Anda di halaman 1dari 16

Makalah Kelompok 5

Mata Kuliah Ayat Dan Hadis Ekonomi

AYAT DAN HADIS TENTANG PRODUKSI


Dosen Pengampu : Johansyah, ME

Disusun Oleh :

Mayang Wahyu April Liana 2131710008


Kamelya Nur Fadhillah 2131710034

Lulu Sri Wahyuni 2131710045


Rahmi Amalia 2131710131
Nurul Chusnur Rifanita 2131710139

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS
SAMARINDA

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan menyebut nama Allah Swt yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ayat Dan Hadis Ekonomi yang berjudul “ Ayat dan Hadis Tentang
Produksi “.
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin, dan kami
sadar bahwa kami tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini tanpa bantuan dari
pihak lain, sehingga semua proses pembuatan makalah ini dapat berjalan dengan
lancar dan selesai tepat pada waktunya. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Johansyah, ME selaku dosen pengampu mata kuliah Ayat dan Hadis
Ekonomi yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada kami.
2. Para penulis yang bukunya kami jadikan referensi dalam penulisan
makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasa maupun segi lainnya. Oleh sebab itu,
kami meminta maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata kami berharap, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
dan menambah pengetahuan bagi pembaca.
Terima kasih.
Wasaalamu’alaikum Wr.Wb.
Samarinda, 06 November 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................ ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan ................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Produksi ................................................................... 3


B. Ayat dan Hadis Produksi ........................................................... 4
C. Tujuan Produksi ......................................................................... 7
D. Prinsip-Prinsip Produksi ........................................................... 8
E. Faktor Produksi .......................................................................... 10

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 12
B. Saran ............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pandangan tentang kegiatan ekonomi dalam Islam yaitu produksi


tersirat dari bahasan ekonomi yang dilakukan oleh Hasan Al Banna. Beliau
mengutip firman Allah SWT yang mengatakan: “Tidakkah kamu
perhatikan sesungguhnya Allah SWT telah menundukkan untuk
(kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan
menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan bathin.” (QS. Lukman:
20)
Semua sumberdaya yang terdapat di langit dan di bumi disediakan
Allah SWT untuk kebutuhan manusia, agar manusia dapat menikmatinya
secara sempurna, lahir dan batin, material dan spiritual. Apa yang
diungkapkan oleh Hasan Al Banna ini semakin menegaskan bahwa ruang
lingkup keilmuan ekonomi islam lebih luas dibandingkan dengan ekonomi
konvensional. Ekonomi islam bukan hanya berbicara tentang pemuasan
materi yang bersifat fisik, tapi juga berbicara cukup luas tentang pemuasan
materi yang bersifat abstrak, pemuasan yang lebih berkaitan dengan posisi
manusia sebagai hamba Allah SWT.
Al-Qur’an juga telah memberikan tuntunan visi bisnis yang jelas yaitu
visi bisnis masa depan yang bukan semata-mata mencari keuntungan
sesaat tetapi “merugikan”, melainkan mencari keuntungan yang secara
hakikat baik dan berakibat baik pula bagi kesudahannya (pengaruhnya).
Salah satu aktifitas bisnis dalam hidup ini adalah adanya aktifitas produksi.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian produksi ?


2. Apa ayat dan hadis produksi ?
3. Apa tujuan Produksi ?
4. Apa prinsip-prinsip produksi ?
5. Apa faktor produksi ?

C. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui apa pengertian produksi.


2. Mengetahui apa ayat dan hadis produksi.
3. Mengetahui apa tujuan produksi.
4. Mengetahui apa prinsip-prinsip produksi.
5. Mengetahui apa faktor produksi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Produksi

Qutub Abdus Salam Duaib adalah usaha mengeksploitasi sumber-


sumber daya agar dapat menghasilkan manfaat ekonomi. Dalam ekonomi
Islam kata produksi merupakan salah satu kata kunci terpenting, dari
konsep dan gagasan produksi ditekankan bahwa tujuan utama yang ingin
dicapai kegiatan ekonomi adalah untuk kemaslahatan individu (self
interst), dan kemaslahatan masyarakat (social interst) secara berimbang.1

Monzer Kahf mendefenisikan kegiatan produksi dalam Islam


sebagai usaha manusia untuk memperbaiki tidak hanya kondisi fisik
materialnya, tetapi juga moralitas, sebagai sarana untuk mencapai tujuan
hidup sebagaimana di gariskan dalam agama Islam, yaitu kebahagiaan
dunia akhirat.2

Muhammad Nejatullah Siddiqi berpendapat bahwa kegiatan


produksi sebagai penyediaan barang dan jasa dengan memperhatikan nilai
keadilan dan kebajikan atau kemanfaatan (maslahah) bagi masyarakat.
Dalam pandanganya sepanjang produsen telah bertindak adil dan
membawa kebajikan bagi masyarakat maka ia telah bertindak Islami. 3

Dr. Muhammad Rawwas Qalahji memberikan padanan kata


“produksi” dalam bahasa arab dengan kata al-intaj yang secara harfiyah
dimaknai dengan ijadu sil’atin (mewujudkan atau mengadakan sesuatu)
atau khidmatu mu‟ayyanatin bi istikhdami muzayyajin min „anashir al-
intaj dhamina itharu zamanin muhaddadin (pelayanan jasa yang jelas

1
Monzer Khaf, Ekonomi Islam, (telaah analitik terhadap fungsi system ekonomi islam),
terj. Machnun Husein dari judul aslinya “ The Islamic Economy: Analytical of the Funchtioning of
the Islamic Ekonomic System”, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1995, hal 57.
2
Ibid hal 59.
3
M. Aslam Haneef, Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer, Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada, 2010, hal 54.

3
dengan menuntut adanya bantuan pengabungan unsur-unsur produksi yang
terbingkai dalam waktu yang terbatas).

Sofyan Assauri, produksi didefinisikan segala kegiatan dalam


menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa,
untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor produksi dalam ilmu
ekonomi berupa tanah, tenaga kerja, dan skill (organization, managerial,
dan skills).4

B. Ayat dan Hadis Produksi


1. QS. Al-Anbiya ayat 80

ِ ْ‫ص ْنعَةَ لَبُ ْو ٍس َّلكُ ْم ِلت ُ ْح ِصنَكُ ْم ِم ْن بَأ‬


َ‫سكُ ْۚ ْم فَ َه ْل اَ ْنت ُ ْم شَا ِك ُر ْون‬ َ ُ‫علَّ ْم ٰنه‬
َ ‫َو‬

Terjemah : Dan Kami ajarkan (pula) kepada Dawud cara membuat


baju besi untukmu, guna melindungi kamu dalam
peperangan. Apakah kamu bersyukur (kepada Allah)?

2. QS. Al-Jasiyah ayat 13

َ‫ض َج ِم ْيعًا ِم ْنهُ ۗاِنَّ فِ ْي ٰذ ِلك‬


ِ ‫ت َو َما فِى ْاْلَ ْر‬ َّ ‫س َّخ َر لَكُ ْم َّما فِى ال‬
ِ ‫س ٰم ٰو‬ َ ‫َو‬
ٍ ‫ َ ْٰل ٰي‬.
َ‫ت ِل َق ْو ٍم يَّتَفَك َُّر ْون‬
Terjemah : Dan Dia menundukkan apa yang ada di langit dan apa
yang ada di bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat)
dari-Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-
orang yang berpikir.

4
Assauri, Sofyan, Manajemen Produksi, Penerbit FE-UI, Jakarta, 1980, Hal 7.

4
3. Shahih Bukhari Kitab Al-Muzara’ah Bab Man Kaa Na Min Ash-Habi
Al-Nabiyyi Saw No. 2340.

‫طاءٍ ع َْن‬ َ ‫سى أ َ ْخبَ َرنَا ْاْل َ ْو َزا ِع ُّي ع َْن‬


َ ‫ع‬ َ ‫َّللا ْبنُ ُمو‬ ِ َّ ُ‫َح َّدثَنَا عُبَ ْيد‬
‫الربُ ِع‬
ُّ ‫ث َو‬ ِ ُ‫ع ْنه ُ قَا َل كَانُوا يَ ْز َرعُونَ َها بِالثُّل‬ َ ُ ‫َّللا‬
َّ ‫َجا ِب ٍر َر ِض َي‬
ٌ ‫سلَّ َم َم ْن كَانَتْ لَهُ أ َ ْر‬
‫ض‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ ‫َّللا‬ َ ‫ْف فَقَا َل النَّبِ ُّي‬ ِ ‫َوالنِص‬
‫ضه ُ َوقَا َل ال َّربِي ُع‬ َ ‫ع َها أ َ ْو ِليَ ْمنَ ْح َها فَ ِإ ْن لَ ْم يَ ْفعَ ْل فَلْيُ ْمس ِْك أ َ ْر‬ ْ ‫فَ ْليَ ْز َر‬
‫سلَ َمةَ ع َْن‬ َ ‫ْبنُ نَافِ ٍع أَبُو ت َ ْوبَةَ َح َّدثَنَا ُمعَا ِويَة ُ ع َْن يَ ْحيَى ع َْن أَبِي‬
‫علَ ْي ِه‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬ ِ َّ ‫ع ْنه ُ قَا َل قَا َل َرسُو ُل‬ َّ ‫أَبِي هُ َر ْي َرةَ َر ِض َي‬
َ ُ ‫َّللا‬
‫ع َها أ َ ْو ِليَ ْمنَ ْح َها أ َ َخاهُ فَ ِإ ْن أَبَى‬ْ ‫ض فَلْيَ ْز َر‬ٌ ‫سلَّ َم َم ْن َكانَتْ لَهُ أ َ ْر‬ َ ‫َو‬
‫ضهُ (رواه بـخارى‬ َ ‫)فَ ْليُ ْمس ِْك أ َ ْر‬
Artinya : Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Musa]
telah mengabarkan kepada kami [Al Awza'iy] dari ['Atha']
dari [Jabir radliallahu 'anhu] berkata: "Dahulu orang-
orang mempraktekkan pemanfaatan tanah ladang dengan
upah sepertiga, seperempat atau setengah maka Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang
memiliki tanah ladang hendaklah dia garap untuk
bercocok tanam atau dia hibahkan. Jika dia tidak lakukan
maka hendaklah dia biarkan tanahnya". Dan berkata, [Ar-
Rabi' bin Nafi' Abu Taubah] telah menceritakan kepada
kami [Mu'awiyah] dari [Yahya] dari [Abu Salamah] dari
[Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang
memiliki tanah ladang hendaklah dia garap untuk
bercocok tanam atau dia berikan kepada saudaranya
(untuk digarap). Jika dia tidak lakukan maka hendaklah
dia biarkan tanahnya.” (HR. Bukhari).

5
4. Shahih Bukhari Bab Hibah Wa Fadhliha Wa Al-Takhridh Alaiha Bab
Fadhli Al-Manihah No. 2632

َّ ‫طا ٌء ع َْن َجابِ ٍر َر ِض َي‬


ُ‫َّللا‬ َ ‫اع ُّي َقا َل َح َّدثَنِي َع‬ ِ ‫ف َح َّدثَ َنا ْاْلَ ْو َز‬ َ ‫س‬ُ ‫َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد ْب ُن يُو‬
‫ْف‬
ِ ‫النص‬ ِ ‫الربُ ِع َو‬
ُّ ‫ث َو‬ ِ ُ‫اج ُر َها ِبالثُّل‬ ِ ‫ع ْنهُ َقا َل كَانَتْ ِل ِر َجا ٍل ِم َّنا فُضُو ُل أَ َر ِضينَ فَقَالُوا نُ َؤ‬ َ
‫ض َف ْل َي ْز َر ْع َها أَ ْو ِل َي ْمنَ ْح َها أَ َخا ُه‬ ٌ ‫سلَّ َم َم ْن كَانَتْ لَهُ أَ ْر‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫ص َّلى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫فَقَا َل النَّ ِب ُّي‬
‫ي‬ُّ ‫الز ْه ِر‬ ُّ ‫اع ُّي َح َّدثَ ِني‬ِ ‫ف َح َّدثَ َنا ْاْلَ ْو َز‬ َ ‫س‬ُ ‫ضهُ َو َقا َل ُم َح َّم ُد ْب ُن يُو‬ َ ‫سكْ أَ ْر‬ ِ ‫فَ ِإ ْن أَبَى فَ ْليُ ْم‬
َ ِ ‫س ِعي ٍد َقا َل َجا َء أَع َْرا ِب ٌّي إِلَى النَّ ِبي‬
َّ ‫ص َّلى‬
ُ‫َّللا‬ َ ‫طا ُء ْب ُن َي ِزي َد َح َّدثَنِي أَبُو‬ َ ‫َح َّدثَنِي َع‬
‫شدِي ٌد فَ َه ْل لَكَ ِم ْن‬ َ ‫سأ َ َلهُ ع َْن ا ْل ِه ْج َر ِة َفقَا َل َو ْي َحكَ ِإنَّ ا ْل ِه ْج َر َة شَأْنُ َها‬
َ َ‫سلَّ َم ف‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ
‫ش ْيئًا قَا َل نَعَ ْم َقا َل‬ َ ‫ص َدقَتَ َها َقا َل نَعَ ْم َقا َل فَ َه ْل تَ ْمنَ ُح ِم ْن َها‬ َ ‫إِبِ ٍل قَا َل نَعَ ْم قَا َل فَت ُ ْع ِطي‬
َ َّ َّ‫اء ا ْل ِب َح ِار َف ِإن‬
‫َّللا لَ ْن يَ ِت َركَ ِم ْن‬ ِ ‫فَتَ ْحلُبُ َها يَ ْو َم ِو ْر ِد َها قَا َل نَعَ ْم قَا َل فَا ْع َم ْل ِم ْن َو َر‬
‫ش ْيئًا (رواه بـخارى‬ َ َ‫ع َم ِلك‬ َ )
Artinya : Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] telah
menceritakan kepada kami [Al Awza'iy] berkata, telah menceritakan
kepadaku ['Atho'] dari [Jabir radliallahu 'anhu] berkata; Ada orang-
orang dari kami yang memiliki banyak lahan tanah. Mereka berkata:
"Kami akan sewakan dengan pembagian sepertiga, seperempat dan
atau setengah". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Siapa yang memiliki lahan hendaklah dia tanami atau dia berikan
kepada saudaranya untuk digarap. Jika dia tidak mau, hendaklah dia
biarkan tanahnya". Dan Mujahid bin Yusuf berkata, telah menceritakan
kepada kami Al Awza'iy telah menceritakan kepadaku Az Zuhriy telah
menceritakan kapadaku 'Atho' bin Yazid telah menceritakan kapadaku
Abu Sa'id berkata: "Datang seorang Baduy kepada Nabi shallallahu
'alaihi wasallam lalu bertanya tentang hijrah. Maka Beliau menjawab:
"Bagaimana kamu ini, sesungguhnya hijrah adalah perkara yang berat.
Apakah kamu ada memiliki unta?" Dia menjawab: "Ya punya". Lalu
Beliau bertanya: "Apakah kamu mengeluarkan zakatnya?" Dia
menjawab: "Ya". Beliau bertanya lagi: "Apakah ada darinya yang
kamu berikan (hadiahkan)?" Dia menjawab: "Ya". Beliau bertanya
lagi: "Apakah kamu memberinya susu saat kehausan?" Dia menjawab:
"Ya". Maka Beliau bersabda: "Beramallah kamu dari seberang lautan
karena Allah tidak akan mengurangi sedikitpun dari amalan
kamu.” (HR. Bukhari).

6
C. Tujuan Produksi

Menurut Chapra tujuan produksi adalah memenuhi kebutuhan


pokok setiapi ndividu dan menjamin setiap orang mempunyai standar
hidup manusiawi, terhormat dan sesuai dengan martabat manusia sebagai
khalifah. Tidak terpenuhinya kebutuhan tersebut dapat menimbulkan
masalah mendasar bagi manusia.

Ajaran Islam yang mengaitkan tujuan produksi dengan


kemaslahatan. Mengingatkan manusia untuk mencari kesejahteraan
akhirat tanpa melupakan urusan dunia. Artinya, urusan dunia merupakan
sarana untuk memperoleh kesejahteraan akhirat. 5

Tujuan produksi dapat dibagi dalam dua tujuan utama, yaitu :

1. Kebutuhan primer tiap individu Setiap muslim diwajibkan untuk


memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer hidupnya. Tidak terpenuhinya
kebutuhan-kebutuhan primer dapat menimbulkan masalah mendasar
bagi manusia lain menyangkut soal kehidupan sehari-hari dan dapat
mempengaruhi ibadah seseorang. Islam menyediakan sarana hukum
untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan primer bagi setiap individu
dengan pembolehan hak milik pribadi dan mewajibkan bekerja bagi
yang mampu dengan melakukan tindakan dalam menghasilkan
komoditas baik barang maupun jasa, yang disebut dengan produksi
pada sumber-sumber ekonomi seperti pertanian, perindustrian dan
perdagangan. 6

2. Kebutuhan primer bagi seluruh rakyat Dalam hal ini Negara


berkewajiban untuk menjamin, pengaturannya dan operasionalnya.

5
Mustafa Edwin Nasution,dkk, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana
Media Group,2007). Hal.104
6
M. Sholahuddin, Asas-asas Ekonomi Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007),
Cet. Ke-1, hal. 177

7
Termasuk dalam kebutuhan-kebutuhan primer rakyat keseluruhan
adalah keamanan, pengobatan, dan pendidikan seperti sabda Rasulullah
SAW dalam satu hadist yang artinya: ’’Siapa yang ketika memasuki
pagi hari mendapat keadaan aman kelompoknya, sehat badannya,
memiliki bahan makanan untuk hari itu maka seolah-olah dunia telah
dimilikinya”. 7

Dalam literature fiqih tersedia cukup banyak pembahasan tentang


tanggung jawab Negara-negara menjamin bahwa seseorang tidak akan
dibiarkan hidup sengsara tanpa adanya bantuan.

D. Prinsip-Prinsip Produksi

Prinsip-prinsip produksi dalam ekonomi Islam antara lain;

1. Keadilan dalam produksi


Dalam melakukan kegiatan produksi yang mengarah kepada
kezaliman, seperti riba yang dapat menghilangkan keadilan ekonomi
Islam. Modarat atau kerusakan yang diakibatkan kerja ekonomi ribawi
dapat merusak dan merugikan ekonomi pribadi, rumah tangga, dan
perusahaan.
2. Produksi yang ramah lingkungan.
Cara mencegah kerusakan dimuka bumi ini adalah dengan
membatasi polusi, dan memelihara keserasian agar ketersediaan
sumberdaya alam tetap terjaga. Memelihara hubungan yang harmonis
dengan alam sekeliling adalah satu keharusan bagi setiap individu.
Tidak dibenarkan merusak lingkungan hidup, karena manusia juga
membutuhkan air sungai yang bening dan udara yang bersih.

7
Imam Tirmidzi, Sunan Al-Tirmidzi Jilid 4 (Bairut: Dar Al-Fikr: 2005) hal 154-155

8
3. Orientasi dan target produksi.
Sistem ekonomi Islam lebih terkait dengan kesejahteraan
masyarakat. Hal ini bagi Z. A. Maulani diistilahkan dengan kata-kata
“tunduk di bawah kesejahteraan social”, menundukkan ekonomi ke
bawah hukum kepentingan masyarakat adalah suatu prinsip yang
ditegakkan berdasarkan prinsip instruksi Allah. 8 Target yang dicapai
untuk mencapai swadaya dibidang komoditi ataupun swadaya jasa
yang selanjutnya menciptakan kehidupan yang layak yang dianjurkan
Islam bagi manusia.
4. Produksi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Produksi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu dan
masyarakat serta mencapai kemakmuran. Kebutuhan yang harus
dipenuhi harus berdasarkan prioritas yang ditetapkan agama,
terpeliharanya nyawa, akal, dan keturunan atau kehormatan, serta
untuk kemakmuran material. 9 Untuk itu maka segala bentuk
penimbunan (ikhtikar) terhadap barangbarang kebutuhan bagi
masyarakat. pelaku penimbunan menurut Yusuf Kamal, mengurangi
tingkat produksi untuk menguasai pasar sangat tidak menguntungkan
konsumen dan masyarakat karena berkurangnya suplai dan
melonjaknya harga barang.

8
Zainal Abidin Ahmad, Dasar-dasar Ekonomi Islam (Jakarta : Bulan Bintang,
1979)hal141
9
Mustofa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam (Jakarta : Kencana,
2006) Hal 112.

9
E. Faktor Produksi

Produksi dilakukan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan


manusia dan kemampuan untuk memproduksi dibatasi oleh tersedianya
faktor-faktor produksi internal yaitu faktor-faktor yang terdapat di dalam
industri kecil kerajinan genteng untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi
kecenderungankecenderungan yang berada di dalam usaha. Faktor-faktor
internal yang dimiliki, meliputi aspek manajemen dan permodalan.

1. Manajemen

Adanya tuntutan dalam Islam. Dengan manajemen pelaku ekonomi


dapat memperhitungkan keuntungan yang diperoleh dan resiko
kerugian yang mungkin akan dideritannya. Memiliki perencanaan
tertulis baik untuk jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.
Hal ini terlihat dari adanya pernyataan visi, misi, dan tujuan yang
dirumuskan secara tertulis dan jelas oleh setiap pemilik perusahaan.
Manajemen merupakan suatu tingkatan sistem pengaturan organisasi
yang mencakup sistem produksi, pemasaran, pengelolaan sumberdaya
manusia, dan keuangan. Manajemen dalam penelitian ini meliputi:
perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf,
10
dan pengendalian.

2. Modal

Menurut Hadiwidjaja modal merupakan kekayaan yang digunakan


dalam produksi untuk memperoleh kekayaan selanjutnya. Modal
dalam arti sempit adalah sejumlah uang atau sejumlah nilai uang yang
dipergunakan dalam memenuhi semua keperluan usaha.

10
M. Manullang, Pengantar Ekonomi Perusahaan, Yogyakarta, BKLM, 1982. hal 65.

10
Modal dalam pengertian umum mencakup benda-benda seperti
tanah, gedung, mesin, alat-alat perkakas dan barang produktif lainnya
untuk kegiatan usaha. 11

Permodalan merupakan salah satu faktor penting dalam


menjalankan suatu usaha. Modal yang dimaksud tidak hanya dalam
bentuk uang tetapi juga termasuk lahan, bangunan, dan alat-alat
produksi yang dimiliki industri kecil. Permodalan yang memadai
sangat mendukung industri kecil untuk mengembangkan usahanya. 12

Modal dalam kegiatan ekonomi merupakan salah satu faktor


penting. Produksi yang tidak dapat diabaikan, disamping faktorfaktor
pendukung proses produksi lainya. Setiap individu berhak
menggunakan modal yang dimiliki dengan baik dan produktif. 13

Produksi berskala besar dalam usaha memenuhi kebutuhan


masyarakat yang dicapai saat ini, adalah manfaat yang dapat
dihasilkan dari penggunaan modal secara maksimal, efisien dan
produktif. Oleh karena itu, seseorang yang memiliki harta, baik atau
yang tidak belum mampu mengurusnya, diharuskan dapat
mengembangkan harta yang di miliki dengan benar dan membiayai
keuntungan pemiliknya dari keuntungan perputaran modal, bukan dari
pokok modalnya.

11
Sriyadi,produksi islam (surabaya:kencana 2001) hal 77.
12
Ibid hal 122.
13
Ibid Hal 53.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan


distribusi. Kegiatan produksilah yang menghasikan barang dan jasa,
kemudian dikonsumsi oleh para konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan
ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya. Untuk mengahasilkan
barang dan jasa kegiatan produksi melibatkan banyak faktor produksi.
Beberapa implikasi mendasar bagi kegiatan produksi dan perekonomian
secara keseluruhan, antara lain : Seluruh kegiatan produksi terikat pada
tataran nilai moral dan teknikal yang Islami, kegiatan produksi harus
memperhatikan aspek sosial-kemasyarakatan, permasalahan
ekonomi muncul bukan saja karena kelangkaan tetapi lebih kompleks.

B. Saran
Tidak luput dari qodrat manusia sebagai mahluk yang tidak
sempurna, kami dari penyusun makalah ini menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan
makalah ini. Selanjutnya kami meminta maaf dari kesalahan-kesalahan
kami dalam materi, penyampaian dan penulisan. Kami berharap kepada
semua pembaca memberikan tanggapannya sebagai kritik yang
membangun agar dikemudian hari menjadi suatu ilmu yang bermanfaat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofyan, Manajemen Produksi, Penerbit FE-UI, Jakarta, 1980.

Ibid.

Imam Tirmidzi, Sunan Al-Tirmidzi Jilid 4 (Bairut: Dar Al-Fikr: 2005).

M. Aslam Haneef, Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,
2010.

M. Manullang, Pengantar Ekonomi Perusahaan, Yogyakarta, BKLM, 1982.

M. Sholahuddin, Asas-asas Ekonomi Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007), Cet. Ke-1.

Monzer Khaf, Ekonomi Islam, (telaah analitik terhadap fungsi system ekonomi islam), terj.
Machnun Husein dari judul aslinya “ The Islamic Economy: Analytical of the Funchtioning
of the Islamic Ekonomic System”, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1995.

Mustafa Edwin Nasution,dkk, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana Media
Group,2007).

Mustofa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam (Jakarta : Kencana, 2006) .

Sriyadi,produksi islam (surabaya:kencana 2001) .

Zainal Abidin Ahmad, Dasar-dasar Ekonomi Islam (Jakarta : Bulan Bintang, 1979).

13

Anda mungkin juga menyukai