Anda di halaman 1dari 11

2

MODUL PERKULIAHAN

Akuntansi Sektor
Publik

Sistem akuntansi akrual dan penyusunan laporan


keuangan pemda

Abstract Kompetensi
Akuntansi sector public menjelaskan Mahasiswa menjawab dan berdiskusi
Sistem akuntansi akrual dan membahas Permendagri no 64 Tahun
penyusunan laporan keuangan pemda 2013

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

11
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi S1 Dr Nurul Hidayah,SE,Ak,MSi,CMA
Tim Dosen Akuntansi Sektor Publik
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah membahas tentang
definisi Pemerintah daerah dan Akuntansi pencatatan pada pemerintah daerah.
Pemerintah Daerah adalah pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Daerah adalah prinsip-prinsip, dasardasar, konvensi-konvensi, aturan-
aturan dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh pemerintah daerah sebagai pedoman
dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah daerah untuk memenuhi
kebutuhan pengguna laporan keuangan dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan
keuangan terhadap anggaran, antar periode maupun antar entitas. Sistem Akuntansi
Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat SAPD adalah rangkaian sistematik dari
prosedur, penyelenggara, peralatan dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi
sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi
pemerintahan daerah. Menggunakan basis Akrual yaitu basis akuntansi yang mengakui
pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
Adapun laporan keuangan Pemerintah Daerah terdiri dari :
1. Laporan Realisasi Anggaran yang selanjutnya disingkat LRA adalah laporan yang
menyajikan informasi realisasi pendapatan-LRA, belanja, transfer, surplus/defisit-
LRA, pembiayaan, dan sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran, yang masing-masing
diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih yang selanjutnya disingkat LPSAL adalah
laporan yang menyajikan informasi kenaikan dan penurunan SAL tahun pelaporan
yang terdiri dari SAL awal, SiLPA/SiKPA, koreksi dan SAL akhir.
3. Neraca adalah laporan yang menyajikan informasi posisi keuangan suatu entitas
pelaporan mengenai aset, utang dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.
4. Laporan Operasional yang selanjutnya disingkat LO adalah laporan yang menyajikan
informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang
tercermin dalam pendapatan-LO, beban dan surplus/defisit operasional dari suatu
entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.
5. Laporan Arus Kas yang selanjutnya disingkat LAK adalah laporan yang menyajikan
informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu
periode akuntansi, serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


2 Dr Nurul Hidayah,SE,Ak,MSi,CMA
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
6. Laporan Perubahan Ekuitas yang selanjutnya disingkat LPE adalah laporan yang
menyajikan informasi mengenai perubahan ekuitas yang terdiri dari ekuitas awal,
surplus/defisit-LO, koreksi dan ekuitas akhir.
7. Catatan atas Laporan Keuangan yang selanjutnya disingkat CaLK adalah laporan
yang menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas
nilai suatu pos yang disajikan dalam LRA, LPSAL, LO, LPE, Neraca dan LAK dalam
rangka pengungkapan yang memadai.
Akuntansi keuangan daerah merupakan salah satu bagian penting dari pengelolaan
keuangan daerah yang mencakup keseluruhan kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, akuntansi, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan
daerah. Pengelolaan keuangan daerah khususnya yang berkenaan dengan akuntansi,
pelaporan dan pertanggungjawaban mengacu pada peraturan perundang-undangan yaitu
antara lain UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU Nomor 15 Tahun
2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, UU
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Peraturan
Untuk menyelenggarakan akuntansi pemerintah daerah, kepala daerah
menetapkan sistem akuntansi pemerintahan daerah dengan mengacu pada peraturan
daerah tentang pokokpokok pengelolaan keuangan daerah. Sistem akuntansi
pemerintahan daerah disusun dengan berpedoman pada prinsip pengendalian intern dan
standar akuntansi pemerintahan. Dalam sistem akuntansi pemerintahan ditetapkan entitas
pelaporan dan entitas akuntansi yang menyelenggarakan sistem akuntansi pemerintahan
daerah.
Mengacu pada peraturan perundangundangan seperti yang disebutkan diatas,
sistem akuntansi pemerintahan daerah dilaksanakan oleh:
1. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah (SKPKD), dan
2. Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPKSKPD) pada
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Sistem akuntansi pemerintahan daerah secara garis besar terdiri atas 4 (empat) prosedur
akuntansi menurut Haryanto dkk., (2007), yaitu:
1. Prosedur akuntansi penerimaan kas Prosedur akuntansi penerimaan kas meliputi
serangkaian proses mulai dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi
2021 Nama Mata Kuliah dari Modul
3 Dr Nurul Hidayah,SE,Ak,MSi,CMA
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkenaan dengan penerimaan kas
pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan/atau pada Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah (SKPKD) yang dapat dilaksanakan secara manual maupun
terkomputerisasi.
2. Prosedur akuntansi pengeluaran kas Prosedur akuntansi pengeluaran kas meliputi
serangkaian proses mulai dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi
dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkenaan dengan pengeluaran kas
pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan/atau pada Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah (SKPKD) yang dapat dilaksanakan secara manual maupun
terkomputerisasi.
3. Prosedur akuntansi selain kas Prosedur akuntansi selain Kas meliputi serangkaian
proses mulai dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan/atau
kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan transaksi dan/atau kejadian selain kas
pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan/atau pada Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah (SKPKD) yang dapat dilaksanakan secara manual maupun
terkomputerisasi.
4. Prosedur akuntansi aset Prosedur akuntansi aset meliputi serangkaian proses mulai
dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan/atau kejadian
keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD yang berkaitan dengan transaksi dan/atau kejadian aset pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) dan/atau pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah
(SKPKD) yang dapat dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi. Salah
satu instrumen penting yang menjadi muatan sistem akuntansi pemerintahan daerah
yakni kode rekening yang terdiri atas kode rekening aset, kewajiban, ekuitas dana,
pendapatan, belanja dan pembiayaan serta jurnal standar yang digunakan dalam
melakukan pencatatan. Kode rekening yang digunakan dalam sistem akuntansi
keuangan daerah sesuai dengan peraturan perundangan-undangan harus ditetapkan
dengan peraturan kepala daerah. Kode rekening yang digunakan dalam bab ini
mengacu pada kode rekening Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
2021 Nama Mata Kuliah dari Modul
4 Dr Nurul Hidayah,SE,Ak,MSi,CMA
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dalam sistem akuntansi keuangan daerah, satuan kerja merupakan entitas akuntansi yang
mempunyai kewajiban melakukan pencatatan atas transaksi-transaksi yang terjadi di
lingkungan satuan kerja. Dalam sistem akuntansi keuangan daerah, terdapat dua jenis satuan
kerja Haryano dkk., (2007), yaitu :
a. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
b. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD)
Kegiatan akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) meliputi pencatatan atas:
a. Pendapatan,
b. Belanja,
c. Aset, dan
d. Selain Kas.
Proses pencatatan akuntansi pada SKPD tersebut dilaksanakan oleh Pejabat
Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD) berdasarkan
dokumen-dokumen sumber dari bendahara dan Kuasa Bendahara Umum Daerah (Kuasa
BUD). PPK-SKPD melakukan pencatatan transaksi pendapatan pada jurnal penerimaan kas,
transaksi belanja pada jurnal pengeluaran kas belanja serta transaksi aset dan selain kas pada
jurnal umum. Secara berkala, PPK-SKPD melakukan posting pada buku besar dan secara
periodik menyusun Neraca Saldo sebagai dasar pembuatan Laporan Keuangan, yang terdiri
atas: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
menyatakan bahwa akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan
pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja,
transfer dan pembiayaan. Akuntansi anggaran diselenggarakan oleh PPK-SKPD setelah
Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA-SKPD) disahkan, dengan jurnal sebagai
berikut:
Kode Rekening Uraian Debet Kredit
X.X.X.X.X Estimasi xxx
Pendapatan Defisit Xxx
X.X.X.X.X Apropriasi Belanja xxx
Surplus xxx
Jurnal atas transaksi tersebut akan menjadi angka laporan dalam kolom anggaran di
Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Dalam melakukan akuntansi anggaran, SKPD
diperkenankan untuk tidak melakukan jurnal akuntansi anggaran. Namun harus dikelola
2021 Nama Mata Kuliah dari Modul
5 Dr Nurul Hidayah,SE,Ak,MSi,CMA
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dalam sebuah sistem sedemikian rupa sehingga nilai mata anggaran untuk setiap kode
rekening muncul dalam buku besar, neraca saldo dan laporan realisasi anggaran.
Berikut ini Akuntansi pada Pemda :
1. Akuntansi Pendapatan SKPD
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
memberikan deskripsi yang cukup jelas mengenai pendapatan. Dalam peraturan pemerintah
ini disebutkan bahwa pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum
Negara/Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh
pemerintah.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah disebutkan bahwa pendapatan daerah adalah hak
pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Akuntansi
pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan
bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Akuntansi pendapatan SKPD dilakukan hanya untuk mencatat pendapatan asli daerah yang
dalam wewenang SKPD.
PPK-SKPD (berdasarkan dokumen SPJ Penerimaan dan lampirannya), mencatat transaksi
pendapatan dengan menjurnal
Kas di Bendahara Penerimaan XXX
Akun Pendapatan sesuai jenisnya XXX

2. Akuntansi Belanja SKPD


Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang
mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Sedangkan menurut Peraturan Menteri
Dalam Negeri No.13 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Belanja
Daerah didefinisikan sebagai kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang
nilai kekayaan bersih.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


6 Dr Nurul Hidayah,SE,Ak,MSi,CMA
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
a. Akuntansi Belanja UP/GU/TU SKPD
Adapun jurnal pencatatannya adalah sbb:
Kas di Bendahara Pengeluaran XXX
Kas di Kas Daerah (RK Pusat) XXX
Secara berkala, PPK-SKPD menerima SPJ dari Bendahara Pengeluaran. SPJ tersebut
dilampiri dengan bukti transaksi. Berdasarkan SPJ dan bukti transaksi tersebut, PPK-SKPD
mencatat transaksi-transaksi belanja periode sebelumnya dengan menjurnal.
Belanja A XXX
Belanja B XXX
Belanja C XXX
Kas di Bendahara Pengeluaran XXXX

b. Akuntansi Belanja LS (Langsung)


Belanja LS yang dimaksud adalah Belanja LS Gaji & Tunjangan dan Belanja LS
Barang & Jasa. Dalam konteks belanja LS, akuntansi mempunyai asumsi bahwa dana SP2D
dari BUD langsung diterima oleh pihak ketiga/pihak lain yang telah ditetapkan. PPK-SKPD
menerima SP2D dari Kuasa BUD melalui Pengguna Anggaran. Berdasarkan SP2D terkait,
PPK-SKPD mencatat transaksi belanja dengan menjurnal
Belanja A XXX
Belanja B XXX
Kas di Kas Daerah (RK Pusat) XXX

3. Akuntansi Aset SKPD


Prosedur akuntansi aset pada SKPD meliputi pencatatan dan pelaporan akuntansi atas
perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi, perubahan klasifikasi, dan penyusutan terhadap aset
tetap yang dikuasai/digunakan SKPD. Transaksi-transaksi tersebut secara garis besar
digolongkan dalam 2 kelompok besar transaksi, yaitu:
a. Penambahan nilai Aset Tetap
b. Pengurangan nilai Aset Tetap
Dalam hal terjadi penambahan nilai aset tetap, berdasarkan bukti memorial, PPK-
SKPD mengakui penambahan aset dengan menjurnal
Aset Tetap XXX
Diinvestasikan dalam Aset Tetap XXX

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


7 Dr Nurul Hidayah,SE,Ak,MSi,CMA
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Jika terjadi pengurangan nilai aset tetap, berdasarkan bukti memorial, PPK-SKPD mengakui
pengurangan aset dengan menjurnal
Diinvestasikan dalam Aset Tetap XXX
Aset sesuai jenisnya XXX

4. Akuntansi Selain Kas SKPD


Prosedur akuntansi selain kas pada SKPD meliputi serangkaian proses mulai dari pencatatan,
pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan semua transaksi
atau kejadian selain kas.
Prosedur akuntansi selain kas pada SKPD meliputi:
a. Koreksi Kesalahan Pencatatan merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam membuat
jurnal dan telah diposting ke buku besar.
b. Pengakuan Aset, Kewajiban/Utang, dan Ekuitas merupakan pengakuan terhadap perolehan
asset yang dilakukan oleh SKPD. Pengakuan aset sangat terkait dengan belanja modal yang
dilakukan oleh SKPD.
c. Jurnal Depresiasi Merupakan jurnal depresiasi terhadap aset yang dimiliki oleh SKPD.
d. Jurnal Terkait dengan Transaksi yang Bersifat Accrual dan Prepayment Merupakan jurnal
yang dilakukan dikarenakan adanya transaksi yang sudah dilakukan SKPD namun
pengeluaran kas belum dilakukan (accrual) atau terjadi transaksi pengeluaran kas untuk
belanja di masa yang akan datang (prepayment).

Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Berdasarkan Pemendagri Nomor 13 Tahun 2006 yang
Disesuaikan dengan SAP Berbasis Akrual Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010
a. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas, meliputi serangkaian proses baik manual maupun
terkomputerisasi mulai dari pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi atau
kejadian keuangan, sehingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD yang terkait dengan penerimaan kas Pada SKPD atau SKPKD.
1) Fungsi terkait dalam prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD dilaksanakan oleh
fungsi akuntansi pada pejabat penatausahaan keuangan SKPD. Sedangkan pada SKPKD
dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.
2) Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi penerimaan kas SKPD atau SKPKD
adalah: Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP-Daerah), Surat Keterangan Retribusi Daerah

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


8 Dr Nurul Hidayah,SE,Ak,MSi,CMA
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
(SKRD), Surat Tanda Bukti Penerimaan (STBP), Surat Tanda Setoran (STS), Bukti transfer,
nota kredit bank, buku jurnal penerimaan kas, buku besar dan buku besar pembantu.
3) Laporan Keuangan yang dihasilkan pada SKPD berupa : Laporan Realisasi Anggaran
(LRA), Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Catatan atas Laporan
Keuangan. Sedangkan pada SKPKD terdiri atas : Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
laporan perubahan saldo anggaran lebih, Neraca, laporan operasioanal, Laporan perubahan
ekuitas, Laporan arus kas, dan Catatan atas laporan keuangan.

Prosedur Akuntansi Aset,


meliputi kerangkaian proses baik manual maupun terkomputerisasi mulai dari pencatatan dan
pelaporan akuntansi atas perolehan, hingga pemeliharaan, rehabilitasi, penghapusan,
pemindahtanganan, perubahan klasifikasi, dan penyusutan bertahap aset yang
dikuasai/digunakan SKPD dan SKPKD. Prosedur akuntansi aset digunakan sebagai alat
pengendali dalam pengelolaan aset yang dikuasai/digunakan SKPD dan SKPKD.
1) Fungsi terkait dalam prosedur akuntansi aset pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi
akuntansi pada pejabat penatausahaan keuangan SKPD. Sedangkan pada SKPKD
dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.
2) Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi aset SKPD atau SKPKD adalah :
Berita acara penerimaan barang, berita acara serah terima barang, berita acara serah terima
barang, berita acara penyelesaian barang, bukti memorial, buku jurnal umum, buku besar dan
buku besar pembantu.
3) Laporan Keuangan yang dihasilkan pada SKPD berupa : Laporan Realisasi Anggaran
(LRA), Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Catatan atas Laporan
Keuangan. Sedangkan pada SKPKD terdiri atas : Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
laporan perubahan saldo anggaran lebih, Neraca, laporan operasioanal, Laporan perubahan
ekuitas, Laporan arus kas, dan Catatan atas laporan keuangan.
4) Uraian prosedur :
a) Prosedur akuntansi aset pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada pejabat
penatausahaan keuangan SKPD. Sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi
pada SKPKD.
b) Bukti transaksi atau kejadian aset antara lain : berita acara penerimaan barang, surat
keputusan penghapusan barang, surat pengiriman barang, surat keputusan mutasi barang,

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


9 Dr Nurul Hidayah,SE,Ak,MSi,CMA
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
berita acara pemusnahan barang, berita acara serah terima barang, berita acara penilaian, dan
berita acara penyelesaian pekerjaan

DAFTAR PUSTAKA
Bastian Indra, Akuntansi Sektor Publik,Salemba Empat, 2006.

Bastian Indra, Sistem Akuntansi Sektor Publik, Salemba Empat, 2006

Bahtiar Arief,Muchlis,Iskandar, Akuntansi Pemerintahan, Salemba Empat, 2009.

Badan Pemeriksa Keuangan, Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan Keuangan


Pemerintah Pusat, BPK, 2007

Halim Abdul, Akuntansi Keuangan Daerah, Seri Akuntansi Sektor Publik, Salemba
Empat , 2006

International Federation of Accounting Committee, International Public Sector


Accounting Standards, www.ifac.org
Jamaluddin Ajid ( 2019). Akuntansi Sektor Publik. CV. Berkah Utami

Mardiasmo, Akuntansi Sektor Publik, Yogyakarta Andi Offset, 2002

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


10 Dr Nurul Hidayah,SE,Ak,MSi,CMA
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Peraturan Pemerintah No 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Peraturan Pemerintah no 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Undang-Undang No 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan


Daerah

Wilson and Kattelus, Accounting For Not For Profit Organization, 2004

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


11 Dr Nurul Hidayah,SE,Ak,MSi,CMA
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai