KEUANGAN
DAERAH
Siklus akuntansi keuangan daerah sebenarnya sama dengan SIKLUS AKUNTANSI pada umumnya hanya saja
terdapat perbedaan dialurnya. Alur yang berbeda itu adalah pada akuntansi keuangan daerah setelah
penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian (NSPP) maka dapat langsung dibuatkan Laporan Perhitungan
APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah). Setelah NSSP dibuat maka akan ditutup oleh Jurnal
Penutup dan langsung dibuatkan Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Modal (R/K Pemda) dan Neraca. Hal
ini dilakukan dengan alasan untuk kemudahan pembuatan laporan.
Sesuai dengan peraturan pemerintah daerah, tentu saja setiap pencatatan transaksi tersebut harus disertakan
dengan dokumen-dokumen dan bukti transaksi yang sah untuk kemudian dimasukan kedalam jurnal dan buku
besar pembantu. Bukti transaksi dikategorikan menjadi tiga yaitu Bukti Penerimaan Kas, Bukti Pengeluaran
Kas dan Bukti Memorial yang kemudian dimasukan ke Jurnal Umum.
Metode Pencatatan
Pencatatan akuntansi keuangan daerah sampai saat ini masih
mengunakan 3 metode yaitu :
1. Single Entry
Metode pencatatan kedua adalah double entry atau sering juga disebut
sistem tata buku berpasangan. Dalam sistem ini metode pencatatannya sama
dengan pencatatan debit-kredit pada prinsip dasar akuntansi umum namun ada
sedikit perbedaan formula dalam persamaan dasar akuntansinya yaitu :
Belanja + Aset = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan
Transaksi yang menambah aktiva dimasukan dalam debit dan yang
mengurangi aktiva dimasukan dalam kredit. Pencatatan dengan mengunakan
metode double entry ini menggunakan Basis Kas Modifikasi yaitu pencatatan
akuntansi yang hanya berlaku pada pencatatan yang berkaitan dengan
penerimaan dan penegeluaran kas sedangkan pencatatan diluar penerimaan dan
pengeluarkan kas dicatat dengan Basis Akrual.
3. Triple Entry
Metode triple entry merupakan pengembangan dari metode double entry tetapi ditambah dengan
pencatatan pada buku anggaran. Cara kerjanya adalah pada saat pencatatan double entry dilakukan, maka
tim PPK SKPD (Pejabat Pengelolah Keuangan Surat Ketetapan Pajak Daerah) dan SKPKD (Satuan Kerja
Pengelolah Keuangan Daerah) juga melakukan pencatatan transaksi pada buku anggaran sehingga catatan
ini berimbas pada buku anggaran.
Tujuan dan Fungsi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Sistem akuntansi keuangan daerah dibentuk dengan beberapa tujuan. Berikut ini adalah
penjelasan masing-masing dari tujaun tersebut.
•Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan sistem akuntansi pemerintah yang bisa memberikan berbagai informasi
terkait keuangan secara cermat, dalam waktu dan format yang tepat, dan berguna untuk berbagai pihak
yang bertanggung jawab dan memang berkaitan langsung dengan operasi unit pemerintah.
Selain itu, tujuan akuntabilitas ini akan mewajibkan pada tiap pegawai ataupun badan pengelola keuangan
negara untuk harus mampu memberikan tanggung jawab dan perhitungan terhadap laporan keuangan yang
telah dibuatnya.
•Manajerial
Akuntansi daerah akan mampu memberikan beragam informasi keuangan yang dibutuhkan
untuk perencanaan penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian anggaran, perumusan
kebijakan dan pengambilan keputusan, serta penilaian performa pemerintah.
•Pengawasan
Akuntansi daerah harus mampu menyelenggarakan pemeriksaan oleh para aparat pengawasan
fungsional secara efisien dan juga efektif.
•Menjaga Aset
Sistem akuntansi ini dapat digunakan untuk menjaga aset K/L/PD melalui metode pencatatan, pemrosesan dan
pelaporan keuangan yang dilakukan secara konsisten sesuai dengan standar serta praktek akuntansi yang mampu diterima
secara umum.