Anda di halaman 1dari 12

// Muslim Style Minitheme

AL QURAN DAN
KEPEMILIKAN
HARTA
Hendrawan 20090321301
Manajemen Bisnis
Kedudukan Harta Dalam Islam
1. Istilah harta atau al-mal dalam Al Quran maupun sunnah tidak dibatasi dalam
ruang lingkup makna tertentu sehingga pengertian al-mal sangat luas dan
selalu berkembang

2. Kriteria harta menurut para ahli fiqh terdiri atas : pertama, memiliki unsur
nilai ekonomis. Kedua, unsur manfaat atau jasa yang diperoleh dari suatu
barang.

3. Nilai ekonomis dan manfaat yang menjadi kriteria harta ditentukan


berdasarkan urf (kebiasaan/adat) yang berlaku ditngah masyarakat. As-Suyuti
berpendapat bahwa istilah Mal hanya untuk barang yang memiliki nilai
ekonomis, dapat diperjualbelikan dan dikenakan ganti rugi bagi yang merusak
atau melenyapkannya.
Pandangan Islam Mengenai Harta
1. Pemilik mutlak terhadap segala sesuatu adalah Allah SWt. Kepemilikan oleh
manusia sebatas untuk Amanah menngelola dan memanfaatkan sesuai
ketentuanNya (QS Al Hadiid :7) dan Hadist Riwayat Abu Daud, Rasullah
bersabda : seseorang pada hari akhir nanti pasti ditanya tentang empat hal :
usianya dihabiskan untuk apa, jasmaninay dipergunakan untuk apa, hartanya
didapatkan dari mana dan digunakan untuk apa, serta ilmunya dipergunakan
untuk apa

2. Status harta yang dimilki oleh manusia adalah sebagai berikut:

a. Harta sebagai Amanah

b. Harta sebagai perhiasan hidup ( QS Al Imran :14, Al Alaq : 6-7)


Pandangan Islam Mengenai Harta
c. Harta sebagai ujian keimanan (Al Anfal : 28)

d. Harta sebagai bekal ibadah ( QS At Taubah :41 dan 60, Ali Imran : 133-134)

3. Pemilikan harta dapat dilakukan melalui usaha (amal) atau mata pencaharian
(Maisyah) yang halal sesuai dengan aturan Allah SWt (QS Al Baqarah :267).
Dalam hadist Riwayat Ahmad, Rasullah bersabda : Sesungguhnya Allah
mencintai hambaNya yang bekerja. Barang siapa yang bekerja keras mencari
nafkah yang halal untuk keluarganya maka sama dengan mujahid di jalan Allah.
Pandangan Islam Mengenai Harta
4. Dilarang mencari harta yang menyebabkan hal-hal sebagai berikut : melupalakn mati (QS At Takasur : 1-
2), melupakan mengingat Allah ( Al munafiqun : 9), melupakan sholat dan zakat ( An Nur:37), memusatkan
kekayaan hanya pada sekelompok orang kaya saja (Al Hasyr :7)

5. Dilarang mendapatkan harta melalui cara-cara yang haram seperti kegiatan riba (Al Baqarah : 273-281),
perjudian, jual beli barang haram (Al Maidah :90-91), mencuri, merampok (Al Maidah:38), curang dalam
takaran dan timbangan (Al Muthafifin: 1-6), melalui cara-cara batil dan merugikan (Al Baqarah:188) dan
melalui suap menyuap (QS Al Baqarah :188) dan (HR Ahmad, Rasullah SAW melaknat penyuap dan orang
yang disuap dalam perkara peradilan)
Kepemilikan Harta
1. Penisbatan kepemilikan kepada Allah mengandung tujuan sebagai jaminan emosional agar harta
diarahkan untuk kepentingan manusia yang selaras dengan tujuan penciptaan harta itu sendiri

2. Islam mengakui kepemilikan harta oleh individu dengan konsep khilafah. Bahwa manusia adalah
khalifah di muka bumi yang diberi kekuasaan dalam mengelola dan memanfaatkan segala isi bumi
dengan syarat sesuai dengan segala aturan dari Allah SWT.

3. Harta dinyatakan sebagai milik manusia, sebagai hasil usahanya. Al-Quran menggunakan istilah al-
milku dan al-kasbu (QS 111:2) untuk menunjukkan kepemilikan individu ini. Dengan pengakuan hak
milik perseorangan ini, Islam juga menjamin keselamatan harta dan perlindungan harta secara hukum

4. Islam juga mengakui kepemilikan bersama (syrkah) dan kepemilikan negara. Kepemilikan bersama
diakui pada bentuk-bentuk kerjasama antar manusia yang bermanfaat bagi kedua belah pihak dan atas
kerelaan bersama. Kepemilikan Negara diakui pada asset-asset penting (terutama Sumber Daya Alam)
yang pengelolaannya atau pemanfaatannya dapat mempengaruhi kehidupan bangsa secara keseluruhan
Metode Memperoleh dan membelanjakan Harta
Cara memperoleh harta dapat ditempuh dengan beberapa cara dengan prinsip sukarela, menarik manfaat
dan menghindarkan mudarat bagi kehidupan manusia, memlihara nilai-nilai keadilan dan tolong
menolong serta dalam batas-bats yang dizinkan syara (hukum Allah).
Cara memperoleh antara lain :
1. a. Menguasai benda-benda mubah yang belum menjadi milik seorang pun.

2. b. Perjanjian-perjanjian hak milik seperti jual-beli, hibah (pemberian/.hadiah), dan wasiat

3. c. Warisan sesuai dengan aturan Islam

4. d. Syufah, hak membeli dengan paksa atas harta persekutuan yang dijual kepada orang lain tanpa
izin para anggota persekutuan yang lain.

5. e. Iqtha, pemberian dari pemerintah

6. f. Hak-hak keagamaan seperti bagian zakat, bagi amil, nafkah istri, anak, dan orang tua.
Gambaran menggunakan harta menurut Al Quran
1. Menekankan perlunya infaq
2. Melarang sikap boros terhadap harta dan menggunkannya dalam hal-hal yang dilarang oleh syariah
3. Melarang riba, penimbunan harta, monopoli, kikir, tamak dan semua bentuk kejahatan dan aktivitas
yang tidak adil
Pengaruh Harta dan Nilai Harta Dalam Islam
Pengaruh harta kekayaan terhadap jiwa seseorang nyata sekali besarnya. Karena memang manusia dari
dasar tabiatnya sangat sangat menyintai harta benda, yang dianggapnya sarana satu-satunya untuk
mencapai kenikmatan dan kesenangan duniawi
1. “Dan Sesungguhnya Dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.”( Al-Aadiaat 8).

2. “Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.” ( Al-Fajr 20)

3. “Dan Jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui
batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran.”
(AsySyura 27).

4. “Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena Dia melihat dirinya
serba cukup.” (Al-Alaq 6-7).
Nilai Harta Dalam Islam
Walaupun harta kekayaan mempunyai nilai materiilnya, namun ia tidak menduduki tempat yang teratas.
Amal yang baik, akhlak yang tinggi, budi pekerti yang luhur dan perilaku yang sopan santun bernilai
jauh lebih tinggi dari nilai harta benda
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh
adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (Al-Kahfi 46).
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-
wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan
sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
Katakanlah: “Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?”. untuk
orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya
sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta
keridhaan Allah. dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya. (yaitu) orang-orang yang berdoa: Ya
Tuhan Kami, Sesungguhnya Kami telah beriman, Maka ampunilah segala dosa Kami dan peliharalah
Kami dari siksa neraka,” (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan
hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (Ali-Imran 14-17).
“Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami
sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal (saleh, mereka Itulah yang
memperoleh Balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman
sentosa di tempat-tempat yang Tinggi (dalam syurga).” (Saba’ 37).
Rasulullah SAW Bersabda :
“Bukanlah kekayaan itu apa yang berupa benda yang banyak, tetapi
kekayaan yang sebenarnya adalah di dalam jiwa dan hati.”
Terbukanya kesempatan bagi orang-orang, yang kaya maupun yang miskin untuk berprestasi dalam
bidang taqwa dan amal saleh memberi kepuasan jiwa dengan apa yang diperolehnya sebagai ganti
daripada kebendaan yang luput dan tidak terkena olehnya. Dan dengan demikian tercapailah kekayaan
yang sebenarnya, yaitu kekayaan hati dan jiwa
// Muslim Style Minitheme / Whoa

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai