Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

FAKTOR PRODUKSI, SUMBER DAYA ALAM DAN PEMANFAATANYA

Dosen Pengampu :
H,M Rasyid redho pratama, Lc.,MESy

Disusun oleh :
MEIKE AVIANTI (2230602227)
BUNGA INTAN (2230602238)
HIKMAH (2230602254)
FUAD PURWADI (22306022264)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“faktor produksi, i.e. sumber daya alam dan pemanfaatannya” ini dengan baik dan lancar.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi bagi pembaca.

Palembang, 29 Februari 2024

Kelompok 4
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................. ii
Daftar Isi ............................................................................................................................ iii
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang ........................................................................................ 1

Rumusan Masalah .................................................................................. 1

Tujuan Penulisan .................................................................................... 2

BAB II Pembahasan
Definisi Produksi .................................................................................... 3

Ayat ekonomi produksi .......................................................................... 3

Hadis ekonomi produksi ......................................................................... 4

BAB III Penutup


Kesimpulan ............................................................................................. 10

Daftar Pustaka .................................................................................................................. 11


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Produksi menurut Kahf adalah kegiatan produksi dalam prespektif Islam adalah sebagai usaha
manusia untyuk memperbaiki tidak hanya kondisi fisik materinya, akan tetapi juga moralitas,
sebagai sarana prasarana untuk mencap[ai sebuah tujuan hidup sebagaimana digariskan dalam
agama Islam, yaitu kebahagiaandi dunia dan akherat. Dari pandangan tersebut di atas produksi
adalah setiap bentuk aktivitas yang dilakukan manusia dengan cara mengekslorasi sumber-
sumber yangdisediakan oleh Allah Swt untuk mewujudkan suatu barang atau jasa yang
digunakantidak hanya untukkebutuhan fisik akan tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan non
fisik, dengankata lain produksi dimaksudkan untuk mencapai kemaslahatan bukanhanya
menciptakan materi.
Produksi dalam ekonomi Islam merupakan setiap bentuk aktivitas yang dilakukan untuk
mewujudkan manfaat atau menambahkannya dengan cara mengeksplorasi sumber-sumber
ekonomi yang disediakan Allah SWT sehingga menjadi maslahat, untuk memenuhi kebutuhan
manusia, oleh karena itu aktivitas produksi bertujuan pada kebutuhan masyarakat luas.Sistem
produksi berartimerupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dari prinsip produksi serta
faktor produksi.

B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan karya ilmiah ini, kami merumuskan permasalahan didalamnya. Berikut ini
rumusan masalahnya:
1. Apakah definisi dari produksi ?
2. Apa sajakah ayat yang berkaitan dengan kegiatan produksi ?
3. Apa sajakah hadits yang berkaitan dengan kegitan produksi ?

C. Tujuan Penulisan
Kami sebagai penulis mempunyai tujuan dalam penulisan karya ilmih ini, berikut tujuan
penulisannya:
1. Untuk mengetahui definisi dari produksi baik dalam Islam maupun konvensional.
2. Untuk mengetahui beberapa ayat yang berkaitan dengan kegitan produksi..

3. Untuk mengetahui beberapa hadits yang berkaitan dengan kegitan produksi.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Produksi

Para ekonom mendefiniskan produksi sebagai menghasilkan kekayaan melalui


eksploistasi manusia terhadap sumber-sumber kekayaan lingkungan. Bila diartikan secara
konvensional, produksi adalah proses menghasilkan atau menambah nilai guna suatu
barang atau jasa dengan menggunakan sumber daya yang ada. Dalam pengertian lain
kegiatan produksi dalam ilmu ekonomi dapat diartikan sebagai, kegitan yang
menciptakan manfaat (utility) baik di masa kini, maupun di masa yang akan datang (M.
Frank, 2003). Sedangkan bila diartikan secara islam kegiatan produksi dalam Islam tidak
semata- mata hanya ingin memaksimalkan keuntungan dunia saja akan tetapi yang lebih
penting lagi adalah, untuk mencapai maksimalisasi keuntungan diakherat. Konsep
produksi dalam Islam adalah konsep produksi menurut Al- Quran dan Hadist, dan ini
sangat erat sekali hubungannya dengan sistem ekonomi Islam, yaitu kumpulan dasar-
dasar ekonomi yang di simpulkan dari Al- Quran dan Hadist. Berikut definisi produksi
menurut ekonomi muslim:
1. Kahf. mendefinisikan kegiatan produksi dalam Islam sebagai usaha manusia untuk
memperbaiki tidak hanya kondisi fisi materialnya, tetapi juga moralitas, sebagai sarana
untuk mencapai tujuan hidup sebagaimana yang telah digariskan dalam agama yaitu
kebahagian dunia dan akhirat.
2. Siddiqi (1992) mendefinisikan kegiatan produksi sebagai penyediaan barang dan
jasa dengan memperhatikan nilai keadilan dan memanfaatkan (maslahah) bagi masyarkat.
Dalam pandangannya sepanjang produsen telah bertindak adil dan telah membawa
kebajikan bagi masyarakat maka ia telah bertindak secara Islami.
B. Ayat Ekonomi Produksi

1. Q. S. An-Nahl: 80-81

Artiya: 80. dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia
menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu
merasa ringan (membawa)nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan
(dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu onta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga
dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu). 81. dan Allah menjadikan bagimu
tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat
tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas
dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah
menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).

Dalam suatu riwayat yang dimukakan, ketika seorang arab bertanya kepada Nabi SAW
tentang Allah, beliau membacakan ayat Allah huma ja a'ala lakum min buyu tikum sakana
(dan Allah yang menjadikan bagimu tempat tinggal ) orang itu pun mengiyakan. Kemudian
Nabi membacakan kelanjutan ayat tersebut wajaa'la lakum min juulu dil an 'ami buyunna
tastaghifunahaa yau ma dzo'nikum way au iqaa matikum ( dan dia menjadikan bagimu
rumah-rumah dari kulit hewan ternak yang kamu merasa ringan ( membawa ) pada waktu
kamu berpergian dan pada waktu bermukim ), orang itupun mengiyakan. Dan Rasul pun
melanjutkan ayat tersebut dan orang itu pun mengyakan. Namun ketika nabi sampai pada
ayat 81 bagian kadza lika yatimu ni'matann 'alaikum laa a'allakum taslimun. (dengan
demikian Allah menyempurnakan nikmatNya agar kamu berserah diri kepadaNya ), orang itu
pun diubah dan tidak mau masuk Islam.
• Tafsir Ayat 80 (Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an)

Allah menyampaikan kenikmatan-kenikmatan yang telah Dia berikan kepada hamba-


hamba-Nya, berupa ketenangan mereka dalam tempat tinggal mereka. Dan Allah
menciptakan bagi kalian kemah-kemah yang terbuat dari kulit hewan-hewan ternak
yang ringan sehingga mudah untuk kalian bawa dalam perjalanan dan mudah
didirikan ketika kalian pakai. Dan Allah menciptakan bagi kalian karpet, pakaian,
kain penutup, dan perlengkapan lainnya dari bulu domba dan unta serta dari rambut
kambing. Barang-barang ini dapat kalian manfaatkan hingga rusak atau sampai kalian
meninggal.

• Tafsir Al Magrahi (Ayat 80)

Allah menjadikan bagi mereka rumah-rumah untuk tempat tinggal mereka kemudian dari
kulit - kulit binatang. Dia menjadikan rumah - rumah yang ringan untuk mereka bawa
dalam perjalanan, dan mereka jadikan kemah - kemah pada waktu mengadakan
perjalanan maupun pada waktu bermukim; dan dia menjadikan benteng-benteng
digunung. Singkatnya, Allah menyebutkan nikmat-nikmat yang dia limpahkan kepada
para Hambanya. Di mulai dengan kenikmatan yang dikhususkan bagi orang - orang yang
bermukim, dengan firman-Nya, “menjadikan bagi kalian rumah-rumah kalian sebagai
tempat tinggal.” “dan dia menjadikan bagi kalian rumah-rumah (kemah – kemah ) dari
kulit binatang.” Kemudian bagi orang yang tidak mampu melakukan hal itu, tidak pula
mempunyai naungan selain dari pada tempat bernaung, dengan firman - Nya,
“menjadikan bagi kalian tempat bernaung dari apa yang telah dia ciptakan,”

Penjelasan :

Karunia Allah kepada Hamba - Nya

‫وهللا جعل لكم من بيوتكم سكنا‬

“Allah lah yang menjadikan bagi kalian rumah-rumah dari batu dan tanah liat, sebagai
tempat tinggal ketika kalian bermukmin.”

Apa yang Harus Dilakukan Jika Anda Tidak Dapat Melakukannya?

“dia menjadikan bagi kalian stupa dan kemah - kemah dari rambut dan bulu binatang
ternak, yang ringan untuk kalian bahwa ketika kalian mengadakan perjalanan dari negri
kalian, serta ketika kalian bermukim.”

Bagaimana cara menggunakan alat ini dan bagaimana cara kerjanya?


“dan dari bulu domba, bulu unta, serta rambut kambing. Dia menjadikan perkakas rumah
kalian, seperti sapu, tutup dan alas. Juga menjadikan kesenangan berupa harta dan
perdagangan hingga waktu yang telah ditentukan, yaitu ketika ajal kalian habis.

• Tafsir Al Maraghi( Ayat 81)

Dia menjadikan pakaian yang melindungi mereka dari sengatan panas, dan baju besi
untuk melindungi sebagian kalian dari kekuatan sebagian yang lain di dalam perang.
Selanjutnya Allah menyebutkan nikmat - nikmat yang dibutuhkan oleh setiap orang
dengan firmanNya., “ dan dia menjadikan bagi kalian pakaian. ” Lalu menyebutkan
apa yang perlukan di dalam peperangan, dengan firmanNya, “dan pakaian ( baju
besi ) yang memelihara kalian dalam peperanagan.”

Penjelasan
Di antara nikmat – nikmat - Nya kepada kalian ialah, Dia menjadikan bagi
kalian di antara pepohonan dan lain - lain yang telah diciptakan Allah, maung -
maung yang saat ini kalian sedang berenang dari musim panas yang terik.
Dari gunung-gunung, dia menjadikan bagi kalian tempat-tempat tinggal,
seperti lubang-lubang, goa-goa, dan sebaagainya.

2. Q.S An-Nahl Ayat 5

Artinya: dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu;

padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat,

dan sebahagiannya kamu makan.

• Tafsir Surat An-Nahl: 5. Ibnu Katsir

Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kalian, padanya ada (bulu) yang
menghangatkan dan beraneka ragam manfaat (kegunaan), dan sebagiannya kamu
makan. Dan kalian memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kalian
membawanya kembali ke kandang dan ketika kalian melepaskannya ke tempat
penggembalaan. Dan ia memikul beban-beban kalian ke suatu negeri yang kalian
tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang
memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhan kalian benar-benar Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang.

Allah menyebutkan nikmat yang Dia limpahkan kepada hamba-hamba-Nya, antara


lain Dia menciptakan binatang ternak untuk mereka, yaitu unta, sapi, dan kambing,
seperti yang telah dirinci di dalam surat Al-An'am sampai dengan firman-Nya,
"Samaniyata azwaf (delapan ekor ternak yang berpasang-pasangan). Allah pun telah
menjadikan pada binatang-binatang ternak itu berbagai manfaat dan kegunaan buat
mereka, yaitu bulunya mereka jadikan pakaian dan hamparan, air susunya mereka
minum, dan anak-anaknya mereka makan, serta pandangan yang indah pada ternak
mereka sebagai perhiasan buat mereka.

Untuk itulah disebutkan dalam firman-Nya: Dan kalian memperoleh pandangan yang
indah ketika kalian membawanya kembali ke kandang.

• Tafsir An-Nahl Ayat 5. Ibnu Abbas

mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: padanya ada (bulu) yang


menghangatkan. (An-Nahl: 5) yang dapat mereka jadikan sebagai pakaian.

dan berbagai manfaat. (An-Nahl: 5) Yakni manfaat lainnya, yaitu dagingnya dapat
kalian makan dan susunya dapat kalian minum. Abdur Razzaq mengatakan, telah
menceritakan kepada kami Israil, dari Sammak, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa
yang dimaksud dengan dif'un dan manafi' ialah keturunan dari semua hewan ternak.
Mujahid mengatakan bahwa makna firman-Nya: padanya ada (bulu) yang
menghangatkan dan berbagai manfaat. (An-Nahl: 5) Artinya pakaian dari hasil
tenunan bulunya; dan berbagai manfaat lainnya dari hewan ternak, yaitu sebagai
kendaraan, dimakan dagingnya, dan diminum air susunya.

Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: (bulu) yang


menghangatkan dan berbagai manfaat. (An-Nahl: 5) Yakni pada binatang ternak
terdapat bahan pakaian, makanan dan minuman, serta sarana transportasi. Hal yang
sama telah dikatakan oleh banyak kalangan ulama tafsir dengan ungkapan yang
berdekatan."
C. Hadis Ekonomi Produksi

• Shahih Muslim Kitab Al-Buyu’ Bab Kira’a Al-Ardhi No. 1544

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Husain bin Ali Al Hulwani, Abu Taubah,
Mu'awiyah dari Yahya bin Abi Katsair, Abu Salamah bin Abdurrahman, Abu Hurairah dia
berkata; Rasulullah Shallallu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa memiliki sebidang tanah,
hendaklah ia menanaminya, atau memberikannya kepada saudaranya (supaya menanaminya),
Namun jika ia tidak mau, hendaklah ia menjaganya".

Bahwasanya di sini di jelaskan ketika mempunyai sesuatu harus di manfaatkan seperti halnya
tanah yang mana tanah itu harus di tanami dengan tanaman apa saja seperti padi, jagung, rumput
dll. Ketika seorang yang mempunyai tanah tersebut tidak bisa menanamitanahnya maka
diserahkan kepada saudaranya untuk di manfaatkan.

Dari ungkapan Nabi SAW dalam hadits diatas yang menganjurkan bagi pemilik tanah hendaklah
menanami lahannya atau menyuruh saudaranya (orang lain) untuk menanaminya. Ungkapan ini
mengandung pengertian agar manusia jangan membiarkan lingkungan (lahan yang dimiliki)
tidak membawa manfaat baginya dan bagi kehidupan secara umum. Memanfaatkan lahan yang
kita miliki dengan menanaminya dengan tumbuh-tumbuhan yang mendatangkan hasil yang
berguna untuk kesejahteraan pemiliknya, maupun bagi kebutuhan konsumsi orang lain. Hal ini
merupakan upaya menciptakan kesejahteraan hidup melalui kepedulian terhadap lingkungan.

• Sunan Ibn Majah Kitab Al-Ruhn Bab Al-Muzara’ah Bi Al-Tsulutsi Wa


Al-Rub’i No. 2452
Artinya ; “Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'id Al Jauhari] berkata,
telah menceritakan kepada kami [Abu Taubah Ar Rabi' bin Nafi'] berkata, telah
menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin Salam] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari
[Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Barangsiapa memiliki sebidang tanah hendaklah ia
menanaminya atau ia berikan pengolahannya kepada saudaranya, namun jika
menolak hendaklah ia tahan tanahnya.” (HR. Sunan Ibn Majah).

Penjelasan tentang arti makna Hadist tersebut atau istilah kuncinya adalah hendaklah
dia memberikan secara gratis. Maksudnya, diberikan untuk diambil manfaatnya
secara gratis. Imam Muslim meriwayatkan melalui jalur Mathar al-Warraq dari Atha’,
dari Jabir dengan lafadz (Sesungguhnya Nabi SAW melarang menyewakan tanah).
Pada jalur dari Mathar disebutkan, Barang siapa memiliki lahan, maka hendaklah
menanaminya. Apabila tidak mampu, maka hendaklah memberikannya kepada
saudaranya sesama muslim, dan janganlah dia menyewakannya. riwayat al-Auza’i
yang disebutkan Imam Bukhari menjelaskan maksud larangan ini, karena dalam
riwayat itu disebutkan sebab larangan tersebut. apabila tidak melakukannya, maka
hendaklah dia menahan tanahnya. Yakni, jika tidak mau mengelolanya dan tidak mau
memberikan kepada orang lain untuk dikelola secara gratis, maka hendaklah menahan
dan tidak menyewakannya.9 Dalam hal ini timbul kemusykilan bahwa menahan tanah
tanpa dikelola berarti menyia-nyiakan manfaat tanah itu. Dalam hal ini termasuk
menyia-nyiakn harta, sedangkan sikap seperti ini dilarang. Meskipun apa yang kami
sebutkan tidak ada, tetapi membiarkan lahan tidak digarap tetap dapat menyuburkan
lahar tersebut. Mungkin saja hasil yang diperoleh pada tahun ini dapat menutupi hasil
ketika tanah itu dibiarkan tanpa digarap.
• HR Bukhari

Artinya: "Dari Miqdam RA dari Rasul SAW ia bersabda: tidaklah seseorang


mengkonsumsi makanan hasil kerja (produksinya sendiri dan sesunggulnya Nabi
Dawud AS mengkonsumsi dari hasil kerjanya sendiri (HR. al-Bukhari).

Pengertian hadist ekonomi tentang produksi

Tafsirnya :

Produksi merupakan suatu kegiatan dalam menghasilkan dan menciptakan barang dan
jasa untuk kebutuhan hidup manusia. Adapun konsep produksi dalam ekonomi Islam
sebagaimana dalam firman Allah SWT QS. Al-Qashash 77 yang artinya: "Dan carilalı
pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadanı (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kanı melupakan kebahagianını dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadaını, dan
janganlah kanı berbuat kerusakan di (nauka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan".

Dalam surah lain dijelaskan pula mengenai berproduksi yaitu sebagaimana QS. Saba:
10-11 yang artinya "Dan sesungguhnya telah kami berikan kepada Daud kurnia dari
kami (kami berfirman): "Hai gunung-gunung dan burung-burung. bertasbihlah
berulang-ulang bersama Daud" dan kami telah melunakkan besi untuknya, (yaitu)
buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya dan kerjakanlah amalan
yang saleh. Sesungguhnya Allah melihat apa yang kanı kerjakan".
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi.


Kegiatan produksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi
oleh para konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti,
begitu pula sebaliknya. Untuk mengahasilkan barang dan jasa kegiatan
produksi melibatkan banyak faktor produksi. Beberapa implikasi
mendasar bagi kegiatan produksi dan perekonomian secara keseluruhan, antara
lain: Seluruh kegiatan produksi terikat pada tataran nilai moral dan teknikal yang
Islami, kegiatan produksi harus memperhatikan aspek sosial-kemasyarakatan,
permasalahan ekonomi muncul bukan saja karena kelangkaan tetapi lebih
kompleks.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi juzz 14, Toha putra,


Semarang,1985
M. Quraisy Shihab, Tafsir al-Mishbah volume 7 ( pesan, kesandan keserasian al-
Qur’an ), Lantera Hati, Jakarta,2002
al-Khathib, M. ‘Ajaj. Ushul al-Hadits Pokok-pokok Ilmu Hadits. Jakarta: Gaya
Media Pratama, 1998.
Amin Suma, Muhammad. Tafsir Ayat Ekonomi Teks, Terjemah, dan Tafsir.
Jakarta: AMZAH, 2013.
Badroen, Faisal. Dkk. Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005
Husain, Abdul. Ekonomi Islam, Prinsip, Dasar,Tujuan. Yogyakarta: Magistra
Insani Press, 2004.
Kementrian Agama, Al-Qur’an dan Tafsirnya (Edisi yang disempurnakan)
(Jakarta: Lentera Abadi, 2010.
Mardani, Ayat-Ayat dan Hadist Ekonomi Syariah. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Nasution, Mustafa Edwin. Dkk. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Jakarta:
Kencana Media Group, 2007.
. Zuhaili, Wahbah. al-Fiqh al-Isla>mi> wa Adillatuhu, Jus IV. Beirut: Dar
Al-Fikr, 1989.

Anda mungkin juga menyukai