Anda di halaman 1dari 7

01 MAKRO – PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

2.1  DEFINISI PENDAPATAN NASIONAL


Pada dasarnya pendapatan nasional terdiri dari dua kata yakni pendapatan dan nasional. Pendapatan merupakan segala sesuatu yang
dihasilkan dan diterima oleh setiap individu baik dari kerja ataupun usahanya. Sedangkan nasional berarti suatu negara. Bila diartikan
dari gabungan dua kata dasar tersebut pendapatan nasional diartikan sebagai nilai atau jumlah dari setiap hal yang bisa dihasilkan atau
diciptakan oleh sebuah negara.
Namun jika diartikan secara lengkap pendapatan nasional adalah jumlah total dari semua nilai produk suatu negara baik yang
berbentuk barang atupun jasa yang dihasilkan ataupun diperoleh dari segala sektor diantaranya sektor ekonomi, masyarakat maupun
sektor ekonomi pemerintahan dalam kurun waktu 1 tahun.
2.2   PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL MENURUT BEBERAPA AHLI
 Menurut Sadono Sukirno
Dalam bukunya "Teori Pengantar Makroekonomi" edisi 3,hal.17
Pendapatan nasional menggambarkan tingkat produksi negara yang dicapai dalam suatu tahun tertentu danperubahannya dari tahun ke
tahun.
 Menurut Soediyono Reksopryitno
Dalam bukunya "Pengantar Ekonomi Makro" edisi 6
Pendapatan nasional adalah jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh perekonomian suatu negara.
 Menurut N. Gregory Mankiw
Dalam bukunya "Pengantar Ekonomi Makro" edisi 3,hal.9
Pendapatan nasional (national income) adalah total pendapatan yang diperoleh penduduk suatu negara dalamproduksi barang dan jasa.
Pendapatan nasional tidak menghitung pajak usaha tidak langsung (seperti pajakpenjualan) dan tidak menghitung subsidi usaha.
 Menurut Faried Wijaya
Pendapatan nasional adalah total nilai barang akhir dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam kurum waktu tertentu (1 tahun).

2.3   KONSEP PENDAPATAN NASIONAL


1. Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit
produksi di dalam batas wilayah suatu negara atau domestik selama satu tahun.
GDP = Pendapatan Masyarakat DN (dalam negeri) + Pendapatan Asing DN
Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan maupun instansi asing yang terkait,
asalkan wilayah nya masih dalam wilayah suatu negara atau domestik tersebut. Contohnya : seperti perusahaan X dari Jepang, yang
mempunyai cabang di Indonesia, hasil berupa barang dan jasa tersebut termasuk kedalam GDP. Barang yang dihasilkan termasuk
modal yang belum diperhitungkan, makanya bersifat bruto atau/kotor.

2. Produk Nasional Bruto (GNP)


Produk Nasional Bruto (Gross National Product) merupakan nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu
negara (nasional) selama satu tahun, termasuk yang dihasilkan oleh warga Negara tersebut yang dihasilkan diluar negeri. Contohnya
seperti seseorang pria dari Indonesia yang menjual pakaian di Malaisya, hasil berupa barang dan jasanya termasuk
dalam GNP.
GNP = Pendapatan WNI DN + Pendapatan WNI LN (luar negeri) – Pendapatan Asing DN Produk Nasional Netto (NNP) NNP =
GNP – depresiasi (penyusutan barang modal)
Penyusutan adalah penggantian barang modal bagi peralatan produksi yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran,
sehingga dapat menimbulkan kekeliruan meskipun relatif kecil.

3. Pendapatan Nasional Neto (NNI)


Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) merupakan pendapatan yang dihitung menurut jumlah
balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.
NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak hadiah, pajakpenjualan, dll.

4. Pendapatan Perseorangan (PI)


Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalammasyarakat , temasuk
pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Misalnya gaji seorang pegawai negeri, maupun pendapatan pengusaha
yang didapatkan secara berantai.
PI = NNI – Pajak Perusahaan – Iuran – Laba Ditahan + Transfer Payment
Transfer Payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi, melainkan diambilsebagian dari
pendapatan nasional tahun lalu. Seperti pembayaran dana pensiunan, tunjangan pengangguran, dan sebagainya. Pendapatan yang siap
dibelanjakan Disebut juga dengan Disposible Income yaitu pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa
konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
DI = PI – Pajak Langsung
Pajak langsung adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, seperti pajak pendapatan.

5.  Pendapatan Disposibel/Disposible Income (DI)


Disposible Income adalah Personal Income setelah dikurangi pajak langsung (misalnya pajak bumi dan bangunan, pajak kendaraan
bermotor dan sebagainya). Disposible income merupakan pendapatan yang siap digunakan, baik untuk keperluan konsumsi maupun
ditabung.
Rumusan untuk menghitung DI adalah :  DI = PI - Pajak Langsung
Tabungan (saving) yang disimpan di lembaga keuangan resmi (Bank) akan dapat menambah pendapatan nasional karena, saving ini
akan dimanfaatkan untuk investasi, lewat investasi inilah pendapatan nasional dapat meningkat.
Jika penjelasan tentang pendapatan nasional kita buat urutan akan terlihat seperti di bawah ini:
GDP > GNP > NNP > NNI > PI > DI

2.4  TIGA TIPE PENDEKATAN NEGARA


1. PENDEKATAN PENDAPATAN
   Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga,
dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor
produksi yang diberikan kepada perusahaan.
   Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian sebagai nilai total balas jasa atas factor produksi yang digunakan dalam
proses produksi. Kemampuan entrepreneur ialah kemampuan dan keberanian mengombinasikan tenaga kerja, barang modal, dan uang
untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Balas jasa untuk tenaga kerja adalah upah atau gaji. Untuk barang
modal adalah pendapatan sewa. Untuk pemilik uang/aset finansial
adalah pendapatan bunga. Sedangkan untuk pengusaha adalah keuntungan. Total balas jasa atas seluruh faktor
produksi disebut Pendapatan Nasional (PN).
Y=R+W+I+P
Ket :
Y = pendapatan nasional
R = rent = sewa
W = wage = upah/gaji
I = interest = bunga modal
P = profit = laba

2. PENDEKATAN PRODUKSI

   Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu
negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan
pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).

   Menurut metode ini, PDB adalah total output (produksi) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian. Carapenghitungan dalam praktik
adalah dengan membagi- bagi perekonomian menjadi beberapa sektor produksi(industrial origin). Jumlah output masing-masing
sector merupakan jumlah output seluruh perekonomian. Hanyasaja, ada kemungkinan bahwa output yang dihasilkan suatu sektor
perekonomian berasal dari output sector lain. Atau bisa juga merupakan input bagi sektor ekonomi
yang lain lagi. Dengan kata lain, jika tidak berhati-hati akan terjadi penghitungan ganda (double counting) ataubahkan multiple
counting. Akibatnya angka PDB bias menggelembung beberapa kali lipat dari angka yangsebenarnya. Untuk menghindari hal
tersebut, maka dalam perhitungan PDB dengan metode produksi, yangdijumlahkan adalah nilai tambah (value added) masing- masing
sektor.
Y = (PXQ)1 + (PXQ)2 +.....(PXQ)n
Ket:
Y = Pendapatan Nasional
P = harga
Q = kuantitas

3. PENDEKATAN PENGELUARAN
   Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi
dalam suatu Negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran
yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah(Government),
pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor ( )
Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai
berikut :
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun
sekarang PDBk = PDB riil tahun kemarin

    Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total dalam perekonomian selama periode tertentu. Menurut
metode ini ada beberapa jenis agregat dalam suatu perekonomian:

1.      Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption) Pengeluaran sektor rumah tangga dipakai untuk konsumsi akhir, baik
barang dan jasa yang habis dalam tempo setahun atau kurang (durable goods) maupun barangyang dapat dipakai lebih dari
setahun/barang tahan lama (non-durable goods).
2.        Konsumsi Pemerintah (Government Consumption)
Yang masuk dalam perhitungan konsumsi pemerintah adalah pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang digunakan untuk membeli
barang dan jasa akhir (government expenditure). Sedangkan pengeluaran- pengeluaran untuk tunjangan-tunjangan sosial tidak masuk
dalam perhitungan konsumsi pemerintah.
3.          Pengeluaran Investasi (Investment Expenditure)
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) merupakan pengeluaran sektor dunia usaha. Yang termasuk dalam PMTDB
adalah perubahan stok, baik berupa barang jadi maupun barang setengah jadi.
4.       Ekspor Neto (Net Export)
Yang dimaksud dengan ekspor bersih adalah selisih antara nilai ekspor dengan impor. Ekspor neto yang positifmenunjukkan bahwa
ekspor lebih besar daipada impor. Perhitungan ekspor neto dilakukan bila perekonomianmelakukan transaksi dengan perekonomian
lain (dunia).
Y = C + I + G + (X - M)
Ket :
Y = Pendapatan Nasional
C = konsumsi masyarakat
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor
M = impor

CONTOH SOAL PENDAPATAN NASIONAL


1). Suatu negara mempunyai pendapatan nasional sebagai berikut:
Konsumsi masyarakat Rp. 80.000.000
pendapatan laba usaha Rp. 40.000.000
pengeluaran negara Rp. 250.000.000
pendapatan sewa Rp. 25.000.000
Pengeluaran Investasi Rp. 75.000.000
Ekspor Rp. 50.000.000
Impor Rp. 35.000.000
dari diatas hitunglah pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran .....?
jawab:
Rumus pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran :
Y = C + I + G + (X - M)
Y = 80.000.000 + 75.000.000 + 250.000.000 +
(50.000.000 - 35.000.000)
Y = 405.000.000 + 15.000.000
Y = 420.000.000
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
C = Pengeluaran konsumsi Rumah Tangga Konsumen (RTK)
I = Pengeluaran Investasi Rumah Tangga Produsen (RTP)
G = Pengeluaran pemerintah dari Rumah Tangga
Pemerintah (RTG)
X = Ekspor
M = Impor
Jadi jumlah pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pengeluaran adalah Rp. 420 juta

2). Jika diketahui Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2004 adalah Rp 131.101,6 Miliar.Pendapatan/Produk neto
terhadap Luar Negeri Rp 4.955,7 Miliar, Pajak tidak Langsung Rp 8.945,6 Miliar,Penyusutan Rp 6.557,8 Miliar, Iuran Asuransi Rp
2,0 Miliar, Laba ditahan Rp 5,4 Miliar, Transfer Payment Rp 6,2 Miliar dan Pajak Langsung Rp 12,0 Miliar. Hitunglah :
a). GNP
b). NNP
c). NI
d). PI
e). DI
Jawab ;
a.        GNP  = GDP + Produk Neto terhadap Luar Negeri = Rp 131.101,6 Miliar + Rp 4.955,7 Miliar
 = Rp 136.057,3 Miliar
b.      NNP  =  GNP – Penyusutan = Rp 136.057,3 Miliar – Rp 6.557,8 Miliar = Rp 129.499,5 Miliar
c.       NI = NNP – Pajak tidak Langsung= Rp 129.499,5 Miliar – Rp 8.945,6 Miliar  = Rp 120.553,9 Miliar
d.     PI = (NI + Transfer Payment) – (iuran asuransi + iuran jaminan sosial + Laba di tahan + Pajak                    Perseorangan)= (Rp
120.553,9 Miliar + Rp 6,2 Miliar) – (Rp 2,0 Miliar + Rp 5,4 Miliar)
= Rp 120.560,1 Miliar – Rp 7,4Miliar = Rp 120.552,7 Miliar
e.        DI = PI – Pajak Langsung = Rp 120.552,7 Miliar – Rp 12,0 Miliar = Rp 120.540,7 Miliar

2.5  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDEKATAN NASIONAL

1.     Kualitas Sumber Daya Manusia : Sudah kita ketahui bahwa untuk menghitung besarnya pendapatan nasional,yaitu dengan
pendekatan pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi. Salah satu komponen di dalampendekatan tersebut adalah upah
(W) yang diterima oleh
pemilik faktor produksi tenaga kerja. Tenaga kerja yang unggul dan juga memiliki kompetensi sesuai bidangpekerjaannya bisa
menerima upah yang lebih besar dibandingkan dengan tenaga kerja yang memiliki kemampuan rendah, hingga bisa memberikan
kontribusi yang lebih besar terhadap pendapatan nasional. Kualitas tenaga kerja yang tinggi itu bisa diperoleh melalui
proses pendidikan formal maupun juga pelatihan. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin memungkin kan pula untuk
memperoleh jabatan pekerjaan yang lebih tinggi danmenghasilkan gaji yang besar atau semakin terlatih seseorang tenaga kerja maka
akan semakin besar pula upah yang diterima.

2.     Keadaan Sumber Daya Alam : Keadaan alam suatu negara akan mempengaruhi pendapatan nasional Negaratersebut. Keadaan
alam meliputi keadaan geografis, sumber daya alam yang tersedia dan iklim suatu negara.Semakin banyak sumber daya alam di suatu
negara dan digunakan untuk berproduksi maka akan semakinmenghasilkan keuntungan yang banyak. Begitu juga dengan kondisi
geografis dan iklim yang stabil (jarang terjadi bencana) memberikan peluang yang lebih besar untuk bisa menarik investor agar
menanamkan modalnya di negara tersebut. Dengan kata lain, kondisi alam yang kondusif akan membantu meningkatkan
pendapatan nasional.

3.     Ketersediaan Modal : Modal memiliki andil yang sangat besar untuk meningkatkan pendapatan nasional. Suatunegara yang
memiliki modal yang besar untuk mengolah sumber daya dan melakukan produksi maka bias dipastikan pendapatan nasionalnya akan
tinggi, sementara negara yang kekurangan modal sehingga tidak bias melakukan kegiatan produksi maka pendapatan nasionalnya
akan rendah.

4.     Stabilisasi dan Kebijakan Yang Mantap : Kebijakan pemerintah harus lah jelas, adil dan tegas karena bila tidak maka akan
menghambat jalannya roda perekonomian. Kebijakan yang baik harus di dukung juga oleh aparatur negara yang berkualitas agar
pelaksanaan kebijakan bisa dilakukan oleh semua pihak dengan penuh rasa tanggung jawab.

5.     Kesejahteraan Masyarakat : Masyarakat yang sejahtera akan memiliki daya beli yang tinggi, tingkat menabung dan investasi
yang tinggi pula hingga bias menggulirkan roda perekonomian dan juga meningkatkan pendapatan nasional suatu negara.

2.6    PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL (Y)


1.    PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN DUA SEKTOR
Perhitungan pendapatan keseimbangan 2 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) dan investasi(I).
Y=C+I
è (C = a + by)
Y = (a + by) + I
Y = a + by + I
Y – by = a + I
(1 – b)Y = a + I
Y = a + I
       1 – b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka besarnya
pendapatan nasional dengan pendekatan 2 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab:
Y = a + I
       1 – b
   = 20 + 10
       1– 0,75
   =  30
      0,25
  = 120 milyar rupiah
2.    PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN TIGA SEKTOR
Perhitungan pendapatan keseimbangan 3 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), pajak
(TX) dan pembayaran transfer (Tr).
Y=C+I+G
è (C = a + byd)
Y = a + b (y – Tx +Tr) + I + G
Y = a + by – bTx + bTr + I + G
Y – by = a – bTx + bTr + I + G
(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G
Y = a – bTx + bTr + I + G
                    1 – b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah
(G) = 8, pajak (TX) = 6 dan pembayaran transfer (Tr) = 5, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 3 sektor adalah
sebagai berikut.
Jawab:
Y = a – bTx + bTr + I + G
                    1 – b
   = 20 – 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8
                    1 – 0,75
   = 149 milyar rupiah
3.    PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN EMPAT SEKTOR
Perhitungan pendapatan keseimbangan 3 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), pajak
(TX) pembayaran transfer (Tr), ekspor (X) dan impor (M).
Y = C + I + G (X – M)
è (C = a + bYd => Yd = Y – Tx + Tr)
Y = a + b (Y – Tx + Tr) + I + G + (X – M)
Y = a + bY – bTx + bTr + I + G + (X– M)
Y – bY = a – bTx + bTr + I + G + (X– M)
(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G + (X– M)
Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M)
                            1 – b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah
(G) = 8, pajak (TX) = 6, pembayaran transfer (Tr) = 5, ekspor (X) = 4 dan impor (M) = 3, maka besarnya pendapatan nasional dengan
pendekatan 3 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab:
Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M)
                            1 – b
 = 20 – 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8 + (4-3)
                          1 – 0,75
 = 153 milyar rupiah        

2.7     PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA (K)


Uraian mengenai proses multiplier dengan menggunakan contoh angka dapat menerangkan bagaimana proses tersebut wujud, tetapi
tidak menerangkan secara jelas bagaimana menentukan besarnya nilai multiplier. Penghitungan nilai multiplier dapat dengan lebih
mudah dilakukan dengan menggunakan aljabar.
Dalam perekonomian tiga sektor, perubahan perbelanjaan agregat bukan saja diakibatkan oleh perubahan dalam investasi, tetapi juga
oleh pajak dan pengeluran pemerintah. Besarnya nilai multiplier dari perubahan berbagai faktor tersebut akan diterangkan dalam
uraian berikut ini.
Empat jenis multiplier akan ditentukan besarnya, yaitu: multiplier investasi, pengeluaran pemerintah, pajak dan anggaran belanja
seimbang. Penghitungan nilai multiplier yang akan diterangkan menggunakan pemisalan-pemisalan di bawah ini:
1. Fungsi konsumsi adalah C = a + bYd.
2. Dua bentuk sistem pajak akan digunakan. Dalam contoh yang pertama pajaknya adalah pajak tetap, yaitu T = Tx, sedangkan dalam
contoh kedua pajaknya adalah pajak proporsional, yaitu: T = tY.
3. Fungsi investasi yang asal adalah I dan fungsi pengeluaran pemerintah yang asal adalah G.
Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
∆Y          = K . ∆I
Dimana K adalah angka pengganda.
1.    PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA DENGAN PENDEKATAN DUA SEKTOR
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka pendapatan
keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:
Jawab:
∆Y    = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang  = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
2.    PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA DENGAN PENDEKATAN TIGA SEKTOR 
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah
(G) = 8, pajak (TX) = 6 dan pembayaran transfer: (Tr) = 5.
Ditanya:
1. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pajak sebesar 2.
2. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pembayaran transfer sebesar 2.
3. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2.
4. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah sebesar 2.
Jawab:
1. Apabila terdapat tambahan pajak
∆Y    = K . ∆I
∆Y    = (-3) . 2 = -6
Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang  = 120 + (-6) = 114 milyar rupiah
1. Apabila terdapat tambahan pembayaran transfer
∆Y    = K . ∆I
∆Y    = 3 . 2 = 6
Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang  = 120 + 6 = 126 milyar rupiah
1. Apabila terdapat tambahan investasi
∆Y    = K . ∆I
∆Y    = 4 . 2 = 8
Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang  = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
1. Apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah
∆Y    = K . ∆I
∆Y    = 4 . 2 = 8
Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang  = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
3.    PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA DENGAN PENDEKATAN EMPAT SEKTOR
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi: C = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G)
= 8, pajak (TX) = 6, pembayaran transfer (Tr) = 5, ekspor (X) = 4 dan impor (M) = 3.
Ditanya:
1. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pajak sebesar 2.
2. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pembayaran transfer sebesar 2.
3. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2.
4. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah sebesar 2.
5. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan ekspor sebesar 2.
6. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan impor sebesar 2.
Jawab:
1. Apabila terdapat tambahan pajak
∆Y    = K . ∆I
∆Y    = (-3) . 2 = -6
Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang  = 120 + (-6) = 114 milyar rupiah
1. Apabila terdapat tambahan pembayaran transfer
∆Y    = K . ∆I
∆Y    = 3 . 2 = 6
Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang  = 120 + 6 = 126 milyar rupiah
1. Apabila terdapat tambahan investasi
∆Y    = K . ∆I
∆Y    = 4 . 2 = 8
Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang  = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
1. Apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah
∆Y    = K . ∆I
∆Y    = 4 . 2 = 8
Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang  = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
1. Apabila terdapat tambahan ekspor
∆Y    = K . ∆I
∆Y    = 4 . 2 = 8
Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang  = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
1. Apabila terdapat tambahan impor
∆Y    = K . ∆I
∆Y    = (-4) . 2 = -8
Ysekarang  = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang  = 120 + (-8) = 112 milyar rupiah
2.8  MANFAAT PENDEKATAN NASIONAL
 Menilai perkembangan ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu
Dari sini kita dapat membandingkan peranan suatu pemimpin atau penggerak ekonomi bangsa, juga untukmengetahui kelemahan atau
kesalahan yang pernah terjadi dari segi ekonomi untuk dikoreksi di masa selanjutnya.
 Menilai prestasi ekonomi suatu bangsa
Pendapatan nasional menjadi tolak ukur kesuksesan dan kemakmuran suatu bangsa. Yang menjadi penghargaanketika pendapatan
nasional suatu negara itu tinggi.
 Membandingkan perekonomian dengan negara lain
Di samping mencari celah untuk meningkatkan perekonomian negara sendiri, membandingkan perekonomian dengan negara lain juga
merupakan suatu kebanggaan tersendiri ketika perekonomian di Negara sendiri mempunyai peringkat yang lebih tinggi.
 Menerangkan struktur perekonomian negara
Jenis-jenis pendapatan nasional dapat menjadi tolak ukur untuk mengetahui dimana kelemahan perekonomian yangperlu di evaluasi.
Hal ini juga dapat menyatakan persentase pendapatan nasional berdasarkan jenis pendapatan (income) maupun produksi (product)
 Mengetahui pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita
Pentingnya melakukan evaluasi terhadap perekonomian negara agar perekonomian mengalami peningkatan setiaptahunnya.
 Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah
Pentingnya elemen-elemen yang melakukan pergerakan dari bawah, untuk menyadarkan pemerintah seberapapentingnya
perekonomian suatu negara. Masyarakat dapat beropini, memberikan masukan untuk meningkatkankualitas perekonomian.

Anda mungkin juga menyukai