adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di
suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu
tahun.
Salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk menilai kondisi perekonomian suatu
negara adalah pendapatan nasional. Tujuan dari perhitungan pendapatan nasional ini adalah
untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat ekonomi yang telah dicapai dan nilai output
yang diproduksi, komposisi pembelanjaan agregat, sumbangan dari berbagai sektor
perekonomian, serta tingkat kemakmuran yang dicapai (Sukirno, 2008, p55). Selain itu, data
pendapatan nasional yang telah dicapai dapat digunakan untuk membuat prediksi tentang
perekonomian negara tersebut pada masa yang akan datang. Prediksi ini dapat digunakan
oleh pelaku bisnis untuk merencanakan kegiatan ekonominya di masa depan, juga untuk
merumuskan perencanaan ekonomi untuk mewujudkan pembangunan negara di masa
mendatang (Sukirno, 2008, p57).
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari
Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665.
Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan
penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak
disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern,
konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut
mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto
(Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap
tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang
dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara
(domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi
barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah
negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang
belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap
bersifat bruto/kotor atau disebut juga dengan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) merupakan
nilai pasar dari semua barang dan jasa final yang diproduksi dalam sebuah negara pada suatu
periode (Mankiw, 2006, p6), meliputi faktor produksi milik warga negaranya sendiri maupun
milik warga negara asing yang melakukan produksi di dalam negara tersebut. Pendapatan
nasional merupakan salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara
2. Produk Nasional Bruto (PNB)/Gross National Product (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun;
termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di
luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah
negara tersebut atau disebut juga dengan Pendapatan Nasional Bruto (PNB) merupakan nilai
barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik
warga negara tersebut, termasuk nilai produksi yang diwujudkan oleh faktor produksi yang
digunakan di luar negri, namun tidak menghitung produksi yang dimiliki penduduk atau
perusahaan dari negara lain yang digunakan di dalam negara tersebut (Sukirno, 2008, p35).
Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut : PNB = PDB + Pendapatan Neto dari luar negeri
(Net Factor Income from Abrood)
di mana,
ü Pendapatan Neto = Pendapatan dari warga negara yang tinggal di luar negeri dikurangi
pendapatan warga negara asing yang bekerja di dalam negeri.
Contoh :
Hardi warga negara Indonesia, bekerja di Indonesia dengan pendapatan Rp2.000.000,00 Paul
warga negara asing tinggal dan bekerja di Indonesia, pendapatan Rp3.000.000,00 Ali warga
negara Indonesia tinggal dan bekerja di luar negeri dengan pendapatan Rp1.000.000,00.
= Rp5.000.000,00 + (- Rp2.000.000,00)
= Rp3.000.000,00
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau
penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement) atas barang modal dalam proses
produksi selama satu tahun. Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi
peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga
mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
Contoh:
Pada tahun 2003 GNP Indonesia atas dasar harga berlaku 2.007.191,1 milliar rupiah dan
depresiasi/penyusutan sebesar 104.337,9 milliar maka: NNP = 2.007.191,1 − 104.337,9
= 1.902.853,2 milliar
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut
jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya
NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah.
Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada
pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
Jika kita menghitung dari GNP dapat kita rumuskan: NNI = GNP - Depresiasi - Pajak tidak
langsung
Contoh:
Pada tahun 2003 GNP Indonesia atas dasar harga berlaku 2.007.191,1 milliar rupiah,
sedangkan depresiasi/penyusutan sebesar 104.337,9 milliar dan pajak tidak langsung
dikurangi subsidi sebesar 85.272,2 milliar maka:
= 1.817.519 milliar
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk
dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan
yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI)
dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya
tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak,
contohnya pajak pendapatan, pbb, pajak kendaraan bermotor, dll
Tabungan (saving) yang disimpan di lembaga keuangan resmi (Bank) akan dapat menambah
pendapatan nasional karena, saving ini akan dimanfaatkan untuk investasi, lewat investasi
inilah pendapatan nasional dapat meningkat.
Jika penjelasan tentang pendapatan nasional kita buat urutan akan terlihat seperti di bawah
ini:
1. Pendekatan pendapatan,
dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima
rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas
faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
R = rent = sewa
W = wage = upah/gaji
I = interest = bunga modal
P = profit = laba
2. Pendekatan produksi,
dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari
bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk
yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah
atau barang setengah jadi).
3. Pendekatan pengeluaran,
dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang
diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan
ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan
ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government),
pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X − M)
C = konsumsi masyarakat
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor
M = impor
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk = PDB riil tahun
kemarin
Contoh soal :
PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah = Rp.
420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan
harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?
jawab :
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%
1.Cara Pengeluaran
* Belanja pemerintah mencakup pembelanjaan barang dan jasa oleh pemerintah, yang
dibedakan menjadi konsumsi dan investasi (Sukirno, 2008, p38). Yang termasuk dalam
konsumsi adalah pembayaran gaji dan tunjangan pegawai negri dan pembelian inventaris,
sedangkan yang termasuk investasi adalah pembangunan jalan raya, sekolah, dan lain
sebagainya. pembayaran jaminan social untuk fakir miskin, bantuan untuk korban bencana
alam dan subsidi lainnya tidak termasuk dalam belanja pemerintah, melainkan termasuk
dalam pembayaran transfer, karena tidak ada barang/jasa yang diproduksi (Mankiw, 2006,
p13).
* Ekspor neto sama dengan pembelian produk dalam negri oleh orang asing (ekspor)
dikurangi dengan pembelian produk luar negri oleh warga negara tersebut (impor) dalam
periode yang sama (Mankiw, 2006, p13).
Produk neto dapat diartikan sebagai nilai tambah yang diciptakan dalam suatu proses
produksi (Sukirno, 2008, p42). Sehingga perhitungan pendapatan nasional dengan cara neto
diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh perusahaan di berbagai
lapangan usaha dalam perekonomian negara tersebut. Cara ini dapat memberikan informasi
tentang seberapa besar pengaruh sektor-sektor tersebut terhadap perekonomian negara.
3.Cara Pendapatan
* Ketersediaan data dan informasi, karena tidak semua kegiatan ekonomi terdokumentasi
dengan baik
* Pemilihan kegiatan produksi yang termasuk dalam perhitungan. Sebagai contoh adalah
kegiatan produksi dalam rumah tangga seperti mencuci dan memasak, menanam palawijo
untuk konsumsi pribadi, kegiatan yang menyalahi hukum seperti transaksi jual beli obat
terlarang dan prostitusi, serta tunjangan yang tidak berupa uang, tidak termasuk dalam
perhitungan pendapatan nasional.
* Penghitungan dua kali kerapkali terjadi ketika bahan yang sama dikonsumsi oleh orang
yang berbeda. Misalnya gula dan tepung yang dibeli oleh ibu rumah tangga dapat
dianggap sebagai barang jadi, namun jika bahan tersebut dibeli oleh bakery shop, maka
dianggap sebagai barang setengah jadi. Apabila nilai produksi tepung dan gula
dimasukkan dalam perhitungan produksi roti/kue, maka akan terjadi perhitungan dua kali.
* Penentuan harga barang yang berlaku, karena tidak semua tempat menggunakan harga yang
sama, bergantung pada lokasi, musim, harga dollar, dan lain sebagainya.
* Investasi bruto dan investasi neto, dimana terdapat perbedaan akibat depresiasi, terutama
untuk menghitung investasi yang dilakukan oleh negara.
* Informasi kenaikan harga barang membutuhkan informasi indeks harga. Penentuan indeks
harga itu sendiri memiliki beberapa masalah, seperti penentuan barang yang akan
digunakan dalam perhitungan.
Bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan
data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama
satu periode, perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain,
diantaranya untuk mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data
pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi
negara industri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan pehitungan pendapatan
nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau
agraris, Jepangmerupakan negara industri, Singapura termasuk negara yang unggul di sektor
jasa, dan sebagainya juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai
sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan,
industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk
membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan
perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan
pemerintah.
b. Untuk memperoleh taksiran yang akurat nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat
dalam satu tahun
b. Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu antar daerah atau antar
propinsi
Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan
menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat
kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung
mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang
selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran
agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan
nasional) dan menambah pengangguran.
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam
suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan
(saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara
konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari
pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological consumption yang membahas tingkah
laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran
agregat.
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL (Y)
Perhitungan pendapatan keseimbangan 2 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) dan
investasi(I).
Y=C+I
è (C = a + by)
Y = (a + by) + I
Y = a + by + I
Y – by = a + I
(1 – b)Y = a + I
Y=a+I
1–b
Contoh:
Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi
(I) = 10, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 2 sektor adalah sebagai
berikut.
Jawab:
Y=a+I
1–b
= 20 + 10
1– 0,75
= 30
0,25
Perhitungan pendapatan keseimbangan 3 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) investasi
(I), pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX) dan pembayaran transfer (Tr).
Y=C+I+G
è (C = a + byd)
Y = a + b (y – Tx +Tr) + I + G
Y = a + by – bTx + bTr + I + G
Y – by = a – bTx + bTr + I + G
(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G
Y = a – bTx + bTr + I + G
1–b
Contoh:
Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I)
= 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6 dan pembayaran transfer (Tr) = 5,
maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 3 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab:
Y = a – bTx + bTr + I + G
1–b
1 – 0,75
Perhitungan pendapatan keseimbangan 3 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) investasi
(I), pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX) pembayaran transfer (Tr), ekspor (X) dan impor
(M).
Y = C + I + G (X – M)
Y = a + b (Y – Tx + Tr) + I + G + (X – M)
Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M)
1–b
Contoh:
Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I)
= 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6, pembayaran transfer (Tr) = 5, ekspor
(X) = 4 dan impor (M) = 3, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 3 sektor
adalah sebagai berikut.
Jawab:
Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M)
1–b
1 – 0,75
Perekonomian terbuka empat sektor adalah gambaran nyata pola kegiatan ekonomi modern
yang ada di dunia saat ini.
Dikatakan perekonomian terbuka atau empat sektor, karena adanya hubungan para pelaku
ekonomi suatu negara dengan negara lain.
Peranan perekonomian luar negeri sangat besar dalam rangka menjalin kerja sama ekonomi
berupa perdagangan dan investasi, serta diantara negara juga dapat melakukan hubungan
diplomatik. Kegiatan ekonomi seperti ekspor dan impor sangat mewarnai perkonomian
modern saat ini.
Dalam siklus aliran pendapatan suatu perekonomian dibagi menjadi empat bidang atau sektor
utama sebagai pelaku ekonomi di mana setiap sektor memiliki hubungan interaksi masing-
masing dalam menciptakan pendapatan dan pengeluaran.
Rumahtangga melakukan pembelian barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan
untuk konsumsi.
Rumah tangga mendapatkan pendapatan berupa gaji, upah, sewa, dividen, bunga, dll
dari perusahaan.
2. Sektor Perusahaan
Gabungan unit kegiatan yang menghasilkan produk barang dan jasa. Sama halnya dengan
sektor rumah tangga, sektor perusahaan juga menjalin hubungan dengan sektor rumah tangga,
sektor pemerintah juga sektor dunia internasional.
- Perusahaan melakukan impor atas produk barang maupun jasa dari luar negeri.
3. Sektor Pemerintah
Bertindak sebagai pembuat dan pengatur kebijakan masyarakat dan bisnis.
Hubungan dengan masyarakat luar negeri telah menciptakan terjadinya arus masuk barang
dan jasa (impor barang dan jasa) serta arus masuk faktor-faktor produksi (impor faktor-faktor
produksi).
Selain itu, terjadi pula arus keluar barang dan jasa (ekspor barang dan jasa) serta arus keluar
faktor-faktor produksi (ekspor faktor-faktor produksinya).
Dalam kegiatan impor barang dan jasa dari masyarakat luar negeri, negara kita harus
melakukan sejumlah pembayaran kepada masyarakat luar negeri.
Yaitu dengan memberikan uang pemblian bahan baku, upah, bunga,, sewa, da laba.
Sebaliknya, dari kegiatan ekspor barang dan jasa kepada masyarakat luar negeri, negara kita
akan mendapat sejumlah pendapatan dari masyarakat luar negerii, yaitu penjualan bahan
baku, upah, bunga sewa, dan laba.
- Dunia internasional menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan rumah tangga.
Keempat pelaku ekonomi tersebut melakukan kegiatan ekonomi dengan saling berinteraksi
untuk memenuhi kebutuhan masing - masing.
Melalui proses hubungan atau interaksi tersebut, maka terjadilah perputaran : faktor produksi,
arus uang, arus barang dan jasa.
Hoarding yaitu menyimpan dalam bentuk barang dan bukan uang. Sebagai akibat dari
keseluruhan, jumlah barang dan jasa menjadi semakin langkah dalam perekonomian,
sehingga harga tidak menjadi semakin reda kenaikannya, tetapi justru akan menjadi semakin
cepat, dan perekonomian menjadi semakin parah keadaannya.
Pendapatan atau income, adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang kontan
maupun natura. Pendapatan adalah hasil penjualannya dari faktor-faktor produksi yang
dimilikinya pada sektor produksi. Dan sektor produksi ini membeli faktor-faktor produksi
tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga yang berlaku dipasar
faktor produksi. Harga faktor produksi dipasar faktor produksi ditentukan oleh tarik menarik,
antara penawaran dan permintaan.
Revenue (Pendapatan) adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan, yang
dinyatakan dalam gross inflows
Net Income dan Earning menunjukkan pendapatan setelah dikurangi beban perusahaan.
Dalam earning ada yang kadang menyebut dengan istilah EBIT, EBITDA, dan NOPAT.
EBIT merupakan kepanjangan earnings before interest and taxes atau laba sebelum bunga
dan pajak. EBITDA menunjukkan earnings before interest, taxes, depreciation and
amortization atau laba sebelum dipotong beban bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi.
NOPAT menunjukkan net operating profit after tax, atau laba bersih setelah dipotong pajak.
1. Pengertian Revenue
Konsep mengenai revenue belum didefinisikan secara jelas dalam literatur akuntansi.
Artinya tidak terdapat keseragaman pengertian antara definisi yang satu dengan definisi yang
lainnya.
Pada akhirnya kita ikuti penjelasan yang dibuktikan pleh Ikatan Akuntan Indonesia (1999
: 30), menyatakan bahwa pendapatan dihasilkan dengan penjualan barang atau jasa dan
jumlahnya diukur dengan pembebanan yang dilakukan terhadap atas pembeli, kliem atau
penyewa untuk barang-barang atau jasa-jasa yang diserahkan kepada mereka. Dalam
pendapatam jasa termasuk hasil penjualan atau penukaran aktiva diluar barang-barang
dagangan, bunga dan deviden atau pembagian laba untuk penanaman-penanaman dan
penambahan-penambahan lain pada kekayaan pemilik dalam usaha yang bersangkutan.
Penambahan dan penyesuaian modal. Pendapatan dari penjualan- penjualan atau
transaksi-transaksi lainnya dalam rangka kegiatan yang merupakan tujuan dari usaha yang
bersangkutan disebut dengan istilah pendapatan operasi.
Definisi dan penjelasan di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pendapatan dapat terjadi setiap saat, dan dapat pula terjadi dalam waktu-waktu
tertentu atau secara berkala.
2. Pendapatan didperoleh melalui penjualan barang-barang dagangan atas jasa yang
diserahkan kepada pembeli dan dapat pula diperoleh karena pertukaran aktiva,
sebagai hasil dari penanaman-penanaman atau investasi seperti bunga, deviden dan
lain-lain.
3. Pendapatan dalam penambahannya kepada pembeli atau langganan, harus diukur
dengan bantuan mata uang tertentu
4. Pendapatan mempunyai sifat menaikkan atau menambah nilai kekayaan pemilik
perusahaan, namun perlu diketahui bahwa tidak semuanya menaikkan atau menambah
nilai kekayaan pemilik itu, dapat dikatagorikan sebagai pendapatan, seperti halnya
dengan penilaian kembali aktiva tetap yang mengakibatkan naiknya atau
meningkatnya nilai kekayaan pemilik dengan jalan menimbulkan perkiraan barau
yaitu perkiraan penyesuaian modal.
Kuitansi (Receipt)
KUITANSI memang tergolong bukti transaksi yang paling sering digunakan setelah struk
dan nota. Pengertian KUITANSI secara umum yaitu bukti transaksi penerimaan uang untuk
pembayaran sesuatu. Oleh karena itu kuitansi dibuat dan ditandatangani oleh pihak yang
menerima uang dan diserahkan kepada pihak yang melakukan pembayaran. Kuitansi
biasanya terdapat dua bagian, yang pertama sering kita sebut Bonggol / Sus Kuitansi dan
yang kedua merupakan bagian yang akan diberikan kepada pihak yang membayar. Bonggol /
sus kuitansi inilah yang akan menjadi arsip pihak penerima uang. Atau pihak penerima bisa
juga membuat bukti baru seperti Bukti Penerimaan Kas (tergantung kebijakan perusahaan).
Bagi pihak pembayar, kuitansi merupakan Bukti transaksi ekstern yang akan dicatat dalam
jurnal jika memenuhi keabsahan fisik dan kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan.
Sebelum melakukan pencatatan, kita harus menganalisis secara cepat mengenai keabsahan
suatu kuitansi. Kuitansi yang baik dan benar harus mencakup elemen-elemen seperti nomor,
tanggal pembayaran, keterangan transaksi, kalkulasi nilai uang, identitas penerima dan
pembayar, serta nama terang atau cap tanda lunas.