Anda di halaman 1dari 12

AKUNTANSI

KEUANGAN
DAERAH

DISUSUN OLEH: PEGI MAURIS


DOSEN PEMBIMBING : ANISA PUTRI
PENGERTIAN
AKUNTANSI
KEUANGAN
MENENGAH
Agenda Akuntansi keuangan daerah adalah proses akuntansi yang
meliputi identifikasi, pengukuran, pencatatan serta pelaporan
setiap transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu instansi

Style pemerintah daerah seperti kabupaten, kota ataupun provinsi yang


dijadikan acuan untuk pengambilan kebijakan ekonomi, baik oleh
pihak internal maupun pihak eksternal.

Output Akuntansi Keuangan Daerah

Dari mulai melakukan proses identifikasi kemudian dilanjutkan


dengan pengukuran transaksi ekonomi dengan satuan uang
yaitu setiap transaksi yang terjadi harus dinyatakan dalam nilai
mata uang yang berlaku (rupiah). Selanjutnya adalah
melakukan pencatatan transaksi serta pengolahan data menjadi
sebuah informasi yang diperlukan. Informasi itulah yang
kemudian disusun menjadi sebuah laporan keuangan
pemerintah daerah. Pada umumnya output dalam laporan
keuangan pemerintah daerah adalah :
a. Laporan Realisasi Anggaran
b. Laporan Neraca
c. Laporan Arus Kas
d. Laporan Perubahan Ekuitas Dana
e. Catatan dan Laporan Keuangan
SIklus Akuntansi Keuangan Daerah

Siklus akuntansi keuangan daerah sebenarnya sama dengan SIKLUS AKUNTANSI pada umumnya hanya saja
terdapat perbedaan dialurnya. Alur yang berbeda itu adalah pada akuntansi keuangan daerah setelah
penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian (NSPP) maka dapat langsung dibuatkan Laporan Perhitungan
APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah). Setelah NSSP dibuat maka akan ditutup oleh Jurnal
Penutup dan langsung dibuatkan Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Modal (R/K Pemda) dan Neraca. Hal
ini dilakukan dengan alasan untuk kemudahan pembuatan laporan.
Sesuai dengan peraturan pemerintah daerah, tentu saja setiap pencatatan transaksi tersebut harus disertakan
dengan dokumen-dokumen dan bukti transaksi yang sah untuk kemudian dimasukan kedalam jurnal dan buku
besar pembantu. Bukti transaksi dikategorikan menjadi tiga yaitu Bukti Penerimaan Kas, Bukti Pengeluaran
Kas dan Bukti Memorial yang kemudian dimasukan ke Jurnal Umum.
Metode Pencatatan
Pencatatan akuntansi keuangan daerah sampai saat ini masih
mengunakan 3 metode yaitu :

1. Single Entry

Dalam sistem ini pencatatan ekonomi hanya dilakukan satu kali.


Transaksi yang mengakibatkan pemasukan kas akan dimasukan dalam
sisi penerimaan dan yang mengurangi kas dimasukan dalam sisi
pengeluaran. Sistem single entry ini memiliki kelebihan mudah dipahami
dan sederhana namun sistem ini mulai ditinggalkan oleh banyak
pemerintah daerah karena memiliki kelemahan yaitu kurang bagus untuk
pelaporan karena sulit untuk menemukan kesalahan pembukuan serta
sulit untuk mengontrol keuangan.
2. Double Entry

Metode pencatatan kedua adalah double entry atau sering juga disebut
sistem tata buku berpasangan. Dalam sistem ini metode pencatatannya sama
dengan pencatatan debit-kredit pada prinsip dasar akuntansi umum namun ada
sedikit perbedaan formula dalam persamaan dasar akuntansinya yaitu :
Belanja + Aset = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan
Transaksi yang menambah aktiva dimasukan dalam debit dan yang
mengurangi aktiva dimasukan dalam kredit. Pencatatan dengan mengunakan
metode double entry ini menggunakan Basis Kas Modifikasi yaitu pencatatan
akuntansi yang hanya berlaku pada pencatatan yang berkaitan dengan
penerimaan dan penegeluaran kas sedangkan pencatatan diluar penerimaan dan
pengeluarkan kas dicatat dengan Basis Akrual.
3. Triple Entry

Metode triple entry merupakan pengembangan dari metode double entry tetapi ditambah dengan
pencatatan pada buku anggaran. Cara kerjanya adalah pada saat pencatatan double entry dilakukan, maka
tim PPK SKPD (Pejabat Pengelolah Keuangan Surat Ketetapan Pajak Daerah) dan SKPKD (Satuan Kerja
Pengelolah Keuangan Daerah) juga melakukan pencatatan transaksi pada buku anggaran sehingga catatan
ini berimbas pada buku anggaran.
Tujuan dan Fungsi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Sistem akuntansi keuangan daerah dibentuk dengan beberapa tujuan. Berikut ini adalah
penjelasan masing-masing dari tujaun tersebut.

•Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan sistem akuntansi pemerintah yang bisa memberikan berbagai informasi
terkait keuangan secara cermat, dalam waktu dan format yang tepat, dan berguna untuk berbagai pihak
yang bertanggung jawab dan memang berkaitan langsung dengan operasi unit pemerintah.
Selain itu, tujuan akuntabilitas ini akan mewajibkan pada tiap pegawai ataupun badan pengelola keuangan
negara untuk harus mampu memberikan tanggung jawab dan perhitungan terhadap laporan keuangan yang
telah dibuatnya.
•Manajerial
Akuntansi daerah akan mampu memberikan beragam informasi keuangan yang dibutuhkan
untuk perencanaan penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian anggaran, perumusan
kebijakan dan pengambilan keputusan, serta penilaian performa pemerintah.
•Pengawasan
Akuntansi daerah harus mampu menyelenggarakan pemeriksaan oleh para aparat pengawasan
fungsional secara efisien dan juga efektif.
•Menjaga Aset
Sistem akuntansi ini dapat digunakan untuk menjaga aset K/L/PD melalui metode pencatatan, pemrosesan dan
pelaporan keuangan yang dilakukan secara konsisten sesuai dengan standar serta praktek akuntansi yang mampu diterima
secara umum.

•Penyedia Informasi Anggaran dan Keuangan


Sistem akuntansi ini juga berfungsi untuk menyediakan berbagai informasi yang akurat dan juga tepat waktu
terkait anggaran dan kegiatan keuangan K/L/PD, yang selanjutnya akan berguna sebagai dasar pengukuran performa guna
menentukan tingkat ketaatan pada pihak otorisasi anggaran dan demi tujuan akuntabilitas.
Selain itu, sistem akuntansi ini dapat dijadikan sebagai media untuk menyediakan informasi yang valid tentang kondisi
keuangan K/L/PD secara keseluruhan, serta untuk perencanaan pengelolaan dan pengendalian kegiatan dan keuangan
K/L/PD secara efisien.

Akuntansi Pemerintah Daerah di PPKD dan SKPD


PPKD =Pejabat pengelola keuangan daerah
SKPD – satuan kerja perangkat daerah
Sistem akuntansi pemerintah daerah biasanya akan dilakukan oleh dua subsistem, yaitu:

•Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah


Sistem Pemerintah Akuntansi Daerah akan menjadi tanggung jawab para Pejabat Penatausahaan Keuangan Daerah
(PPKD), yang memiliki tugas dalam hal mencatat berbagai transaksi yang dilakukan di level pemerintahan daerah, seperti
pendapatan dana perimbangan, belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dll.
•Sistem Akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah
Sistem Akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah akan menjadi
tanggung jawab para Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD. Seluruh
transaksi-transaksi yang ada di dalam lingkungan satuan kerja harus dicatat dan
dilaporkan pada Bendahara Umum Daerah (BUD).
Pencatatan atas berbagai transaksi yang ada di lingkungan satuan
kerja tersebut sangat harus dilakukan, di dalamnya meliputi pencatatan atas
pendapatan, belanja, asset, dan hal lainnya selain kas. Berbagai proses tersebut
dilaksanakan oleh para Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) yang
berdasarkan pada dokumen-dokumen sumber yang sebelumnya telah
diserahkan oleh bendahara.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai