Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

Pembukuan Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah

A. Akuntansi Pemerintah
1. Pengertian Akuntansi Pemerintah
Akuntansi pemerintah didefinisikan sebagai sebuah proses identifikasi, pencatatan,
pengklasifikasian, pengikhtisaran atas Semua transaksi dan aktifitas keuanagan, penyajian
laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya. Definisi diambil dari Peraruran Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi yang merupakan acuan dasar dalam
pelaksanaan akuntansi disetiap pemerintahan di Indonesia.
Dari devinisi tersebut dapat diambil beberapa hal penting :
a. akuntansi adalah kegiatan jasa yang menghasilkan informasi
b. informasi akuntansi bersifat keuangan mengenai entitas tertentu
c. informasi akuntansi tersebut berguna sebagai dasar dalam mengambil keputusan
ekonomi

2. Pengguna informasi akuntansi


Pengguna informasi akuntansi dibagi dua kelompok :
a. pengguna internal, yaitu pihak-pihak di dalam organisasi yang bersangkutan seperti
manajemen dan karyawan
b. pengguna eksternal, yaitu pihak-pihak di luar organisasi yang memiliki kepentingan
untuk mengetahui kinerja keuangan organisasi yang bersangkutan, antara lain :
1) masyarakat
2) lembaga legislatif
3) lembaga pemeriksa/ pengawas
4) pihak yang memberi atau berperan proses donasi, investasi, dan pinjaman
5) pemerintah.
3. Pengelompokan Akuntansi Berdasarkan Jenis Organisasi
Pengelompokan akuntansi berdasarkan jenis organisasi terbagi menjadi :
a. Akuntansi keuangan (komersial), digunakan oleh perusahaan atau organisasi yang
kegiatannya berorientasi untuk menghasilkan laba.
b. Akuntansi organisasi nirlaba, digunakan oleh organisasi yang kegiatannya tidak
berorientasi untuk memupuk laba, seperti yayasan, rumah sakit, perguruan tinggi, dsb.
c. Akuntansi sektor publik, digunakan oleh organisasi publik, yaitu organisasi yang
sebagian besar dana kegiatannya dihimpun dari kontribusi masyarakat dan yang
beroperasi untuk kepentingan masyarakat luas seperti LSM, partai politik, pemerintah
pusat dan pemerintah daerah.

B. Metode Akuntansi Pemerintah


1. Pembukuan Tunggal

Sistem pencatatan single entry sering disebut juga dengan sistem tata buku tunggal atau tata
buku saja. Dalam sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan mencatat
secara tunggal (tidak berpasangan). Transaksi yang berakibat bertambahnya kas akan
dicatat pada sisi Penerimaan dan transaksi yang berakibat berkurangnya kas akan dicatat
pada sisi Pengeluaran. Di Pemerintah Daerah selama hampir 3 dekade, pencatatan ini
dipraktikkan, contohnya dalam Buku Kas Umum (BKU).
Pencatatan semacam itu disebut juga pembukuan. Sistem tata buku tersebut merupakan
sebagian kecil dari akuntansi. Sistem ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu sederhana dan
mudah dipahami. Akan tetapi, sistem ini juga memiliki kelemahan, antara lain kurang
lengkap untuk pelaporan karena hanya dapat melaporkan saldo kas, dan tidak dapat
melaporkan utang, piutang, dan ekuitas dana. Juga sulit untuk melakukan kontrol transaksi,
akibatnya sulit menelusuri kesalahan pembukuan yang terjadi. Oleh karena itu, dalam
akuntansi terdapat sistem pencatatan yang lebih baik dan dapat mengatasi kelemahan di
atas. Sistem ini disebut sistem double entry. Sistem pencatatan double entry inilah yang
sering disebut akuntansi.

Materi PALIP Kelas XI Akuntansi Oleh : Didi Supriadi, M.Pd.


2. Pembukuan Berpasangan

Sistem pencatatan double entry juga sering disebut sistem tata buku berpasangan. Menurut
sistem ini, pada dasarnya suatu transaksi akan dicatat secara berpasangan (double=
berpasangan, entry= pencatatan). Pencatatan dengan sistem ini disebut dengan istilah
menjurnal. Dalam pencatatan tersebut ada sisi Debit dan Kredit. Sisi Debit ada di sebelah
kiri, sedangkan sisi Kredit ada di sebelah kanan. Setiap pencatatan harus menjaga
keseimbangan persamaan dasar akuntansi, yaitu :

Aktiva + Belanja = Utang + Ekuitas dana+ Pendapatan

C. Siklus Akuntansi Pemerintah

1. Analisis Transaksi : bukti transaksi adalah berupa dokumen-dokumen sumber, misalnya


Surat Ketetapan Pajak/ Retribusi Daerah (SKPD/ SKRD), Tanda Bukti Penerimaan
(TBP). Bukti transaksi ini akan dianalisis untuk menentukan pengaruh transaksi pada
akun-akun tertentu.
2. Jurnal : Ada 2 jurnal. Pertama jurnal LO untuk mencatat transaksi-transaksi secara
Akrual, khususnya terkait akun neraca dan laporan operasional. Kedua jurnal LRA yang
melengkapi jurnal LO ketika suatu transaksiyang dicatat merupakan transaksi realisasi
anggaran (LRA) dan terdapat aliran Kas Masuk dan aliran Kas keluar (belanja, transfer
dan pengeluaran pembiayaan)

Materi PALIP Kelas XI Akuntansi Oleh : Didi Supriadi, M.Pd.


3. Buku Besar: transaksi dari jurnal kemudian di posting ke buku besar.
4. Neraca Saldo : Neraca saldo merupakan ikhtisar buku besar.
5. Jurnal penyesuaian: dibuat diakhir periode akuntansi agar pendapatan dapat dicatat pada
saat dihasilkan dan beban diakui pada saat terjadinya
6. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian : disusun berdasarkan akun-akun buku besar.
7. Menyusun Laporan Keuangan : Menyusun laporan keuangan terdiri dari Laporan
Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan SAL,
Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, Neraca dan Catatan Atas Laporan
Keuangan.

Materi PALIP Kelas XI Akuntansi Oleh : Didi Supriadi, M.Pd.


Materi PALIP Kelas XI Akuntansi Oleh : Didi Supriadi, M.Pd.

Anda mungkin juga menyukai