Anda di halaman 1dari 117

KELOMPOK 6

NAMA ANGGOTA : AHMAD HAPI


M. BAHRUL ILMI
NURSIFA HIDAYAH
AKUNTANSI KAS SATUAN KERJA
1. KLASIFIKASI KAS DAN SETARA KAS
KAS ADALAH UANG TUNAI DAN SALDO SIMPANAN DI BANK YANG SETIAP SAAT DAPAT
DIGUNAKAN UNTUK MEMBIAYAI KEGIATAN PEMERINTAH DAERAH.
A. KAS PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN BENDAHARA UMUM NEGARA (BUN)
BENDAHARA UMUM NEGARA ADALAH PEJABAT YANG DIBERI TUGAS UNTUK
MELAKSANAKAN FUNGSI BENDAHARA UMUM NEGARA. SESUAI KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN YANG ADA, MENTERI KEUANGAN ADALAH BENDAHARA UMUM NEGARA YANG
MENGUASAI UANG NEGARA.
B. KAS PEMERINTAH DAERAH
UANG DAERAH ADALAH UANG YANG DIKUASAI OLEH BENDAHARA UMUM DAERAH BERUPA
RUPIAH DAN VALUTA ASING. PENGELOLAAN UANG DAERAH TERDIRI ATAS PIHAK-PIHAK BERIKUT.
1) BENDAHARA UMUM DAERAH (BUD)
2) BENDAHARA PENERIMAAN
3) BENDAHARA PENGELUARAN.
C. KAS DAN SETARA KAS
KAS YANG DIKUASAI, DIKELOLA, DAN DI BAWAH TANGGUNG JAWAB BENDAHARA
UMUM DAERAH DAN BENDAHARA PENGELUARAN. TERDIRI ATAS :
1) SALDO REKENING KAS DAERAH,YAITU SALDO REKENING PADA BANK UNTUK MENAMPUNG
PENERIMAAN DAN PENGELUARAN.
2) SETARA KAS BERUPA SURAT UTANG NEGARA (SUN) ATAU OBLIGASI DAN DEPOSITO KURANG
DARI 3 BULAN, YANG DIKELOLA OLEH BENDAHARA UMUM DAERAH.

D. KAS PEMERINTAH DI LUAR PENGELOLAAN BENDAHARA UMUM NEGARA/DAERAH


TERDIRI ATAS :
1) KAS DI BENDAHARA PENERIMAAN, APABILA BENDAHARA PENERIMAAN BUKAN MERUPAKAN
BAGIAN DARI BENDAHARA UMUM NEGARA.
2) KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN, APABILA BENDAHARA PENGELUARAN BUKAN
MERUPAKAN BAGIAN DARI BENDAHARA UMUM NEGARA.
3) SALDO KAS LAINNYA YANG DITERIMA KARENA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH, DAN
4) KAS DI BADAN LAYANAN UMUM/BADAN UMUM DAERAH
2. PENGUKURAN DAN PENGAKUAN
A. PENGUKURAN KAS DAN SETARA KAS
KAS DAN SETARA KAS DIUKUR DAN DICATAT SEBESAR NILAI NOMINAL, ARTINYA
DISAJIKAN SEBESAR NILAI RUPIAHNYA. APABILA TERDAPAT KAS DAN SETARA KAS DALAM
BENTUK VALUTA ASING, DIKONVERSI MENJADI RUPIAH.
B. PENGAKUAN KAS DAN SETARA KAS
DIAKUI SAAT :
1) POTENSI MANFAAT EKONOMI MASA DEPAN DIPEROLEH OLEH PEMERINTAH DAERAH
DAN MEMPUNYAI NILAI ATAU BIAYA YANG DAPAT DIUKUR DENGAN ANDAL, DAN
2) DITERIMA ATAU KEPEMILIKANNYA DAN/ATAU KEPENGUASAANNYA BERPINDAH,
DAPAT DIARTIKAN BAHWA KAS DAN SETARA KAS DIAKUI PADA SAAT DITERIMA
DAN/ATAU DIKELUARKAN/DIBAYARKAN.
• 3. AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS
TRANSAKSI KAS DAPAT DIKELOMPOKKAN MENJADI DUA BAGIAN, ANTARA LAIN
:
a. TRANSAKSI PENERIMAAN
TRANSAKSI PENERIMAAN KAS MELIPUTI HAL-HAL SEBAGAI BERIKUT.
1) TRANSAKSI PENDAPATAN
TRANSAKSI PENDAPATAN DAPAT BERSUMBER DARI PEMERINTAH PUSAT DAN
DAERAH, YANG MELIPUTI HAL-HAL BERIKUT.
a) PEMERINTAH PUSAT
YAITU PENDAPATAN NEGARA, ANTARA LAIN PENERIMAAN PERPAJAKAN,
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK, DAN HIBAH.
b) PEMERINTAH DAERAH
YAITU PENDAPATAN DAERAH, ANTARA LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN
PENDAPATAN DAERAH YANG SAH LAINNYA.
2) TRANSAKSI PENERIMAAN PEMBIAYAAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN ADALAH SEMUA PENERIMAAN REKENING KAS UMUM
NEGARA/DAERAH ANTARA LAIN BERASAL DARI PENERIMAAN PINJAMAN, PENJUALAN
OBLIGASI PEMERINTAH, PENCAIRAN DANA CADANGAN, PENERIMAAN KEMBALI PINJAMAN
YANG DIBERIKAN KEPADA PIHAK KETIGA, DLL.
3) TRANSAKSI PENERIMAAN TRANSFER
PENERIMAAN TRANSFER MASUK MERUPAKAN PENERIMAAN UANG DARI ENTITAS
PELAPORAN LAIN YANG MENAMBAH EKUITAS DANA LANCAR DAN TIDAK WAJIB
DIKEMBALIKAN, ANTARA LAIN PENERIMAAN DANA PERIMBANGAN DAN DANA BAGI HASIL
DARI PEMERINTAH PUSAT/PROVINSI.
4) TRANSAKSI PENERIMAAN LAINNYA/NONANGGARAN
PENERIMAAN NEGARA/DAERAH LAINNYA ADALAH PENERIMAAN KAS YANG TIDAK
MEMENGARUHI PENDAPATAN, PENERIMAAN PEMBIAYAAN, DAN PENERIMAAN TRANSFER
PEMERINTAH, BERUPA PENERIMAAN PERHITUNGAN PIHAK KETIGA.
B. TRANSAKSI PENGELUARAN KAS
MELIPUTI HAL-HAL BERIKUT.
1) TRANSAKSI BELANJA NEGARA/DAERAH
BELANJA ADALAH SEMUA PENGELUARAN DARI REKENING KAS UMUM NEGARA/DAERAH
YANG MENGURANGI EKUITAS DANA LANCAR DALAM PERIODE TAHUN ANGGARAN.
2) TRANSAKSI PENGELUARAN PEMBIAYAAN
PENGELUARAN PEMBIAYAAN ADALAH SEMUA PENGELUARAN REKENING KAS UMUM
NEGARA/DAERAH, ANTARA LAIN PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA PIHAK KETIGA, PENYERTAAN
MODAL PEMERINTAH, PEMBAYARAN KEMBALI POKOK PINJAMAN DALAM PERIODE TAHUN
ANGGARAN TERTENTU DAN PEMBENTUKAN DANA CADANGAN.
3) TRANSAKSI PENGELUARAN TRANSFER
ADALAH PENGELUARAN KAS DARI ENTITAS PELAPORAN KE ENTITAS PELAPORAN LAIN
DALAM PEMRINTAHAN, SEPERTI PENGELUARAN DANA PERIMBANGAN OLEH PEMERINTAH PUSAT
DAN DANA BAGI HASIL OLEH PEMERINTAH DAERAH.
4) TRANSAKSI PENGELUARAN LAINNYA/ NONANGGARAN
ADALAH PENGELUARAN KAS YANG TIDAK MEMPENGARUHI ANGGARAN PENDAPATAN,
BELANJA PENGELUARAN PEMBIAYAAN, DAN PENGELUARAN TRANSFER PEMERINTAH, ANTARA LAIN
PENGELUARAN PERHITUNGAN PIHAK KETIGA
• 4. AKUNTANSI SALDO KAS
A. REKONSILIASI BANK
REKONSILIASI BANK DILAKUKAN UNTUK MENCOCOKKAN SALDO KAS DI BANK MENURUT CATATAN BANK
DENGAN CATATAN AKUNTANSI PADA ENTITAS PEMERINTAH YANG MENGELOLA REKENING PADA BANK TERSEBUT.
REKONSILIASI BANK BERGUNA UNTUK MENGECEK KETELITIAN PENCATATAN DALAM REKENING KAS DAN CATATAN
BANK.
PERBEDAAN CATATAN DARI BANK DENGAN PENCATATAN OLEH ENTITAS PEMERINTAH SEBAGAI BERIKUT.
1) TRANSAKSI SUDAH DICATAT OLEH ENTITAS PEMERINTAH, TETAPI BELUM DILAPORKAN OLEH BANK DAN BELUM
DICATAT PADA REKENING KORAN.
2) TRANSAKSI SUDAH DILAPORKAN DI REKENING KORAN BANK, TETAPI BELUM DICATAT OLEH ENTITAS PEMERINTAH.
3) KESALAHAN PENCATATAN OLEH ENTITAS PEMERINTAH ATAU PIHAK BANK.

B. SELISIH KAS
SELISIH KAS ADALAH PERBEDAAN SALDO KAS MENURUT CATATAN AKUNTANSI DENGAN SALDO FISIK KAS
TUNAI (ON HAND) YANG ADA PADA TANGGAL TERTENTU. PENYEBAB SELISIH KAS MELIPUTI HAL-HAL BERIKUT.
1) KESALAHAN DALAM PENCATATAN AKUNTANSI, BAIK KURANG MAUPUN LEBIH.
2) KECURANGAN YANG DILAKUKAN OLEH KARYAWAN ENTITAS PEMERINTAH
3) PENYEBAB SELISIH KAS TIDAK DAPAT DIIDENTIFIKASIKAN SECARA PASTI
5. PIHAK YANG TERKAIT DENGAN AKUNTANSI KAS
a. SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)
PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT DALAM AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS PADA SKPD ANTARA LAIN
SEBAGAI BERIKUT.
1. PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN SKPD (PPK-SKPD)
TUGAS PPK-SKPD :
• MENCATAT TRANSAKSI KAS DAN SETARA KAS BERDASARKAN BUKTI TRANSAKSI YANG SAH KE BUKU JURNAL
UMUM
• MEM-POSTING JURNAL TRANSAKSI KAS DAN SETARA KAS KE DALAM BUKU BESAR TIAP REKENING
• MEMBUAT LAPORAN KEUANGAN, YANG TERDIRI ATAS LAPORAN REALISASI ANGGARAN (LRA), LAPORAN
OPERASIONAL (LO), LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (LPE), NERACA, DAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
(CALK).
2. BENDAHARA PENERIMAAN SKPD
TUGAS BERDAHARA PENERIMAAN SKPD ADALAH MENYIAPKAN DAN MENYAMPAIAN DOKUMEN ATAS
TRANSAKSI PENERIMAAN KAS DENGAN PROSES PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS KE PPK-
SKPD
3. BENDAHARA PENGELUARAN SKPD
BENDAHARA PENGELUARAN SKPD MEMILIKI TUGAS MENYIAPKAN DAN
MENYAMPAIKAN DOKUMEN ATAS TRANSAKSI PENGELUARAN KAS DENGAN PROSES
PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS KE PPK-SKPD.

4. PENGGUNA ANGGARAN (PA)


TUGAS PENGGUNA ANGGARAN:
o MENANDATANGANI LAPORAN KEUANGAN SKPD
o MENANDATANGANI SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB PENGGUNA ANGGARAN
B. PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (PPKD)
TUGAS PPKD ADALAH SEBAGAI BERIKUT :
o MENANDATANGANI LAPORAN KEUANGAN PPKD
o MENANDATANGANI SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB PPKD
PIHAK-PIHAK TERKAIT YANG TERKAIT :
1. PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN PPKD (PPK-PPKD)
TUGAS PPK-PPKD ADALAH SEBAGAI BERIKUT :
a) MENCATAT TRANSAKSI KAS DAN SETARA KAS BERDASARKAN BUKTI TRANSAKSI YANG SAH
KE BUKU JURNAL UMUM.
b) MEM-POSTING JURNAL TRANSAKSI KAS KE SETARA KAS KE DALAM BUKU BESAR MASING-
MASING REKENING (PERINCIAN OBJEK).
c) MEMBUAT LAPORAN KEUANGAN, YANG TERDIRI ATAS LAPORAN REALISASI ANGGARAN
(LRA), LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (LPE) LAPORAN ARUS KAS (LKA), NERACA DAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK).
2. BENDAHARA PENERIMAAN PPKD
TUGAS BENDAHARA PENERIMAAN PPKD ADALAH MENYAMPAIKAN DOKUMEN ATAS
TRANSAKSI PENERIMAAN YANG TERKAIT PROSES PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI KAS DAN
SETARA KAS KE FUNGSI AKUNTANSI PPKD (PPK-PPKD).
3. BENDAHARA PENGELUARAN PPKD
TUGAS BENDAHARA PENGELUARAN PPKD ADALAH MENYIAPKAN DAN MENYAMPAIKAN
DOKUMEN ATAS TRANSAKSI PENGELUARAN YANG TERKAIT PROSES PELAKSANAAN AKUNTANSI
KAS DAN SETARA KAS KE FUNGSI AKUNTANSI PPKD (PPK-PPKD).
 PENYAJIAN KAS DAN SETARA DINERACA
A.ASET LANCAR
ASET LANCAR ADALAH SUATU ASET YANG DIHARAPKAN SEGERA UNTUK DAPAT
DIREALISASIKAN ATAU DIMILIKI UNTUK DIPAKAI ATAU DIJUAL DALAM BENTUK 12 BULAN
SEJAK TANGGAL PELAPORAN. KAS SETARA KAS DIKLASIFIKASIKAN SEBAGAI ASET
LANCAR YANG MELIPUTI SALDO KAS PADA BUN/BUD,SALDO KAS PADA
BENDAHARA,KAS DIBENDAHARA PENGELUARAN YANG BUKAN BERASAL DARI UANG
PERSEDIAAN,KAS DIBADAN LAYANAN UMUM,DAN SETARA KAS. SALDO KAS DAN SETARA
KAS HARUS DISAJIKAN DALAM NERACA DAN LAPORAN ARUS KAS.
B.ASET NON LANCAR
UANG YANG DISAJIKAN PADA ASET NON LANCAR MERUPAKAN UANG YANG
TIDAK MEMENUHI DEFINISI ASET LANCAR. UANG TERSEBUT DIKLASIFIKASIKAN DALAM
KELOMPOK ASET NON LANCAR SEHINGGA DISAJIKAN SECARA TERPISAH DARI SALDO
KAS DAN SETARA KAS PADA ASET LANCAR.
 CONTOH FORMAT PENYAJIAN UANG DALAM NERACA PADA KELOMPOK ASET LANCAR DAN
ASET NON LANCAR ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
KELOMPOK 5
MUHAMMAD FAZARUDDIN AKBAR
ICHA MARIA ULFAH
NORHIDAYAH
YULIA RAHMI

MATERI : Akuntansi Piutang Satuan Kerja


AKUNTANSI PIUTANG SATUAN KERJA
Piutang pendapatan adalah piutang yang timbul atas pendapatan pajak sebagaimana diatur dalam
undang-undang perpajakan, yang belum dilunasi sampai dengan akhir periode laporan keuangan.

1.Piutang Pendapatan Pemerintah Pusat


a.Pajak dalam Negeri
1) Pajak Penghasilan migas
Perusahaan yang melakukan kegiatan dibidang minyak bumi dan gas alam harus mendapat izin dari
Pertamina.
2) Pajak Pertambahan nilai(PPN)dan pajak penjualan atas barang mewah
Pajak pertambahan nilai merupakan pajak tidak langsung yang dikenakan atas transaksi penyerahan
barang kena pajak ataupun pemanfaatan jasa kena pajak.
3) Cukai atas Barang Kena Pajak
Cukai atas barang kena pajak adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang
tertentu yang mempunyai sifat dan karakteristik yang ditentukan yang disebut barang kena cukai(BKC).
4) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak bumi dan bangunan (PBB) adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak
terutang ditentukan oleh pajak,yaitu bumi/tanah dan/atau bangunan.
5) Pajak Penghasilan Nonmigas
Seperti disebutkan sebelumnya,penerimaan dari pajak penghasilan bersumber dari pajak penghasilan
nonmigas dan pajak penghasilan migas.
6) Pajak Lainnya
Penerimaan negara yang tercantum dalam pos pajak lainnya adalah penerimaan dari bea materai
b.Pajak Perdagangan Internasional
1) Bea Masuk
Penerimaan negara yang tercantum dalam pos bea masuk pada APBN adalah penerimaan yang
berasal dari pembayaran bea masuk oleh para imporit sehubungan dengan kegiatan
memasukkan barang ke dalam daerah pabean.
2) Pajak Ekspor
Penerimaan negara yang tercantum dalam pos pajak ekspor pada APBN adalah penerimaan
sebagai hasil pungutan pajak yang dikenakan atas ekspor beberapa komoditi tertentu.
2. Piutang atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Penerimaan negara bukan pajak (PNBP)adalah semua penerimaan pemerintah pusat yang diterima dalam
bentuk pendapatan sumber saya alam, bagian pemerintah atas laba BUMN, surplus Bank Indonesia, dan
pemerintah negara bukan pajak lainnya.
a. Penerimaan sumber daya alam
1) Penerimaan sumber daya alam, minyak bumi, dan gas alam
Penerimaan sumber daya alam adalah penerimaan pemerintah dari sektor minyak bumi dan gas alam.
2) Penerimaan sumber daya alam lainnya
Penerimaan sumber daya alam lainnya adalah bagian negara dari penerimaan sektor kehutanan,
pertambangan umum, dan perikanan.
b. Bagian pemerintah atas laba BUMN
Penerimaan ini merupakan imbalan kepada pemerintah pusat selaku pemegang saham Badan
Usaha Milik Negara (BUMN).
c. Surplus Bank Indonesia
Surplus Bank Indonesia merupakan jumlah surplus dari hasil kegiatan Bank Indonesia setelah
dikurangi jumlah tertentu (30%) untuk dana cadangan umum sebagai penambah modal.
d. Penerimaan negara bukan pajak lainnya
1) Penerimaan bersifat umum
Penerimaan bersifat umum yaitu yang tidak berkaitan dengan tugas - tugas kementerian/lembaga.
2) Penerimaan yang bersifat fungsional
Penerimaan bersifat fungsional adalah penerimaan PNBP yang dihasilkan dari pelaksanaan tugas dan
fungsi satker khususnya dalam bidang pelayanan masyarakat.
e. Pendapatan badan layanan umum (BLU)
Pendapatan BLU merupakan PNBP yang dipungut oleh instansi pemerintah atas produk layanan yan
diberikan kepada masyarakat.
3. Piutang Pendapatan Pemerintah Daerah
a. Piutang pajak daerah tingkat I (provinsi)
Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada pemerintah daerah oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan daerah untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
b. Pajak kabupaten/kota
1. Pajak hotel 4. Pajak reklame
2. Pajak restoran 5. Pajak penerangan jalan
3. Pajak hiburan 6. Pajak bumi dan bangunan
4. Piutang Retribusi Daerah
Retribusi daerah yaitu pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang
khusus disediakan dan diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
a. Jasa umum
Jasa umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah
untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh
orang pribadi atau badan.
b. Pajak parkir
Adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir diluar badan jalan,
baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha
maupun yang disediakan sebagai suatu usaha,
termasuk penyedian tempat penitipan kendaraan bermotor.
c. Piutang lain-lain PAD yang sah
Berdasarkan undang-undang yang berlaku mengenai pemerintahan daerah, disebutkan bahwa
sumber pendapatan daerah diperolah dan lain-lain pendapatan yang sah. PAD lain-lain yang sah antara lain,
sebagai berikut.
1. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan.
2. Jasa giro.
3. Pendapatan bunga.
4. Penerimaan atas tuntutan kerugian daerah.
5. Penerimaan komisi, rabat, potongan, atau bentuk lain sebagai akibat penjualan, tukar-
menukar, hibah, asuransi, dan pengadaan barang/jasa oleh daerah.
6. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
7. Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan.
8. Pendapatan denda pajak.
9. Pendapatan denda retribusi.
10. Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan.
11. Pendapatan dari pengembalian.
12. Fasilitas sosial dan fasilitas umum.
13. Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
14. Pendapatan dari badan layanan umum daerah.
d. Piutang hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan
Salah satu sumber pendaptan asli daerah adalah hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan terdiri atas
bagian laba badan usaha milik daerah dan hasil kerja sama dengan pihak ketiga. Jenis hasil pengelolaan
kekayaan daerah dipirinci menurut objek pendapatan mencakup hal-hal berikut ini.
1. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah/badan usaha milik daerah (BUMD)
2. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik negara/badan usaha milik negara (BUMN)
3. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat
5. Piutang Transfer (Dana Perimbangan)
Dana perimbangan merupakan sumber pendapatan daerah yang diperoleh berdasarkan pengolakasian dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang ditujukan untuk mendukung pelaksanaan fungsi dan kewenangan
pemerintahan daerah untuk mencapai dan menyelenggarakan pemberian otonomi daerah. Tujuan utamanya adalah
meningkatkan pelayan dan kesejahteraan masyarakat agar semakn meningkat dan mengalami perbaikan. Dana
perimbangan dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut.
a. Pendapatan dari pajak
1. Bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
2. Bagian daerah dari Pajak Penghasilan (PPh)
3. Bagian daerah dari penerimaan sumber daya alam
a. Penerimaan negara dari sumber daya alam sektor kehutanan, sektor pertambangan umum, dan sektor
perikanan
b. Penerimaan negara dari sumber daya alam sektor kehutanan
1. perimaan iuran hak pengusahaan (IHPH)
2. penerimaan provisi sumber daya hutan (PSDH)
f. Penerimaan negara dari sumber daya alam sektor pertambangan minyak dan gas alam yang
dibagikan ke daerah adalah penerimaan negara dari sumber daya alam sektor pertambangan dan
gas alam dari wilayah daerah terkait setelah dikurangi komponen pajak dan pungutan lainnya.
g. Penerimaan negara dari pertambangan minyak bumi dan gas alam
h. Bagian daerah dari pertambangan minyak bumi
i. Bagian daerah dari pertambangan gas alam
j. Dana bagi hasil pertambangan minyak dan gas bumi sebesar 0,5% digunakan untuk menambah
anggaran pendidikan dasar
b. Dana alokasi umum (DAU)
Adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan untuk pemerataan kemampuan
keuangan antardaerah untuk membiyai kebutuhan pengeluarannya dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi.
c. Dana alokasi khusus (DAK)
merupakan jenis dana yang telah dialokasikan dari anggaran pendapatan dan belanja negara
kepada daerah tertentu yang diajukan untuk membiayai kebutuhan khusus dengan
memperhatikan tersedianya dana dalam anggaran pendapatan dan belanja
negara
Klasifikasi piutang
6. Akuntansi Pengakuan dan Pengukuran Piutang
a. Pengakuan piutang pemerintah
1. Piutang dapat diakui pemerintah
a. diterbitkannya dokumen yang sah berupa surat ketetapan
b. telah diterbitkannya surat penagihan
c. sampai akhir periode akuntansi belum dilunasi
2. Transaksi yang menimbulkan hak untuk menagih meliputi:
a. Transaksi pungutan, seperti piutang pajak, piutang retribusi, dan piutang pendapatan asli daerah lainnya;
b. Transaksi peringatan, seperti pemberian pinjaman, penjualan, kemitraan, dan pemberian fasilitas;
c. Transaksi transfer, seperti piutang transfer dari pemerintah pusat dan piutang transfer dari daerah lainnya;
d. Transaksi tuntutan kerugian, seperti tuntutan kerugian kepada bendaharawan dan tuntutan kerugian
kepada non-bendaharawan
b. Pengukuran piutang pemerintah
1) Piutang pendapatan diukur sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan akhir
periode akuntansi
2) Piutang pemberian pinjaman diukur sebesar jumlah yang dikeluarkan dari kas daerah,dengan
memperhitungkan adanya bunga,denda,dan biaya pinjaman lain yang dinyatakan dalam perjanjian.
3) Piutang dari penjualan diukur sesuai dengan perjanjian penjualan yang sampai dengan akhir periode
pelaporan masih terutang.
4) Piutang yang timbul karena kemitraan diukur berdasarkan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan dalam
naskah perjanjian kemitraan.
5) Piutang yang timbul dari pemberian fasilitas dihitung sebesar fasilitas yang telah diberikan dikurangi
dengan uang muka yang telah diterima.
6) Piutang transfer diukur sebesar nilai yang belum diterima sampai dengan tanggal akhir periode pelaporan
dari setiap tagihan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan transfer yang berlaku.
7) Piutang ganti rugi diukur sebesar nilai yang akan ditagih berdasarkan surat ketentuan penyelesaian yang
telah ditetapkan.

c.Penyajian dalam neraca dan CaLK


1) Penyajian akun piutang pemerintah daerah dalam neraca masuk dalam kelompok aset lancar.
2) Pengungkapan akun Piutang Pemerintah Daerah dalam Catatan atas Laporan Keuangn (CaLK)
a) Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran piutang.
b) Penjelasan lebih lanjut piutang khususnya yang terkait dengan kualifikasi piutang pemerintah.
c) Kebijakan dalam menentukan penyisihan piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih pada
setiap akhir periode pelaporan.
PIUTANG BERDASARKAN PERIKATAN DAN GANTI RUGI
1. Piutang Berdasarkan Perikatan
a. Piutang Perikatan
Piutang yang timbul berdasarkan perikatan dapat diklasifikasikan menurut karakteristik perikatan
yang dibuat.
b. Pengakuan Perikatan
Peristiwa yang menimbulkan hak tagih, yang peristiwa yang timbul dari pemberian pinjaman,
penjualan kredit,dan kemitraan dapat diakui sebagai piutang dan dicatat sebagai aset di neraca
apabila memenuhi kriteria:
1) Didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas.
2) Jumlah piutang dapat diukur dengan andal.
c. Pengukuran Piutang Perikatan
1) Piutang Pemberian Pinjaman
Piutang akibat pemberian pinjaman dinilai dengan jumlah yang dikeluarkan dari kas
negara/daerah/apabila berupa barang/jasa harus dinilai dengan nilai wajar pada tanggal pelaporan atas
barang/jasa tersebut.
2) Piutang Penjualan Kredit
Piutang dari penjualan diakui sebesar nilai suatu naskah perjanjian penjualan yang terutang
(belum dibayar) pada akhir periode pelaporan.
3) Piutang Kemitraan
Piutang yang timbul diakui berdasarkan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan dalam naskah
perjanjian kemitraan.
d. Penyajian dan pengungkapan
1) Akuntansi piutang perikatan
Melakukan identifikasi atas peristiwa – peristiwa yang menimbulkan hak tagih mengenai
jenis, pengakuan, dan pengukurannya.
2)Akuntansi piutang pemberian pinjaman jangka panjang
Tagihan didasarkan pada kontak pinjaman.

2. Piutang Tuntutan Ganti Rugi


a.Piutang yang berasal dari akibat tuntutan ganti rugi (TGR)
TGR adalah piutang yang timbul karena pengenaan ganti kerugian negara/daerah kepada
pegawai negeri bukan bendahara akibat dari suatu perbuatan melanggar hukum yang dilakukan
oleh pegawai tersebut.
b.Piutang yang tumbul akibat tuntutan perbendaharaan (TP)
TP dikenakan kepada bendahara karena melakukan perbuatan melawan hukum yang
mengakibatkan kerugian negara/daerah.
c.Pengakuan piutang tuntutan ganti rugi/tuntutan perbendaharaan
SKTJM merupakan surat keterangan tentang pengakuan kerugian negara menjadi
tanggung jawab seseorang dan bersedia mengganti kerugian tersebut.
d. Pengukuran piutang tuntutan ganti rugi/tuntutan perbendaharaan
1) Disajikan sebagai aset lancar sebesar nilai yang jatuh tempo dalam tahun berjalan dan
yang akan ditagih dalam 12 bulan ke depan.
2) Disajikan terhadap aset lainnya terhadap nilai yang akan dilunasi di atas 12 bulan
berikutnya.

e. Pengunkapan CALK
Setelah disajikan di neraca, informasi mengenai akun piutang diungkapkan dalam catatan
atas laporan keuangan.

3. Penyajian dan Pengungkapkan


a. Akuntansi piutang tuntutan perbendaharaan/tuntutan ganti rugi
1) Akuntansi tuntutan perbendaharaan
2) Akuntansi tuntutan ganti rugi

b. Penyajian Neraca
Piutang disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi. Penyesuaian nilai piutang
dilakukan dengan penentuan nilai penyisihan pitang tak tertagih, yaitu taksiran nilai piutang
yang kemungkinan tidak bisa diterima pembayarannya dimasa yang akan datang.
4. Penyisihan Piutang
a. Penyisihan piutang tidak tertagih, dilakukan berdasarkan umur piutang
atau jumlah yang ditetapkan.
b. Perhitungan penyisihan piutang, dilakukan setiap bulan tetapi pada akhir
tahun baru dibebankan. Pencatatan transaksi penyisihan piutang dilakukan
pada akhir periode pelaporan.
c. Pencatatan penyisihan piutang. Penyisihan piutang diakui sebagai beban
merupakan koreksi agar nilai piutang dapat disajikan di neraca sesuai
dengan nilai yang diharapkan dapat ditagih.
d. Penyajian penyisihan piutang dan pengungkapan CaLK. Penyajian
penyisihan piutang di neraca merupakan unsur pengurang dari piutang
yang bersangkutan.

5. Penghentian Pengakuan Piutang


a. Penghentian Piutang
b. Penerimaan kembali atas piutang yang telah dihapusbukukan
TERIMA KASIH
KELOMPOK 1
NAMA ANGGOTA :
M. RIFQI
ALMI SYACHRINI
MASLIANA
RINI ARIANI
AKUNTANSI PERSEDIAAN SATUAN
KERJA
1. Klasifikasi Persediaan
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No 05,
persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan
untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan
untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Persediaan
dibagi menjadi beberapa jenis berikut.
a. Persediaan bahan habis pakai, yaitu persediaan mencakup barang atau perlengkapan
yang dibeli dan disimpan untuk digunakan. Contoh : Alat Tulis Kantor (ATK).
b. Persediaan bahan/material, yaitu barang tak habis pakai seperti komponen peralatan
dan pipa.
c. Persediaan barang lainnya, yaitu dalam hal pemerintah memproduksi sendiri.
Persediaan juga meliputi bahan yang digunakan dalam proses produksi seperti bahan
baku pembuatan alat-alat pertanian.
Bagan akun standar permendagri Nomor 64 Tahun 2013 menunjukkan persediaan diklasifikasikan sebagai berikut.
 Persediaan Bahan habis Pakai :
 Persediaan Alat Tulis Kantor
 Persediaan Dokumen/Administrasi tander
 Persediaan Alat Listrik dan Elektronik (lampu pijar,baterai kering)
 Persediaan Perangko,Materai,dan benda pos lainnya
 Persediaan Peralatan Kebersihan dan Bahan Pembersih
 Persediaan Bahan Bakar Minyak/Gas
 Persediaan Isi Tabung Pemadam Kebakaran
 Persediaan Isi Tabung Gas
 Persediaan Bahan/Material
 Persediaan Bahan Baku Bangunan
 Persediaan Bahan/Bibit Tanaman
 Persediaan Bibit Ternak
 Persediaan bahan Obat-obatan
 Persediaan Bahan Kimia
 Persediaan Bahan Makanan pokok
 Persediaan Barang Lainnya
2.Pengakuan Persediaan
a. Pengakuan Persediaan
Persediaan diakui pada saat :
1) Potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan mempunyaki nilai atau biaya
yang dapat diukur dengan andal.
2) Diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.
b. Pengakuan Beban Persediaan
Pada akhir periode akuntansi catatan Persediaan disesuaikan dengan hasil inventarisasi fisik.
Terdapat dua pendekatan pengakuan beban Persediaan, yaitu pendekatan asset dan pendekatan
beban.
1) Dalam pendekatan asset,pengakuan beban Persediaan diakui ketika Persediaan telah dipakai
atau dikonsumsi. Pendekatan asset digunakan untuk Persediaan-Persediaan yang dimaksud
penggunaannya untuk selama satu periode akuntansi atau untuk maksud berjaga-
jaga.Contohnya antara lain Persediaan obat dirumah sakit dan Persediaan di secretariat SKPD.
2) Dalam pendekatan beban,setiap pembelian Persediaan akan langsung dicatat sebagai beban
persediaan. Pendekatan beban digunakan untuk persediaan-persediaan yang maksud
penggunaannya untuk waktu yang segera/tidak dimaksudkan untuk sepanjang satu peiode.
Contohnya adalah persediaan untuk suatu kegiatan.
3. Pengukuran Persediaan berdasarkan transaksi
a. Pengukuran persediaan berdasarkan transaksi
1) Biaya perolehan dengan pembelian.
2) Harga pokok produksi apabila di peroleh dengan memproduksi sendiri.
3) Nilai wajar diperoleh dengan cara lainnya, seperti donasi/rampasan.

b. Penilaian Persediaan
Pesediaan dapat dinilai dengan menggunakan:
1) Metode sistematis seperti FIFO atau rata-rata tertimbang
2) Harga pembelian terakhir apabila setiap unit persediaan nilainya tidak material dan bermacam-
macam jenis.
Barang persediaan yang memiliki nilai nominal yang dimaksudkan untuk dijual, seperti pita
cukai, dinilai dengan biaya perolehan terakhir.
4. Metode Pencatatan Persediaan
a. Metod Perpentual
Metode pencatatan perpentual adalah metode pencatatan yang dilakukan secara terus-menerus.
Metode ini digunakan untuk jenis persediaan yang berkaitan dengan operasional utama di SKPD
dan membutuhkan pengendalian yang kuat. Contohnya adalah persediaan obat-obatan di RSUD,
persediaan pupuk di Dinas Pertanian, dan lain sebagainya. Prosedur akuntansi metod periodik
adalah sebagai berikut :
1) Berdasarkan tembusan SP2D dari BUD atas pembelian barang persediaan, PPK-SKPD akan
mencatat belanja beban habis pakai.
2) Persediaan tembusan SP2D dari BUD/Invoice, PPK-SKPD akan mencatat persediaan dan R/K
PPKD pengakuan piutang.
3) Berdasarkan bukti memorial pada saat penggunaan/pemkaian persediaan, PPK-SKPD akan
mencatat pengakuan beban persediaan dan pengurangan persediaan.
4) Persediaan akhir merupakan saldo persediaan ditambah pembelian dikurangi pemakaian
persediaan selama tahun berjalan.
b. Metode Periodik
Dalam metode periodik, fungsi akuntansi tidak langsung mengkinikan nilai persediaan ketika
terjadi pemakaian. Jumlah persediaan akhir diketahui dengan melakukan penghitungan fisik (stock
opname) pada akhir periode. Metode ini dapat digunakan untuk persediaan yang sifatnya sebagai
pendukung kegiatan SKPD, contohnya adalah persediaan ATK di sekretaris SKPD. Dalam metode
ini, pengukuran pemakaian persediaan dihitung berdasarkan inventarisasi fisik, yaitu dengan cara
saldo awal persediaan ditambah pembelian atau perolehan dikurangi dengan saldo akhir persediaan
dan dikalikan nilai per unit sesuai dengan metode penilaian yang digunakan. Prosedur akuntansi
metode periodik adalah sebagai berikut :
1) Pada awal tahun, berdasarkan bukti memorial, PKK-SKPD mencatat pengakuan beban
persediaan dan pengurangan persediaan atas persediaan awal pada neraca.
2) Berdasarkan tembusan SP2D dariBUD/Invoice, PKK-SKPD akan mencatat pengakuan beban
persediaan dari R/K PPKD pengakuan utang. Berdasarkan tmbusan SP2D tersebut, PKK-SKPD
juga akan mencatat Belanja Bahan Habis Pakai.
3) Pemakaian persediaan pada periode berjalan tidak dibukukan.
4) Pada akhir tahun, berdasarkan tembusan berita acara hasil opname fisik persediaan dari bagian
gudang, PKK-SKPD akan melakukan pencatatan persediaan (akhir) dan pengurangan beban
persediaan.
5. Dokumen dan Pihak yang Terkait
a. Dokumen yang digunakan
1) Bukti Belanja Persediaan
Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk mencatat jurnal pengakuan beban persediaan dan
belanj persediaan dengan cara pembayaran uang persediaan (UP).
2) Berita Acara Serah Terima Barang
Dokumen ini merupakan sumber untuk mencatat jurnal atas pengakuan beban persediaan dengan
cara pembayaran langsung.
3) Berita Acara Pemeriksaan Persediaan
Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk mencatat jurnal penyesuaian atas pengakuan
beban persediaan setelah dilakukan stock opname.
4) Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPPD LS)
Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk pengakuan belanja persediaan dengan cara
pembayaran langsung.
b. Pihak yang terkait dalam akuntansi persediaan
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi persediaan antara lain sebagai berikut.
1) Bendahara barang atau pengurus barang
Dalam sistem akuntansi persediaan, bendahara barang/pengurus barang bertugas menyiapkan
dokumen-dokumen atas pengelolaan persediaan.
2) Bendahara pengeluaran
Dalam sistem akuntansi persediaan, bendahara pengeluaran bertugas menyiapkan dan
menyampaikan dokumen-dokumen atas transaksi tunai yang berkaitan dengan persediaan.
3) Pejabat pelaksana teknis kegiatan
Dalam sistem akuntansi persediaan, pejabat pelaksana teknis kegiatan bertugas menyiapkan
dokumen atas beban pengeluaran pelaksanaan pengadaan persediaan.
4) Pejabat penatausahaan keuangan SKPD
Dalam sistem akuntansi persediaan, pejabat penatausahaan keuangan SKPD bertugas melakukan
proses
akuntansi persediaan yang dimulai dari jurnal hingga penyajian laporan keuangan SKPD.
6. Penyajian Persediaan dalam Neraca dan CaLK
Penyajian persediaan dalam neraca dan CaLK dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Penyajian akun Persediaan Pemerintah Daerah dalam neraca adalah pada kelompok asset lancar.
b. Pengungkapan atas persediaan pemerintah daerah dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
meliputi hal-hal berikut.
1) Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan.
2) Penjelasan lebih lanjut mengenai persediaan, seperti barang atau perlengkapan yang
digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang, atau perlengkapan yang digunakan dalam
proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan
barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan
kepada masyarakat.
3) Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau using.
 Berikut adalah contoh penyajian persediaan dalam neraca pemerintah daerah.
KELOMPOK 8

1. M. ALMIZAN
2. HINNI AZKIYA
3. RAHMIKA
4. SITI RAHMA NITA
KLASIFIKASI DAN AKUNTANSI
ASET TETAP
Klasifikasi Aset Tetap

Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan


Nomor 07, aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai
masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan, atau
dimaksudkan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah
atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Klasifikasi aset tetap adalah sebagai berikut:
 Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah
tanah yang diperoleh dengan tujuan untuk dipakai
dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam
kondisi siap dipakai.
 Peralatan dan mesin, yaitu mesin-mesin dan
kendaraan bermotor, alat elektronik, inventaris
kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya
signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 bulan
dan dalam kondisi siap pakai.
 Gedung dan bangunan yang diperoleh dengan
tujuan untuk dipakai dalam kegiatan operasional
pemerintah dan dalam kondisi siap di pakai.
 Jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh
pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai
oleh pemerintah dan dalam kondisi siap
dipakai.
 Konstruksi dalam pengerjaan, mencakup aset
tetap yang sedang dalam proses
pembangunan, tetapi pada tanggal laporan
keuangan belum selesai seluruhnya.
 Aset tetap lainnya.
Pengakuan Aset Tetap
Dalam menentukan apakah suatu aset tetap
mempunyai manfaat lebih dari 12 bulan, suatu entitas
harus menilai manfaat ekonomi masa depan yang
dapat diberikan oleh aset tetap tersebut, baik secara
langsung maupun tidak langsung, bagi kegiatan
operasional pemerintah.

Tujuan utama dari perolehan aset tetap adalah


mendukung kegiatan operasional pemerintah dan
bukan dimaksudkan untuk dijual.
a. Kriteria Aset Tetap
1) Berwujud.
2) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan.
3) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
4) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal
entitas.
5) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk
digunakan.

b. Pengakuan Aset Tetap


Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan
dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan andal.
Akuntansi Aset Tetap
a. Harga Perolehan Aset Tetap
- Tanah
Biaya perolehan mencakup harga pembelian atau biaya
pembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangka
memperoleh hak, biaya pematangan, pengukuran, penimbunan,
dan biaya lainnya yang dikeluarkan ataupun yang masih harus
dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai.
- Peralatan dan Mesin
Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah
pengeluaran yang telah dan yang masih harus dilakukan untuk
memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai.
- Gedung dan Bangunan
Biaya perolehan gedung dan bangunan menggambarkan
seluruh biaya yang dikeluarkan dan yang masih harus
dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai
siap pakai.
- Tanah, Irigasi, dan Jaringan
Biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan menggambarkan
seluruh biaya yang dikeluarkan dan yang masih harus
dikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi, dan jaringan
sampai siap pakai.
- Konstruksi Dalam Pengerjaan
Jika penyelesaian pengerjaan suatu aset tetap melebihi
dan/atau melewati satu periode tahun anggaran, dilaporkan
sebagai konstruksi dalam pengerjaan sampai dengan aset
tersebut selesai dan siap dipakai.
Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas suatu
aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets)
selama masa manfaat aset yang bersangkutan.

Metode penyusutan yang dapat digunakan antara lain


sebagai berikut.
a) Metode garis lurus (staight line method).
b) Metode saldo menurun ganda (double declining
balance method).
c) Metode unit produksi (unit of production
method).
Penilaian Aset Tetap
Barang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk
diakui sebagai suatu aset dan dikelompokkan
sebagai sebagai aset tetap, diukur berdasarkan
biaya perolehan. Apabila aset tetap diperoleh
dengan tanpa nilai, biaya aset tersebut adalah
sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut
diperoleh.
Prosedur akuntansi aset di SKPD adalah
serangkaian proses dimulai dari pencatatan dan
pelaporan akuntansi atas perolehan, rehabilitasi,
perubahan klasifikasi, hingga pengurangan
terhadap aset yang dikuasai/digunakan SKPD
Pihak-pihak yang terkait dalam prosedur
akuntansi aset tetap di SKPD adalah sebgai
berikut.
 Pejabat pengelola keuangan SKPD
 Penyimpan barang milik daerah
 Pengurus barang SKPD
 Kuasa bendahara umum daerah
 Bendahara pengeluaran
Penghentian Aset Tetap
Berdasarkan PSAP No. 7 paragraf 77-79, suatu aset
tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau
apabila aset secara permanen diberhentikan
penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomi di
masa yang akan datang.
Fungsi-fungsi terkait penghentian aset
Berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006.
1) Pengelola barang
2) Pengguna barang/kuasa pengguna barang
3) Bendahara barang
4) Pejabat penatausahaan keuangan SKPD
Dokumen yang digunakan dalam pelepasan
aset
Berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006.
1) Laporan barang milik daerah dan/atau
laporan hasil investarisasi untuk pencatatan
saldo awal
2) Laporan aset semesteran
3) Laporan aset tahunan
4) Dokumen lain yang sah
TERIMA KASIH
KELOMPOK 2
Nama Kelompok :
 Muhammad Riduan
 Ermiliana Safitri
 Marisa Dini Adila
 Zahratul Dina
 AKUNTANSI INVESTASI
1. Klasifikasi Investasi
a. Investasi jangka pendek
Investasi jangka pendek adalah investasi yang
dapat segera dicairkan atau didanai dari
kelebihan dana yang bersifat sementara yang
dimiliki oleh perusahaan yang dimaksudkan untuk
dimiliki selama 12 bulan atau kurang.
b. Investasi jangka panjang
adalah penanaman dana untuk jangka waktu lebih
dari satu tahun, pada umumnya jauh lebih dari
itu,dengan tujuan untuk memberikan penghasilan
tetap.
2. Pengakuan Dan Pengukuran Investasi
a. Pengakuan Investasi
pengeluaran kas dan/atau aset, penerimaan
hibah dalam bentuk investasi, dan
perubahan piutang menjadikan investasi
dapat diakui sebagai investasi.
b. Pengukuran Investasi
Pada dasarnya, investasi dicatat sebesar
harga perolehan. Apabila informasi
mengenai harga perolehannya tidak dapat
diperoleh, investasi tersebut akan diukur
menurut nilai wajarnya.
3. Penilaian Dan Pengakuan Hasil Investasi
a. Penilaian investasi dilakukan dengan tiga
metode, yaitu:
Metode Biaya
Metode ini digunakan apabila kepemilikan
pemerintah kurang dari 20%.
Metode Ekuitas
Metode ini digunakan apabila kepemilikan
pemerintah anatara 20% s/d 50%.
Metode Nilai Bersih Yang Dapat
Direalisasikan,yaitu investasi dicatat sebesar
nilai bersih yang dapat direalisasikan.
b. Pengakuan Hasil Investasi
Hasil investasi yang diperoleh dari investasi jangka
pendek berupa bungas deposito, bunga obligasi, dan
dividen tunai, diakui pada saat diperoleh dan dicatat
sebagai pendapatan.
c. Penyajian Dalam Neraca
Penyajian akun investasi pemerintah daerah dalam neraca
adalah sebagai berikut:
1) Investasi jangka pendek disajikan dalam kelompok
aset lancar.
2) Investasi jangka panjang disajikan dalam kelompok
aset tidak lancar dan diklasifikasikan kedalam
permanen dan non permanen.
4. Pelepasan Dan Pemindahan Investasi
pelepasan investasi pemerintah dapat
terjadi karena penjualan, pelepasan hak
karena peraturan pemerintah, dan lain
sebagainya. Selisih nilai antara hasil
pelepasan investasi dan nilai tercatatnya
harus dibebankan kepada keuntungan atau
rugi pelepasan investasi dan disajikan dalam
laporan operasional.
Thank You!!
AKUNTANSI KEWAJIBAN SATUAN KERJA

KELOMPOK 3
Anggota :
1.Aulia Maulidina
2.M. Raihan
3.M. Rizky
4.Safitri
1. Pengatahuan Umum
a. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah.
1) Peraturan daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan daerah menerima sejumlah uang ata
menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak lain sehingga daerah tersebut dibebani kewajiban
untuk membayar kembali.
2) Perjanjian penerusan pinjaman dalam negeri adalah kesepakatan tertulis dari pemerintah dan
pemerintah daerah mengenai penerusan pinjaman dalam negeri yang diperoleh pemerintah.
3) Perjanjian penerusan pinjaman luar negeri adalah kesepakatan tertulis antara pemerintah dan
pemerintah daerah mengenai penerusan pinjaman luar negeri yang diperoleh pemerintah.
4) Anggaran pendapatan dan belenja negara yang selanjutnya disingkat APBN adalah rencana keuanga
tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan rakyat.
5) Obligasi daerah adalah pinjaman daerah yang ditawarkan kepada publik melalui penawaran umum
dipasar modal.
6) Dana alokasi umum adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan
tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaan.
7) Dana bagi hasil adalah dana yang besumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daera
berdasarkan angka presentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi.
b. Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2017 Tentang APBN

1) Surat Utang Negara (SUN) adalah surat berharga berupa surat pengakuan utang, baik dalam
mata uang rupiah maupun valuta asing, yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh
Negara Republik Indonesia sesuai dengan masa berlakunya.
2) Pinjaman dalam negeri adalah setiap pinjaman oleh pemerintah yang di peroleh dari pemberi
pinjaman dalam negeri yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu,sesuai dengan
masa berlakunya.
3) Kewajiban penjaminan adalah kewajiban yang secara potensial menjadi beban pemerintah
akibat pemberian jaminan kepada kementrian Negara/lembaga, pemerintah daerah, Badan
Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah dimaksud tidak dapat memenuhi
kewajibannya kepada kreditur dan/atau badan usaha sesuai perjanjian pinjaman atau perjanjian
kerja sama.
4) Pinjaman luar negeri neto adalah semua pembayaran yang berasal dari penarikan pinjaman luar
negeri yang terdiri atas pinjaman tunai dan pinjaman kegiatan dikurangi dengan pembayaran
cicilan pokok pinjaman luar negeri.
5) Pinjaman tunai adalah pinjaman luar negeri dalam bentuk devisa dan/atau rupiah yang
digunakan untuk pembayaran defisit APBN dan pengelolaan portofolio utang.
6) Pinjaman kegiatan adalah pinjaman luar negeri yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan
tertentu kementerian Negara/lembaga, pinjaman yang diteruspinjamkan kepada pemerintah
daerah dan/atau Badan Usaha Milik Negara, dan pinjaman yang diterushibahkan kepada
pemerintah daerah.
c. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar
Akuntansi Pemerintah
1) Koreksi adalah tindakan pembetulan akuntansi agar pos-pos yang tersaji dalam laporan keuangan
entitas menjadi sesuai dengan yang seharusnya.
2) Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan
praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian
laporan keuangan.
3) Kesalahan adalah penyajian pos-pos yang secara signifikan tidak sesuai dengan yang seharusnya
yang memengaruhi laporan keuangan periode sebelumnya.
4) Koreksi adalah tindakan pembetulan akuntansi agar pos-pos yang tersaji dalam laporan keuangan
entitas menjadi sesuai dengan seharusnya.
5) Peristiwa luar biasa adalah kejadian atau transaksi yang secara jelas berbeda dari aktivitas normal
entitas dan karenanya tidak diharapkan terjadi dan berada di luar kendali sehingga memiliki
dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran atau posisi asset/kewajiban.
2. Klasifikasi Kewajiban
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan PSAP No. 9 Tentang Akuntansi,
kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Dan dijelaskan bahwa
dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber
pendanaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintahan lain, atau
lembaga internasional.

Kewajiban berdasarkan sumber pinjaman

Kewajiban
Kewajiban berdasarkan jatuh tempo
Pemerintah

Pinjaman pemerintah daerah


Kewajiban berdasarkan Sumber Pinjaman

1. Pinjaman dalam negeri adalah setiap pinjaman yang


diperoleh dari pemberi pinjaman dalam negeri yang
harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu
sesuai dengan masa berlakunya. Perjanjian pinjaman
dalam negeri adalah kesepakatan tertulis mengenai
pinjaman antara pemerintah dan pemberi pinjaman
2. Pinjaman luar negeri merupakan salah satu dalam negeri
instrument yang diambil oleh pemerintah dalam
upaya menanggulangi defisit anggaran. Perjanjian
luar negeri adalah kesepakatan tertulis mengenai
pinjaman antara pemerintah dan pemberi pinjaman
luar negeri.

ck
Kewajiban berdasarkan jatuh tempo

1. Kewajiban jangka pendek, yaitu kewajiban yang


diharapkan dibayar dalam waktu 12 (dua belas)
bulan setelah tanggal pelaporan.

2. Kewajiban jangka panjang, yaitu kewajiban yang


diharapkan dibayar dalam waktu lebih dari 12 (dua
belas) bulan setelah tanggal pelaporan.
ck
Pinjaman Pemerintah Daerah
Perjanjian pinjaman daerah adalah kesepakatan tertulis antara pemerintah dan pemerintah daerah mengenai pinjaman
daerah yang dananya tidak berasal dari penerusan pinjaman dalam negeri atau penerusan pinjaman luar negeri.
1. Sumber pinjaman daerah
a) Pemerintah daerah, berasal dari APBD, termasuk dana investasi pemerintah, penerusan pinjaman dalam negeri,
dan/atau penerusan pinjaman luar negeri.
b) Pemerintah daerah lainnya.
c) Lembaga keuangan bank, yang berbadan hukum Indonesia dan mempunyai tempat atau kedudukan dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
d) Masyarakat, berupa obligasi daerah yang diterbitkan melalui penawaran umum kepada masyarakat di pasar modal
dalampinjaman
2. Prinsip dasar negeri. daerah
a) Merupakan inisiatif pemerintah daerah dalam rangka melaksanakan kewenangannya.
b) Merupakan salah satu alternatif sumber pendanaan APBD yang digunakan untuk menutup defisit APBD.
c) Tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri.
d) Tidak boleh melebihi batas defisit APBD dan batas kumulatif pinjaman daerah yang dananya berasal dari
luar negeri.
3. Jangka waktu pinjaman
a) Pinjaman jangka pendek, merupakan pinjaman paling lama 1 (satu) tahun anggaran dan wajib dibayarkan
kembali (pokok pinjaman, bunga, dan biaya lainnya).
b) Pinjaman jangka menengah, merupakan pinjaman lebih dari 1 (satu) tahun anggaran dan wajib dibayarkan
kembali (pokok pinjaman, bunga, dan biaya lainnya).
c) Pinjaman jangka panjang, kewajiban pembayaran kembali pinjaman jangka panjang yang meliputi pokok
pinjaman, bunga, dan/atau kewajiban lain seluruhnya harus dilunasi pada tahun anggaran berikutnya.
3. Pengakuan dan Pengukuran Kewajiban
a. Pengakuan Kewajiban
Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbuL.
Kewajiban dapat timbul dari transaksi-transaksu berikut.
1) Transaksi dengan pertukaran (exchange transactions), timbul ketika masing-masing pihak
dalam transaksi tersebut mengorbankan dan menerima suatu nilai sebagai gantinya. Kewajiban
diaku ketika satu pihak menerima barang atau jasa sebagai ganti janji untuk memberikan uang
atau sumber daya lain di masa depan.
2) Transaksi tanpa pertukaran (non-exchange transactions), timbul ketika satu pihak dalam suatu
transaksi menerima nilai tanpa secara langsung memberikan atau menjanjikan nilai sebagai
gantinya. Untuk transaksi tanpa pertukaran, suatu kewajiban harus diakui atas jumlah terutang
yang belum dibayar pada tanggal pelaporan.
3) Kejadian yang berkaitan dengan pemerintah ( government related events), Kejadian yang
berkaitan dengan pemerintah adalah kejadian yang tidak didasari transaksi, tetapi berdasarkan
adanya interaksi antara pemerintah dan lingkungannya. Suatu kewajiban diakui dalam
hubungannya dengan kejadian yang berkaitan dengan pemerintahan, dengan basis yang sama
dengan kejadian yang timbul dari transaksi dengan pertukaran.
4) Kejadian yang diakui pemerintah (government acknowledged events), Kejadian yang diakui
pemerintah adalah kejadian yang tidak didasarkan pada transaksi, tetapi kejadian tersebut
mempunyai konsekuensi keuangan bagi pemerintah.
b. Pengukuran kewajiban
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Jika dalam nilai mata uang asing, kewajiban
harus dijabarkan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs
tengah bank sentral pada tanggal neraca.
Berikut penerapan nilai keuangan untuk pos kewajiban pada laporan keuangan sesuai
PSAP No. 9 :
1) Kewajiban pihak ketiga, yaitu utang pada saat pemerintah menerima hak atas barang, termasuk
dalam perjalanan yang telah menjadi haknya.
2) Kewajiban transfer, yaitu kewajiban suatu entitas pelaporan untuk melakukan pembayaran kepa
entitas lain sebagai akibat ketentuan perudang-udangan.
3) Kewajiban beban bunga (accrued interest), yaitu kewajiban beban bunga (accrued interest), yai
utang bunga atas utang pemerintah.
4) Utang perghitungan pihak ketiga.
5) Pendapatan diterima dimuka
6) Bagian lancar utang jangka panjang.
7) Kewajiban lancar lainnya.
8) Utang pemerintah yang tidak perjualbelikan.
9) Utang Belanja.
10) Utang pemerintah yang dapat diperjualbelikan.
11) Tunggakan, adalah jumlah tagihan yang telah jatuh tempo tetapi pemerintah tidak mampu untu
membayar jumlah pokok dan/atau bunganya sesyai jadwal.
4. Akuntansi Kewajiban
a. Prosedur Kewajiban
Pencatatan akuntansi untuk kewajiban terdiri atas keperluan penyusunan neraca dan/atau laporan operasional
(basis akrual) dan penyusunan LRA ( basis kas ). Pencatatan untuk kewajiban diawali pada saat penerimaan
kas dari pinjaman pihak ketiga. Pencatatan untuk keperluan penyusunan LRA adalah kas bertambah di sisi debit
dan penerimaan pembiayaan bertambah di sisi kredit. Sementara itu, pencatatan untuk keperluan
penyusunan neraca adalah kas bertambah di sisi debit dan kewajiban bertambah di sisi kredit.
1. Pencatatan kewajiban jangka pendek
Berikut fungsi-fungsi yang terkait pada prisedur akuntansi kewajiban jangka pendek berdasarakan
Permendagri No. 13 Tahun 2006 :
a) Pejabat penglola keuangan daerah.
b) Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran.
c)Bendahara pengeluaran/pembantu bendahara pengeluaran.
d)Pejabat penatausahaan keuangan SPKD.
e)Bendahara umum daerah/kuasa bendahara umum daerah.
2. Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan kewajiban jangka pendek dan menjadi dasar dalam pencatatan kewajiban jangka pendek
berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 adalah sebagai berikut.
a) Surat perintah membayar (SPM).
b) Surat perintah pencairan dana (SP2D).
c) Bukti transfer/penyetoran atas kas (PFK).
d) Laporan posisi utang jangka panjang.
e) Buku besar.
f) Buku besar pembantu.
b. Pengungkapan dalam CaLK atas kewajiban dan ekuitas dalam neraca
Utang pemerintahan harus diungkapkan terperinci dalam bentuk daftar skedul untuk memberikan informasi yang lebih
baik kepada pemakainya.
Untuk meningkatkan kegunaan analisis, informasi-informasi yang harus disajikan dalam Catatan atas Laporan
Keungan adalah sebagai berikut:

1) Jumlah saldo kewajiban jangka pendek dan jangka panjang yang diklasifikasikan berdasarkan pemberi pinjaman.
2) Jumlah saldo kewajiban berupa utang pemerintah berdasarkan jenis sekuritas utang pemerintah dan jatuh temponya.
3) Bunga pinjaman yang terutang pada periode berjalan dan tingkat bunga yang berlaku.
4) Konsekuensi dilakukannya penyelesaian kewajiban sebelum jatuh tempo.
5) Perjanjian restrukturasasi utang meliputi;
a) Pengurangan pinjaman;
b) Modifikasi persyaratan utang;
c) Pengurangan tingkat bunga pinjaman;
d) Pengunduran jatuh tempo pinjaman;
e) Pengurangan nilai jatuh tempo pinjaman; dan
f) Pengurangan jumlah bunga terutang sampai dengan periode pelaporan.
6) Jumlah tunggakan pinjaman disajikan dalam bentuk daftar umur utang berdasarkan kreditur.
7) Biaya pinjaman :
a) Perlakuan biaya pinjaman.
b) Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi pada periode yang bersangkutan; dan Tingkat kapitalisasi yang dipergunakan.
TERIMA KASIH
EKUITAS SATUAN KERJA
1. Dana Cadangan
• Menurut PSAP No. 1 Tentang Penyajian Laporan Keuangan paragraf 65
adalah dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan yang
memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun
anggaran. Dana cadangan diperinci menurut tujuan pembentukannya.
• Menurut Buletin Teknis No. 2 Tentang Penyusunan Neraca Awal Pemerintah
Daerah, apabila pemerintah merencanakan akan membangun suatu aset
yang memerlukan dana yang relatif besar yang memungkinkan dibiyai
dengan APBD satu tahun anggaran, pemerintah daerah dapat membentuk
dana cadangan.
Dana Cadangan adalah dana yang dibentuk guna membiayai kebutuhan
dana yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran.
a. Sumber pendanaan dana cadangan.
Pendanaan dana cadangan daerah bersumber dari kontribusi tahunan
penerimaan APBD, Kecuali dari dana alokasi khusus, pinjaman daerah dan
dana darurat yang berasal dari pemerintah. Dengan demikian,
pemenuhannya bersumber dari penerimaan pendapatan asli daerah (PAD),
dana alokasi umum (DAU), dan bagi hasil pajak/buka pajak.
b. Pengelolaan Dana Cadangan
Dana Cadangan haruslah dikelola dengan baik sehingga selama masa
“penumpukan” sampai saat dinilai cukup untuk digunakan dapat lebih
produktif. Dalam hal ini, kebijakan harus diarahkan pada upaya
memberdayakan “idle money” dalam bentuk dana cadangan
c. Pelaksanaan Program dan kegiatan yang dibiyai dengan dana cadangan
Program/kegiatan yang didanai dari dana cadangan pada prinsipnya
diperlukan sama dengan program/kegiatan lainnya. Proses perencanaannya
dimulai dengan mencatumkan nama program/kegiatan dalam rencana
kerja (Renja) dan RKA SKPD,lalu dicantumkan dalam PPAS Dan RAPBD, dan
akhirnya ditetapkan dalam Perda APBD.
2. Pihak yang terkait dengan Dana Cadangan
a. Penggunaan anggaran/kuasa pengguna anggaran
b. Bendahara pengeluaran
c. Pejabat penatausahaan keuangan SKPD
d. Bendahara umum daerah/kuasa bendahara umum daerah.
3. Dokumen yang Digunakan.
Pada modul sistem akuntansi pemerintah daerah yang diterbitkan oleh Direktorat
Jendral Keuangan Daerah (2014), dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi
dana cadangan antara lain sebagai berikut.
a. Peraturan daerah tentang dana cadangan.
b. Surat perintah pencairan dana langsung (SP2D –LS) sebagai dokumen
pencairan/transfer pemindahan dari rekening kas umum daerah ke rekening
dana cadangan.
c. Dokumen perintah pencairan dari dana cadangan ke rekening kas umum daerah
.
d. Nota Kredit, dokumen hasil pengelolaan dana cadangan .
e. Dokumen lainnya.
4. Jurnal atas Dana Cadangan
Jurnal dana cadangan yang diungkapkan dalam modul sistem akuntansi
pemerintah daerah oleh Direktorat Jenderal Keuangan Daerah (2018) adalah
sebagai berikut.

Contoh Studi Kasus 6


Tanggal 2 Februari 2018, pemerintah daerah mentransfer dana ke rekening
dana cadangan sebesar Rp.7.000.000.000,00. Dana cadangan ini akan
digunakan untuk membangun stadion olahraga

Contoh Studi Kasus 7


Tanggal 25 Oktober 2018, pemerintah daerah mencairkan dana dari rekening
dana cadangan pembangunan stadion olahraga sebesar Rp
3.000.000.000,00. Pembangunan stadion olahraga tersebut akan segera
dimulai
Contoh studi kasus 6

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
2018 Dana Cadangan Rp7.000.000.000,00
2 Februari Kas di Kas Daerah Rp7.000.000.000,00

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
2018 Pengeluaran Pembiayaan- Rp.7.000.000.00,00
2 Februari Pembetukan Dana Cadangan
Estimasi Perubahan SAL Rp7.000.000.000,00
CONTOH STUDI KASUS 7

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
2018 Dana Cadangan Rp3.000.000.000,00
25 Okt. Kas di Kas Daerah Rp3.000.000.000,00

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
2018 Estimasi Perubahan SAL Rp3.000.000.000,00
25 Okt. Penerimaan Pembiayaan-
Pencairan Dana Cadangan Rp3.000.000.000,00
• a. Perubahan ekuitas
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP)
Nomor 09, ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan
selisih antara aset dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan. Saldo
ekuitas di neraca berasal dari saldo akhir ekuitas pada laporan perubahan
ekuitas.
Laporan perubahan ekuitas menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos
berikut.
1) Ekuitas awal, merupakan ekuitas yang berasal dari akhir tahun
sebelumnya, yang diperoleh dari laporan perubahan ekuitas tahun
sebelumnya.
2) Surplus/defisit LO pada periode bersangkutan atau tahun berjalan.
3) Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurang ekuitas, antara lain
berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan
kebijakan akuntansi dari koreksi kesalahan mendasar, misalnya koreksi
kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada periode-periode
sebelumnya dan perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.
4) Ekuitas akhir, diperoleh dari hasil penjumlahan antara ekuitas awal dan
surplus/defisit LO periode berjalan dan koreksi kesalahan.
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Uraian 2017 2018


Ekuitas:
Ekuitas awal xxxx xxxx
Surplus/defisit LO xxxx xxxx
Koreksi-Koreksi xxxx xxxx
Ekuitas akhir xxxxx xxxxx
Koreksi Kesalahan

• Kesalahan dalam pencatatan


1

• Pihak yang terkait dalam koreksi kesalahan


2

• Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode


3 berjalan

• Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode


4 sebelumnya
Kesalahan dalam pencatatan

Kesalahan adalah penyajian akun-akun laporan keuangan


yang secara signifikan tidak sesuai dengan yang
seharusnya sehingga mempengaruhi laporan keuangan
periode berjalan atau periode sebelumnya. Adapun
kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan bisa
terjadi pada satu atau beberapa periode sebelumnya dan
mungkin baru ditemukan pada periode berjalan.
Kesalahan mungkin timbul dari adanya keterlambatan
penyampaian bukti transaksi anggaran oleh pengguna
anggaran, kesalahan penghitungan matematis, kesalahan
dalam penerapan standar dan kebijakan akuntansi,
kesalahan interprtasi akta, kecurangan, atau kelalaian.
Pihak yang terkait dalam koreksi kesalahan
1. Bendahara penerimaan
 Bendahara penerimaan SKPD wajib menyampaikan laporan
pertanggung jawaban (LPJ) administratif beserta bukti-bukti
pendukungnya kepada pengguna anggaran melalui PPK-SKPD
setiap bulan. Selanjutnya PPK-SKPD membukukan seluruh
transaksi yang dilakukan bendahara penerimaan termasuk koreksi
yang ada
2. Bendahara Pengeluaran
 Bendahara pengeluaran menyampaikan LPJ-UP, LPJ-TU, dan SPJ-
administratif kepada pengguna anggaran melalui PPK-SKPD.
Penyampaian pertanggung jawaban harus melalui PPKagar PPK-
SKPD melakukan verifikasi terlebih dahulu atas LPJ-UP, LPJ-TU,
dan SPJ-administratif tersebut. Setelah melakukan verifikasi, PPK-
SKPD akan membukukan seluruh transaksi yang dilakukan
bendahara pengeluaran termasuk koreksi-koreksi yang ada
(seperti pengembalian kelebihan belanja).
3. Kuasa Bendaharan Umum Daerah
 Kuasa Bendahara Umum Daerah adalah menyampaikan SP2D
untuk mengembalikan kelebihan pendapatan SKPD ke PPK-SKPD.

4.Pengurus Barang
 Pengurus barang menyampaikan LPBS dan LPBT ke PPK-SKPD.
PPK-SKPD sebaiknya melakukan rekonsiliasi antara catatan yang
dibuatnya dan LPBS serta LPBT, kemudian melakukan koreksi jika
terdapat kesalahan dalam pencatatannya.
Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan

Kesalahan tidal berulang adalah kesalahan


yang diharapkan tidak akan terjadi kembali.
Koreksi kesalahan yang tidak berulang pada
periode berjalan, baik yang memengaruhi kas
maupun yang tidak dilakukan dengan
pembetulan pada akun yang bersangkutan
dalam periode yang berjalan.
a. Kesalahan yang mempengaruhi kas dalam Periode berjalan
Pada tanggal 20 Oktober 2018, dibayar gaji pegawai dengan menerbitkan
SP2D-LS dengan nilai Rp.69.000.000,00. pada hari itu pada tanggal yang
sama, SP2D-LS tersebut dibukukan oleh bagian keuangan sebesar
Rp.96.000.000,00. pada waktu dilakukan cash opname tanggal 31 Oktober
2018, ditemukan perbedaan antara saldo kas menurut bank dan saldo
menurut buku. Setelah diteliti, perbedaanya adalah pada SP2D-LS yang
diterbitkan tanggal20 Oktober 2018. berdasarkan data tersebut, anda
diminta membuat jurnal untuk mengoreksi kesalahan tersebut.
Jawab :
Terjadi kelebihan pencatatan pada akun belanja pegawai sebesar Rp.
27.000.000,00 (Rp 96.000.000,00 – Rp 69.000.000,00). Koreksi
kesalahannya adalah sebagai berikut.
b.Tidak memengaruhi kas pada periode berjalan
Pada tanggal 20 oktober 2018, dibayar gaji pegawai dengan
menerbitkan SP2D-LS dengan nilai Rp. 69.000.000,00. Pada hari dan
tanggal yang sama,SP2D-LS tersebut dibukukan oleh bagian keuangan
sebesar Rp.69.000.000,00 sebagai belanja barang. Pada saat menyusun
laporan tanggal 31 desember 2018, diketahu ada kekeliruan pembukuan
belanja atas SP2D pada tanggal 20 oktober 2018. Karena kesalahan pada
akun belanja,dilakukan koreksi.
Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode sebelumnya

Kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan bisa terjadi pada satu/


beberapa periode sebelumnya dan mungkin baru ditemukan pada periode
berjalan atau pada periode setelah laporan keuangan disahkan dan
diterbitkannya Undang-Undang dan/atau peraturan daerah.

A. Koreksi kesalahan belanja


Koreksi kesalahan belanja yang menambah saldo kas, yaitu
pengembalian belanja pegawai karena salah perhitungan jumlah gaji,
dikoreksi menambah saldo kas dan pendapatan lain-lain. Koreksi
kesalahan belanja terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja yang tidak berulang terjadi


pada periode sebelumnya dan memengaruhi posisi kas serta tidak
memengaruhi secara material posisi aset selain kas. Apabila laporan
keuangan tersebut sudah diterbitkan, koreksi dilakukan dengan
pembetulan pada akun pendapatan lain-lain.
2. Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan yang tidak berulang yang
terjadi pada periode sebelumnya dan memengaruhi posisi kas. Apabila
laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan pembetulan
pada akun akuitas dana lancar.

B. Koreksi kesalahan pendapatan.


1. Koreksi kesalahan pendapatan yang menambah saldo kas, yaitu
terdapat transaksi penyetoran bagian laba perusahaan negara yang
belum dilaporkan. Koreksi yang perlu dilakukan adalah menambah
saldo kas dan ekuitas dana lancar.
2. koreksi kesalahan pendapatan yang mengurangi saldo kas, yaitu
kesalahan pengembalian pendapatan dana alokasi umum karena
kelebihan transfer. Koreksi yang perlu dilakukan adalah mengurangi
saldo kas dan ekuitas dana lancar.

C. Penerapan PSAP No. 10 Paragraf 12


Koreksi kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode-periode
Sebelumnya dan memengaruhi posisi kas apabila laporan keuangan
tersebut belum diterbitkan dilakukan dengan pembetulan pada akun
pendapatan atau akun belanja dari periode yang bersangkutan.
D. PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
TERIMA KASIH
Kelompok VII
1. Rusmawati Amini
2. Hemalia
3. Mawardi
4. Nurul Mawaddah
Laporan Keuangan
Desa/Kelurahan
Apa itu desa?
Berdasarkan Ketentuan Umum UU RI No.
6 Tahun 2014 Tentang Desa

• Desa adalah kesatuan masyarakat


hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintah dan
kepentingan masyarakat.
Apa itu pemerintahan desa?
Merupakan penyelenggara urusan
pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Berdasarkan Ketentuan Umum
Peraturan Menteri Dalam Negeri RI
No 20 tahun 2018 tentang
pengelolaan keuangan Desa.
• Badan permusyawaratan desa atau
BPD,adalah lembaga yang melaksanakan
fungsi pemerintahan yang anggotanya
merupakan wakil dari penduduk desa
berdasarkan keterwakilan wilayah dan
ditetapkan secara demokratis.
Apa itu keuangan Desa?

Keuangan desa adalah semua hak


dan kewajiban desa yang dapat dinilai
dengan uang dan barang yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban desa.
Konsep Dasar Akuntansi

Akuntansi adalah suatu kegiatan


dalam mencatat data keuangan
sehingga menjadi sebuah informasi
yang berguna bagi pemakainya.
a.Aspek fungsi
Akuntansi menyajikan informasi kepada suatu
entitas untuk melakukan tindakan yang efektif
dan efisien.
b. Aspek aktivitas
Akuntansi merupakan proses yang dilakukan
untuk mengidentifikasi data menjadi data yang
relevan, yang dianalisis dan diubah menjadi
informasi yang digunakan untuk pengambilan
Keputusan.
Prinsip Akuntansi
Prinsip akuntansi merupakan nilai-nilai yang dijadikan panutan
dan dipatuhi oleh pembuat standar akuntansi.lima prinsip akuntansi
yang bisa digunakan antara lain meliputi hal-hal berikut:
a. Prinsip harga perolehan, artinya harga perolehan dari harga(asset)
sesuai dengan kesepakatan ke 2 belah pihak yang bertransaksi.
b. Prinsip realisasi pendapatan,artinya menetukan cara mengukur dan
menentukan nilai pendapatan yang diperoleh.
c. Prinsip objektif,artinya mengacu pada laporan keuangan desa yang
didukung bukti transaksi yang ada.
d. Prinsip pengungkaapan penuh,artinya pembuatan laporan
keuangan desa hendaknya mengungkapkan informasi penuh yang
tersaji dengan baik secara kualitatif yang dapat memengaruhi
pengambilan keputusan.
e. Prinsip konsisten, artinya pembuatan laporan keuangan desa harus
mempunyai nilai konsistensi untuk menggunakan metode,pedoman
serta standar pembuatannya.
AKUNTANSI KEUANGAN DESA
1. Pencatatan Transaksi Pendapataan
Pendapatan desa meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas
desa yang merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran dan tidak
perlu dibayar kembali oleh desa.
Berdasarkan UU No. 6 Tahun 2014, antara lain meliputi hal-hal sebagai
berikut:
a. Pendapatan asli desa (PA Desa)
Terdiri atas hal-hal berikut.
1) Hasil usaha Desa,yaitu sumber pendapatan yang dapat diusahakan oleh
desa berasal dari Badan usaha milik desa.
2) Hasil aset desa,yaitu sumber penddapatan yang berasal dari retribusi
pasar desa dan jaaringan irigasi.
3) Swadaya Masyarakat,yaitu pendapatan dari partisipasi dan gotong royong
masyarakat.
4) Lain-lain pendapatan asli desa,yaitu penghasilan dari pungutan desa.
b. Pendapatan transfer desa
Kelompok transfer terdiri atas dana desa,bagian dari hasil pajak
deerah kabupaten/kota dan retribusi daerah, alokasi dana desa
(ADD), batuan keuangan dari APBD provinsi, dan banuan keuangan
APBD kabupaten/kota.
1) Dana desa
dana desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan
dan belanja negara yang diperuntukkan bagi desa yang di transfer
melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota dan
digunakan untuk membiayai penyelengaraan
pemerintahan,pelaksaanaan pembangunan,pembinaan
kemasyarakatan dan pemberdaayaan masyarakat.
2) Alokasi dana desa(ADD)
Alokasi dana desa merupakan bagian dari perimbangan yang
diterima pemerintah daerah kabupaten/kota paling sedikit 10%
setelah dikurangi dan alokasi khusus.
3) Bagi hasil dan retribusi
Pemerintah kabupaten/kota mengalokasikan bagian dari
pajak dan retribusi daerah kabupaten/kota kepada desa
palin sedikit 10% dari realisasi penerimaan hasil pajak dan
retribusi daerah kabupaten/kota.

4) Bantuan keuangan pemerintah Provinsi/Kota


Untuk bantuan keuangan yang bersifat umum,peruntukan
dan penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada desa
penerima bantuan dalam rangka membantu pelaksanaan
tugas pemerintah daerah di Desa.untuk bantuan keuangan
yang bersifat khusus, peruntukan dan pengelolaannya
ditetapkan oleh pemerintah daerah pemberi bantuan dalam
rangka percepatan pembangunan desa dan pemberdayaan
masyaraakat
2. Pencatatan Transaksi Belanja Desa
Belanja desa adalah semua pengeluaran dari
rekening desa yang merupakan kewajiban desa dalam 1
(satu) tahun anggaran yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh desa.

3. Pencatatan Transaksi Pembiayaan


pembiayaan desa meliputi semua penerimaan
yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang
akan diterima kembali,baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran
berikut.
a. Penerimaan pembiayaan
Penerimaan pembiayaan yang digunakan
untuk mendanai pelaksanaan kegiatan
tahun berjalan yang berasal dari
pelampauan penerimaan pendapatan dan
penghematan belanja tahun sebelumnya.

b. Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan digunakan untuk
pembentukan dan cadangan dan
penyertaan modal desa.
4. Pencatatan Aset,Kewajiban, dan
Kekayaan Bersih Pemerintah Desa.
Pencatatan yang memengaruhi posisi
aset,kewajiban, serta kekayaan bersih
pemerintah desa pada akhir tahun anggaran
bersangkutan.pencatatan transaksi ini
mencerminkan hak dan kewajiban
pemerintah desa di akhir tahun anggaran
berupa pencatatan dan utang.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai