Anda di halaman 1dari 14

AL - AMWAL

PENGERTIAN

Harta yang dalam bahasa Arab disebut dengan


mal (jamaknya amwal) terambil dari kata kerja
mala-yamulu-maulan yang berarti
mengumpulkan, memiliki dan mempunyai
unsur harta ada empat.

1. Bersifat materi (‘ainiyyah) atau


mempunyai wujud nyata.
2. Dapat disimpian dan dapat dimiliki
(qabilan li tamlik).
3. Dapat dimanfa’atkan (qabilan li al-
intifa;).
4. Uruf (adat atau kebiasaan)
Kata mal dalam Disebut sebanyak 86
al-qur’an kali

79 ayat 38 surah
25 kata berbentuk
mufrad dengan berbagai
lafal
Dari 86 kata
mal 61 kali dalam bentuk
isim jama’ (amwal) dan
Jumlah ini belum
termasuk kata-kata
yang semakna dengan
mal seperti rizq, mata’,
qintar dan kanz
(perbendaharaan.)
Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah
pasal 1 ayat 9

Amwal (harta) adalah benda yang dapat dimiliki, dikuasai,


diusahakan, dan dialihkan, baik benda berwujud maupun tidak
berwujud, baik yang terdaftar maupun yang tidak terdaftar, baik
benda yang bergerak maupun benda yang tidak bergerak dan hak
yang mempunyai nilai ekonomis.
QS. Al-Kahfi: 46

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan


yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik
untuk menjadi harapan.

diposisikan sebagai zinah

berfungsi sebagai perhiasan dunia yang kerap melalaikan


manusia dari mengingat Allah SWT
Q.S Ali-Imran:14

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,
yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

Allah juga menjelaskan bahwa harta itu sebagai zinah.


Ayat berikut ini dengan tegas menjelaskan harta tidak saja
sebagai zinah tetapi juga sumber al-hubb (sesuatu yang
dicintai manusia).
Qs. Al-Hadid ayat 7

Berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari
hartamu yang Allah Telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang
beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh
pahala yang besar.

Ayat di atas berisi seruan kepada manusia untuk


menafkahkan hartanya kepada orang-orang yang
membutuhkan, dari golongan miskin, lemah dan dilemahkan.
Anjuran infaq itu didasarkan pada sebuah pemikiran bahwa
harta itu sesungguhnya adalah amanah Allah kepada manusia
untuk memelihara dan mengembangkan harta yang telah
diberikannya.
Menurut penelitian Yahya Bin Josoh M. dalam disertasinya yang berjudul Konsep Mal
dalam al-Qur’an, menyimpulkan bahwa konsep harta dalam al-Qur’an mencakup hal-hal : 1.
Harta adalah milik Allah, karena segala sumber daya alam dari langit dan bumi, disediakan
oleh Allah Maha Pencipta yang mengaturnya untuk patuh terhadap sunnatullah, agar dapat
diproduksi menjadi harta yang dapat dimiliki dan dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia.
2. Pengumpulan harta dapat dilakukan dengan usaha mengeksplorasi sumber daya alam,
usaha perdagangan dan pemberian harta dari orang lain dengan jalan yang telah ditentukan
oleh aturan Islam.
3. Pemilikan harta individu terletak dalam batas-batas kepentingan anggota masyarakat,
karena pada harta yang dikumpulkan oleh individu terdapat hak-hak orang lain.
4. Kebebasan mengumpulkan dan memanfaatkan harta adalah pada barang-barang yang
halal dan baik, dan tidak melanggar batasbatas ketentuan Allah.
5. Harta harus dimanfaatkan untuk fungsi sosial dengan prioritas awal dimulai dari individu,
anggota keluarga dan masyarakat.
6. Pemanfatan harta haruslah pada prinsip kesederhanaan, dalam arti tidak sampai pada
batas menghamburkan harta kepada halhal yang tidak penting dan mubazir, dan tidak pula
sampai padabatas-batas kekikiran yang mengakibatkan terjadinya penimbunan harta.
7. Harta dapat dikembangkan dengan usaha-usaha yang telah ditentukan syara’ dengan
bantuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
8. Harta disisi Allah tidak akan ada manfaatnya, apabila kewajiban mentaati perintah Allah
dilalaikan, karena harta hanyalah sekedar sarana untuk mendekatkan diri dan mencapai
keridhaannya di dunia dan diakhirat.
Kontekstualisasi Ekonomi Islam

Mardani di dalam bukunya menyimpulkan harta dalam pandangan Islam sebagai


berikut:
1. Mengenai pemilik mutlak harta/ segala sesuatu yang ada di muka bumi ini
adalah Allah Swt. kepemilikan manusia adalah hanya relatif, sebatas untuk
menjalankan amanah mengelola dan memanfaatkan sesuai dengan ketentuan-
Nya. (QS Thaha/20:124-125).
2. Status harta yang dimiliki manusia adalah:
a. Harta sebagai titipan, karena memang manusia tidak mampu neng-adakan
benda dari tiada. Dalam bahasa Enstein, manusia itu tidak mampu menciptakan
energi, tetapi yang mampu manusia lakukan adalah mengubah dari satu bentuk
ke bentuk energi lain. Pencipta awal dari segala energi adalah Allah Swt.
b. Harta sebagai perhiasan hidup yang memungkinkan manusia dapat
menikmatinya dengan baik dan tidak berlebih-lebihan. Manusia menguasai,
menikmati harta (QS. Ali Imran/3:14).
c. Harta sebagai ujian keimanan. Hal ini terutama menyangkut soal cara
mendapatkan dan memanfaatkannya, apakah sesuai dengan ajaran Islam atau
tidak. (QS. AL-Anfal/8:28).
d. Harta sebagai bekal ibadah, yakni untuk melaksanakan perintahNya dan
melaksanakan muamalah di antara sesama manusia, melaksanakan kegiatan zakat,
infaq dan sadaqah. (QS Al-Taubah/ 9:14) dan (QS. Ali Imran/3:134).

e. Cara perolehan/kepemilikan harta. Pemilik harta dapat dilakukan dengan berbagai


macam, antara lain melalui usaha (amal) atau mata pencaharian (ma’isyah) yang
halal dan sesuai dengan aturan Allah SWT. banyak ayat Alquran dan Hadis Nabi
yang mendorong umat Islam untuk bekerja mencari nafkah yang halal misalnya, QS
AL-Mulk/67:15, Al-Abaqarah/2:267. Di samping itu, Islam juga melarang mencari
harta, berusaha, atau bekerja yang melupakan kematian (QS Al-Takastur/102:1-2),
melupakan zikru Allah (QS. AL-Munafiqun/63:9), melupakan shalat dan zakat (QS
AL-Nur/ 24:37) serta memusatkan harta kekayaan hanya pada sekelompok orang
(QS Al-Hasyr/59:7). Dilarang pula dalam menempuh usaha yang haram, seperti
melakukan kegiatan riba (QS AL-Baqarah/ 2:273-281), perjudian, berjual beli
barang haram atau dilarang (QS AL-MA’idah/5:90-91), mencuri, merampok,
pengghasaban (QS Al-MA’idah/5:38), curang dalam takaran dan timbangan (QS Al-
Muthaffifin/83:1-6), melalui cara batil dan merugikan (QS Al-Baqarah/2:188).
Kesimpulan

Amwal (harta) adalah benda yang dapat dimiliki, dikuasai,


diusahakan, dan dialihkan, baik benda berwujud maupun tidak
berwujud, baik yang terdaftar maupun yang tidak terdaftar, baik
benda yang bergerak maupun benda yang tidak bergerak dan hak
yang mempunyai nilai ekonomis.
Satu hal yang perlu dicatat, lewat ayat ini, Alquran tidak hanya
menyatakan harta itu penting tetapi juga mengakui bahwa harta
itu adalah zinah atau perhiasan. Karenanya setiap orang akan
berjuang untuk mendapatkan harta tersebut. Tentu saja dengan
cara-cara yang dibenarkan syari’at
SEKIAN

DAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai