Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KELOMPOK EKONOMI BAB PENDAPATAN NASIONAL

XI IPS 4

BAB 1
“Pengertian Pendapatan Nasional & Manfaat Pendapatan Nasional”

Pengertian Pendapatan Nasional


Adalah keseluruhan pendapatan yang diperoleh semua pelaku
ekonomi disebuah negara dalam kurun waktu 1 tahun.tujuan dari
perhitungan pendapatan nasional adalah mengetahui tingkat atau
nilai pertumbuhan ekonomi di suatu negara, menjadi dasar dalam
penyusunan konsep atau program pembangunan berjangka panjang,
dan mengetahui nilai jasa atau barang yang dihasilkan oleh rakyat
dalam jangka waktu 1 tahun.

Jenis Pendapatan Nasional


a) PDB atau Produk Domestik Bruto.

PDB adalah jumlah produk, baik itu, jasa atau barang, yang
dihasilkan unit produksi pada batas wilayah sebuah negara
dalam setahun.
Penghitungan PDB dilakukan tanpa mencantumkan produksi
yang dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di negara lain.
Sementara itu, ada pula yang dimaksud dengan produk
domestic regional bruto atau PDRB, yaitu, cara penghitungan
pendapatan nasional di lingkup daerah atau wilayah.

b) PNB atau Produk Nasional Bruto.

PNB adalah total keseluruhan produk sebuah negara dalam


setahun.Hal ini meliputi barang yang diproduksi oleh semua
warga negara atau nasional, baik itu yang berada negara lain
atau di negeri sendiri.Namun, hasil produksi yang dilakukan
oleh perusahaan asing dengan operasional wilayah domestik
tak dicantumkan dalam perhitungannya.

c) Produk Nasional Neto

NNP atau Net National Product, yaitu nilai pasar produk yang
dihasilkan selama setahun. Untuk menghitung pendapatan
nasional jenis ini, kamu perlu mengurangi PNB dengan
depresiasi. Yang dimaksud dengan depresiasi sendiri adalah
penyusutan produk yang digunakan pada proses produksi
maupun barang modal.

d) Pendapatan Nasional Neto

NNI atau Net National Income memiliki 2 sisi, yakni dari sisi
penghasilan dan produksi. Pada sisi pendapatan, pendapatan
nasional akan dihitung berdasarkan jumlah dari balas jasa oleh
masyarakat yang merupakan pemilik dari faktor produksi.

e) Personal Income

Personal income atau pendapatan pribadi adalah keseluruhan


pendapatan yang diterima oleh pihak masyarakat saja. Hal ini
termasuk pula pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan
aktivitas tertentu.

f) Disposable Income

Disposable income adalah jenis pendapatan yang dapat dan


siap dibelanjakan maupun dimanfaatkan. Jenis pendapatan ini
didapatkan melalui pengurangan penghasilan pribadi dengan
pajak langsung.

Metode Perhitungan Pendapatan Nasional


1. Pendekatan Produksi (Production Approach)

Squad, pendekatan yang pertama adalah pendekatan produksi.


Nah, pendekatan ini menekankan pada kegiatan yang
menciptakan nilai tambah (value added). Maka dari itu,
perhitungan hanya mencakup perhitungan nilai tambah pada
sektor produksi. Perhitungan pendapatan nasional dengan
pendekatan produksi dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:

Y = (Q1 x P1) + (Q2 x P2) + (Q3 x P3) + .... + (Qn X Pn)

Keterangan:
Y = Pendapatan Nasional
P1 = Harga barang ke-1
Pn = Harga barang ke-n
Q1 = jenis barang ke-1
Qn = jenis barang ke-n

2. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)

Pendekatan kedua yang digunakan untuk menghitung


pendapatan nasional adalah pendekatan pendapatan.
Berdasarkan pendekatan pendapatan, pendapatan nasional
dihitung dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang
diterima masyarakat (pemilik faktor produksi) sebagai balas
jasa yang mereka terima dalam proses produksi meliputi:

1. Upah/gaji (w) = balas jasa pemilik tenaga kerja


2. Sewa (r) = balas jasa pemilik tanah
3. Bunga (i) = balas jasa pemilik modal
4. Keuntungan (profit/p) = balas jasa pengusaha

Jadi secara matematis, menurut pendekatan pendapatan,


pendapatan nasional dirumuskan sebagai berikut:
Y=w+r+i+p
Keterangan:
Y = Pendapatan Nasional
r = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya
w = Pendapatan bersih dari sewa
i = Pendapatan dari bungap = Pendapatan dari keuntungan
perusahaan dan usaha perorangan

3. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)

Terakhir adalah pendekatan pengeluaran. Nah, pada


pendekatan ini pendapatan nasional dihitung dengan cara
menjumlahkan permintaan akhir dari para pelaku ekonomi
(konsumen, produsen, dan pemerintah) dalam suatu negara,
meliputi:

1.Pengeluaran konsumsi rumah tangga (Consumption/C).


2.Investasi domestik bruto (Investment/I).
3.Pengeluaran konsumsi pemerintah (Government
Expenditure/G).
4.Ekspor neto atau nilai ekspor (Export/X) dikurangi impor
(Import/I) → (X–M).
Secara matematis dituliskan sebagai berikut.
Y = C + G + I + (X-M)
Keterangan:
Y = Pendapatan nasional
C = consumption (konsumsi rumah tangga)
I = investment (investasi)
G = government expenditure (pengeluaran pemerintah)
X = eksporM = impor

Manfaat Pendapatan Nasional

1. Menghitung Perkembangan Ekonomi Negara Secara Periodik


2. Menghitung Prestasi Ekonomi
3. Membandingkan Perekonomian Antar Negara
4. Menjelaskan Struktur Ekonomi Negara
5. Mengetahui Pertumbuhan Perekonomian serta Pendapatan Per
Kapita
6. Menjadi Dasar Pengambilan Keputusan Pemerintah

Komponen Pendapatan Nasional

Komponen
Komponen Penjelasan
Permintaaan & Penawaran Mengacu pada daftar
Agregat keseluruhan produk yang bakal
dibeli sektor perekonomian di
berbagai tingkat biaya.
Komponen ini menunjukkan
hubungan antara keseluruhan
permintaan dengan produk
sesuai tingkatan harganya.
Konsumsi & Tabungan Konsumsi merupakan total
pengeluaran untuk mendapatkan
produk di sebuah perekonomian
pada jangka waktu setahun.
Sementara tabungan adalah
bagian dari penghasilan yang tak
dikeluarkan pada aktivitas
konsumsi.
Investasi Mengacu pada seluruh
pengeluaran untuk keperluan
menciptakan modal yang baru.
Tujuannya untuk mengganti
modal yang telah rusak maupun
menambah penyediaannya.

Kesimpulan: melalui peningkatan pendapatan nasional, kita dapat


mengukur seberapa besar tingkat kemakmuran masyarakat yang ada
pada daerah tersebut.
BAB 2
“Komponen Pendapatan Nasional & Metode Perhitungan”

KOMPONEN-KOMPONEN PENDAPATAN NASIONAL


Dapat dilihat dari pendekatan perhitungannya, yaitu pendekatan
pendapatan dan pendekatan pengeluaran.
 Komponen Pendapatan Nasional atas dasar Pendekatan
Pendapatan
a. Kompensasi untuk pekerja
b. Keuntungan perusahaan
c. Pendapatan usaha perorangan
d. Pendapatan sewa
e. Bunga neto
 Komponen Pendapatan Nasional atas dasar Pendekatan
Pengeluaran
a. Pengeluaran konsumsi rumah tangga
b. Pengeluaran investasi
c. Pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa
d. Ekspor neto
METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
1. Pendekatan Pendapatan
Pendekatan pendapatan (income approach) adalah suatu
pendekatan yang menyatakan pendapatan nasional diperoleh
dengan cara menjumlahkan pendapatan dari berbagai factor
produksi yang memberi sumbangan terhadap proses produksi.
Dalam hal ini, pendapatan nasional didapat dari penjumlahan
kompensasi untuk pekerja, keuntungan perusahaan,
pendapatan usaha perorangan, pendapatan sewa, dan bunga
neto.

a. Kompensansi untuk Pekerja (Compensation for Employee)


Pekerja mendapat upah dan gaji serta penerimaan lain,
seperti pemberian tunjangan pensiun, jaminan sosial, dan
pendapatan lainnya.

b. Keuntungan Perusahaan (Corporate Profits)


Keuntungan persahaan merupakan pendapatan yang
dihasilkan suatu perusahaan karena mengelola sumber daya
yang dimilikinya. Keuntungan perusahaan tersebut
ada yang digunakan untuk membayar pajak, membayar
dividen, dan ada pula yang berupa laba yang ditahan untuk
pengembangan perusahaan lebih lanjut.

c. Pendapatan Usaha Perorangan (Sole Proprietor’s Income)


Pendapatan usaha perorangan merupakan pendapatan yang
diterima dari penggunaan tenaga kerja dan hasil usaha
perorangan seperti petani. Dengan kata lain, pendapatan
usaha perseorangan adalah pendapatan dari usaha
perorangan, kongsi, dan bentuk kerja sama individu di
bidang produksi.

d. Pendapatan Sewa (Rental Income of Person)


Pendapatan sewa merupakan balas jasa yang diberikan
pada pemilik sumber daya yang digunakan untuk kegiatan
ekonomi. Sewa usaha real estate, hak paten, hak cipta, serta
hak atas SDA termasuk contohnya.

e. Bunga Neto (Net Interest)


Bunga yang dimaksud di sini adalah Bunga yang dibayar
oleh perusahaan dikurangi dengan bunga yang diterima
oleh perusahaan, ditambah bunga neto yang diterima dari
luar negeri. Bunga yang dibayar oleh pemerintah (pusat dan
daerah) dan oleh konsumen tidak termasuk di dalamnya,
sebab Bunga yang dibayar oleh pemerintah dan konsumen
tidak menunjukkan peningkatan pendapatan dari produksi
secara langsung.

Secara matematis, pendapatan nasional berdasarkan


pendekatan pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut.
Y=w+r+i+p
di mana :
Y = pendapatan nasional (national income)
w = pendapatan dari upah, gaji, dan pendapatan lainnya
sebelum pajak
r = pendapatan bersih dari sewa (rental income)
i = pendapatan dari bunga
p = pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha
perorangan

Pendapatan nasional yang diperoleh dari hasil penjumlahan


pendapatan berbagai faktor produksi ini dinamakan
pendapatan nasional atas dasar pendapatan faktor (national
income as factor income) atau pendapatan nasional atas
dasar biaya produksi (national income as factor cost).

2. Pendekatan Produksi
Pendekatan produksi, yaitu suatu pendekatan dimana
pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan nilai
tambah seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai
sektor dari suatu perekonomian.Pendekatan produksi berarti
menambahkan semua nilai tambah barang yang diproduksi.

3. Pendekatan Pengeluaran
Perhitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran
merupakan cara yang paling penting. Hal ini dikarenakan
cara tersebut dapat memberikan berbagai keterangan yang
sangat berguna, seperti tingkat kegiatan ekonomi yang
dicapai. Data pendapatan nasional yang dihitung dengan
cara pengeluaran dapat memberi gambaran tentang kondisi
buruknya masalah ekonomi yang sedang dialami atau
kondisi baiknya tingkat pertumbuhan yang dicapai, dan
tingkat kemakmuran yang sedang dinikmati. Cara ini
memberikan berbagai keterangan yang diperlukan dalam
analisa makro ekonomi. Data pendapatan nasional dan
komponen-komponen data yang dihitung dengan cara
pengeluaran dapat digunakan sebagai landasan untuk
mengambil langkah-langkah dalam mengatasi masalah.

Perhitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran


dapat membedakan pengeluaran atas barang dan jasa yang
dihasilkan ke dalam empat komponen, yaitu pengeluaran
konsumsi rumah pengeluaran pemerintah,pembentulan
modal sektor swasta dan ekspor neto.

a. Konsumsi Rumah Tangga


Nilai pembelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga
untuk membeli segala jenis kebutuhannya dalam waktu satu
tahun tertentu dinamakan pengeluaran konsumsi rumah
tangga atau dalam analisis makro ekonomi lebih lazim
disebut sebagai konsumsi rumah tangga. Penghasilan yang
diterima rumah tangga akan digunakan untuk membeli
barang barang untuk memenuhi kebutuhanya.
Pembelanjaan tersebut dinamakan konsumsi, yaitu membeli
barang dan jasa untuk memuaskan keinginan memiliki dan
menggunakan barang tersebut.

b. Pengeluaran Pemerintah
Pemerintah membeli barang untuk kepentingan
masyarakat, pengeluaran fasilitas pendidikan,
kesehatan,mengaji polisi,dan tentara gaji pegawai
negeri.yang termasuk dalam golongan yang pertama
(konsumsi pemerintah)adalah pembelian atas barang dan
jasa yang akan di konsumsi seperti membayar gaji pegawai
negeri membeli alat” kantor yg di gunakan,dan membeli
bensin untuk kendaraan dinas

c. Pembentukan Modal Sektor Swasta


Pembentukan modal sektor swasta atau investasi pada
hakikatnya merupakan pengeluaran untuk membeli barang
modal yang dapat meningkatkan produksi barang dan jasa
para masa yg akan datang, seperti membangun gedung
perkantoran,pabrik dan alat” untuk produksi.pengeluaran
itu di lakukan bukan untuk konsumsi terapi untuk kegiatan
yang dapat menghasilkan sesuatu pada masa yang akan
datang

d. Ekspor neto
Transaksi-transaksi ekspor yang dilakukan oleh suatu
negara dalarn satu tañ un tertentu dikurang dengarn nilai
impor dalam periode yang sama dinamakan ekspor neto.
Ekspor suatu negara biasanya terdiri dari barang dan jasa
yang dihasilkan dalam negeri yang dijual di luar negeri dan
dikutkan dalam perhitungan pendapatan nasional. Barang
impor merupakan hasil produksi dari negara lain sehingga
tidak perlu dikaitkan dalam perhitungan pendapatan.

Dalam praktik perhitungan pendapatan nasional, hal yang


tidak bisa dielakkan adalah masuknya nilai barang impor
pada perhitungan. Sebagai contoh, ketika seorang konsium
membeli mobil yang dirakit dalam negeri, dia akan
membayar nilai barang impor, yaitu komponen yang
dipasang di dalam mobil tersebut yang berasal dari impor.
Oleh karena nilai barang impor tersebut tidak termasuk
dalam perhitungan pendapatan nasional sehingga yang
perlu dihitung dalam pendapatan nasional hanyalah ekspor
neto, yaitu jumlah ekspor setelah dikurangi jumlah impor.
Dalam analisis pendapatan nasional, atas dasar metode
pengeluaran, konsumsi rumah tangga diberi tanda C.
pengeluaran investasi diberi tanda 1, pengeluaran
pemerintah untuk membeli barang dan jasa diberi tanda G,
dan ekspor neto diberi tanda X-M. Oleh karena itu,
perhitungan pendapatan nasional atas dasar pengeluaran
dinotasikan Y = C+ G+/+X-M) dengan pengertian Y =
pendapatan nasional.

Misalkan, produsen baja memproduksi baja senilai Rp80


juta. Sebagian dari baja tersebut, yaitu Rp20 juta, dijual
kepada produsen mesin Sisanya Rp60 juta dijual kepada
produsen mobil Bagi produsen baja yang menambang
sendiri biji besi untuk bahan baku pembuatan baja, nilai
tambah yang mereka hasilkan adalah sama dengan nilai baja
tersebut, yaitu Rp80 juta. Karena Rp80 juta merupakan nilai
tambah bagi produsen baja, jumlah ini dicantumkan pada
kolom Pendekatan Produksi (5), yaitu baris 1 dan 2 Nilai
tambah Rp80 juta yang dihasilkan oleh produsen baja
selanjutnya akan mengalir ke rumah tangga konsumen atau
rumah tangga produsen (dalam hal ini perusahaan baja).
Untuk rumah tangga konsumen, pendapatan itu berupa gaji
atau upah, sedangkan untuk rumah tangga produsen
pendapatannya berupa laba atau keuntungan

Perhatikan bahwa dua baris pertama dari kolam


Pendekatan Pengeluaran (6) masih kosong. Hal ini
disebabkan oleh sifat dari produk yang dibeli oleh produsen
mesin dan produsen mobil dari produsen baja Bi besi yang
dibeli produsen mesin (dalam hal ini mesin baja) dan
produsen mobil dari produsen baja merupakan produk
antara, yaitu bahan baku untuk membuat mesin mobil
Sementara itu, menurut pendekatan pengeluaran,
pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan semua
pengeluaran untuk pembelian produk akhir.

Melanjutkan ilustrasi pada tabel 1.2, misalkan produsen


mengolah baja yang dibelinya menjadi mesin yang dijual
kepada produsen mobil dengan harga Rp40 juta. Nilai
tambah yang dihasilkan oleh produsen mesin adalah Rp40
juta dikurangi Rp20 juta (harga pembelian) atau sama
dengan Rp20 juta. Nilai tambah ini akan mengalir ke rumah
tangga konsumen atau rumah tangga produsen dalam
bentuk gaji atau laba usaha. Oleh karena itu, pada baris
ketiga dari kolom Pendekatan Produksi dan kolom
Pendekatan Pendapatan dicantumkan Rp20 juta.

Mesin yang dibeli produsen mobil dari produsen mesin


merupakan produk yang dikonsumsi atau digunakan untuk
membuat mobil, bukan untuk diolah dan dijual kembali.
Jadi, mesin tersebut adalah produk akhir. Oleh karena itu,
pengeluaran Rp40 juta untuk membeli mesin dicantumkan
pada kolom Pendekatan Pengeluaran (oleh produsen mobil)
pada baris ketiga.

Di lain pihak, produsen ban menjual ban kepada produsen


mobil dengan harga Rp10 juta (dalam hal ini produsen ban
memiliki perkebunan karet, sehingga produsen ban tidak
membeli karet dan pihak lain) Jumlah ini akan mengalir ke
rumah tangga atau perusahaan dalam bentuk gaji atau laba.
Oleh karena itu, jumlah yang sama dicantumkan dalam
kolom Pendekatan Produksi dan kolom Pendekatan
Pendapatan. Kolom Pendekatan Pengeluaran kosong karena
ban merupakan produk antara yang akan dijual kembali
oleh produsen mobil.

Akhirnya produsen mobil menjual mobilnya kepada


konsumen dengan harga 100 juta karena biaya produksi
mobil tersebut 70 juta yaitu jumlah yang dikeluarkan untuk
membeli baja 60 juta ditambah membeli ban 10 juta berarti
produsen mobil menghasilkan nilai tambah sebesar 30 juta
nilai tambah sebesar 30 juta tersebut akan mengalir ke
rumah tangga atau produsen dalam bentuk gaji atau laba. Di
lain pihak jika mobil yang dibeli oleh konsumen ditujukan
untuk dikonsumsi atau digunakan sebagai produk akhir
harga mobil 100 juta akan dihitung sebagai pengeluaran
konsumen jumlah ini muncul pada kolom pendekatan
pengeluaran.

Jika pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan


nilai seluruh transaksi yang terjadi pendapatan nasional
akan berlebih sebesar 90 juta dari 230 juta dikurangi 140
juta. Ini terjadi karena adanya perhitungan ganda dalam
perekonomian. Misalnya harga baja 60 juta dan harga ban
10 juta juga ikut dihitung sementara harga tersebut sudah
dimasukkan ke dalam harga mobil 100 juta.

Jumlah total pendapatan adalah sama-sama 140 juta artinya


pendekatan manapun yang digunakan dalam penghitungan
pendapatan nasional hasilnya akan sama.

BAB 3
“Pendapatan PerKapita”

1) Pengertian dan Kegunaan Pendapatan PerKapita

a) Pengertian Pendapatan per Kapita Pendapatan PerKapita


Yaitu pendapatan rata-rata penduduk suatu negara. Variabel
yang digunakan untuk menghitung pendapatan per kapita
adalah Produk Domestik Bruto (pendapatan nasional) dan
jumlah penduduk. Secara matematis, rumus penghitungan
pendapatan per kapita adalah sebagai berikut:

Pendapatan per kapita =

Pendapatan Domestik Bruto (PDB)

Jumlah penduduk

Pendapatan perkapita adalah indikator atau tolak ukur dalam


mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat pada suatu
negara. Jadi, pendapatan perkapita adalah total penghasilan
negara dibagi jumlah seluruh penduduknya sehingga diketahui
pendapatan rata-rata penduduk tersebut.

Semakin tinggi nilai pendapatan perkapita suatu negara,


artinya masyarakat tersebut semakin makmur. Contoh,
pendapatan perkapita Indonesia masih tergolong rendah jika
dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan
Singapura.
b) Kegunaan Perhitungan Pendapatan per Kapita
Kegunaan Perhitungan Pendapatan per Kapita Sebagai
indikator ekonomi yang mengukur tingkat kemakmuran
penduduk suatu negara, pendapatan per kapita dihitung secara
berkala (periodik), biasanya satu tahun. Manfaat dari
penghitungan pendapatan per kapita antara lain adalah sebagai
berikut.

1. Digunakan untuk melihat tingkat perbandingan


kesejahteraan masyarakat suatu negara dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2010, menurut data BPS, pendapatan per kapita
penduduk Indonesia Rp23,9 juta. Ada kenaikan sebesar
14% dibanding tahun sebelumnya. Tahun berikutnya, yakni
pada tahun 2011, pendapatan per kapita masyarakat
kembali meningkat menjadi Rp27,4 juta. Peningkatan
sebesar 14,6% dibanding tahun 2010. Pada tahun 2012,
pendapatan per kapita itu sudah mencapai Rp30,6 juta.
Kenaikannya sebesar 11,6%.

2. Menjadi data perbandingan tingkat kesejahteraan suatu


negara dengan negara lain. Dari pendapatan per kapita
masing-masing negara, dapat dilihat tingkat kesejahteraan
tiap negara. Pada daftar pendapatan per kapita di Tabel 1.3,
pada halaman berikutnya, terlihat bahwa pendapatan
Singapura US$56.289 dan Indonesia US$3.491. Dari daftar
itu terlihat bahwa pendapatan per kapita Singapura 16 kali
lebih besar daripada pendapatan per kapita Indonesia. Data
itu tidak salah karena tingkat kesejahteraan rakyat
Singapura jauh lebih tinggi daripada kesejahteraan rakyat
Indonesia.

3. Menjadi perbandingan tingkat standar hidup suatu negara


dengan negara lainnya. Dengan mengambil dasar
pendapatan per kapita dari tahun ke tahun, dapat
disimpulkan apakah pendapatan per kapita suatu negara
rendah (bawah), sedang atau tinggi. Menurut data yang
dikemukakan Bank Dunia, Indonesia saat ini berpendapatan
menengah bawah.

4. Menjadi data untuk mengambil kebijakan di bidang


ekonomi Pendapatan per kapita dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan untuk mengambil langkah di bidang
ekonomi.

2) PENDAPATAN NASIONAL --> jumlah pendapatan yang diterima


oleh seluruh RTK disuatu negara dari penyelenggaran faktor
faktor Produksi dalam 1 Periode,biasanya satu tahun

PENDAPATAN PER KAPITA --> jumblah pendapatan rata-rata


Penduduk dalam Suatu negara pada 1 Periode

KATEGORI TINGKAT PENDAPATAN


PNB/GDB Perkapita
 Low Income Economies rendah ≤ US $ 520

 Lower Middle Economies menengah kebawah US $ 521 - US


$1.740

 Middle Economies menengah US $1.741 - US $2.990

 Upper Middle Economies menengah keatas US $2.991 - US


$4.840

 High Income Economies tinggi US $4.871 - US $25.480/lebih

JENIS
 Pendapatan PerKapita Nominal ( tidak memerhitungkan
kenaikan) harga inflansi
 Pendapatan PerKapita llll (memperhitungkan kenaikan harga)

MANFAAT
 dapat sebagai pembanding tingkat kemakmuran antar negara
 dapat menjadi indikator kesejahteraan suatu negara
 dapat mengetahui tingkat perekonomian suatu negara
 dapat mengetahui tingkat kemakmuran suatu Negara

PERHITUNGAN
 Pendapatan PerKapita dapat digunakan / membandingkan
standar hidup di suatu negara dari taun ke taun.
 Peningkatan Pendatatan Perkapita merupakan salah suatu
tanda bahwa rata - rata kesejahteraan penduduk telah
meningkat.

RUMUS PENDAPATAN PERKAPITA

Konsep pendapatan nasional yang bisa dipakai dalam menghitung


pendapatan perkapita oleh suatu negara umumnya adalah produk
Domestik Bruto (PNB) atau Produk Nasional Bruto (PPB)

Rumus Pendapatan PerKapita


IPCn = GNDn
keterangan : IPCn -> Income PerCapita
Pn (Pendapatan PerKapita)
GNPn -> Gross National Product (Produk Nasional Bruto)
Pn -> Population (jumlah penduduk)

3) Perbandingan Pendapatan PerKapita

Menurut Bank Dunia nigari didunia ini dibagi atas empat


kelompok, yaitu:
a) kelompok negara berpendapat rendah yang pendapatan per
kapitanya < $1.045
b) kelompok negara berpendapatan menengah bawah
pendapatan per kapitanya antara $1.046 - $4.125
c) kelompok negara berpendapatan menengah tinggi yan
pendapatan per kapitanya anatara $4.126 - $12.736
d) kelompok negara berpendapatan tinggi yang pendapatan per
kapitanya > $12.736

a. Contoh pendapatan perkapita bawah yaitu negara-negara


afrika daerah konflik seperti Nigeria,Somalia,Uganda,dll.
b. Contoh pendapatan perkpita menengah bawaha yaitu
Indonesia
c. Contoh pendapatan perkapita menengah tinggi yaitu negara
Eropa,Belgia,Kanasa,Prancis.
d. Contoh pendapatan perkapita tinggi yaitu negara
Singapura,Jepang,Amerika Serikat, dan sebagainya

BAB 4
“Distribusi Pendapatan Nasional”

Pengertian Distribusi Pendapatan

Distribusi pendapatan memiliki pengertian penyebaran pendapatan


pada suatu wilayah geografis. Distribusi ini juga bisa memiliki makna
penyaluran pendapatan melalui penyelesaian pekerjaan dalam
pengadaan barang, jasa dan bidang niaga. Adapun yang
mengartikannya sebagai suatu proses pembagian pada faktor
produksi yang mengikuti pendapatan.
Hal ini dapat dikatakan efektif bila merata sehingga tidak terjadi
ketimpangan. Apabila si miskin tidak mendapatkan fasilitas yang
sama dengan lainnya maka pemerintah bisa memberikan bantuan
baik tunai, skill dan kesempatan kerja maupun program pemerintah
lainnya

Tujuan Distribusi Pendapatan

Tujuan dari ini bukan hanya persoalan memperkecil kesenjangan


sosial saja. Konsep distribusi pendapatan nyatanya memiliki
beberapa tujuan sebagai berikut :
1. Meningkatkan taraf hidup masyarakat menjadi lebih baik.
Masyarakat bisa membangun kesejahteraan umum.
2. Memberikan hak dan keadilan bagi setiap warga negara. Setiap
orang dapat menikmati fasilitas yang sama dan setara.
3. Menghindarkan dari resiko kriminalitas khususnya perampokan,
penipuan maupun pencucian uang. Setiap orang mampu memenuhi
kebutuhannya sehingga tindak kejahatan bisa dihindari.
4. Menumbuhkan rasa solidaritas dan sosial yang tinggi antar lapisan
masyarakat. Sebagai contoh berupa penyaluran zakat kepada yang
membutuhkan.

Faktor yang Mempengaruhi Distribusi Pendapatan

Dalam distribusi ini ada faktor-faktor tertentu yang


mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah
sebagai berikut :
 Pemerataan pembangunan di setiap wilayah juga berdampak
pada distribusi ini. Infrastruktur nyatanya menjadi bagian dari
transportasi, teknologi industri dan sistem pendidikan suatu
wilayah
 Pertumbuhan penduduk juga ikut berpengaruh karea semakin
tinggi pertumbuhan penduduk yang tidak diselingi dengan
kenaikan pendapatan nasional akan membuat pendapatan per
kapita lebih kecil.
 Nilai tukar mata uang mempengaruhi distribusi ini khususnya
atas penyelesaian pekerjaan. Industri kecil yang membantu
perekonomian negara kesulitan dalam melakukan produksi
karena pengadaan barang impor diikuti dengan nilai tukar
mata uang asing yang tinggi pula.
 Investasi juga bagian dari pendapatan. Investasi yang terlalu
banyak pada proyek padat modal akan menghambat
pendistribusian pendapatan kepada pekerja. Pengangguranpun
bertambah dan kesenjangan ekonomi juga ikut meningkat.
 Kebijakan pemerintah seperti sistem ekonomi pancasila
mempengaruhi pendistribusian pendapatan. Misalnya saja
kebijakan subsidi pajak untuk jenis usaha UMKM untuk
meningkatkan kapasitas produksi. Peran lembaga keuangan
juga penting dalam menyalurkan dana untuk kebutuhan
konsumsi maupun bisnis.

Pengukuran ketimpangan distribusi nasional

Untuk mengukur ketimpangan, dapat digunakan beberapa ukuran


yaitu distribusi pendapatan perorangan atau distribusi ukuran
pendapatan, distribusi pendapatan dengan kurva Lorenz, dan
Koefisien Gini.

 Distribusi Pendapatan Perorangan (Person Distribution of


Income) atau Distribusi Ukuran Pendapatan (Size Distribution
of Income)

Distribusi ini adalah ukuran yang paling umum digunakan para


ahli ekonomi. Cara ini hanya menghitung jumlah pendapatan
perorangan atau rumah tangga dan tidak mempersoalkan
waktu bekerja, cara memperolehnya, lokasi, dan jenis
pekerjaan.

 Distribusi Pendapatan dengan Kurva Lorenz

Salah satu cara yang lazim digunakan untuk menganalisis


statistik pendapatan individu adalah membuat Kurva Lorenz
(Lorenz Curve).

Kurva Lorenz memperlihatkan hubungan antara persentase


penerima pendapatan dan persentase pendapatan total yang
mereka peroleh dalam periode tertentu

Semakin jauh jarak kurva Lorenz dari garis diagonal, semakin


tinggi tingkat ketimpangannya. Sebaliknya semakin dekat jarak
kurva Lorenz dari garis diagonal, semakin tinggi tingkat
pemerataan distribusi pendapatannya.

 Distribusi pendapatan dengan Koefisien Gini

Koefisien Gini merupakan ukuran ketimpangan agregat dan


dapat memiliki nilai berapa pun, berkisar antara 0
(kemerataan sempurna) hingga 1 (ketimpangan sempurna).
Jelas Koefisien Gini bagi negara-negara yang distribusi
pendapatannya sangat timpang berada antara 0,50 dan 0,70.
Untuk negara-negara yang distribusi pendapatannya relatif
merata, Koefisien Gini-nya antara 0,20 dan 0,35.
Pilihan Langkah Kebijakan dalam Distribusi Pendapatan

 Pembayaran langsung serta penyediaan barang dan jasa

Penyediaan langsung barang dan jasa terhadap orang orang


yang sangat miskin merupakan salah satu kebijakan yang dapat
dilakukan. Beberapa contohnya adalah proyek kesehatan
masyarakat di daerah pedesaan dan pinggiran kota,
menyediakan makan siang bagi siswa sekolah, program
perbaikan gizi bagi anak anak prasekolah, dan pengadaan air
bersih dan listrik ke daerah terpencil. Dll

 Meningkatkan aset kaum miskin

Salah satu penyebab utama ketimpangan distribusi


penghasilan di hampir semua negara berkembang adalah pola
kepemilikan aset yang tidak merata dan terkonsentrasi
Sebagian kecil penduduk negara berkembang ada yang
mendapat lebih dari 50% pendapatan nasional Hal ini
kemungkinan karena sebagian kecil penduduk ini memiliki
atau mengendalikan lebih dari 90% modal fisik, finansial,
lahan, maupun modal manusia dalam bentuk pendidikan dan
kesehatan yang baik

 Penerapan pajak penghasilan progresif

Instrumen yang berpengaruh langsung dalam membantu orang


miskin adalah penerapan pajak penghasilan progresif. Hasil
dari pajak dapat digunakan dalam program-program yang
dirancang sesuai keadaan.

Anda mungkin juga menyukai