Menurut bahasa arti māl ialah uang atau harta. Adapun menurut istilah,
ialah “segala benda yang berharga dan bersifat materi serta beredar di antara
manusia, Menurut ulama Hanafiyah yang dikutip oleh Nasrun Haroen, (Abu
Zahrah,1962: 15) al-māl (harta) yaitu:Segala yang diminati manusia dan
dapat disimpan (dapat dihadirkan) sampai pada saat diperlukan, atau segala
sesuatu yang dapat dimiliki, disimpan dan dimanfaatkan”.
1.1 MACAM-MACAM HARTA
4. Harta Manqūl (mudah dipindahkan) dan Harta Gair Manqūl/iqār (tidak dapat
dipindahkan).
Harta manqūl adalah segala harta yang dapat dipindahkan (bergerak) dari satu
tempat ke tempat lainya baik tetap ataupun berubah kepada bentuk yang lainnya
seperti uang, hewan, kendaraan, meja, kursi, benda-benda yang ditimbang atau
diukur. Harta gair manqūl/’iqār adalah sesuatu yang tidak bisa dipindahkan dan
dibawa dari satu tempat ke tempat lain. Misalnya tanah, rumah, pohon dan lain
sebagainya.
1.1 ANALISIS KEDUDUKAN HARTA MENURUT AL-QUR’ĀN
DAN ḤADĪṠ
ٰا ِمنُ ْوا ِبا هّٰلل ِ َو َرس ُْولِ ٖه َواَ ْن ِفقُ ْوا ِم َّما َج َعلَـ ُك ْم ُّم ْستَ ْخلَفِي َْن فِ ْي ِه ۗ فَا لَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا ِم ْن ُك ْم َواَ ْنفَقُ ْوا لَهُ ْم اَجْ ٌر َكبِ ْي ٌر
"Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan infakkanlah (di jalan Allah)
sebagian dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai penguasanya (amanah).
Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menginfakkan (hartanya di jalan
Allah) memperoleh pahala yang besar." (QS. Al-Hadid 57: Ayat 7)
1.3 ANALISIS KEDUDUKAN HARTA MENURUT
AL-QUR’ĀN DAN ḤADĪṠ
Dalam ayat tersebut menjelaskan pada hakikatnya harta hanya titipan
dari Allah, manusia hanya dititipi, ia tidak akan memilikinya terus-menerus,
suatu saat Allah akan mengambilnya juga, baik melalui kematian, musibah,
sakit dan lain sebagainya. Oleh karena itu Allah memberikan solusi agar
harta titipan itu kekal dimiliki selamanya dan bisa dibawa sampai ke akhirat,
harta harus disalurkan melalui zakat, infak dan sedekah.
1.4 ANALISIS KEDUDUKAN HARTA MENURUT
AL-QUR’ĀN DAN ḤADĪṠ
3. Harta sebagai perhiasan
ت َخيْ ٌر ِعن ْ َد َر ِبّ َك ث َ َوا بًا َّو َخيْ ٌر ا َ َمل ًا ٰ ِالصل
ُ ح ّٰ ت ُّ اَل َْما ُل َو ال ْبَـن ُ ْو َن ِزيْن َ ُة ال َْحيٰو ِة
ُ ٰالدنْيَا ۚ َوا ل ْبٰ ِقي
1. Bekerja
Dalam Al-Qur’ān terdapat banyak ayat yang menganjurkan untuk berusaha dan
bekerja sungguh-sungguh (al-Ankabut/ 29: 69). Bekerjalah sesuai dengan potensi
dan kemampuanmu masing-masing (al-Zumar/ 39: 39. Dari ayat al-Qur’ān dan
Ḥadīṡ tersebut menganjurkan manusia agar berusaha memperoleh harta dengan
bekerja, bahkan Rasulullah memberikan apresiasi kepada orang yang giat dalam
bekerja sebagai orang yang cintai oleh Allah, dan ia bagaikan orang yang berjuang
di jalan Allah.
1.2 CARA MEMPEROLEH HARTA MENURUT SYARIAT ISLAM
Dalam kedudukan sebuah harta menurut Al-Quran dan Hadis harta adalah milik
Allah SWT dan kita sebagai pengelola, harta sebagai perhiasan, harta sebagai
ujian manusia, dan harta sebagai bekal Ibadah. Dalam Islam mengajarkan kita
cara memperoleh suatu harta dengan benar seperti bekerja, perjanjian atau hak
milik, warisan, syuf’ah dan sebaginya. Dalam Islam melarang suatu kaum
muslim memperoleh harta yang bertentangan dengan syariat Islam seperti
mencuri, monopoli, judi, memakan harta yang bathil, suap menyuap,
mengurangi takaran dan seterusnya.