2. PENDEKATAN PRODUKSI
Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu
negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan
pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
Menurut metode ini, PDB adalah total output (produksi) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian. Carapenghitungan dalam praktik
adalah dengan membagi- bagi perekonomian menjadi beberapa sektor produksi(industrial origin). Jumlah output masing-masing
sector merupakan jumlah output seluruh perekonomian. Hanyasaja, ada kemungkinan bahwa output yang dihasilkan suatu sektor
perekonomian berasal dari output sector lain. Atau bisa juga merupakan input bagi sektor ekonomi
yang lain lagi. Dengan kata lain, jika tidak berhati-hati akan terjadi penghitungan ganda (double counting) ataubahkan multiple
counting. Akibatnya angka PDB bias menggelembung beberapa kali lipat dari angka yangsebenarnya. Untuk menghindari hal
tersebut, maka dalam perhitungan PDB dengan metode produksi, yangdijumlahkan adalah nilai tambah (value added) masing- masing
sektor.
Y = (PXQ)1 + (PXQ)2 +.....(PXQ)n
Ket:
Y = Pendapatan Nasional
P = harga
Q = kuantitas
3. PENDEKATAN PENGELUARAN
Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi
dalam suatu Negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran
yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah(Government),
pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor ( )
Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai
berikut :
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun
sekarang PDBk = PDB riil tahun kemarin
Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total dalam perekonomian selama periode tertentu. Menurut
metode ini ada beberapa jenis agregat dalam suatu perekonomian:
1. Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption) Pengeluaran sektor rumah tangga dipakai untuk konsumsi akhir, baik
barang dan jasa yang habis dalam tempo setahun atau kurang (durable goods) maupun barangyang dapat dipakai lebih dari
setahun/barang tahan lama (non-durable goods).
2. Konsumsi Pemerintah (Government Consumption)
Yang masuk dalam perhitungan konsumsi pemerintah adalah pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang digunakan untuk membeli
barang dan jasa akhir (government expenditure). Sedangkan pengeluaran- pengeluaran untuk tunjangan-tunjangan sosial tidak masuk
dalam perhitungan konsumsi pemerintah.
3. Pengeluaran Investasi (Investment Expenditure)
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) merupakan pengeluaran sektor dunia usaha. Yang termasuk dalam PMTDB
adalah perubahan stok, baik berupa barang jadi maupun barang setengah jadi.
4. Ekspor Neto (Net Export)
Yang dimaksud dengan ekspor bersih adalah selisih antara nilai ekspor dengan impor. Ekspor neto yang positifmenunjukkan bahwa
ekspor lebih besar daipada impor. Perhitungan ekspor neto dilakukan bila perekonomianmelakukan transaksi dengan perekonomian
lain (dunia).
Y = C + I + G + (X - M)
Ket :
Y = Pendapatan Nasional
C = konsumsi masyarakat
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor
M = impor
2). Jika diketahui Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2004 adalah Rp 131.101,6 Miliar.Pendapatan/Produk neto
terhadap Luar Negeri Rp 4.955,7 Miliar, Pajak tidak Langsung Rp 8.945,6 Miliar,Penyusutan Rp 6.557,8 Miliar, Iuran Asuransi Rp
2,0 Miliar, Laba ditahan Rp 5,4 Miliar, Transfer Payment Rp 6,2 Miliar dan Pajak Langsung Rp 12,0 Miliar. Hitunglah :
a). GNP
b). NNP
c). NI
d). PI
e). DI
Jawab ;
a. GNP = GDP + Produk Neto terhadap Luar Negeri = Rp 131.101,6 Miliar + Rp 4.955,7 Miliar
= Rp 136.057,3 Miliar
b. NNP = GNP – Penyusutan = Rp 136.057,3 Miliar – Rp 6.557,8 Miliar = Rp 129.499,5 Miliar
c. NI = NNP – Pajak tidak Langsung= Rp 129.499,5 Miliar – Rp 8.945,6 Miliar = Rp 120.553,9 Miliar
d. PI = (NI + Transfer Payment) – (iuran asuransi + iuran jaminan sosial + Laba di tahan + Pajak Perseorangan)= (Rp
120.553,9 Miliar + Rp 6,2 Miliar) – (Rp 2,0 Miliar + Rp 5,4 Miliar)
= Rp 120.560,1 Miliar – Rp 7,4Miliar = Rp 120.552,7 Miliar
e. DI = PI – Pajak Langsung = Rp 120.552,7 Miliar – Rp 12,0 Miliar = Rp 120.540,7 Miliar
1. Kualitas Sumber Daya Manusia : Sudah kita ketahui bahwa untuk menghitung besarnya pendapatan nasional,yaitu dengan
pendekatan pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi. Salah satu komponen di dalampendekatan tersebut adalah upah
(W) yang diterima oleh
pemilik faktor produksi tenaga kerja. Tenaga kerja yang unggul dan juga memiliki kompetensi sesuai bidangpekerjaannya bisa
menerima upah yang lebih besar dibandingkan dengan tenaga kerja yang memiliki kemampuan rendah, hingga bisa memberikan
kontribusi yang lebih besar terhadap pendapatan nasional. Kualitas tenaga kerja yang tinggi itu bisa diperoleh melalui
proses pendidikan formal maupun juga pelatihan. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin memungkin kan pula untuk
memperoleh jabatan pekerjaan yang lebih tinggi danmenghasilkan gaji yang besar atau semakin terlatih seseorang tenaga kerja maka
akan semakin besar pula upah yang diterima.
2. Keadaan Sumber Daya Alam : Keadaan alam suatu negara akan mempengaruhi pendapatan nasional Negaratersebut. Keadaan
alam meliputi keadaan geografis, sumber daya alam yang tersedia dan iklim suatu negara.Semakin banyak sumber daya alam di suatu
negara dan digunakan untuk berproduksi maka akan semakinmenghasilkan keuntungan yang banyak. Begitu juga dengan kondisi
geografis dan iklim yang stabil (jarang terjadi bencana) memberikan peluang yang lebih besar untuk bisa menarik investor agar
menanamkan modalnya di negara tersebut. Dengan kata lain, kondisi alam yang kondusif akan membantu meningkatkan
pendapatan nasional.
3. Ketersediaan Modal : Modal memiliki andil yang sangat besar untuk meningkatkan pendapatan nasional. Suatunegara yang
memiliki modal yang besar untuk mengolah sumber daya dan melakukan produksi maka bias dipastikan pendapatan nasionalnya akan
tinggi, sementara negara yang kekurangan modal sehingga tidak bias melakukan kegiatan produksi maka pendapatan nasionalnya
akan rendah.
4. Stabilisasi dan Kebijakan Yang Mantap : Kebijakan pemerintah harus lah jelas, adil dan tegas karena bila tidak maka akan
menghambat jalannya roda perekonomian. Kebijakan yang baik harus di dukung juga oleh aparatur negara yang berkualitas agar
pelaksanaan kebijakan bisa dilakukan oleh semua pihak dengan penuh rasa tanggung jawab.
5. Kesejahteraan Masyarakat : Masyarakat yang sejahtera akan memiliki daya beli yang tinggi, tingkat menabung dan investasi
yang tinggi pula hingga bias menggulirkan roda perekonomian dan juga meningkatkan pendapatan nasional suatu negara.