Anda di halaman 1dari 5

KONSEP DASAR AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

PENGERTIAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH


Akuntansi keuangan daerah adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan
pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah daerah-pemda (kabupaten, kota, atau
provinsi) yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi yang diperlukan oleh
pihak-pihak eksternal entitas pemda.
SISTEM PENCATATAN
Terdapat beberapa macam sistem pencatatan yang dapat digunakan, yaitu:
1. Single Entry
Sistem pencatatan single entry sering disebut juga dengan sistem tata buku tunggal atau tata buku.
Dalam sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan mencatatnya satu kali. Transaksi yang
berakibat bertambahnya kas akan dicatat pada sisi penerimaan dan transaksi yang berakibat berkurangnya kas
akan dicatat pada sisi pengeluaran. Kelebihan sistem pencatatan single entry adalah sederhana dan mudah
dipahami, Kelemahannya, yaitu kurang bagus untuk pelaporan (kurang memudahkan penyusunan laporan),
sulit untuk menemukan kesalahan pembukuan yang terjadi, dan sulit dikontrol.
2. Double Entry
Sistem pencatatan double entry sering disebut dengan sistem tata buku berpasangan. Menurut sistem
ini, pencatatan terhadap suatu transaksi dilakukan dua kali. Pencatatan dengan sistem ini disebut dengan
istilah menjurnal. Dalam pencatatan tersebut, sisi debit berada disebelah kiri, sedangkan sisi kredit berada
disebelah kanan. Setiap pencatatan harus menjaga persamaan dasar akuntansi yang merupakan alat bantu
untuk memahami sistem pencatatan ini. Persamaan dasar akuntansi adaah sebagai berikut:
AKTIVA + BELANJA = UTANG + EKUITAS DANA + PENDAPATAN
Triple Entry
Sistem pencatatan triple entry adalah pelaksanaan pencatatan dengan menggunakan sistem
pencatatan double entry, ditambah dengan pencatatan pada buku anggaran. Jadi, sementara sistem
pencatatan double entry dijalankan, PPK SKPD maupun bagian keuangan atau SKPKD juga mencatat
transaksi tersebut pada buku anggaran, sehingga pencatatan tersebut akan berefek pada sisa anggaran.
DASAR AKUNTANSI
Definisi pengakuan dalam akuntansi menurut SAP adalah proses penetapan terpenuhinya kriteria
pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga akan menjadi bagian yang

melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaan, sebagaimana termuat
dalam laporan keuangan entitas pelaporan yang bersangkutan.
Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa untuk diakui, yaitu:
1. Terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan kejadian atau peristiwa tersebut
akan mengalir keluar atau masuk ke dalam entitas pelaporan yang bersangkutan.
2. Kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur atau diestimasi dengan
andal.
Berbagai basis/dasar akuntansi atau sistem pencatatan antara lain:
1. Basis Kas
Seperti telah diuraikan sebelumnya, menetapkan bahwa pengakuan/pencatatan transaksi ekonomi
hanya akan dilakukan apabila transaksi tersebut menimbulkan perubahan pada kas. Apabila suatu transaksi
belum menimbulkan perubahan pada kas, maka transaksi tersebut tidak dicatat.
2. Basis Akrual
Basis akrual (accrual basis) adalah dasar akuntansi yang mengakui transaksi dan peristiwa lainnya
pada saat transaksi dan peristiwa tersebut terjadi (dan bukan hanya pada saat kas atau setara kas diterima
atau dibayar). Oleh karena itu, transaksi-transaksi dan peristiwa-peristiwa dicatat dalam catatan akuntansi dan
diakui dalam laporan keuangan pada periode terjadinya.
3. Basis Kas Modifikasian
Basis akrual modifikasian (modified accrual basis) mencatat transaksi dengan menggunakan basis kas
untuk transaksi-transaksi tertentu dan menggunkan basis akrual untuk sebagian besar transaksi. Pembatasan
penggunaan dasar akrual dilandasi oleh pertimbangan kepraktisan.
SIKLUS AKUNTANSI
Akuntansi adalah suatu sistem, yaitu suatu kesatuan yang terdiri atas subsistem-subsistem atau
kesatuan lebih kecil yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan tertentu. Suatu sistem mengolah input
(masukan) berupa bukti-bukti transaksi dalam bentuk dokumen atau formulir menjadi output (keluaran) dalam
bentuk laporan keuangan.
1. Analisis Transaksi
Sumber diperolehnya aktiva dicatat pada sisi yang berseberangan dengan sisi pencatatan aktiva
pemda, sehingga perlu terpelihara keseimbangan antara aktiva dan sumbernya. Secara matematis dapat
dinyatakan sebagai berikut:
AKTIVA = PASIVA

Agar dapat dibedakan dengan jelas antara hak pemilik dan hak kreditur, maka hak para kreditur
disebut utang atau kewajiban sedangkan hak para pemilik (rakyat) disebut ekuitas dana. Persamaan
akuntansinya:
AKTIVA = UTANG + EKUITAS DANA
2. Jurnal Transaksi
Jurnal sering disebut sebagai the books of original entry (catatan akuntansi permanen yang pertama).
Adanya jurnal mempermudah pencatatan ke rekening, sebab jurnal sudah memilah-milah transaksi dengan
pendebitan dan pengkreditan yang sesuai dengan rekening yang bersangkutan.
Jurnal dibedakan menjadi:

Jurnal umum; yaitu jurnal yang digunakan untuk mencatat semua jenis transaksi.
Jurnal khusus; yaitu jurnal yang digunakan untuk mencatat hanya satu jenis transaksi.

3. Posting ke Buku Besar


Buku besar adalah sebuah buku yang berisi kumpulan rekening/perkiraan/akun. Rekening-rekening
digunakan untuk mencatat secara terpisah pendapatan, belanja, pembiayaan, aset, kewajiban, dan ekuitas
dana. Dengan demikian, rekening merupakan kumpulan informasi dalam suatu sistem akuntansi. Proses
memasukkan rekening-rekening dari jurnal ke dalam buku besar disebut posting.
4. Neraca Saldo
Neraca saldo adalah daftar rekening-rekening beserta saldo yang menyertainya. Saldo rekening
diambil angkanya dari saldo terakhir yang ada di setiap rekening.
5. Jurnal Penyesuaian
Jurnal Penyesuaian perlu dibuat karena dalam akuntansi dikenal prosedur penyesuaian. Prosedur
penyesuaian perlu dilakukan karena akuntansi didasari asumsi dasar bahwa suatu umur entitas ekonomi dapat
dipenggal-penggal menjadi periode-periode yang sifatnya buatan. Asumsi ini disebut Asumsi periodesasi yang
mengharuskan kita untuk membuat jurnal penyesuaian.
Tujuan penyusunan jurnal penyesuaian:
1. Melaporkan semua pendapatan (revenues) yang diperoleh (earned) selama periode akuntansi.
2. Melaporkan semua belanja (expense) yang terjadi selama periode akuntansi.
3. Melaporkan dengan akurat nilai aktiva pada tanggal neraca. Sebagian nilai aktiva pada awal periode telah
terpakai selama satu periode akuntansi yang dilaporkan.
4. Melaporkan secara akurat kewajiban (utang) pada tanggal neraca. Dalam hal ini pembiayaan sebenarnya
sudah terjadi, tetapi belum dibayar.
6. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Penyusunan neraca saldo setelah penyesuaian, yaitu neraca saldo yang disusun setelah membuat
jurnal-jurnal penyesuaian. Dengan demikian, saldo-saldo rekening yang terdapat dalam neraca saldo setelah
penyesuaian adalah saldo rekening-rekening setelah disesuaiakan.
7. Laporan Keuangan
1.
2.
3.
4.

Laporan realisasi anggaran


Neraca
Laporan arus kas
Catatan atas laporan keuangan

8. Jurnal Penutup
Proses penutupan rekening temporer terdiri atas tiga tahap; tahap pertama menutup rekening
Pendapatan ke rekening Ikhtisar Surplus Defisit atau Surplus/Defisit, tahap kedua menutup rekening Belanja ke
rekening Ikhtisar Surplus Defisit atau Surplus/Defisit, dan tahap ketiga menutup rekening Ikhtisar Surplus Defisit
ke rekening Ekuitas Dana atau R/K Pemda.
SIKLUS AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
Pada dasarnya siklus akuntansi keuangan daerah mengikuti siklus akuntansi yang telah dijelaskan
sebelumnya. Perbedaan yang ada adalah pada proses penyusunan laporan keuangan pemda. Setelah
menyusun neraca saldo setelah penyesuaian, dapat disusun laporan Perhitungan APBD.
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH BERDASARKAN PERMENDAGRI NOMOR 13
TAHUN 2006
Sistem akuntansi pemerintah daerah menurut permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 232 ayat (3)
meliputi serangkaian prosedur, mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, penggolongan, dan
peringkasan atas transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi
komputer. Sistem akuntansi pemerintah daerah secara garis besar terdiri atas empat prosedur akuntansi, yaitu:
prosedur akuntansi penerimaan kas, pengeluaran kas, selain kas, dan aset.

Anda mungkin juga menyukai