Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KD 1 PRATIKUM AKUNTANSI
LEMBAGA

NAMA : SITI KHUMAIDAH


KELAS : XI AKL 3
NO.ABSEN : 27

1
AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
A. PENDAHULUAN

Siklus pengelolaan keuangan daerah mengikuti siklus dalam sistem pengendalian entitas pemerintah.
Siklus pengelolaan keuangan daerah dapat dibagi menjadi 5 tahapan yaitu perencanaan fundamental,
perencanaan operasional, Tahap Penganggaran, Tahap Pengendalian dan Pengukuran, Tahap Pelaporan
dan umpan balik.

Keuangan daerah merupakan semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintah daerah yang dapat dinilai. Ruang lingkup keuangan Negara yang dikelola langsung oleh
Pemerintah Pusat adalah Anggaran Pendapatan dan belanja Negara (APBN), dan yang dikelola langsung
oleh Pemerintah Daerah adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Jadi akuntansi
keuangan pemerintah daerah merupakan bagian dari akuntansi sector public yang mencatat dan
melaporkan semua transaksi yang berkaitan dengan keuangan daerah.

B. DEFINISI AKUNTANSI

Menurut American Accounting Association, akuntansi merupakan suatu proses pengidentifikasian,


pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi keuangan dari suatu organisasi yang dijadikan sebagai
informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi bagi pihak yang memerlukan.

Menurut Accounting Principles Board, akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang fungsinya menyediakan
informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomi, digunakan untuk
pengambilan keputusan ekonomi dalam membuat pilihan alternative arah tindakan.

Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang berfungsi menyajikan informasi kuantitatif, terutama yang
bersifat keuangan, dari suatu lembaga atau perusahaan, yang diharapkan dapat digunakan sebagai dasar
dalam mengambil keputusan – keputusan ekonomis di antara berbagai alternatif tindakan.

Akuntansi Sektor Publik merupakan sistem informasi yang mengidentifikasi, mengatur, dan
mengomunikasikan informasi ekonomi dan entitas sector public. Informasi ekonomi sector public
berguna untuk pengambilan keputusan yaitu diantaranya : alokasi sumber daya ekonomi, pelayanan
public, kinerja organisasi sector public, penilaian kemampuan likuiditas, distribusi pendapatan dan
stabilitas ekonomi.

Akuntansi keuangan pemerintah daerah merupakan bagian dari akuntansi sektor publik, yang mencatat
dan melaporkan semua transaksi yang berkaitan dengan keuangan daerah.

C. DASAR- DASAR DAN TEKNIS AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

2
1. Pembukuan Tunggal dan Pembukuan Berpasangan

Sistem pembukuan tunggal (single entry) adalah sistem yang pencatatan transaksinya dilakukan dengan
mencatat secara tunggal. Transaksi yang berakibat bertambahnya kas akan dicatat pada sisi Penerimaan
dan transaksi yang berakibat berkurangnya kas akan dicatat pada sisi Pengeluaran.

Sistem pembukuan berpasangan (double entry) adalah sistem yang pencatatan transaksinya dicatat
secara berpasangan. Dalam sistem ini proses pencatatannya tersebut ada sisi Debit dan Kredit. Debit
ada disebelah kiri dan Kredit ada disebelah kanan.

2. Siklus Akuntansi

Akuntansi adalah suatu sistem. Sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri atas subsistem- sistem
atau kesatuan yang lebih kecil, yang berhubungan satu sama lain dan memiliki tujuan tertentu. Suatu
sistem mengolah input ( masukan) menjadi output (keluaran). Input sistem akuntansi adalah bukti- bukti
transaksi dalam bentuk dokumen atau formulir. Sedangkan outputnya adalah laporan keuangan. Di
dalam proses akuntansi, terdapat beberapa catatan yang dibuat. Catatan- catatan tersebut adalah
jurnal, buku besar, dan buku pembantu.

Sistem akuntansi dapat dijelaskan secara rinci melalui siklus akuntansi. Siklus akuntansi adalah tahapan-
tahapan yang ada dalam sistem akuntansi. Apabila digambarkan sebagai berikut :

a. Persamaan Akuntansi

Persamaan dasar akuntansi merupakan alat bantu untuk memahami sistem pencatatan transaksi.
Persamaan dasar akuntansi dalam konteks akuntansi pemerintahan dapat diuraikan dalam tahap
sebagai berikut :

ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA + PENDAPATAN - BELANJA

ASET + BELANJA + PENGELUARAN PEMBIAYAAN = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA + PENDAPATAN +


PENERIMAAN PEMBIAYAAN

b. Konsep Debit dan Kredit

Suatu transaksi yang berakibat bertambahnya asset, belanja, dan pengeluaran pembiayaan akan dicatat
pada sisi Debit, sedangkan yang berakibat berkurangnya asset, belanja, dan pengeluaran pembiayaan
akan dicatat pada sisi Kredit. Suatu transaksi yang berakibat bertambahnya kewajiban, pendapatan,
ekuitas dana, dan penerimaan pembiayaan akan dicatat pada sisi Kredit begitupun sebaliknya.

3
c. Penjurnalan

Menjurnal adalah prosedur mencatat transaksi keuangan di buku jurnal. Buku jurnal merupakan media
untuk mencatat transaksi secara kronologis ( berdasarkan urutan waktu terjadi transaksi). Keberadaan
jurnal dalam proses akuntansi tidak menggantikan peran rekening/ akun tetapi menjadi sumber untuk
pencatatan ke dalam rekening/ akun. Dengan adanya jurnal, pencatatan ke rekening/ akun menjadi
lebih mudah karena jurnal memilah- milah transaksi pendebitan dan pengkreditan yang sesuai dengan
rekening/ akun yang bersangkutan.

d. Buku Besar

Buku besar adalah buku yang berisi kumpulan rekening/ akun/ perkiraan. Rekening- rekening digunakan
untuk mencatat secara terpisah asset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, belanja, dan pembiayaan.
Transaksi ekonomi mulanya dicatat menggunakan jurnal. Kemudian jurnal tersebut diposting ke
rekening- rekening buku besar yang sesuai.

e. Saldo Normal

Saldo normal rekening kelompok Aset, belanja, dan pengeluaran pembiayaan adalah Debit, sedangkan
saldo normal rekening kelompok kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, dan penerimaan pembiayaan
adalah kredit.

f. Laporan Keuangan

1) Laporan Realisasi Anggaran

Laporan yang menyajikan ikhitisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola
oleh pemrintah daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam
satu periode pelaporan.

2) Neraca

Laporan keuangan yang menyajikan posisi keuangan entitas ekonomi pada suatu tanggal tertentu.
Laporan ini dibuat untuk menyajikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai asset,
kewajiban, dan ekuitas dana.

3) Laporan Arus Kas

Laporan yang menyajikan informasi tentang sumber, penggunaan , perubahan kas dan setara kas selama
satu peride akuntansi . Laporan arus kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas
operasional, investasi asset non keuangan, pembiayaan, dan transaksi non anggaran.

4) Catatan Atas Laporan Keuangan

Laporan yang disajikan secara sistematis sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, yang dimana
setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas harus mempunyai referensi
silang dengan informasi terkait dalam Catatan Atas Laporan Keuangan. Catatan Atas Laporan Keuangan

4
meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan Atas Laporan Keuangan juga memberikan informasi tentang
kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh intitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan
dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan.

3. Pemakai Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Para pengguna dikategorikan sebagai berikut :

a. Penerim pelayanan atau wakil- wakilnya ( masyarakat, pembayar pajak, konsumen)

b. Penyedia sumber dana atau wakil- wakilnya ( kreditor, investor, donor, pemerintah atasan).

c. Pihak- pihak lain ( pimpinan SKPD/PPKD, asosiasi profesi, para pemerhati Pemerintah Daerah).

D. JENIS- JENIS TRANSAKSI PEMERINTAH DAERAH

1. Pendapatan Daerah

Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang
menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar
kembali oleh daerah. Pendapatn Daerah meliputi : Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Lain-
lain Pendapatan Daerah yang Sah.

2. Belanja Daerah

Belanja Daerah meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang dapat mengurangi
ekuitas dana yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh daerah.

3. Pembiayaan Daerah

Pembiayaan Daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup deficit atau untuk
memanfaatkan surplus. Pembiayaan Daerah meliputi penerimaan pembiayaan, pengeluaran
pembiayaan dan sisa lebih anggaran tahun berkenaan.

4. Asset Daerah

Aset meliputi sumber daya ekonomi yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah daerah sebagai akibat
masa lalu dan dari manfaat ekonomi. Asset dibagi menjadi dua kelompok yaitu asset lancar dan asset
tidak lancar.

5. Kewajiban Daerah

Kewajiban meliputi utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya menimbulkan
aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah.

5
6. Ekuitas Dana Daerah

Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara asset dan
kewajiban pemerintah daerah. Dalam neraca pemerintah daerah, ekuitas dana disajikan berdasarkan
likuiditasnya yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu : ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi, dan
ekuitas dana cadangan.

E. SISTEM DAN STRUKTUR AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

1. Sistem Akuntansi Keuangan Pemda

Sesuai dengan PP 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, tanggungjawab
atas pelaksanaan APBN/APBDada pada entitas pelaporan. Setiap entitas pelaporan memiliki dua entitas
akuntansi, yaitu sebagai bendahara umum dan sebagai pengguna anggaran. Dari dua sistem tersebut,
pada akhir periode laporan yang dihasilkan akan digabungkan menjadi laporan entitas yang terdiri dari
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

Di dalam pencatatan akuntansi hubungan Pusat- Cabang dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

a. Sistem sentralisasi, dengan sistem ini akuntansi SKPD diselenggarakan oleh PPKD, sehingga SKPD
tidak melakukan siklus akuntansi secara normal, dan tidak memerlukan konsolidasi pusat- cabang pada
akhir siklus akuntansi.

b. Sistem desentralisasi, dengan sistem ini akuntansi SKPD diselenggarakan terpisah dengan akuntansi
PPKD, namun untuk menjaga sinkronisasi serta hubungan pusat- cabang, maka dibutlah akun pusat
dengan akun cabang atau disebut Rekening Koran.

2. Struktur Akuntansi Keuangan Pemda

Struktur akuntansi di pemerintah daerah menggunakan konsep transaksi Kantor Pusat- Kantor Cabang.
Yang bertindak sebagai Kantor Pusat adalah PPKD dan sebagai Kantor Cabang adalah SKPD. Sebagai
konsekuensi dari struktur akuntansi tersebut diperlukan control pencatatan antara PPKD dan SKPD
melalui mekanisme akun resiprokal, yaitu akun Rekening Koran-PPKD yang ada di SKPD dan akun
Rekening Koran- SKPD yang ada di PPKD.

Saldo normal akun “Rekening Koran-PPKD” adalah kredit. Akun Rekening Koran –PPKD Utang
merupakan contra account dari Rekening Koran PPKD, sehingga saldonya adalah Debit. Akun- akun
Rekening Koran-PPKD ini rekening reciprocal-nya yaitu akun Rekening Koran SKPD yang ada di PPKD
sebagai akun asset.

Saldo normal akun “REkening Koran –SKPD” adalah Debit. Akun Rekening Koran-SKPD Utang merupakan
contra account dari Rekening Koran-SKPD, sehingga saldonya adalah Kredit.

6
F. JENIS- JENIS AKUNTANSI

1. Akuntansi Berbasis Anggaran (Budgetair Based Accounting)

Akuntansi Anggaran adalah akuntansi yang mencatat, mengklasifikasi, dan mengikhtisarkan transaksi
berdasarkan anggaran pendapatan ataupun belanja. Sistem akuntansi ini memasukkan jumlah yang
dianggarkan dan jumlah actual dalam catatan ganda.

Untuk menyederhanakan kerumitan itu, maka dilakukan pembandingan yang sistematik dan
berkelanjutan antar angka actual dan angka anggaran, tanpa melalui proses penjurnalan anggaran ,
melaikan cukup mengandalkan data anggaran yang telah direkam dalam Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA). Namun, hal ini berbeda di perusahaan swasta. Dalam perusahaan swasta anggaran
tidak termasuk laporan yang dipublikasikan. Sedangkan di pemerintahan, anggaran merupakan laporan
utama yang harus menjadi dokumen public.

2. Akuntansi Berbasis Kas

Akuntansi berbasis kas adalah akuntansi yang mengakui dan mencatat transaksi keuangan pada saat kas
diterima atau dibayarkan. Keterbatasan sistem akuntansi ini adalah keterbatasan informasi yang
dihasilkan karena terbatas pada pertanggungjawaban kas saja, tetapi tidak memperlihatkan
pertanggungjawaban manajemen atas kas dan kewajiban.

3. Akuntansi Berbasis Akrual

Akuntansi berbasis akrual adalah akuntansi yang mengakui dan mencatat transaksi atau kejadian
keuangan pada saat terjadi atau saat perolehan. Dalam akuntansi akrual, informasi yang dihasilkan jauh
lebih lengkap dan menyediakan informasi yang rinci mengenai asset dan kewajiban.

4. Akuntansi Berbasis Kas Menuju Akrual

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah, yaitu basis kas untuk pengakuan
pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan. Sedangkan basis akrual digunakan untuk pengakuan
asset, kewajiban dan ekuitas dana.

G. STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

1. Pengakuan

Pengakuan dalam istilah akuntansi adalah proses penetapan terpenuhinya criteria pencatatan suatu
kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga akan menjadi bagian yang melengkapi unsure
asset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja dan pembiayaan.

7
2. Pengukuran

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam
laporan keuangan. Pengukuran pos- pos dalam laporan keuangan menggunakan nilai perolehan historis.
Asset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang
diberikan untuk memperoleh asset tersebut dan kewajiban dicatat sebesar nilai nominal.

3. Pengungkapan (Disclosure)

Catatan Atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan terperinci dari angka yang ada pada Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan Atas Laporan Keuangan juga mencakup
informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang
diharuskan dan dianjurkan untuk diuangkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan serta
ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.

Catatan Atas Laporan Keuangan setidaknya harus disajikan dengan susunan berikut :

a. Informasi tentang kebijakan fiscal, ekonomi makro, Perda APBD, serta kendala dan hambatan yang
dihadapi dalam pencapaian target.

b. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan.

c. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan- kebijakan akuntansi yang
dipilih.

d. Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang
belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

e. Pengungkapan informasi untuk pos- pos asset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan
penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasi dengan penerapan basis kas.

f. Informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam
lembar muka laporan keuangan.

g. Daftar dan skedul.

Selain itu, suatu entitas pelaporan mengungkapkan hal- hal berikut ini apabila belum diinformasikan
dalam bagian manapun dari laporan keuangan, yaitu :

a. Domisili dan bentuk hukum suatu entitas serta yurisdiksi di mana entitas tersebut beroperasi.

b. Penjelasan mengenai sifat operasi entitas dan kegiatan pokoknya.

c. Ketentuan perundang- undangan yang menjadi landasan kegiatan opersionalnya.

8
9

Anda mungkin juga menyukai