Anda di halaman 1dari 11

“KONSEP HARTA DALAM ISLAM”

(Tafsir QS Al Hadid Ayat 7, QS Al Imran Ayat 14 dan Qs Al Anfal Ayat 28)

KELOMPOK 1

(Nur Habibah 21.13.0102)

(Sarmila Normala 21.15.0290)

A. PENDAHULUAN

Harta merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan manusia dalam mengarungi kehidupannya didunia
ini, oleh karena itu harta sering disebut dengan wasilah al-hayat (sarana kehidupan manusia). Oleh karena
itu, upaya serius dan kompetitif manusia untuk meraihnya merupakan suatu kewajaran. Akan tetapi,
seringkali upaya mencari harta ini terlepas dari norma-norma kehidupan sehingga tidak jarang kemudian
terjadi perselisihan antara manusia.

Di samping itu, dalam menggunakan harta pun seringkali manusia melanggar ketentuan-ketentuan
hukum agama yang telah memberikan rambu-rambu dalam penggunaan harta, akibatnya harta yang
seharusnya berfungsi sebagai sarana kehidupan untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah justru
semakin menjauhkan dirinya dari yang Maha kuasa tersebut. Oleh karena itu, pengetahuan tentang konsep
harta dalam Islam sangat penting bagi setiap manusia yang beragama guna membimbingnya ke jalan yang
benar dalam memperoleh dan menggunakan harta.

A. Pengertian Harta

Dalam kitab fikih, untuk menunjukkan harta digunakan istilah almal yang bentuk jamaknya
adalah al-amwal. Secara etimologi, al-mal berarti “condong’ dan “berpaling” dari satu posisi-ke posisi
lain. Dengan bahasa yang sederhana maal sering didefinisikan sebagai “segala sesuatu yang dimiliki
manusia baik secara individual maupun kolektif, seperti pekarangan, dirham, dinar, emas, perak, gandum,
roti, hewan, baju, senjata dan lain-lain”.

Dalam terminologi fiqih muamalah, terdapat beberapa pengertian tentang harta atau al-mal.
Antara lain adalah definisi yang berkembang di kalangan para fuqaha’ Hanafiyah sebagai berikut:

“Segala sesuatu yang naluri manusia cenderung padanya dan dapat disimpan sampai batas waktu yang
diperlukan, baik yang berupa harta bergerak maupun tidak bergerak” Dalam pengertian diatas, fuqoha

1
Hanafiah menentukan batasan harta pada term iddikhor (dapat disimpan) yang mensyaratkan
pengecualian aspek manfaat. Menurut pandangan mereka “manfaat” tidak termasuk konsep harta,
melainkan masuk kepada konsep milkiyah. Fuqoha Hanafiah membedakan al-mal dan milkiyah sebagai
berikut:

al-mal ialah segala yang dapat disimpan untuk dimanfaatkan pada saat diperlukan, sedangkan milkiyah
adalah sesuatu dimana kita dapat bertasarruf padanya secara ikthtishash, tidak dicampuri oleh orang lain,
karena manfaat termasuk ke dalam bagian milik.Konsep harta yang berkembang dikalangan Jumhur
fuqoha mazhab Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah adalah: “Sesuatu yang naluri manusia cenderung
kepadanya dan dapat diserah terimakan dan orang lain terhalang mempergunakannya”.

Pengertian diatas mengisyaratkan pandangan mereka bahwa harta tidak terbatas pada materi melainkan
juga pada manfaat. Dalam kedua definisi diatas yaitu definisi ulama Hanafiah dan jumhur ulama, terdapat
perbedaan esensi harta yang dikemukakan jumhur ulama dengan ulama Hanafiyah. Menurut jumhur
ulama, harta itu tidak saja bersifat materi, melainkan juga manfaat dari suatu benda. Akan tetapi ulama
Hanafi berpendirian bahwa yang dimaksud dengan harta itu adalah yang bersifat materi. Sedangkan
manfaat termasuk ke dalam pengertian milik Implikasi dari perbedaan pendapat ulama Hanafi dengan
jumhur ulama yang muncul dari akibat perbedaan pengertian terhadap harta ini adalah perbedaan
pendapat dari kasus sewa menyewa (al-ijaroh).

Apabila seseorang menyewakan rumahnya kepada orang lain dan kesepakatan sewa menyewa telah
disetujui kedua belah pihak, kemudian pemilik rumah meninggal dunia maka dalam kasus seperti ini,
menurut ulama Hanafiyah, kontrak sewa rumah itu dibatalkan, karena pemilik rumah telah wafat dan
rumah harus diserahkan kepada ahli warisnya, karena manfaat (sewa rumah yang dikontrakkan) tidak
termasuk harta yang diwarisi. Akan tetapi, jumhur ulama berpendirian bahwa kontrak sewa menyewa
berlangsung terus sampai habis masa kontraknya, sekalipun pemilik rumah telah wafat, karena manfaat
adalah harta yang boleh diwariskan kepada ahli waris. Terhentinya akad sewa menyewa hanya dengan
jatuhnya tempo penyewaan, bukan karena wafatnya pemilik rumah.

B. Kedudukan dan Fungsi Harta

Kedudukan harta bagi manusia sangat penting. Harta termasuk salah satu keperluan pokok manusia
dalam menjalani kehidupan di dunia ini, sehingga para ulama ushul fiqh memasukkan persoalan harta
dalam salah satu adh-dharuriyat al-khamsah (lima keperluan pokok), yang terdiri atas agama, jiwa, akal,
keturunan, dan harta. Dalam ayat-ayat al-Qur’an, harta memiliki kedudukan antara lain:

a. Harta sebagai amanah (titipan) dari Allah swt Manusia hanyalah megang Amanah untuk
mengelola dan memanfaatkan sesuai dengan ketentuannya. Sedangkan pemilik harta sebenarnya
tetap pada Allah SWT.

2
Berikut ini QS Al Hadid Ayat 7 :

b. Makna Global
Bila sebelumnya Allah memperlihatkan bukti-bukti kekuasaan-Nya, pada ayat ini Allah
menganjurkan orang mukmin untuk berinfak. Wahai manusia, berimanlah kamu kepada Allah
yang telah menciptakanmu dan kepada Rasul yang diutus-Nya untuk menyampaikan tuntunan-
Nya, dan infakkanlah sebagian dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai penguasanya,
kepada orang yang berhak. Sesungguhnya dalam hartamu itu terdapat bagian Allah bagi mereka.
Maka, orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya di antara kamu dan menginfakkan
sebagian dari hartanya di jalan Allah akan memperoleh pahala yang besar, baik di dunia maupun
akhirat.
Pada ayat ini Allah swt memerintahkan agar beriman kepadaNya dan rasul-Nya menafkahkan
harta-harta yang mereka miliki, karena harta dan anak itu adalah titipan Allah pada seseorang,
tentu saja pada suatu hari titipan tersebut akan diambil kembali. Syu'bah berkata, "Aku
mendengar Qatadah menceritakan tentang Muththarif yang menemui Nabi saw, beliau membaca
Surah atTakatsur, lalu berkata: Manusia berkata, "Hartaku, hartaku." Hartamu hanya yang telah
engkau makan lalu habis, atau pakaian yang engkau pakai lalu menjadi usang, atau sesuatu yang
engkau sedekahkan lalu menjadi kekal (tetap). Maka selain dari itu akan lenyap dan untuk orang
lain. (Riwayat Muslim)
Kemudian Allah menerangkan bahwa orang-orang yang beriman kepada Allah membenarkan
rasul-Nya serta menginfakkan hartaharta yang jatuh menjadi milik dari peninggalan orang
terdahulu, mereka ini akan mendapat pahala yang besar yang tidak pernah dilihat dan tergores di
hati.

c. Tafsir ayat

3
Artinya : (Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya)

Yakni percayalah kepada keesaan Allah dan kebenaran risalah.

Artinya : (dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya)

Yakni harta yang Allah berikan kuasanya kepada kalian tanpa memilikinya dengan sebenarnya, karena
harta itu milik Allah, dan hamba-hamba-Nya dijadikan penguasa harta itu, maka hendaklah mereka
menggunakannya dalam hal yang diridhai Allah.

Pendapat lain mengatakan bahwa Allah menjadikan kalian penguasa harta itu dari orang sebelum kalian
dengan mewarisinya, dan harta itu akan berpindah kepada selain kalian, maka janganlah kalian kikir
terhadapnya.

Artinya : Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya
memperoleh pahala yang besar)

Yakni orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasulullah serta berinfak di jalan Allah, mereka akan
mendapat pahala yang besar berupa surga.

d. Istinbath / Pelajaran yang dapat diambil dari ayat


Allah swt memerintahkan agar beriman kepadaNya dan rasul-Nya menafkahkan harta-harta
yang mereka miliki, karena harta dan anak itu adalah titipan Allah pada seseorang, tentu saja
pada suatu hari titipan tersebut akan diambil kembali.
Kemudian Allah menerangkan bahwa orang-orang yang beriman kepada Allah membenarkan
rasul-Nya serta menginfakkan hartaharta yang jatuh menjadi milik dari peninggalan orang
terdahulu, mereka ini akan mendapat pahala yang besar yang tidak pernah dilihat dan tergores
di hati.
e. Surah Al-Hadid (bahasa Arab :‫الحديد‬, "Besi") adalah surah ke-57 dalam al-Qur'an. Surah ini
tergolong surah Madaniyah dan terdiri atas 29 ayat. Dinamakan Al Hadiid yang berarti besi
diambil dari perkataan Al Hadiid yang terdapat pada ayat ke-25 surat ini.

4
C. Surah Al Imran Ayat 14

a.Teks ayat dan terjemahnya

Artinya: Dijadikan indah bagi manusia kecintaan pada aneka kesenangan yang berupa perempuan, anak-
anak, harta benda yang bertimbun tak terhingga berupa emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak, dan
sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik.

b. Makna Mufradat

‫( ُزي َِّن لِل َّناس‬Dijadikan indah pada (pandangan) manusia )

Yakni Allah menghiasai hal-hal ini dihadapan pandangan manusia.

ِ ‫ ( حُبُّ ال َّش َه ٰو‬kecintaan kepada apa-apa yang diingini)


‫ت‬
Yakni hal-hal yang yang menyenangkan hati yang didalamnya terdapat kenikmatan.

‫ ( م َِن ال ِّن َسآ ِء‬wanita-wanita)


Allah memulai dengan wanita-wanita karena besarnya kerinduan jiwa kepada mereka.

َ ‫ ( َو ْال َبن‬anak-anak)
‫ِين‬
Dan Allah mengkhususkan penyebutan anak laki-laki tanpa menyebutkan anak perempuan
karena tidak semua orang menyukai anak perempuan.

ِ ِ‫( َو ْال َق ٰنط‬harta yang banyak )


‫ير‬
kata jamak dari (‫ )القنطار‬yakni ukuran seratus Rathl Rathl (sekitar 3,81 kg menurut madzhab
Syafi’i). dan pendapat lain mengatakan ini adalah sebutan bagi harta yang banyak.

َ ‫( ْال ُم َق‬yang melimpah ruah)


‫نط َر ِة‬
Yakni yang berlipat ganda.

‫( َو ْال َخي ِْل ْال ُم َس َّو َم ِة‬dan kuda pilihan )

5
Yakni kuda gembalaan yang digembala di padang rumput.
Dan pendapat lain mengatakan yakni kuda yang diberi tanda dengan tanda yang
membedakannya dengan yang lain karena kualitas, kemurnian, dan kebagusan sifat-sifatnya.

‫ ( َواَأْل ْن ٰع ِم‬binatang-binatang ternak)


Yakni unta, sapi, dan kambing.

ِ ْ‫ ( َۗ و ْال َحر‬dan sawah ladang)


‫ث‬
Yakni ladang dan apa yang ada didalamnya seperti tanah, pohon-pohon, dan tanaman.

َ ِ‫ ( ٰۖ ذل‬Itulah kesenangan hidup di dunia)


‫ك َم ٰت ُع ْال َح َي ٰو ِة ال ُّد ْن َيا‬
Yakni hal-hal yang telah disebutkan tersebut adalah dari apa yang dinikmati di kehidupan ini
yang kemudian akan pergi tak tersisa.

ِ ‫(وهللاُ عِ ن َدهُۥ حُسْ نُ ْال َمـَٔا‬dan


‫ب‬ َ di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik )
Yakni tempat kembali yang baik bagi orang-orang mukmin berupa surga dan apa yang ada
didalamnya.

c. Makna Global

Dijadikan indah bagi manusia kecintaan pada aneka kesenangan yang berupa perempuan, anak-
anak, harta benda yang bertimbun tak terhingga berupa emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak, dan
sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik.

Nikahilah oleh kalian wanita-wanita yang keibuan lagi subur peranakannya, karena sesungguhnya
aku memperbanyak umatku karena kalian kelak di hari kiamat.

Terakhir, rasa cinta berlebihan pada harta benda. Hal ini dapat didorong dari adanya rasa takabur
dan sombong dalam diri seseorang.

"Cinta kepada harta adakalanya karena terdorong oleh faktor menyombongkan diri dan berbangga-
banggaan, takabur terhadap orang-orang lemah, dan sombong terhadap orang-orang miskin," tulis Ibnu
Katsir.

d. tafsir Ayat

6
Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengungkapkan, tidak ada larangan dalam mencintai kesenangan
duniawi tersebut. Sebaliknya, ay at ini menjelaskan keburukan atau bahaya yang dapat ditimbulkan dari
mencintai yang berlebihan.

Pertama, ayat ini pertama menyebut wanita sebagai kesenangan sementara. Pasalnya, disebut Ibnu
Katsir, fitnah yang ditimbulkan wanita sangat kuat sebagaimana Rasulullah SAW pernah bersabda:

ِ ‫ت َبعْ دِي فِ ْت َن ًة َأضَرَّ َعلَى الرِّ َج‬


‫ال م َِن ال ِّن َسا ِء‬ ُ ‫َما َت َر ْك‬

Artinya: Tiada suatu fitnah pun sesudahku yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki selain dari
wanita.

Sebaliknya, jika keberadaan wanita ditujukan untuk dihormati dan melahirkan keturunan maka
menjadi suatu perkara yang disunnahkan.

Kesenangan kedua dalam surat Ali Imran ayat 14 ini adalah anak. Ibnu Katsir berpendapat, ada
kalanya rasa cinta berlebihan pada anak justru didorong oleh perasaan berbangga diri. Perasaan
berbangga diri tersebut bahkan disandingkan dengan berbangga diri pada perhiasan yang dimiliki.

Meski demikian, bila rasa cinta berlebihan pada anak justru karena dorongan untuk memperbanyak
keturunan yang menyembah Allah SWT dan umat Nabi Muhammad SAW maka hal tersebut menjadi
perkara yang terpuji. Salah satu riwayat hadits berbunyi:

‫ َفِإ ِّني ُم َكا ِث ٌر ِب ُك ُم اُأْل َم َم َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة‬،َ‫َت َزوَّ جُوا ْال َودُو َد ْال َولُود‬

Artinya: Nikahilah oleh kalian wanita-wanita yang keibuan lagi subur peranakannya, karena
sesungguhnya aku memperbanyak umatku karena kalian kelak di hari kiamat.

Terakhir, rasa cinta berlebihan pada harta benda. Hal ini dapat didorong dari adanya rasa takabur
dan sombong dalam diri seseorang.

"Cinta kepada harta adakalanya karena terdorong oleh faktor menyombongkan diri dan berbangga-
banggaan, takabur terhadap orang-orang lemah, dan sombong terhadap orang-orang miskin," tulis Ibnu
Katsir.

7
a. Istinbath/pelajaran yang dapat diambil dari ayat

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-
wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan
sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

Tafsir Quran Surat Ali ‘Imran Ayat 14 ini Allah Ta'ala menyampaikan bahwasanya Dia telah menghiasi
hidup manusia sebagai ujian bagi mereka dengan kecintaan pada kesenangan-kesenangan duniawi,
seperti wanita, anak laki-laki, harta yang banyak dan berlimpah berupa emas dan perak, kuda yang
bertanda lagi bagus, binatang ternak berupa unta, sapi dan kambing, dan pertanian. Itu adalah
kesenangan hidup di dunia yang bisa dinikmati dalam jangka waktu tertentu kemudian hilang.

b. Lain lain

Surat Ali Imran merupakan surat urutan ke-3 dalam susunan mushaf Al Quran.Surah ini terdiri dari
200 ayat dan termasuk surah Madaniyah. Dari permulaan surat hingga ayat delapan puluh tiga
merupakan ayat yang turun berkenaan dengan delegasi Najran. Surat ini dikategorikan sebagai surat
Madaniyah karena diturunkan di Kota Madinah. Salah satu ayatnya yang ke-14 menjelaskan kecintaan
pada aneka kesenangan.

D. Surah Al Anfal ayat 28

a. Teks ayat dan terjemahnya

Artinya:Dan ketahuilah bahwa


hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguh nya di sisi Allah ada pahala yang
besar.

b. Makna Global
Ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai ujian dan sesungguhnya di
sisi Allah ada pahala yang besar.
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul-(Nya) dan
(juga) janganlah kalian mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepada kalian,

8
sedangkan kalian mengetahui. Dan ketahuilah bahwa harta kalian dan anak-anak kalian itu
hanyalah sebagai cobaan, dan sesungguhnya di sisi Allahlah pahala yang besar.
c. tafsir ayat

Allah memperingatkan kaum Muslimin agar mereka mengetahui bahwa harta dan anak-anak
mereka itu adalah cobaan.

Maksudnya ialah bahwa Allah menganugerahkan harta benda dan anak-anak kepada kaum
Muslimin sebagai ujian bagi mereka itu apakah harta dan anak-anak banyak itu menambah
ketakwaan kepada Allah, mensyukuri nikmat-Nya serta melaksanakan hak dan kewajiban seperti
yang telah ditentukan Allah.

Apabila seorang muslim diberi harta kekayaan oleh Allah, kemudian ia bersyukur atas kekayaan
itu dengan membelanjakannya menurut ketentuan-ketentuan Allah berarti memenuhi
kewajiban-kewajiban yang telah ditentukan Allah terhadap mereka.

Tetapi apabila dengan kekayaan yang mereka peroleh kemudian mereka bertambah tamak dan
berusaha menambah kekayaannya dengan jalan yang tidak halal serta enggan menafkahkan
hartanya, berarti orang yang demikian ini adalah orang yang mengingkari nikmat Allah.

Dalam kehidupan manusia di masyarakat, harta benda adalah merupakan kebanggaan dalam
kehidupan dunia. Sering orang lupa bahwa harta benda itu hanyalah amanah dari Allah yang
dititipkan kepada mereka, sehingga mereka kebanyakan tertarik kepada harta kekayaan itu dan
melupakan kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan.

Demikian juga anak adalah salah satu kesenangan hidup dan menjadi kebanggaan seseorang.
Hal ini adalah merupakan cobaan pula terhadap kaum Muslimin.

Anak itu harus dididik dengan pendidikan yang baik sehingga menjadi anak yang saleh. Apabila
seseorang berhasil mendidik anak-anaknya menurut tuntutan agama, berarti anak itu menjadi
rahmat yang tak ternilai harganya.

9
Akan tetapi apabila anak itu dibiarkan sehingga menjadi anak yang menuruti hawa nafsunya,
tidak mau melaksanakan perintah-perintah agama, maka hal ini menjadi bencana, tidak saja
kepada kedua orang tuanya, bahkan kepada masyarakat seluruhnya.

Oleh sebab itu, wajiblah bagi seorang muslim memelihara diri dari kedua cobaan tersebut.
Hendaklah dia mengendalikan harta dan anak untuk dipergunakan dan dididik sesuai dengan
tuntutan agama serta menjauhkan diri dari bencana yang ditimbulkan oleh harta dan anak tadi.

Allah menegaskan bahwa sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. Maksudnya ialah
barang siapa yang mengutamakan keridaan Allah dari pada mencintai harta dan anak-anaknya,
maka ia akan mendapat pahala yang besar dari sisi Allah.

Peringatan Allah agar manusia tidak lupa kepada ketentuan agama lantaran harta yang banyak
dan anak yang banyak disebutkan pula dalam ayat yang lain.

Firman Allah:

ٰۤ ُ ‫هّٰللا‬
 ‫ك ُه ُم ْال ٰخسِ ر ُْو َن‬
َ ‫ول ِٕى‬ َ ِ‫مْوالُ ُك ْم َوٓاَل اَ ْواَل ُد ُك ْم َعنْ ِذ ْك ِر ِ َۚو َمنْ َّي ْف َع ْل ٰذل‬
‫ك َفا‬ َ َ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا اَل ُت ْل ِه ُك ْم ا‬
Wahai orang-orang yang beriman! janganlah harta-bendamu dan anak-anakmu melalaikan
kamu dari mengingat Allah. Dan barang siapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-
orang yang rugi. (al-Munafiqµn/63: 9)
d. Istinbad ayat/pelajaranyang dapat diambil dari ayat

Yang dapat menghalangimu dari urusan akhirat atau dari menunaikan amanah karena cinta
kepada harta dan anak. Maka janganlah kamu sia-siakan karena mementingkan harta dan anak.
Salah satu bentuk motivasi mengkhianati amanat Allah dan rasulnya adalah cinta kepada harta
dan anak yang berlebihan.
Allah menegaskan bahwa sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.
Maksudnya adalah barang siapa yang mengutamakan keridaan Allah dari pada mencintai harta
dan anak-anaknya, maka ia akan mendapat pahala yang besar dari sisi Allah.
Peringatan Allah agar manusia tidak lupa untuk ketentuan agama karena harta yang banyak dan
anak yang disebutkan pula dalam ayat yang lain.
e. Lain lain

10
Surah Al-Anfal adalah surah ke-8 pada al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 75 ayat dan termasuk
golongan surah-surah Madaniyah.

REFERENSI

1.Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia


2.Tafsir Al-Mukhtashar Markaz Tafsir Riyadh,
3.Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah
4.Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir

11

Anda mungkin juga menyukai