Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 4

Anggota :
1. Andita Tri Wulandari (01031381924101)
2. Chairunnisa Arih Jasmin (01031381924184)
3. Dwi Rhoma Dona (01031381924142)
4. Fadhillah Dwinanda (01031381924148) Konsep Harta dalam
5. Malvi Kenni Caterine M (01031381924138)
6. Regita Amalia Agasi (01031381924124)
7. Rosita Amanda (01031381924107) Akuntansi Syariah
8. Selly Herleni Sincani (01031381924159)
9. Septiani Maulida Rahmah (01031381924059)
10. Sonia Yunika (01031381924106)
11. Wayan Putri (01031381924167)
Apa Pengertian Harta dalam Islam?
Konsep harta menurut etimologi, harta adalah segala sesuatu yang menyenangkan
manusia dan mereka pelihara, baik dalam bentuk materi maupun dalam manfaat.
Sedangkan secara terminologi harta adalah segala sesuatu yang digandrungi
manusia dan dapat dihadirkan pada saat diperlukan.
○ Dalam bahasa Arab disebul al-mal yang berarti condong, cenderung,
dan miring.
○ Dalam Mukhtar al-Qamus dan kamus al-Muhith, kata al-maal berarti
’apa saja yang dimiliki.
○ Dalam Mu’jam al-Wasith, maal itu ialah segala sesuatu yang dimiliki
seseorang atau kelompok, seperti perhiasan, barang dagangan,
bangunan, uang, dan hewan.
A. Menurut Ulama Hanafiyah
● Harta adalah segala sesuatu yang dapat diambil, disimpan atau
dikuasai, dan dapat dimanfaatkan serta bersifat konkret. Menurut
definisi ini harta memiliki dua unsur yaitu harta dapat dikuasi dan
dipelihara serta dapat dimanfaatkan menurut kebiasaan.
● Ulama hanafiyah membedakan antara hak milik dengan harta. Hak
milik adalah sesuatu yang dapat digunakan secara khusus dan tidak
dicampuri penggunaannya oleh orang lain. Harta adalah segala
sesuatu yang dapat disimpan untuk digunakan ketika dibutuhkan,
dalam penggunaannya bisa dicampuri orang lain.
B. Menurut Jumhur Ulama Fiqih
1. Madzab Maliki mendefinisikan hak
milik menjadi dua macam. Pertama,
Pengertian Harta adalah
adalah hak yang melekat pada
segala sesuatu yang bernilai
seseorang yang menghalangi orang
dan mesti rusaknya dengan
lain untuk menguasainya. Kedua,
menguasainya.
sesuatu yang diakui sebagai hak milik
secara ’uruf (adat).

2. Madzab Syafi’i mendefinisikan 3. Hambali juga mendefinisikan


hak milik juga menjadi dua hak milik menjadi dua macam.
macam. Pertama, adalah sesuatu Pertama, sesuatu yang mempunyai
yang bermanfaat bagi pemiliknya; nilai ekonomi. Kedua, dilindungi
kedua, bernilai harta. undang-undang.
Kedudukan Harta Dalam Al-Quran
Dan As-Sunnah
A. Dalam Al-quran
Harta dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai kesenangan
(QS.Ali Imron:14) “(dijadikan) indah menurut pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diinginkan, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi allah-lah
tempat kembali yang baik(surga). Harta sebagai perhiasan hidup
(QS.Al-Kahfi:46) harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan.
B. Dalam As-Sunnah
Penghambat harta adalah orang terkutuk di dalam HR.Tirmidzi “terkutuklah orang yang menjadi
hamba dinar dan terkutuk pula orang yang menjadi hamba dirham.

Pembagian harta
mutaqawwim d yaitu ‘iqar dan manqul
an ghair mutaqa
wwim
Manqul adalah harta yang memungkinkan
Mutaqawwin adalah untuk dipindah, ditranser dari satu tempat
harta yang dicapai at ke tempat lainnya, baik bentuk fisiknya
peroleh manusia den au di
gan sebuah upaya, da berubah atau tidak, dengan adanya
diperbolehkan oleh n
memanfaatkannya, sy ar a’ u ntu k perpindahan tersebut. Sedangkan ‘iqrar
seperti makanan, pak
kebun apel. Sedanga aia
kan mutaqawwim ada n, adalah sebaliknya, harta yang tidak bisa
harta yang belum di lah dipindah dari satu ke tempat lainnya,
raih atau di capai de
suatu usaha, maksud ngan seperti tanah dan bangunan.
nya harta tersebut b
sepenuhnya berada elum
dalam genggaman
kepemilikan manusia
, sep
dasarlautan, minyak erti mutiara di
di perut bumi.
Konsep Memelihara Harta Kekayaan dalam Islam
Memelihara harta bertujuan agar harta yang dimiliki oleh manusia diperoleh dan
dipergunakan sesuai dengan syariah sehingga harta yang dimiliki halal dan sesuai
dengan keinginan pemilik mutlak dari kekayaan tersebut yaitu Allah SWT.

Islam menganjurkan manusia untuk bekerja atau berniaga, dan menghindari


kegiatan meminta minta dalam mencari harta kekayaan. Manusia memerlukan
harta kekayaan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
termasuk untuk memenuhi sebagian perintah Allah seperti infaq, zakat, pergi haji,
perang (jihad), dan sebagainya.

Harta yang paling baik menurut Rasulullah SAW, adalah yang diperoleh dari
hasil kerja atau perniagaan. Sebagaimana diriwayatkan dalam hadis HR Bazzar
At Tabrani, Rasulullah bersabda : harta yang paling baik adalah harta yang
diperoleh lewat tangannya sendiri.
Konsep Kepemilikan Harta dalam Akuntansi Syariah

Harta yang baik harus memenuhi dua kriteria, yaitu diperoleh dengan cara yang sah
dan benar, serta dipergunakan dengan dan untuk hal yang baik baik di jalan Allah
SWT.

Allah telah menetapkan ketentuan syariah sebagai pedoman bagi manusia dalam
memperoleh dan membelanjakan / menggunakan harta kekayaan tersebut, dan di
hari akhir nanti manusia akan diminta pertanggung jawabannya.

Menurut Islam, kepemilikan harta kekayaan pada manusia terbatas pada


kepemilikan kemanfaatannya selama masih hidup di dunia dan bukan kepemilikan
secara mutlak. Saat dia meninggal, kepemilikan tersebut berakhir dan harus
didistribusikan kepada ahli waris nya, sesuai ketentuan syariah
Cara Perolehan Harta dalam Akuntansi Syariah
Memperoleh harta adalah aktivitas ekonomi yang masuk dalam kategori ibadah muamalah (mengatur hubungan manusia
dengan manusia). Kaidah fikih dari muamalah adalah semua halal dan boleh dilakukan kecuali yang diharamkan dalam
Al-Qur’an dan As-Sunnah. Kaidah fikih ini berlandaskan pada firman Allah SWT dan hadis berikut ini :

(QS 45:13)
(QS 2:29)
“Dan dia yang menundukkan untukmu apa yang
“Dialah (Allah) yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu
menjadikan segala yang ada semuanya (sebagai rahmat) darinya. Sungguh,
dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat
di bumi untuk kamu…”
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang
yang berfikir.”

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa hukum dasar muamalah itu dibolehkan karena Allah SWT tidak
mungkin menciptakan segala sesuatu dan menundukkannya bagi manusia kalau akhirnya semua itu diharamkan. Harta
dikatakan halal apabila niatnya benar, tujuannya benar serta cara untuk memperolehnya benar sesuai dengan syariat
yang telah ditetapkan dalam
Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dalam Islam, ekonomi dan agama tidak dipisahkan, sehingga manusia tetap harus merujuk
pada ketentuan syariah dalam beraktivitas ekonomi. Perhitungan untung dan rugi juga harus mempertimbangkan
perhitungan untuk kepentingan akhirat karena semua yang kita lakukan akan dipertanggungjawabkan di kehidupan
akhirat.
Penggunaan dan Pendistribusian Harta dalam Akuntansi Syariah
Dari ayat di samping dapat disimpulkan dalam
penggunaan harta manusia tidak boleh
Islam mengatur setiap aspek kehidupan mengabaikan kebutuhan nya di dunia, namun juga
ekonomi penuh dengan pertimbangan disisi lain harus cerdas dalam menggunakan
moral, sebagaimana Firman Allah hartanya untuk mencari pahala akhirat. Ketentuan
(QS 28:77) : syariah dalam penggunaan harta antara lain, yaitu
“Dan carilah (pahala) negeri akhirat idak boros dan tidak kikir berarti hidup dalam batas
dengan apa yang telah dianugrahkan kewajaran tidak boros / berlebih lebihan dan tidak
Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu kikir, memberi infaq dan sodaqoh membelanjakan
lupakan bagianmu di dunia dan berbuat harta dengan tujuan untuk mencari ridho Allah
dengan berbuat kebajikan, membayar zakat sesuai
baiklah sebagaimana Allah telah berbuat
ketentuan setiap manusia beriman diwajibkan untuk
baik kepadamu, dan janganlah kamu mengeluarkan sebagian hartanya untuk orang yang
berbuat kerusakan di muka bumi. tidak mampu, memberi pinjaman tanpa bunga
Sungguh Allah tidak menyukai orang memberikan pinjaman kepada sesama muslim yang
yang berbuat kerusakan” membutuhkan dengan tidak menambah jumlah
yang harus dikembalikan (riba), meringankan
kesulitan orang yang berutang dengan memberi
tenggang waktu sampai orang itu memperoleh
kelapangan.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai