Anda di halaman 1dari 12

TEORI EKONOMI

TM 8
STRUKTUR PENDAPATAN NASIONAL

PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL

Pendapatan Nasional merupakan salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk
menilai kondisi perekonomian suatu negara adalah pendapatan nasional. Tujuan dari
perhitungan pendapatan nasional ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat
ekonomi yang telah dicapai dan nilai output yang diproduksi, komposisi pembelanjaan
agregat, sumbangan dari berbagai sektor perekonomian, serta tingkat kemakmuran yang
dicapai (Sukirno, 2008)

Selain itu, data pendapatan nasional yang telah dicapai dapat digunakan untuk membuat
prediksi tentang perekonomian negara tersebut pada masa yang akan datang. Prediksi ini
dapat digunakan oleh pelaku bisnis untuk merencanakan kegiatan ekonominya di masa
depan, juga untuk merumuskan perencanaan ekonomi untuk mewujudkan pembangunan
negara di masa mendatang (Sukirno, 2008).

Pendapatan nasional dapat diartikan sebagai nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam
suatu negara (Sukirno, 2008). Pengertian berbeda dituliskan dengan huruf besar P dan N,
dimana Pendapatan Nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor produksi
yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu
(Sukirno, 2008). Terdapat beberapa cara yang digunakan dalam perhitungan pendapatan
nasional, yaitu pendapatan nasional bruto dan pendapatan domestic bruto

Konsep Pendapatan Nasional
 

1. Gross Domestic Product (GDP)


Gross Domestic Product/GDP atau (Produk Domestik Bruto/PDB) merupakan jumlah
produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas
wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk
juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang
beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan.

1
Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan
penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor
atau disebut juga dengan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) merupakan nilai pasar dari
semua barang dan jasa final yang diproduksi dalam sebuah negara pada suatu periode
(Mankiw, 2006, p6), meliputi faktor produksi milik warga negaranya sendiri maupun milik
warga negara asing yang melakukan produksi di dalam negara tersebut.

Pendapatan nasional merupakan salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara

2. Gross National Product (GNP)

Gross National Product/GNP atau Produk Nasional Bruto/PNB meliputi nilai produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu
tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang
berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi
di wilayah negara tersebut atau disebut juga dengan Pendapatan Nasional Bruto (PNB)
merupakan nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor
produksi milik warga negara tersebut, termasuk nilai produksi yang diwujudkan oleh faktor
produksi yang digunakan di luar negri, namun tidak menghitung produksi yang dimiliki
penduduk atau perusahaan dari negara lain yang digunakan di dalam negara tersebut
(Sukirno, 2008,

3. Net National Product (NNP)


Net National Product/NNP atau Produk Nasional Neto /PNN adalah merupakan GNP
setelah dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula
disebut replacement). Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan
produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin
saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.

4. Net National Income (NNI)


Net National Income/NNI atau Pendapatan Nasional Neto/PNN adalah pendapatan yang
dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor
produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurangi pajak tidak langsung. Yang
dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak
lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.

5. Personal Income (PI)


Personal Income/PI atau Pendapatan Perseorangan/PP adalah jumlah pendapatan yang
diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa

2
melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran
transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan
merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan
nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para
pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk
mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba
perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak
dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan
tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang
dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk
dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).

6. Disposable Income (DI)


Disposable Income/DI atau Pendapatan yang Siap Dibelanjakan adalah pendapatan
yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya
menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh
dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax)
adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung
ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan/penghasilan.

Penghitungan Pendapatan Nasional
Pendapatan Negara dapat dihitung dengan 3 (tiga) pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan Cara Pendapatan.


Yaitu dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba)
yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu
sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produksi.

2. Pendekatan Cara Produksi.


Cara produksi atau cara produk neto. Dengan cara ini pendapatan nasional dihitung
dengan menjumlahkan nilai produksi barang dan jasa yang diwujudkan oleh berbagai sector
(lapangan usaha) dalam perekonomian.
3. Pendekatan Cara Pengeluaran.
Dengan cara ini pendapatan nasional menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk
membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode
tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran
yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga

3
(Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan
selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X − M)
Rumus: Menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :

g = {(PDBs - PDBk) / PDBk} x 100%

g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk = PDB riil tahun
kemarin

Contoh soal :

PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah = Rp.
420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika
diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?

Jawab : Jadi g = {(467- 420)/420} x 100% = 11,19% 

Manfaat Perhitungan Pendapatan Negara atau Nasional

Bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data-
data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu
periode, perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya
untuk mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data pendapatan nasional
dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian,
atau negara jasa.
Contohnya: berdasarkan pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui
bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau agraris, Jepang merupakan negara
industri, Singapura termasuk negara yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya juga dapat
digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekonomian terhadap
pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdaganan, jasa,
dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan
perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antar negara atau antar
daerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.
 

Faktor yang memengaruhi Pendapatan Nasional

1. Permintaan dan penawaran Agregat


Permintaan Agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap
barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu
daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada
berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara

4
keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-
perusahaan dengan tingkat harga tertentu.

Konsumsi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pendapatan nasional

Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan
menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat
kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan agregat
cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan
nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada
tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output
nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.

2. Konsumsi dan tabungan


Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu
perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan
(saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara
konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari
pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological consumption yang membahas tingkah
laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.

3. Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran
agregat.                      

PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA 2005-2009


Pendapatan Nasional disebut juga Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic
Product (GDP) adalah “Nilai barang dan jasa akhir berdasarkan harga pasar, yang
diproduksi oleh sebuah perekonomian dalam satu periode dengan menggunakan faktor-
faktor produksi yang berada dalam perekonomian tersebut. Dalam konteks Negara,
Indonesia juga menghitung Pendapatan Nasionalnya dalam kurun waktu 1 tahun/periode.

1. Pendapatan Nasional (National Income)

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu negara dalam suatu
periode tertentu adalah data pendapatan nasional negara tersebut. Pendapatan nasional
biasanya didefinisikan sebagai nilai seluruh barang jadi dan jasa yang dihasilkan oleh suatu
negara selama waktu tertentu. Pendapatan nasional digambarkan oleh perkiraan besarnya

5
GDP (gross domestic product = produk domestic bruto = PDB) atau GNP (gross national
product = produk nasional bruto = PNB).

2. Konsep Pendapatan Nasional

2.1.  GNP (Gross National Product = Produk Nasional Bruto = PNB)


GNP adalah nilai dari seluruh barang dan jasa (output) yang diproduksi seluruh
penduduk suatu negara, baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri,
dalam perekonomian pada suatu jangka waktu tertentu.
Disebut bruto (gross) karena memasukkan penyusutan dalam perhitungannya.

2.2. GDP (Gross Domestic Product = Produk Domestik Bruto = PDB)


GDP adalah nilai dari seluruh barang dan jasa (output) yang dihasilkan di dalam
negeri, baik oleh penduduk negeri itu maupun warga negara asing yang ada di
negara tersebut

Contoh : Output dari Citibank (milik AS) di Indonesia masuk dalam GNP AS dan tidak
masuk GNP Indonesia tetapi merupakan GDP Indonesia.

2.3. GNP/GDP Nominal & Riil


GNP/GDP nominal mengukur nilai output pada harga yang berlaku pada masa
output diproduksi.
GNP/GDP riil mengukur nilai output pada periode kapan saja pada tingkat harga
suatu tahun dasar (base year).

Contoh : misalkan suatu negara hanya menghasilkan dua jenis output, teh dan kopi.
GDP nominal tahun 2000 :
     Teh    : 100 ton @ $1/kg                       =        $ 100.000
     Kopi : 50 ton @ $2/kg                            =        $ 100.000
     Total                                                     =        $ 200.000

GDP nominal tahun 2006 :


     Teh    : 120 ton @ $1,5/kg                     =        $ 180.000
     Kopi : 100 ton @ $2,5/kg                       =        $ 250.000
     Total                                                    =       $ 430.000

GDP rill tahun 2006 (tahun dasar tahun 2000)


     Teh    : 120 ton @ $1/kg                       =        $ 120.000

6
     Kopi : 100 ton @ $2/kg                         =        $ 200.000
     Total                                                     =        $ 320.000     

  
2.4. GNP/GDP Potensial & Aktual (Sebenarnya)
    
GNP/GDP potensial (pendapatan nasional) potensial adalah nilai output atau
pendapatan nasional yang seharusnya dapat dihasilkan jika semua sumberdaya
dimanfaatkan pada tingkat normal.

GNP/GDP aktual (pendapatan nasional sebenarnya) adalah nilai output atau


pendapatan nasional yang pada kenyataannya dihasilkan.

2.5. GNP/GDP Gap (Senjang Keluaran, Senjang GNP/GDP)

GNP/GDP gap mengukur perbedaan antara apa yang seharusnya dapat dihasilkan jika
pendapatan potensial tercapai dengan apa yang secara aktual (sebenarnya) dihasilkan,
diukur dengan GNP/GDP saat ini.

2.6. Produk Nasional Neto (Net National Product)

Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau
penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement). Replacement penggantian
barang modal/penyusutan bagi peralatan produksi yang dipakai dalam proses produksi
umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat
menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.

2.7. Pendapatan Nasional Neto (Net National Income)

Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung
menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor
produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang
dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada
pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.

2.8. Pendapatan Perseorangan (Personal Income)

7
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima
oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa
melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran
transfer (transfer payment).
 
Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa
produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu,
contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas
pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya.

Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan


pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah),
laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk
beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun
(iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan
maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).

2.9. Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income)

Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap
untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi
tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh
dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax)
adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus
langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.

  
3. Business Cycle (Siklus Bisnis = Konjungtur)

Business Cycle adalah pasang surutnya aktivitas bisnis yang terjadi pada kecenderungan
jangka panjang. Siklus bisnis merupakan cerminan fluktuasi tahunan pada laju pertumbuhan
GNP/GDP riil.

Lembah (trough)
·                           Tingginya pengangguran.
·                           Rendahnya tingkat permintaan.
·                           Rendahnya kapasitas produksi.
·                           Terdapat sejumlah kapasitas produksi yang tidak digunakan.
·                           Keuntungan bisnis rendah.

8
·                           Banyak perusahaan yang enggan untuk berinvestasi.

Pemulihan (Recovery = Expansion)

 Meningkatnya kesempatan kerja, pendapatan, dan belanja konsumsi.


 Adanya penggantian mesin-mesin tua.
 Meningkatnya produksi, penjualan dan laba.
 Meningkatnya investasi.

Puncak (Peak)

 Kapasitas produksi terpasang mengalami utilisasi (penggunaan) yang tinggi.


 Mulai terasa kekurangan tenaga kerja dan bahan baku.
 Biaya & tingkat harga naik akan tetapi bisnis masih menguntungkan.

Resesi (recession = contraction)

 Terjadinya penurunan aktivitas ekonomi.


 Permintaan, produksi dan kesempatan kerja menurun.
 Laba perusahaan turun.
 Pendapatan rumah tangga menurun.
 Investasi menjadi tidak menguntungkan.

4. Perhitungan Pendapatan Nasional

Terdapat tiga cara perhitungan pendapatan nasional (GNP/GDP) suatu negara, yaitu :

a. Perhitungan dari sisi output (output approach = metode produksi).


b. Perhitungan dari sisi pengeluaran   (expenditure approach).
c. Perhitungan dari sisi pendapatan (income approach).

4.1. Perhitungan Pendapatan Nasional Dari Sisi Output (Output Approach = 


       Metode Produksi)

Dengan metode ini pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan produksi
(output) barang-barang dan jasa-jasa selama satu periode tertentu. Di Indonesia,
pendapatan nasional dihitung dari penjumlahan output yang dihasilkan sektor-sektor dalam

9
perekonomian, seperti sektor pertambangan, pertanian, kehutanan, pariwisata,
perdagangan dll. Unit-unit produksi tsb dalam penyajian ini dikelompokkan menjadi 9
lapangan usaha (sektor) yaitu :

 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan.


 Pertambangan dan Penggalian.
 Industri Pengolahan.
 Listrik, Gas dan Air Bersih.
 Konstruksi.
 Perdagangan, Hotel dan Restoran.
 Pengangkutan dan Komunikasi.
 Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan.
 Jasa-jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah. Setiap sektor tersebut dirinci lagi
menjadi sub-sub sektor.

Dalam perhitungannya digunakan perhitungan nilai tambah (added value)  Dalam


perhitungan ini nilai output harus dikurangi nilai input yang merupakan output dan dibeli dari
perusahaan lain. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya perhitungan dua kali (double
counting) nilai output.

Contoh :
Nilai produksi bruto minyak goreng sawit tahun 2006 = $ 1.400 juta
Bahan baku (kelapa sawit) dan bahan baku penolong lain =$ 800 juta
Nilai tambah bruto minyak goreng sawit = $1.400 juta - $ 800 juta =$ 600 juta 

4.2. Perhitungan Pendapatan Nasional Dari Sisi Pengeluaran (Expenditure 


     Approach)

Pendapatan nasional dihitung dari sisi pengeluaran dengan menjumlahkan berbagai


pengeluaran yang diperlukan untuk membeli output akhir. Ini merupakan jumlah dari empat
kategori pengeluaran, yaitu : konsumsi (consumption), investasi (investment), pemerintah
(government expenditure), dan ekspor neto (nett export = selisih ekspor dengan impor) sbb:

1. Pengeluaran Konsumsi (Consumption = C)

Ini merupakan pengeluaran pada semua barang dan jasa yang dihasilkan dan dijual kepada
pembeli akhir. Dalam perhitungan ini dikecualikan rumah tinggal yang dihitung sebagai
investasi.

10
2. Pengeluaran Investasi (Investment = I)

Ini merupakan pengeluaran pada barang-barang investasi, yaitu barang-barang yang tidak
digunakan untuk konsumsi sekarang, termasuk persediaan (inventory), barang modal
(seperti pabrik, mesin dan gudang) dan rumah tinggal.

3. Belanja Barang dan Jasa Oleh Pemerintah (Government Expenditure = G)

Yang dimasukkan sebagai bagian GNP/GDP hanyalah pengeluaran pemerintah dalam


menghasilkan barang dan jasa yang sekarang saja. Sedangkan pembayaran transfer
(transfer payment), seperti pembayaran jaminan sosial, asuransi, pensiun dan
kesejahteraan tidak dimasukkan.

4. Ekspor Neto (Nett Export = X-M)

Ekspor neto adalah total ekspor dikurangi total impor suatu negara.
Secara matematis, pendapatan nasional dari sisi pengeluaran digambarkan sbb. :
               Y = C + I + G + NX      atau
               Y = C + I + G + X – M

4.3. Perhitungan Pendapatan Nasional Dari  Sisi Pendapatan


Dari sisi pendapatan, pendapatan nasional merupakan penjumlahan balas jasa yang
diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu negara
dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang
dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan; semuanya
sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDB
mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tak langsung dikurangi
subsidi) sbb:
1)    Upah atau gaji, yaitu pembayaran atas jasa tenaga kerja. Termasuk di sini upah bersih
(take home pay), pajak penghasilan, jaminan sosial, iuran dana pensiun dan imbalan
lainnya.
2)    Sewa, yaitu pembayaran atas faktor yang disewa.
3)   Bunga, yaitu termasuk bunga yang dihasilkan dari deposito di bank, bunga pinjaman
kepada perusahaan dan bermacam-macam pendapatan investasi lainnya.
4)    Laba, yaitu baik laba yang dibagikan (dividen) dan laba yang ditahan dimasukkan dalam
perhitungan pendapatan nasional.
5)    Pajak usaha tidak langsung, yaitu pajak atas produksi dan penjualan barang dan jasa.
6)  Subsidi pemerintah pada barang dan jasa dikurangkan dari perhitungan pendapatan
nasional.

11
CATATAN: Buku Makro Ekonomi: Kerjakan soal Esay Bab 2 No. 1- 6 dan Soal Kuantitatif No. 1
Diketik Word dan ikirim ke Email dosen tanggal 25/4/21 jam 13.00

OOOOOOOOOOOOOOOOOO SPN OOOOOOOOOOOOOOOOOOO

12

Anda mungkin juga menyukai