0119101177
Kelas B
Dibentuknya Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Akuntabilitas
2. Manajerial
Akuntansi pemerintah mampu memberikan informasi keuangan yang diperlukan
untuk perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian
anggran, perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan, dan penilaian kinerja
pemerintah.
3. Pengawasan
4. Menjaga Aset
Sistem akuntansi ini dapat digunakan untuk menjaga aset K/L/PD melalui metode
pencatatan, pemrosesan dan pelaporan keuangan yang dilakukan secara konsisten
sesuai dengan standar serta praktek akuntansi yang mampu diterima secara umum.
Sistem akuntansi ini juga berfungsi untuk menyediakan berbagai informasi yang
akurat dan juga tepat waktu terkait anggaran dan kegiatan keuangan K/L/PD, yang
selanjutnya akan berguna sebagai dasar pengukuran performa guna menentukan
tingkat ketaatan pada pihak otorisasi anggaran dan demi tujuan akuntabilitas.
Selain itu, sistem akuntansi ini dapat dijadikan sebagai media untuk menyediakan
informasi yang valid tentang kondisi keuangan K/L/PD secara keseluruhan, serta
untuk perencanaan pengelolaan dan pengendalian kegiatan dan keuangan K/L/PD
secara efisien.
- Sistem akuntasi pemerintahan dapat berfungsi untuk menjaga aset K/L/PD melalui
pencatatan, pemrosesan dan pelaporan keuangan yang konsisten sesuai dengan
standar dan praktek akuntansi yang diterima umum.
- Sistem akuntasi pemerintahan dapat berfungsi untuk menyediakan informasi yang
akurat dan tepat waktu mengenai anggaran dan kegiatan keuangan K/L/PD, yang
berguna sebagai dasar pengukuran kinerja, untuk menentukan ketaatan terhadap
otorisasi anggaran dan untuk tujuan akuntabilitas.
- Sistem akuntasi pemerintahan dapat berfungsi untuk menyediakan informasi yang
dapat dipercaya tentang posisi keuangan K/L/PD secara keseluruhan.
- Sistem akuntasi pemerintahan dapat berfungsi untuk menyediakan informasi
keuangan yang berguna untuk perencanaan pengelolaan dan pengendalian kegiatan
dan keuangan K/L/PD secara efisien.
- Asas Universalitas
Semua pengeluaran harus tercermin dalam anggaran. Hal ini berarti bahwa
anggaran belanja merupakan batas komitmen tertinggi yang bisa dilakukan oleh
pemerintah daerah untuk dapat membebani APBD.
- Asas Bruto
- Dana Umum
Terdapat beberapa macam sistem pencatatan yang dapat digunakan, antara lain:
1. Single Entry
2. Double Entry
Sering juga disebut sebagai sistem tata buku berpasangan. Menurut sistem ini, pada
dasarnya suatu transaksi ekonomi akan dicatat dua kali. Pencatatan dengan sistem
ini disebut dengan istilah menjurnal. Dalam pencatatan tersebut, sisi Debit berada di
sebelah kiri sedangkan sisi Kredit berada di sebelah kanan. Setiap pencatatan harus
menjaga keseimbangan persamaan dasar akuntansi. Persamaan dasar akuntansi
merupakan alat bantu untuk memahami sistem pencatatan ini. Persamaan dasar
akuntansi tersebut berbentuk sebagai berikut:
3. Triple Entry
1. Basis Kas
Basis kas ( cash basis ) menetapkan pengukuran atau pencatatan transaksi ekonomi hanya
dilakukan apabila transaksi tersebut menimbulkan perubahan pada kas. Apabila transaksi
tersebut belum menimbulkan perubahan pada kas maka transaksi tersebut tidak dicatat.
2. Basis Akrual
Basis akrual ( acrual basis ) adalah dasar akuntansi yang mengakui transaksi dan peristiwa
lainnya pada saat transaksi dan peristiwa tersebut terjadi ( dan bukan hanya pada saat kas
atau setara kas diterima atau dibayar ). Oleh karena itu, transaksi-transaksi dan peristiwa-
peristiwa dicatat dalam catatan akuntansi dan diakui dalam laporan keuangan periode
terjadinya.
- Basis atau dasar kas modifikasian merupakan kombinasi dasar kas dengan dasar
akrual.
- Transaksi penerimaan atau pengeluaran kas dibukukan (dicatat atau dijurnal) pada
saat uang diterima atau dibayar (dasar kas). Pada akhir periode dilakukan
penyesuaian untuk mengakui transaksi dan kejadian dalam periode berjalan
meskipun pengeluaran atau penerimaan kas dari transaksi dan kejadian dimaksud
belum terealisasi.
Sistem akuntansi pemerintahan daerah secara garis besar terdiri atas empat prosedur
akuntansi, antara lain:
1. Prosedur akuntansi penerimaan kas (Pasal 241 dan 266 Permendagri 13/2006)
- Fungsi terkait
Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD
dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD
dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.
a. Surat keterangan pajak daerah, digunakan untuk menetapkan pajak daerah atas
wajib pajak yang dibuat oleh PPKD.
b. Surat Keterangan Retribusi Daerah (SKRD), digunakan untuk menetapkan
retribusi daerah atas wajib retribusi yang dibuat oleh pengguna anggaran.
c. Surat Tanda Bukti Penerimaan (STBP), digunakan untuk mencatat setiap
penerimaan pembayaran dari pihak ketiga yang diselenggarakan oleh bendahara
penerimaan.
d. Surat Tanda Setoran (STS), digunakan untuk menyetorkan penerimaan daerah
yang diselenggarakan oleh bendahara penerimaan pada SKPD.
e. Bukti Transfer, merupakan dokumen atau bukti atas transfer penerimaan daerah.
f. Nota kredit bank, dokumen atau bukti dari bank yang menunjukkkan adanya
transfer uang masuk ke rekening kas.
2. Prosedur akuntansi pengeluaran kas (Pasal 247 dan 272 Permendagri 13/2006)
- Fungsi terkait
Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD
dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD
dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.
a. Surat Penyediaan Dana (SPD), merupakan dokumen yang dibuat oleh Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) sebagai media atau surat yang
menunjukkan tersediannya dana untuk diserap/direalisasi.
b. Surat Perintah Membayar (SPM), merupakan dokumen yang dibuat oleh
pengguna anggaran untuk mengajukan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
yang akan diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD) atau Kuasa BUD.
c. Kuitansi pembayaran dan bukti pembayaran lainnya, merupakan dokumen
sebagai tanda bukti pembayaran.
d. SP2D, merupakan dokumen yang diterbitkan oleh BUD atau Kuasa BUD untuk
mencairkan uang pada bank yang telah ditunjuk.
e. Bukti transfer, merupakan dokumen atau bukti atas transfer pengeluaran daerah.
f. Nota debit bank, merupakan dokumen atas bukti dari bank yang menunjukkan
adanya transfer uang keluar dari rekening kas umum daerah.
3. Prosedur akuntansi aset tetap (Pasal 253 dan 278 Permendagri 13/2006)
Fungsi yang terkait dengan prosedur akuntansi aset pada SKPD dilaksanakan oleh
fungsi akuntansi pada PPK-SKPD serta pejabat, pengurus, dan penyimpan barang.
Sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.
a. Bukti memorial
4. Prosedur akuntansi selain kas (Pasal 259 dan 283 Permendagri 13/2006)
- Fungsi Terkait
Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPD dilaksanakan
oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD. Sedangkan, pada SKPKD dilaksanakan oleh
fungsi akuntansi pada SKPKD.
Sistem akuntansi pemerintah daerah biasanya akan dilakukan oleh dua subsistem, yaitu:
Sistem Akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah akan menjadi tanggung jawab para
Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD. Seluruh transaksi-transaksi yang ada di dalam
lingkungan satuan kerja harus dicatat dan dilaporkan pada Bendahara Umum Daerah
(BUD).
Pencatatan atas berbagai transaksi yang ada di lingkungan satuan kerja tersebut sangat
harus dilakukan, di dalamnya meliputi pencatatan atas pendapatan, belanja, asset, dan hal
lainnya selain kas.
Pihak Pihak yang terkait dalam sistem akuntansi pendapatan pada PPKD antara lain:
Pihak pihak yang terkait dalam sistem akuntansi beban dan belanja antara lain:
Pihak Pihak yang terkait dalam sistem akuntansi transfer masuk dan transfer keluar
antara lain Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD dan Bendahara Pengeluaran
PPKD.
Pihak-pihak yang terkait dengan sistem akuntansi pembiayaan antara lain Fungsi
Akuntansi PPKD, BUD, dan PPKD.
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi kas dan setara kas pada PPKD
antara lain Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD (PPKPPKD), Bendahara
Penerimaan PPKD, Bendahara Pengeluaran PPKD dan PPKD.
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi piutang antara lain Pejabat
Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-PPKD) dan Bendahara Penerimaan PPKD.
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi investasi antara lain Pejabat
Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-PPKD) dan PPKD.
8. Akuntansi Dana Cadangan
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi dana cadangan antara lain:
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah
pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang. Berikut ini
pengikhtisaran transaksi-transaksi pada sistem akuntansi SKPD, pihak-pihak yang terkait,
dan saat kapan pencatatan harus dilakukan.
Pihak Pihak yang terkait dalam sistem akuntansi pendapatan pada SKPD antara lain:
Pihak pihak yang terkait dalam sistem akuntansi beban dan belanja antara lain:
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi kas dan setara kas pada SKPD
antara lain Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPKSKPD), Bendahara
Penerimaan SKPD, Bendahara Pengeluaran SKPD dan Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran (PA/KPA).
Pihak pihak yang terkait dalam sistem akuntansi piutang antara lain Pejabat
Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD) dan Bendahara Penerimaan SKPD.
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi persediaan antara lain adalah
Bendahara Barang atau Pengurus Barang, Bendahara Pengeluaran, Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan, dan Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD.
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi aset tetap antara lain:
a. Bendahara Barang bertugas untuk menyiapkan dan menyampaikan dokumen-
dokumen atas pengelolaan aset tetap.
b. Bendahara Pengeluaran bertugas untuk menyiapkan dan menyampaikan
dokumen-dokumen atas transaksi tunai yang berkaitan dengan aset tetap.
c. Pejabat Pelaksana Teknis bertugas untuk menyiapkan dokumen atas beban
pengeluaran pelaksanaan pengadaan aset tetap.
7. Sistem Akuntansi Penyusutan Aset Tetap dan Amortisasi Aset Tidak Berwujud
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi penyusutan dan amortisasi aset
tetap/aset tidak berwujud antara lain:
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi dana cadangan antara lain:
2. Jurnal transaksi
Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, buku jurnal yang digunakan dalam
akuntansi keuangan daerah meliputi buku jurnal penerimaan kas, buku jurnal
pengeluaran kas, dan buku jurnal umum.
Buku besar adalah sebuah buku yang berisi kumpulan rekening perkiraan/akun.
Rekening-rekening digunakan untuk mencatat secara terpisah pendapatan, belanja,
pembiayaan, aset, kewajiban, dan ekuitas dana.
Proses memasukkan rekening-rekening dari jurnal ke dalam buku besar inilah yang
disebut dengan posting.
4. Neraca saldo
5. Jurnal penyesuaian
- Melaporkan secara akurat kewajiban (utang) pada tanggal neraca. Dalam hal ini
pembiayaan sebenarnya sudah terjadi, tetapi belum dibayar.
7. Laporan keuangan
Berdasarkan PasaL 232 dari Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, laporan keuangan
pemda terdiri atas:
8. Jurnal penutup
Proses penutupan rekening temporer terdiri atas tiga tahap; tahap pertama menutup
rekening pendapatan ke rekening ikhtisar surplus defisit atau surplus/defisit, tahap
kedua menutup rekening belanja ke rekening ikhtisar surplus defisit atau
surplus/defisit, dan tahap ketiga menutup rekening ikhtisar surplus defisit ke rekening
ekuitas dana atau R/K Pemda.
Tahap terakhir dari siklus akuntansi adalah penyusunan neraca saldo setelah
penutupan. Neraca saldo setelah tutup buku berisi ringkasan saldo rekening-
rekening, hanya saja saldo tersebut adalah setelah pembuatan jurnal penutup.
Karena proses penutupan rekening temporer mentransfer saldo rekening-rekening
pendapatan dan biaya ke rekening ekuitas dana, maka dalam neraca saldo setelah
tutup buku tidak akan dijumpai rekening-rekening temporer tersebut. Kalaupun ada,
saldonya akan bernilai nol.
Dengan disusunnya neraca saldo setelah tutup buku ini, akan tampak bahwa rekening-
rekening pemda atau satuan kerja sudah siap untuk digunakan kembali pada periode
akuntansi berikutnya. Rekening-rekening nominal sudah kembali nol, sedangkan rekening-
rekening riil menyajikan jumlah yang benar-benar menjadi aset/aktiva, utang, dan ekuitas
dana atau rekening koran pemda.
Paradigma pengelolaan keuangan daerah ini menuntut lebih besarnya akuntabilitas adanya
transparansi dalam pengelolaan keuangan daerah ini maka diperlukan alat untuk
mengelolannya yaitu akuntansi.
Informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi pemerintah daerah ini akan digunakan
untuk pengambilan keputusan, tindakan dan kebijakan-kebijakan untuk mencapai tujuan dan
sasaran pengelolaan keuangan daerah. Perencanaan yang baik didukung oleh informasi
yang memadai dan baik pula, maka Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah dapat menunjang
efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah.
DAFTAR PUSTAKA