sebagai modal
ekonomi dalam kehidupan bermasyarakat untuk kemaslahatan
umum guna mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Jika uangnya
begitu manis, jika Anda membiarkannya, Anda tidak akan
17
meninggalkannya di sana, dan jika Anda membiarkannya, Anda
tidak dapat menemukannya di sana. Artinya: “Harta itu tentu indah
dan mempesona, dan yang menerimanya diberkati dengan hak-
haknya, tetapi kebanyakan orang tenggelam dalam kekayaan
dengan mengikuti hawa nafsunya, sehingga balasannya di hari
kiamat adalah neraka.”
18
"Dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang
halal dan yang bathil), dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan
kyang berlebihan". (QS.Al-Fajr 89: (19-20)
19
"Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara
kamu dengan jalan bathil dan (janganlah) kamu membaca (urusan) harta itu
kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian dari pada harta benda
orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa. Padahal kamu mengetahui ". (QS.
Al-Baqarah [2]:188)
Selain melarang pencurian dan konsumsi harta yang sia-sia, Islam juga
melarang penggunaan paksa (ghasab) harta orang. Dalam firman Allah:
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya
(sebagai) pembalasan bagi yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah.
dan Allah Maha Perkasa dan maha Biiaksana". (Al-Må'idah [5: 38)
20
seseorang, membuatnya rela rendah hati, bahkan bisa mendorong dosa
kecil dan dosa besar. Oleh karena itu, Rasul Allah meminta perlindungan
dari kemiskinan dalam doanya: “Ya Allah, lindungilah aku dari kekafiran
dan kemiskinan”.
Terkait dengan kekafiran dan kemiskinan dalam shalat, bahaya
kemiskinan bagi hati seseorang dijelaskan dengan jelas. Inilah sebabnya mengapa
Islam memberikan hak milik dalam mengatasi kedua bahaya tersebut, di antaranya
sebagai berikut.
Islam telah menetapkan norma nilai kelahiran yang benar. menjelaskan
Kebajikan manusia didasarkan pada karakter dan perilaku mereka, bukan
kekayaan dan kekayaan mereka.
bahwa umat Islam dititipi khalifah dan pejabat harta benda yang
kepentingannya hanya menanam dan mewakafkan harta, bukan
memelihara dan memonopolinya.
Islam berfokus pada sumber daya yang dapat menghasilkan kekayaan,
membutuhkan sumber daya ini untuk menghasilkan sumber daya yang
baik, dan klan melarang sumber daya yang buruk.
Islam mensyaratkan bahwa hak milik harus dialihkan kepada orang lain
selain pemiliknya, terutama hak untuk memberikan nafkah kepada istri
dan kerabat yang membutuhkan dan hak untuk membayar zakat.
Islam memberlakukan sistem yang tertib (mu'malät) dalam bertransaksi
agar tidak salingmenganiaya.
C. Kesimpulan
1. Harta meliputi segala sesuatu yang digunakan manusia dalam
kehidupan sehari-hari(duniawi), seperti uang, tanah, kendaraan,
rumah, perhiasan, perabotan rumah tangga , hasil perkebnan,hasil
perikan-lautan, dan pakaian termasuk dalam kategori harta
2. Pemilikan harta dapat dilakukan dengan cara melalui usaha yang
halal ( Al-mulk 15)
21
3. Tidak boleh mencari harta sampai melupakan Allah (At-Takasur 1-
2, Al- Munafiqun 9)
4. Orang yang rugi adalah orang yang lalai terhadap hartanya
5. Kedudukan harta dalam islam yaitu sebagai kebutuhan dasar (Ali-
imran 14), sebagai perhiasan dunia (Al-kahfi:7) , sebagai amanah
(tanggung jawab), cobaan dan juga sebagai titipan yang diberikan
kepada manusia sehingga harta terbut harus digunakan dengan
sebaik-baiknya dan semestinya karena harta diberikan hanya untuk
menguji manusia yaitu ujian keimanan (Al-Anfal:28) dan juga
harta sebagai bekal ibadah ( At-Taubah:41, Ali-imran 133)
6. Cara memperoleh harta dengan yang halal dengan cara berusaha,
berdoa dan bertakkal kepada Allah Swt.
7. Jenis dan pembagian harta ada banyak dari mal mutaqawwim dang
hair muttaaqawwim sampai harta khas dan harta ‘Am.
8. Manfaat dan fungsi harta dibagi menjadi dua ada bermanfaat dari
segi ibadah dan juga segi istilah.
9. Dorongan manusia dalam memiliki harta salah satunya adalah
manusia itu cenderung ingin memiliki dan mengusai harta dan itu
merupakan naluri sosial yang kodrati.
22
DAFTAR PUSTAKA
Rahman Ghazaly, Abdul, Ghufron Ihsan, dan Sapiudin Shidiq. 2012. Fiqh
Muamalah. Jakarta: Kencana.
23