Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TAFSIR AYAT DAN SYARAH HADIST EKONOMI

PRODUKSI

OLEH :

KELOMPOK 5

SARITA ULFIA (4012020015)


LIYANA AZRA (4012020049)
NADIA (4012020009)

DOSEN PENGAMPU: Dr.ASRAR MABRUR FAZA,S.Th .i.,M.A.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA
2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….1

BAB II PENDAHULUAN…………………………………………………….......2

Latar Belakang…………………………………………………………………….3

Rumusan Masalah…………………………………………………………………3

BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………………………..4

A.Produksi Dalam Ekonomi………………………………………………………4

1.Pengertian Produksi……………………………………………………………..5

2.Prinsip Produksi Dalam Ekonomi Islam………………………………………...5

3. Faktor Produksi…………………………………………………………………5

4. Nilai Produksi Dalam Islam…………………………………………………….5

B.Penafasiran dalam Q S An Nahl ayat 5-9……………………………………….6

C.Penafsiran Dalam Q S Al-hadid ayat 25………………………………………...7

D.Syarah Hadist Tentang Produksi………………………………………………..8

E. Konsep Produksi dalam Q.S An-nahl ayat 5-9 dan Q.S Al-hadid ayat 25 dan
Hadist tentang Produksi………………………………………………………….9

BAB III KESIMPULAN……………………………………………………….10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….………...11
KATA PENGANTAR

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan sumber segala ilmu
pengetahuan yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini
dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Shalawat dan salam
selalu terlimpah curahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat rahmat-Nya kami
mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
TAFSIR AYAT DAN SYARAH HADIST EKONOMI. Makalah ini disusun agar
pembaca dapat memperluas ilmu yang berkaitan dengan tujuan penciptaan
manusia dan ekonomi yang kami sajikan dari berbagai sumber informasi dan
referensi lainnya. Makalah ini disusun dengan baik dan teliti. Apabila ada
kesalahan kami mohon maaf sebesar-besarnya baik dalam penulisan kata maupun
lainnya.

Kamis, 20 Okteber 2021


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Produksi adalah sebuah proses yang telah terlahir dimuka bumi semenjak
manusia menghuni planet ini. Produksi sangat prinsip bagi kelangsungan hidup
dan juga peradaban manusia dan bumi. Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh
dari menyatunya manusia dengan alam. Maka untuk menyatakan antara manusia
dan alam Allah telah menetapkan bahwa manusia berperan sebagai khalifah. Bumi
adalah lapangan dan medan, sedang manusia adalah pengelola segala apa yang
terhampar dimuka bumi untuk dimaksimalkan fungsi dan kegunaannya.
Produksi merupakan urat nadi dalam kegiatan ekonomi. Dalam kehidupan
ekonomi, tidak akan pernah ada kegiatan konsumsi, distribusi, ataupun
perdagangan barang dan jasa tanpa di awali oleh proses produksi. secara umum
produksi merupakan proses untuk menghasilkan suatu barang dan jasa, atau
proses peningkatan utility (nilai) suatu benda. Dalam istilah ekonomi, produksi
merupakan suatu proses (siklus) kegiatan-kegiatan ekonomi untuk menghasilkan
barang atau jasa tertentu dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi
(amal/kerja, modal, tanah) dalam waktu tertentu.Dalam sistem ekonomi Islam,
definisi produksi adalah dimana barang yang ingin diproduksi dan proses produksi
serta proses distribusi harus sesuai dengan nilai-nilai syariah dalam artian harus
dalam kerangka halal.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Produksi dalam Ekonomi ?

2. Bagaimana Penafsiran dalam Q.S An-nahl ayat 5-9 ?


3. Bagaimana Penafsiran dalam Q.S Al-hadid ayat 25 ?
4. Syarah Hadist Tentang Produksi ?
5. Jelaskan Konsep Produksi dalam Q.S An-nahl ayat 5-9 dan Q.S Al-hadid ayat
25 dan Hadist tentang Produksi ?
BAB II

PEMBAHASAN

PRODUKSI YANG TERDAPAT DALAM Q.S AN-NAHL AYAT 5-9 DAN


Q.S AL-HADID AYAT 25 DAN HADIST TENTANG PRODUKSI

A. Produksi Dalam Ekonomi

1. Pengertian Produksi
Produksi Dalam bahasa Arab yaitu al-intaj dari akar kata nataja, yang
berarti mewujudkan atau mengadakan sesuatu, atau pelayanan jasa yang jelas
dengan menuntut adanya bantuan penggabungan unsurunsur produksi yang
terbingkai dalm waktu yang terbatas. Produksi adalah menciptakan manfaat atas
suatu benda. Secara terminologi, kata produksi berarti menciptakan dan
menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang akan
bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dari semula. Secara umum,
produksi adalah penciptaan guna (utility) yang berarti kemampuan suatu barang
tau jasa untuk memuaskan kebutuhan manusiawi tertentu. Pada ekonomi Islam,
produksi juga merupakan bagian terpenting dari aktivitas eknomi bahkan dapat
dikatakan sebagai salah satu dari rukun ekonomi disamping konsumsi, distribusi,
infak, zakat, nafkah dan sedekah. Produksi adalah kegiatan manusia untuk
menghasilkan barang dan jasa kemudian manfaatnya dirasakan oleh kunsumen.
Produksidalam presfektif Islam bukan hanya beriontasi untuk memperoleh
keuntungan yang sebanyak-banyaknya namun yang palin utama adalah
kemaslahatan individu dan masyarakat secara berimbang.
Dengan kata lain ada yang menyatakan bahwa pertimbangan produsen
juga buka semata pada hal yang bersifat sumber daya yang memiliki hubungan
teknis dengan output, namun juga pertimbangan kandungan berkah (non teknis)
yang ada pada sumber daya maupun output.
2. Prinsip Produksi Dalam Ekonomi Islam

Prinsip produksi dalam Islam berarti menghasilkan sesuatu yang halal yang


merupakan akumulasi dari semua proses produksi mulai dari sumber bahan baku
sampai dengan jenis produk yang dihasilkan baik berupa barang maupun jasa.
Adanya laporan manajemen juga dapat digunakan untuk menentukan jumlah
volume produksi.

3. Faktor produksi

Dalam Islam, faktor produksi sebenarnya hanyalah alam dan manusia itu


sendiri. Tanah, air, udara dan segala sesuatu yang ada dibumi merupakan bagian
dari faktor alam.

4. Nilai nilai produksi dalam Islam

Nilai universal yang terpancar dalam ekonomi Islam tentang produksi adalah


adanya perintah untuk mencari sumber-sumber yang halal dan baik
untuk produksi, dan memproduksi serta memanfaatkan output produksi pada jalan
kebaikan dan tidak menzalimi pihak lain.
B. Penafsiran dalam Q.S An-nahl ayat 5-9

Artinya :
"Dan hewan ternak telah diciptakan-Nya untuk kamu, padanya ada (bulu) yang
menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan."

 Tafsiran
Binatang ternak berupa unta, sapi dan kambing telah Allah ciptakan untuk kalian,
wahai manusia. Dia menjadikan bulu-bulunya sebagai penghangat, dan berbagai
manfaat lainnya pada susu, kulit dan sebagai tunggangan, serta sebagiannya
kalian makan.

Artinya :

"Dan kamu memperoleh keindahan padanya, ketika kamu membawanya kembali


ke kandang dan ketika kamu melepaskannya (ke tempat penggembalaan)."

 Tafsiran
Kalian memperoleh padanya keindahan yang memberikan kegembiraan kepada
kalian, ketika kalian membawanya kembali ke kandangnya di waktu sore, dan
ketika kalian mengeluarkannya ke tempat penggembalaannya di waktu pagi.
Artinya :

“dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, untuk kamu tunggangi dan
(menjadi) perhiasan. Allah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui."

 Tafsiran
Binatang ternak ini memikul barang-barang kalian yang berat ke negeri yang jauh,
yang kalian tidak akan sanggup sampai kepadanya kecuali dengan upaya yang
keras dari diri kalian dan kesulitan yang besar. Sesungguhnya Rabb kalian benar-
benar merahmati kalian dengan rahmat yang luas, baik di dunia maupun di
akhirat, di mana Dia menundukkan bagi kalian apa yang kalian butuhkan. Segala
puji dan syukur hanya bagi-Nya.

Artinya :
"Dan hak Allah menerangkan jalan yang lurus, dan di antaranya ada (jalan) yang
menyimpang. Dan jika Dia menghendaki, tentu Dia memberi petunjuk kamu
semua (ke jalan yang benar)."
 Tafsiran
Dia telah menciptakan bagi kalian kida, bagal dan keledai, agar kalian
menungganginya, dan agar menjadi keindahan dan pemandangan yang menawan
bagi kalian. Dia juga menciptakan sarana-sarana transportasi dan selainnya yang
tidak kalian ketahui, agar kalian semakin beriman dan bersyukur kepada-Nya.
Artinya :

“ Dan hak Allah menerangkan jalan yang lurus, dan diantaranya ada (jalan) yang
menyimpang. Dan jika Dia menghendaki,tentu Dia memberi petunjuk kamu
semua (ke jalan yang benar).

 Tafsiran

Wewenang Allah menerangkan jalan yang lurus untuk menunjukkan kalian, yaitu
Islam. Di antara jalan-jalan itu ada jalan yang menyimpang yang tidak
mengantarkan kepada hidayah, yaitu segala agama dan ajaran yang menyelisihi
Islam. Seandainya Allah menghendaki untuk memberi hidayah kepada kalian,
tentulah Dia menunjukkan kalian semua kepada iman.

C. Penafsiran dalam Q.S Al-hadid ayat 25


Artinya:
“Sesungguhnya kami Telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa
bukti-bukti yang nyata dan Telah kami turunkan bersama mereka Al
Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat berlaku adil. dan
kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi
itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya
dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya
Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa”.

 Tafsiran

ُ ‫س ۡلنَا ُر‬
‫سلَنَا‬ َ ‫لَقَ ۡد َأ ۡر‬ (Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami)
yaitu malaikat-malaikat-Nya kepada nabi-nabi ‫ت‬ِ َ‫بِ ۡٱلبَيِّ ٰن‬ (dengan
membawa bukti-bukti yang nyata) hujah-hujah yang jelas dan
akurat ‫نزَلنَا َم َع ُه ُم ۡٱل ِك ٰتَ َب‬
ۡ ‫وَأ‬ (dan
َ telah Kami turunkan bersama mereka
Alkitab) lafal Alkitab ini sekalipun bentuknya mufrad tetapi makna
yang dimaksud adalah jamak, yakni al-kutub  َ‫ َو ۡٱل ِمي َزان‬ (dan neraca)
yakni keadilan ‫نزَلنَا ۡٱل َح ِدي َد‬
ۡ ‫اس بِ ۡٱلقِ ۡس ِط َوَأ‬
ُ َّ‫لِيَقُو َم ٱلن‬ (supaya manusia dapat
melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi) maksudnya Kami
keluarkan besi dari tempat-tempat ٌ ‫بَ ۡأ‬
penambangannya ‫س‬ ‫فِي ِه‬
‫ش ِدي ٌد‬
َ  (yang padanya terdapat kekuatan yang hebat) yakni dapat
dipakai sebagai alat untuk berperang,

ُ ‫س َولِيَ ۡعلَ َم ٱهَّلل‬ ٰ


ِ ‫ َو َمنَفِ ُع لِلنَّا‬ (dan berbagai manfaat bagi manusia, dan supaya
Allah mengetahui) supaya Allah menampilkan; lafal
waliya’lamallaahu diathafkan pada lafal liyaquman-naaasu ‫َمن‬
ُ‫ص ُر ۥه‬
ُ ‫يَن‬ (siapa yang menolong-Nya) maksudnya siapakah yang menolong
agama-Nya dengan memakai alat-alat perang yang terbuat dari besi
dan lain-lainnya itu ‫ب‬ ِ ‫سلَهۥُ بِ ۡٱل َغ ۡي‬
ُ ‫ َو ُر‬ (dan rasul-rasul-Nya padahal
Allah tidak dilihatnya)
lafal bil-ghaibi menjadi hal atau kata keterangan keadaan dari
dhamir ha yang terdapat pada lafal yanshuruhu. Yakni sekalipun
Allah tidak terlihat oleh mereka di dunia ini. Ibnu Abbas r.a.
memberikan penakwilannya, mereka menolong agama-Nya padahal mereka
tidak melihat-Nya.

ٌّ ‫ِإنَّ ٱهَّلل َ قَ ِو‬ (Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa)


‫ى َع ِزي ٌز‬
artinya Dia tidak memerlukan pertolongan siapa pun, akan tetapi
perbuatan itu manfaatnya akan dirasakan sendiri oleh orang yang
mengerjakannya.

 Tafsir Ibnu Katsir

ِ َ‫سلَنَا ِب ۡٱلبَيِّ ٰن‬


Allah berfirman: ‫ت‬ ُ ‫س ۡلنَا ُر‬
َ ‫لَقَ ۡد َأ ۡر‬ (“Sesungguhnya Kami telah
mengutus Rasul-Rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang
nyata.”) yakni dengan berbagai macam mukjizat, hujjah-hujjah dan
dalil-dalil yang kuat.

D. Syarah Hadist Tentang Produksi

Pandangan Hadis tentang Produksi :Rasulullah mendorong umat Islam


agar rajin bekerja untuk mencari karunia Allah agar dapat memberi dan berbagi
nikmat kepada ornag lain, tidak meminta, minta dan agar dapatmemenuhi
kebutuhan orang-orang yang menjadi tanggung jawab mereka.12 Nabi bersabda :
Dari Abu Hurayrah r.a., katanya, aku mendengarkan Rasulullah SAW bersabda :
“Hendaklah seseorang di antara kalian berangkat pagi-pagi sekali mencari kayu
bakar, lalu bersedekah dengannya dan menjaga diri ( tidak meminta-minta) dari
manusia lebih baik dari pada meminta kepada seseorang baik ataupun tidak.
Tangan di atas lebih baik daripada tangan dibawah. Mulailah (memberi) kepada
orang yang menjadi tanggung jawabmu.” (HR. Muslim)
Menurut Idri, hadis di atas menjelaskan tentang beberapa hal terkait
dengan aktivitas ekonomi, yaitu :
(a) dorongan untuk rajin bekerja dengan berangkat pagi-pagi sekali,
(b) dorongan untuk rajin bekerja dan berproduksi,
(c) dorongan untuk melakukan distribusi,
(d) dorongan untuk hidup kesatria dengan tidak meminta-minta dan
(e) dorongan untuk bertanggung jawab dalam ekonomi keluarga.

HR.MUSLIM :
‫ فٍَإ ْن لَ ْم يَ ْستَ ِط ْع اَ ْن‬, ‫َت لَهُ اَرْ ضٌ فَ ْليَ ْز َر ْعهَا‬
ْ ‫ (( َم ْن َكان‬: ‫ قَال رسول هلل صلى هللا عليه وسلم‬,‫ع َْن َجا بِرقال‬

ُ‫ َواَل يَُؤ ا ِجرْ هَا ِإيَّاه‬, ‫ فَ ْليَ ْمنَحْ هَا َأخَاهُ ْال ُم ْسلِ َم‬, ‫)) يَ ْز َر َعهَا َو َع َج َز َع ْنهَا‬

Artinya : “ Dari Jabir RA berkata, Rasulullah SAW bersabda :


barang siapa mempunyai sebidang tanah, maka hendaklah ia
menanaminya. Jika ia tidak bisa atau tidak mampu menanami, maka
hendaklah diserahkan kepada orang lain (untuk ditanami) dan
janganlah menyewakannya (HR. Muslim).

E. Konsep Produksi dalam Q.S An-nahl ayat 5-9 dan Q.S Al-hadid ayat 25
dan Hadist tentang Produksi

Konsep produksi yang bisa kita ketahui dari ayat 5-9 surat
An Nahl mengandung arti bahwa Allah telah memberikan berbagai
nikmat untuk manusia dari hasil ciptaan-Nya diantaranya
diciptakannya hewan ternak yang mempunyai berbagai manfaat dan
fungsi bagi kehidupan manusia. Binatang ternak yang dimaksudkan
diatas ditundukan Allah bagi manusia untuk dimakan, ditunggangi,
dan dijadikan perhiasan. Dalam Islam juga dikatakan produksi
merupakan hal yang sangat penting, karena dengan produksi
kebutuhan manusia dapat terpenuhi. Al-Ghazali menyebutkan bahwa
produksi adalah pengerahan secara maksimal sumber daya alam (raw
material) oleh sumber daya manusia, agar menjadi barang yang
bermanfaat bagi manusia. Segala yang diciptakan Allah untuk
manusia merupakan sumber daya yang harus dimanfaatkan dan
dimakmurkan untuk kemaslahatan hidup manusia. Sumber daya tersebut
merupakan sumber ekonomi yang harus dijaga dan dilestarikan.

Konsep produksi dalam surah al-hadid ayat 25 secara jelas


mengungkapkan bahwa besi yang memiliki kekuatan dan sangat
bermanfaat bagi manusia. Demikian dengan besi itu, umat Islam bisa
menolong agama Allah. Dan Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-
rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami
turunkan bersama mereka Alkitab dan neraca (keadilan) supaya
manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang
padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi
manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah
mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya,
padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi
Mahaperkasa. Selain itu, Alquran juga menggambarkan proses
pengolahan besi. Dalam surat Al-Khafi (gua) ayat 96 Allah SWT
berfirman, Berilah aku potongan- potongan besi. Hingga apabila
besi itutelah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu,
berkatalah Dzulkarnain, Tiuplah (api itu). Hingga apabila besi itu
sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata, Berilah aku
tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas
itu.

Teknologi pengolahan besi tampaknya telah dikuasai manusia


sejak zaman Nabi Daud AS. Hal itu terungkap dalam surat Al-
Anbiyaa’ (Nabi-nabi) ayat 80. Dalam surat itu Allah SWT
berfirman, Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi
untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu. Maka,
hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).
BAB III

KESIMPULAN

Ayat 5-9 surat An-Nahl berbicara tentang nikmat yang


diberikan Allah kepada manusia. Nikmat itu berupa berbagai manfaat
dari hewan ternak diantaranya sebagai makanan, menghasilkan
minuman, perhiasan, dan alat trasfortasi. Nikmat itu harus
disyukuri oleh manusia dengan memanfaatkanya sebaik mungkin sesuai
dengan yang disyariatkan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Ayat tersebut juga mengandung arti bahwa manusia diberikan


kewenangan untuk mengeksploitasi alam semesta ini untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia itu sendiri dengan berbagai syarat yaitu;
manusia haruslah mengadakan ta’awun (saling menolong), takaful
(kerjasama), kewajiban berlaku sederhana yaitu menghindari bentuk
pemborosan atau penghamburan harta dan penggunaan yang tidak
semestinya dalam mendayagunakan rezeki Allah, selain itu manusia
didalam usaha disyaratkan menumbuhkan dan memperbanyak harta namun
tidak menimbulkan kerugian bagi pihak lain, dan dilakukan dengan
cara yang baik dan halal.
DAFTAR PUSTAKA

Ad-Dimasyq, Ibnu Kasir, Tafsir Ibnu Kasir Juz 14, Bandung: Sinar
Baru Algensindo, 2000.

Al-Mahalli, Jalaluddin dan As-Suyuti, Jalaluddin, Tafsir Jalalain


Jilid 1, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004.

Al Asqalani, Al Hafidh Ibnu Hajar, Terjemah Bulughul Maram,


Surabaya: Mutiara Ilmu, 1995.

Al-Mundziri, Imam, Ringkasan Shahih Muslim, Jakarta: Pustaka


Amani, 2002.

Anda mungkin juga menyukai