NIM : 1902124554 MATKUL : AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK (D)
TUGAS RESUME!!
AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
Akuntansi Keuangan Daerah adalah proses akuntansi yang meliputi identifikasi, pengukuran, pencatatan serta pelaporan setiap transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu instansi pemerintah daerah seperti kabupaten, kota ataupun provinsi yang dijadikan acuan untuk pengambilan kebijakan ekonomi, baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) merupakan suatu sistem akuntansiyang di dalamnya terdapat proses pencatatan, penggolongan, penafsiran, peringkasan transaksi atau kejadian keuangan dan laporan keuangan dalam wujud melaksanakan APBD, yang dilakukan dalam berbagai prinsip akuntansiyang sudah diterima secara umum. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) merupakan system akuntansi yang terdiri dari seperangkat kebijakan, standar dan prosedur yang dapat menghasilkan laporan yang relevan, andal dan tepat waktu untuk menghasilkan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang akan digunakan oleh pihak intern dan ekstern pemerintah daerah untuk mengambil keputusan ekonomi. Sehingga dimensi dari Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terdiri dari : 1. Kebijakan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) 2. Prosedur Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) 3. Sistem Akuntansi Sumber Daya Manusia, dan 4. Sistem Teknologi Informasi. Tujuan dan Fungsi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah 1. Akuntabilitas Mewajibkan pada tiap pegawai ataupun badan pengelola keuangan negara untuk harus mampu memberikan tanggung jawab dan perhitungan terhadap laporan keuangan yang telah dibuatnya. 2. Manajerial Akuntansi daerah akan mampu memberikan beragam informasi keuangan yang dibutuhkan untuk perencanaan penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian anggaran, perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan, serta penilaian performa pemerintah. 3. Pengawasan Akuntansi daerah harus mampu menyelenggarakan pemeriksaan oleh para aparat pengawasan fungsional secara efisien dan juga efektif. 4. Menjaga Aset Sistem akuntansi ini dapat digunakan untuk menjaga aset K/L/PD melalui metode pencatatan, pemrosesan dan pelaporan keuangan yang dilakukan secara konsisten sesuai dengan standar serta praktek akuntansi yang mampu diterima secara umum. 5. Penyedia Informasi Anggaran dan Keuangan Sistem akuntansi ini juga berfungsi untuk menyediakan berbagai informasi yang akurat dan juga tepat waktu terkait anggaran dan kegiatan keuangan K/L/PD, yang selanjutnya akan berguna sebagai dasar pengukuran performa guna menentukan tingkat ketaatan pada pihak otorisasi anggaran dan demi tujuan akuntabilitas. Kebijakan dari System Akuntansi Keuangan Daerah 1. Pengakuan Akuntansi Pengakuan dalam akuntansi adalah proses penetapan kapan suatu transaksi harus dicatat dalam jurnal. Pengakuan atas transaksi akuntansi terbagi menjadi 2 basis, yaitu : Basis Kas (Cash Basis) Pembukuan basis kas dilakukan atas dasar penerimaan dan pembayaran tunai, jadi pendapatan diakui sebagai pendapatan apabila sudah diterima tunai, dan pembelanjaan dianggap sebagai belanja pada saat dibayar tunai Basis Akrual (Accrual Basis) Basis akrual akan mencakup pencatatan terhadap transaksi yang terjadi dimasa lalu dan berbagai hak dan kewajiban dimasa yang akan datang. 2. Pengukuran Akuntansi Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan pemerintah daerah. Pengukuran adalah apakah suatu transaksi atau kejadian akan diukur dengan menggunakan nilai historis (nilai jual-beli ketika transaksi itu dilakukan) atau menggunakan nilai pasar (yang didasarkan pada harga pasar yang berlaku). 3. Penyajian Akuntansi Ikhtisar-ikhtisar atas kebijakan dan pelaksanan akuntansi kemudian dimuat dalam Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) dan Laporan Realisasi Anggaran. Laporan keuangan yang dibuat oleh berbagai dinas atau instansi pemerintah daerah lalu disampaikan kepada kepala pemerintah daerah setempat dan diaudit oleh pemeriksa ekstern atau Badan Pengawas Keuangan (BPK) sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Output Akuntansi Keuangan Daerah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005 tentang standar akuntansi pemerintah, PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang bentuk Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri nomor 13 Tahun 2006. Berbagai output yang akan digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan tersebut adalah: a. Laporan Realisasi Anggaran b. Laporan Neraca c. Laporan Arus Kas d. Laporan Perubahan Ekuitas Dana e. Catatan dan Laporan Keuangan Siklus Akuntansi Keuangan Daerah 1) Jurnal umum 2) Buku besar pembantu 3) Neraca saldo 4) Jurnal penyesuian 5) Neraca saldo setelah 6) penyesuaian.(NSPP) 7) Laporan perhitungan APBD 8) Jurnal penutup 9) Laporan arus kas 10) Laporan perubahan modal (L/R) 11) Neraca Pada umumnya, siklus akuntansi keuangan daerah masih sama dengan siklus akuntansi pada umumnya, yang membedakan hanya pada tahapan atau alurnya saja. Pada sistem akuntansi keuangan daerah, laporan perhitungan APBD dibuat jika penyusunan neraca saldo setelah pengesuaian (NSSP) telah dilakukan. Namun, agar bisa lebih memudahkan pembuatan laporan, maka setelah NSSP berhasil dibuat, maka akan ditutup dengan jurnal penutup agar selanjutnya bisa langsung dibuatkan laporan arus kas, Perubahan Modal (R/K Pemda) dan Neraca. Berbagai catatan transaksi yang terjadi di dalamnya tentu harus disertakan dengan berbagai dokumen dan bukti transaksi yang sah agar nantinya bisa diinput ke dalam jurnal dan buku besar pembantu. Metode Pencatatan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah 1. Single entry Pencatatan transaksi ekonomi yang dilakukan dalam sistem ini hanya dilakukan sebanyak satu kali saja. Sistem single entry ini memiliki kelebihan mudah dipahami dan sederhana namun sistem ini mulai ditinggalkan oleh banyak pemerintah daerah karena memiliki kelemahan yaitu kurang bagus untuk pelaporan karena sulit untuk menemukan kesalahan pembukuan serta sulit untuk mengontrol keuangan. 2. Double Entry Pada prinsipnya, metode pencatatan double entry masih sama dengan metode pencatatan debit-kredit pada prinsip dasar akuntansi umum. Namun, yang membedakannya adalah rumus persamaan dasar akuntansi di ruang lingkup akuntansi keuangan daerah. Rumus persamaan dasar tersebut adalah Belanja + Aset = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan. 3. Triple Entry Metode triple entry merupakan pengembangan dari metode double entry tetapi ditambah dengan pencatatan pada buku anggaran. Akuntansi Pemerintah Daerah di PPKD dan SKPD Sistem akuntansi pemerintah daerah biasanya akan dilakukan oleh dua subsistem, yaitu: • Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Sistem Pemerintah Akuntansi Daerah akan menjadi tanggung jawab para Pejabat Penatausahaan Keuangan Daerah (PPKD), yang memiliki tugas dalam hal mencatat berbagai transaksi yang dilakukan di level pemerintahan daerah, seperti pendapatan dana perimbangan, belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dll. • Sistem Akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah Sistem Akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah akan menjadi tanggung jawab para Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD. Seluruh transaksi-transaksi yang ada di dalam lingkungan satuan kerja harus dicatat dan dilaporkan pada Bendahara Umum Daerah (BUD).