Anda di halaman 1dari 30

PERHITUNGAN

PENDAPATAN
NASIONAL
DI SUSUN OLEH :
1.M.ZAINUDDIN ASRI
2.JOHAN UNTUNG
3.JAMALUDDIN
4.KURNIA METY HARIANI
5.RANI WAHYUNI ZANTY
6.ANITA VARIANTI
• DEFINISI PENDAPATAN NASIONAL

Pada dasarnya pendapatan nasional terdiri dari dua kata yakni pendapatan dan nasional.
Pendapatan merupakan segala sesuatu yang dihasilkan dan diterima oleh setiap individu
baik dari kerja ataupun usahanya. Sedangkan nasional berarti suatu negara. Bila
diartikan dari gabungan dua kata dasar tersebut pendapatan nasional diartikan sebagai
nilai atau jumlah dari setiap hal yang bisa dihasilkan atau diciptakan oleh sebuah negara.
Namun jika diartikan secara lengkap pendapatan nasional adalah jumlah total dari
semua nilai produk suatu negara baik yang berbentuk barang atupun jasa yang
dihasilkan ataupun diperoleh dari segala sektor diantaranya sektor ekonomi,
masyarakat maupun sektor ekonomi pemerintahan dalam kurun waktu 1 tahun.
• PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL MENURUT BEBERAPA AHLI

A. Menurut Sadono Sukirno


Dalam bukunya "Teori Pengantar Makroekonomi" edisi 3,hal.17 Pendapatan nasional menggambarkan
tingkat produksi negara yang dicapai dalam suatu tahun tertentu dan perubahannya dari tahun ke tahun.
B. Menurut Soediyono Reksopryitno
Dalam bukunya "Pengantar Ekonomi Makro" edisi 6 Pendapatan nasional adalah jumlah barang-barang dan
jasa-jasa yang dihasilkan oleh perekonomian suatu negara.
C. Menurut N. Gregory Mankiw
Dalam bukunya "Pengantar Ekonomi Makro" edisi 3,hal.9 Pendapatan nasional (national income) adalah total
pendapatan yang diperoleh penduduk suatu negara dalam produksi barang dan jasa. Pendapatan nasional
tidak menghitung pajak usaha tidak langsung (seperti pajak penjualan) dan tidak menghitung subsidi usaha.

D. Menurut Faried Wijaya


Pendapatan nasional adalah total nilai barang akhir dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam kurum
waktu tertentu (1 tahun).
• KONSEP PENDAPATAN NASIONAL

A. Produk Domestik Bruto (GDP)


Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah
suatu negara atau domestik selama satu tahun.
GDP = Pendapatan Masyarakat DN (dalam negeri) + Pendapatan Asing DN
Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga barang atau jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan maupun instansi asing yang terkait, asalkan wilayah nya masih dalam
wilayah suatu negara atau domestik tersebut. Contohnya : seperti perusahaan X
dari Jepang, yang mempunyai cabang di Indonesia, hasil berupa barang dan jasa
tersebut termasuk kedalam GDP. Barang yang dihasilkan termasuk modal yang
belum diperhitungkan, makanya bersifat bruto atau/kotor.
B. Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) merupakan nilai produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu
tahun, termasuk yang dihasilkan oleh warga Negara tersebut yang dihasilkan diluar
negeri. Contohnya seperti seseorang pria dari Indonesia yang menjual pakaian di
Malaysia, hasil berupa barang dan jasanya termasuk dalam GNP.
GNP = Pendapatan WNI DN + Pendapatan WNI LN (luar negeri) – Pendapatan Asing
DN Produk Nasional Netto (NNP) NNP = GNP – depresiasi (penyusutan barang
modal)
Penyusutan adalah penggantian barang modal bagi peralatan produksi yang dipakai
dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran, sehingga dapat menimbulkan
kekeliruan meskipun relatif kecil.
C. Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) merupakan pendapatan yang
dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik
faktor produksi.
NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain
seperti pajak hadiah, pajak penjualan, dll.
D. Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang diterima
oleh setiap orang dalam masyarakat, temasuk pendapatan yang diperoleh tanpa
melakukan kegiatan apapun. Misalnya gaji seorang pegawai negeri, maupun pendapatan
pengusaha yang didapatkan secara berantai.
PI = NNI – Pajak Perusahaan – Iuran – Laba Ditahan + Transfer Payment
Transfer Payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa
produksi, melainkan diambil sebagian dari pendapatan nasional tahun lalu. Seperti
pembayaran dana pensiunan, tunjangan pengangguran, dan sebagainya. Pendapatan
yang siap dibelanjakan Disebut juga dengan Disposible Income yaitu pendapatan yang
siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya
menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
DI = PI – Pajak Langsung
Pajak langsung adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain,
seperti pajak pendapatan.
E. Pendapatan Disposibel/Disposible Income (DI)
Disposible Income adalah Personal Income setelah dikurangi pajak langsung
(misalnya pajak bumi dan bangunan, pajak kendaraan bermotor dan sebagainya).
Disposible income merupakan pendapatan yang siap digunakan, baik untuk
keperluan konsumsi maupun ditabung.
Rumusan untuk menghitung DI adalah : DI = PI - Pajak Langsung
Tabungan (saving) yang disimpan di lembaga keuangan resmi (Bank) akan dapat
menambah pendapatan nasional karena, saving ini akan dimanfaatkan untuk
investasi, lewat investasi inilah pendapatan nasional dapat meningkat.
Jika penjelasan tentang pendapatan nasional kita buat urutan akan terlihat seperti
di bawah ini:
GDP > GNP > NNP > NNI > PI > DI
• TIGA TIPE PENDEKATAN NEGARA
1.PENDEKATAN PENDAPATAN
Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga,dan laba) yang
diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-
faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan. Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian
sebagai nilai total balas jasa atas factor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Kemampuan entrepreneur
ialah kemampuan dan keberanian mengombinasikan tenaga kerja, barang modal, dan uang untuk menghasilkan
barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Balas jasa untuk tenaga kerja adalah upah atau gaji. Untuk barang
modal adalah pendapatan sewa. Untuk pemilik uang/aset finansial adalah pendapatan bunga. Sedangkan untuk
pengusaha adalah keuntungan. Total balas jasa atas seluruh factor produksi disebut Pendapatan Nasional (PN).

Y = R +W + I + P
Ket :
Y = pendapatan nasional
R = rent = sewa
W = wage = upah/gaji
I = interest = bunga modal
P = profit = laba
2.PENDEKATAN PRODUKSI
Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari
bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang
dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang
setengah jadi).
Menurut metode ini, PDB adalah total output (produksi) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian. Cara
penghitungan dalam praktik adalah dengan membagi- bagi perekonomian menjadi beberapa sektor
produksi (industrial origin). Jumlah output masing-masing sector merupakan jumlah output seluruh
perekonomian. Hanya saja, ada kemungkinan bahwa output yang dihasilkan suatu sektor perekonomian
berasal dari output sector lain. Atau bisa juga merupakan input bagi sektor ekonomi yang lain lagi.
Dengan kata lain, jika tidak berhati-hati akan terjadi penghitungan ganda (double counting) atau bahkan
multiple counting. Akibatnya angka PDB bias menggelembung beberapa kali lipat dari angka yang
sebenarnya. Untuk menghindari hal tersebut, maka dalam perhitungan PDB dengan metode produksi,
yang dijumlahkan adalah nilai tambah (value added) masing- masing sektor.
Y = (PXQ)1 + (PXQ)2 +.....(PXQ)n
Ket:
Y = Pendapatan Nasional
P = harga
Q = kuantitas
3.PENDEKATAN PENGELUARAN
Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran
untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu Negara selama satu
periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan
menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi
negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government),
pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor
()
Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi
PDBs = PDB riil tahun
sekarang PDBk = PDB riil tahun kemarin
• Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total dalam
perekonomian selama periode tertentu. Menurut metode ini ada beberapa jenis
agregat dalam suatu perekonomian:

1. Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption) Pengeluaran sektor rumah


tangga dipakai untuk konsumsi akhir, baik barang dan jasa yang habis dalam tempo
setahun atau kurang (durable goods) maupun barang yang dapat dipakai lebih dari
setahun/barang tahan lama (non-durable goods).
2. Konsumsi Pemerintah (Government Consumption) Yang masuk dalam
perhitungan konsumsi pemerintah adalah pengeluaran-pengeluaran pemerintah
yang digunakan untuk membeli barang dan jasa akhir (government expenditure).
Sedangkan pengeluaran- pengeluaran untuk tunjangan-tunjangan sosial tidak
masuk dalam perhitungan konsumsi pemerintah.
3. Pengeluaran Investasi (Investment Expenditure) Pembentukan Modal Tetap Domestik
Bruto (PMTDB) merupakan pengeluaran sektor dunia usaha. Yang termasuk dalam PMTDB
adalah perubahan stok, baik berupa barang jadi maupun barang setengah jadi.
4. Ekspor Neto (Net Export) Yang dimaksud dengan ekspor bersih adalah selisih antara
nilai ekspor dengan impor. Ekspor neto yang positif menunjukkan bahwa ekspor lebih besar
daipada impor. Perhitungan ekspor neto dilakukan bila perekonomian melakukan transaksi
dengan perekonomian lain (dunia).
Y = C + I + G + (X - M)
Ket :
Y = Pendapatan Nasional
C = konsumsi masyarakat
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor
M = impor
CONTOH SOAL PENDAPATAN NASIONAL
1). Suatu negara mempunyai pendapatan nasional sebagai berikut:
Konsumsi masyarakat Rp. 80.000.000
pendapatan laba usaha Rp. 40.000.000
pengeluaran negara Rp. 250.000.000
pendapatan sewa Rp. 25.000.000
Pengeluaran Investasi Rp. 75.000.000
Ekspor Rp. 50.000.000
Impor Rp. 35.000.000
dari diatas hitunglah pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran .....?
jawab:
Rumus pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran :
Y = C + I + G + (X - M)
Y = 80.000.000 + 75.000.000 + 250.000.000 +(50.000.000 - 35.000.000)
Keterangan :
Y = 405.000.000 + 15.000.000 Y = Pendapatan Nasional
C = Pengeluaran konsumsi Rumah Tangga Konsumen (RTK)
Y = 420.000.000 I = Pengeluaran Investasi Rumah Tangga Produsen (RTP)
G = Pengeluaran pemerintah dari Rumah Tangga
Pemerintah (RTG)
X = Ekspor
M = Impor
Jadi jumlah pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pengeluaran adalah Rp. 420
juta
2). Jika diketahui Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2004 adalah Rp 131.101,6 Miliar.
Pendapatan/Produk neto terhadap Luar Negeri Rp 4.955,7 Miliar, Pajak tidak Langsung Rp 8.945,6 Miliar, Penyusutan
Rp 6.557,8 Miliar, Iuran Asuransi Rp 2,0 Miliar, Laba ditahan Rp 5,4 Miliar, Transfer Payment Rp 6,2 Miliar dan Pajak
Langsung Rp 12,0 Miliar. Hitunglah :
a). GNP
b). NNP
c). NI
d). PI
e). DI
Jawab :
a. GNP = GDP + Produk Neto terhadap Luar Negeri = Rp 131.101,6 Miliar + Rp 4.955,7 Miliar
= Rp 136.057,3 Miliar
b. NNP = GNP – Penyusutan = Rp 136.057,3 Miliar – Rp 6.557,8 Miliar = Rp 129.499,5 Miliar
c. NI = NNP – Pajak tidak Langsung= Rp 129.499,5 Miliar – Rp 8.945,6 Miliar = Rp 120.553,9 Miliar
d. PI = (NI + Transfer Payment) – (iuran asuransi + iuran jaminan sosial + Laba di tahan + Pajak
Perseorangan)= (Rp 120.553,9 Miliar + Rp 6,2 Miliar) – (Rp 2,0 Miliar + Rp 5,4 Miliar)
= Rp 120.560,1 Miliar – Rp 7,4Miliar = Rp 120.552,7 Miliar
e. DI = PI – Pajak Langsung = Rp 120.552,7 Miliar – Rp 12,0 Miliar = Rp 120.540,7 Miliar
• FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDEKATAN NASIONAL

1. Kualitas Sumber Daya Manusia : Sudah kita ketahui bahwa untuk menghitung
besarnya pendapatan nasional, yaitu dengan pendekatan pendapatan yang
diterima oleh pemilik faktor produksi. Salah satu komponen di dalam pendekatan
tersebut adalah upah (W) yang diterima oleh
pemilik faktor produksi tenaga kerja. Tenaga kerja yang unggul dan juga memiliki
kompetensi sesuai bidang pekerjaannya bisa menerima upah yang lebih besar
dibandingkan dengan tenaga kerja yang memiliki kemampuan rendah, hingga bisa
memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pendapatan nasional. Kualitas
tenaga kerja yang tinggi itu bisa diperoleh melalui proses pendidikan formal
maupun juga pelatihan. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin
memungkin kan pula untuk memperoleh jabatan pekerjaan yang lebih tinggi dan
menghasilkan gaji yang besar atau semakin terlatih seseorang tenaga kerja maka
akan semakin besar pula upah yang diterima.
2. Keadaan Sumber Daya Alam : Keadaan alam suatu negara akan mempengaruhi
pendapatan nasional Negara tersebut. Keadaan alam meliputi keadaan geografis,
sumber daya alam yang tersedia dan iklim suatu negara. Semakin banyak sumber
daya alam di suatu negara dan digunakan untuk berproduksi maka akan semakin
menghasilkan keuntungan yang banyak. Begitu juga dengan kondisi geografis dan
iklim yang stabil (jarang terjadi bencana) memberikan peluang yang lebih besar
untuk bisa menarik investor agar menanamkan modalnya di negara tersebut.
Dengan kata lain, kondisi alam yang kondusif akan membantu meningkatkan
pendapatan nasional.
3. Ketersediaan Modal : Modal memiliki andil yang sangat besar untuk
meningkatkan pendapatan nasional. Suatu negara yang memiliki modal yang besar
untuk mengolah sumber daya dan melakukan produksi maka bias dipastikan
pendapatan nasionalnya akan tinggi, sementara negara yang kekurangan modal
sehingga tidak bias melakukan kegiatan produksi maka pendapatan nasionalnya
akan rendah.
4. Stabilisasi dan Kebijakan Yang Mantap : Kebijakan pemerintah harus lah jelas,
adil dan tegas karena bila tidak maka akan menghambat jalannya roda
perekonomian. Kebijakan yang baik harus di dukung juga oleh aparatur negara yang
berkualitas agar pelaksanaan kebijakan bisa dilakukan oleh semua pihak dengan
penuh rasa tanggung jawab.

5. Kesejahteraan Masyarakat : Masyarakat yang sejahtera akan memiliki daya beli


yang tinggi, tingkat menabung dan investasi yang tinggi pula hingga bias
menggulirkan roda perekonomian dan juga meningkatkan pendapatan nasional
suatu negara.
• PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL (Y)
1. PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN DUA SEKTOR
Perhitungan pendapatan keseimbangan 2 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) dan investasi (I).
Y=C+I
è (C = a + by)
Y = (a + by) + I
Y = a + by + I
Y – by = a + I
(1 – b)Y = a + I
Y=a+I
1–b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka besarnya pendapatan nasional
dengan pendekatan 2 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab:
Y=a+I
1–b
= 20 + 10
1– 0,75
= 30
0,25
= 120 milyar rupiah
2. PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN TIGA SEKTOR
Perhitungan pendapatan keseimbangan 3 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), pajak
(TX) dan pembayaran transfer (Tr).
Y=C+I+G
è (C = a + byd)
Y = a + b (y – Tx +Tr) + I + G
Y = a + by – bTx + bTr + I + G
Y – by = a – bTx + bTr + I + G
(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G
Y = a – bTx + bTr + I + G
1–b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) =
8, pajak (TX) = 6 dan pembayaran transfer (Tr) = 5, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 3 sektor adalah sebagai
berikut.
Jawab:
Y = a – bTx + bTr + I + G
1–b
= 20 – 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8
1 – 0,75
= 149 milyar rupiah
3. PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN EMPAT SEKTOR
Perhitungan pendapatan keseimbangan 3 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), pajak
(TX) pembayaran transfer (Tr), ekspor (X) dan impor (M).
Y = C + I + G (X – M)
è (C = a + bYd => Yd = Y – Tx + Tr)
Y = a + b (Y – Tx + Tr) + I + G + (X – M)
Y = a + bY – bTx + bTr + I + G + (X– M)
Y – bY = a – bTx + bTr + I + G + (X– M)
(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G + (X– M)
Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M)
1–b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) =
8, pajak (TX) = 6, pembayaran transfer (Tr) = 5, ekspor (X) = 4 dan impor (M) = 3, maka besarnya pendapatan nasional dengan
pendekatan 3 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab:
Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M)
1–b
= 20 – 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8 + (4-3)
1 – 0,75
= 153 milyar rupiah
• PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA (K)
Uraian mengenai proses multiplier dengan menggunakan contoh angka dapat menerangkan bagaimana
proses tersebut wujud, tetapi tidak menerangkan secara jelas bagaimana menentukan besarnya nilai
multiplier. Penghitungan nilai multiplier dapat dengan lebih mudah dilakukan dengan menggunakan
aljabar.
Dalam perekonomian tiga sektor, perubahan perbelanjaan agregat bukan saja diakibatkan oleh perubahan
dalam investasi, tetapi juga oleh pajak dan pengeluran pemerintah. Besarnya nilai multiplier dari
perubahan berbagai faktor tersebut akan diterangkan dalam uraian berikut ini.
Empat jenis multiplier akan ditentukan besarnya, yaitu: multiplier investasi, pengeluaran pemerintah,
pajak dan anggaran belanja seimbang. Penghitungan nilai multiplier yang akan diterangkan menggunakan
pemisalan-pemisalan di bawah ini:
1. Fungsi konsumsi adalah C = a + bYd.
2. Dua bentuk sistem pajak akan digunakan. Dalam contoh yang pertama pajaknya adalah pajak tetap,
yaitu T = Tx, sedangkan dalam contoh kedua pajaknya adalah pajak proporsional, yaitu: T = tY.
3. Fungsi investasi yang asal adalah I dan fungsi pengeluaran pemerintah yang asal adalah G.
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
∆Y = K . ∆I
Dimana K adalah angka pengganda.
1. PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA DENGAN PENDEKATAN DUA SEKTOR
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan
besarnya investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila
terdapat tambahan investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai
berikut:
Jawab:
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
2. PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA DENGAN PENDEKATAN TIGA SEKTOR
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah
(G) = 8, pajak (TX) = 6 dan pembayaran transfer: (Tr) = 5.
Ditanya:
1. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pajak sebesar 2.
2. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pembayaran transfer sebesar 2
3. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2.
4. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah sebesar 2.
Jawab:
1. Apabila terdapat tambahan pajak
∆Y = K . ∆I
∆Y = (-3) . 2 = -6
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + (-6) = 114 milyar rupiah
2. Apabila terdapat tambahan pembayaran transfer
∆Y = K . ∆I
∆Y = 3 . 2 = 6
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 6 = 126 milyar rupiah
3. Apabila terdapat tambahan investasi
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
4. Apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
3. PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA DENGAN PENDEKATAN EMPAT SEKTOR
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi: C = 20 + 0,75Y. Besarnya
investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6, pembayaran transfer
(Tr) = 5, ekspor (X) = 4 dan impor (M) = 3.
Ditanya:
1. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pajak sebesar 2.
2. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pembayaran
transfer sebesar 2.
3. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2
4. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pengeluaran
pemerintah sebesar 2.
5. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan ekspor sebesar 2.
6. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan impor sebesar 2.
Jawab:
1. Apabila terdapat tambahan pajak
∆Y = K . ∆I
∆Y = (-3) . 2 = -6
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + (-6) = 114 milyar rupiah
2. Apabila terdapat tambahan pembayaran transfer
∆Y = K . ∆I
∆Y = 3 . 2 = 6
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 6 = 126 milyar rupiah
3. Apabila terdapat tambahan investasi
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
4. Apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
5. Apabila terdapat tambahan ekspor
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
6. Apabila terdapat tambahan impor
∆Y = K . ∆I
∆Y = (-4) . 2 = -8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + (-8) = 112 milyar rupiah
• MANFAAT PENDEKATAN NASIONAL
• Menilai perkembangan ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu
Dari sini kita dapat membandingkan peranan suatu pemimpin atau penggerak ekonomi bangsa, juga untuk mengetahui
kelemahan atau kesalahan yang pernah terjadi dari segi ekonomi untuk dikoreksi di masa selanjutnya.
• Menilai prestasi ekonomi suatu bangsa
Pendapatan nasional menjadi tolak ukur kesuksesan dan kemakmuran suatu bangsa. Yang menjadi penghargaan ketika
pendapatan nasional suatu negara itu tinggi.
• Membandingkan perekonomian dengan negara lain
Di samping mencari celah untuk meningkatkan perekonomian negara sendiri, membandingkan perekonomian dengan negara
lain juga merupakan suatu kebanggaan tersendiri ketika perekonomian di Negara sendiri mempunyai peringkat yang lebih tinggi.
• Menerangkan struktur perekonomian negara
Jenis-jenis pendapatan nasional dapat menjadi tolak ukur untuk mengetahui dimana kelemahan perekonomian yang perlu di
evaluasi. Hal ini juga dapat menyatakan persentase pendapatan nasional berdasarkan jenis pendapatan (income) maupun
produksi (product)
• Mengetahui pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita
Pentingnya melakukan evaluasi terhadap perekonomian negara agar perekonomian mengalami peningkatan setiap tahunnya.
• Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah
Pentingnya elemen-elemen yang melakukan pergerakan dari bawah, untuk menyadarkan pemerintah seberapa pentingnya
perekonomian suatu negara. Masyarakat dapat beropini, memberikan masukan untuk meningkatkan kualitas perekonomian.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai