Anda di halaman 1dari 6

MODUL 1

Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah


A. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
1. Teknik Pencatatan Akuntanasi Keuangan Daerah
Rangkaian perhitungan anggaran dan pendapatan (belanja)pemerintah
yang meliputi : penyusunan, pengesahan, pelaksanaan dan pengawasa
(evaluasi) pendayagunaan keuangan. Menurut Mardiasmo (2016:150) teknik-
teknik keuangan daerah terdiri atas :
a. Akuntansi Anggaran
Yaitu menyajikan jumlah yang dianggarkan dengan jumlah aktual secara
berpasangan (double entry). Akuntansi anggaran merupakan praktik
akuntansi yang banyak digunakan sektor publik, khususnya encatat dan
menyajikan akun operasi dalam format yang sama dan sejajar dengan
anggarannya.
Tujuan utama sistem ini adalah untuk menekankan anggaran dalam siklus
perencanaan, pengendalian, dan akuntabilitas. Alasan yang
melatarbelakangi teknik akuntansi anggaran adalah bahwa anggaran, dan
realisasi harus selalu dibandingkan sehingga dapat dilakukan tindak koreksi
apabila terdapat selisih.
b. Akuntansi Komitmen
Adalah teknik pencatatan akuntansi yang mengakui transaksi dan
mencatatnya pada saat order dikeluarkan. Akuntansi komitmen dapat
digunakan bersama-sama dengan akuntnsi kas atas akuntansi akrual.
Akuntansi komitmen terkadang hanya menjadi subsistem dari akuntansi
utama yang dipakai rganisasi. Tujuan utama akuntansi komitmen adalah
untuk pengendalian anggaran. Agar manajer dapat mengendlikan anggaran,
manajer perlu mengetahui seberapa besar anggaran yangtelah dilaksanakan
atau digunakan jika dihitung berdasarkan order yang dikeluarkan.
c. Akuntansi Dana
Terdapat dua jenis dana yang digunakan dalam organisasi sektor publik,
yaitu :
1) Dana yang dapat dibelanjakan (expendable fund)
2) Dana yang tidak dapat dibelanjakan (nonexpendable fund)
Adapun kegunaan untuk dana yang tidak dapat dibelanjakan, antara lain:
a) Digunakan untuk mencatat nilai aktiva, utang, perubahan aktiva
bersih, dan saldo dana yang dapat dibelanjakan untuk kegiatan yang
tidak bertujuan mencari laba. Jenis akuntansi dana ini digunakan pada
organisasi pemerintahan (governmental funds).
b) Digunakan untk mencatat pendapatan, biaya, aktiva, utang dan
modal untuk kegiatan yang sifatnya mencari laba. Jenis dana ini
digunakan pada organisasi bisnis (proprietary funds).
d. Akuntansi Kas
Yaitu pendapatan dicatat pada saat kas diterima dan pengeluaran dicatat
ketika kas dikeluarkan. Kelebihan Cash Basis adalah mencerminkan
pengeluaran yang aktual, rill dan objektif.
e. Akuntansi Akrual
Dianggap lebih baik dari akuntansi kas. Teknik akuntansi berbasis akrual
diyakini dapat menghasilkan laporan yang kebih dapat dipercaya, lebih
akurat, komprehensif dan relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi
sosial dan politik.
2. Sistem Pencatatn Akuntansi Keuangan Daerah
Sistem pencatatn akuntansi keuangan daerah dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Pencatatan single entry
Disebut juga dengan sistem tata buku tunggal dalam sistem ini pencatatan
transaksi ekonomi dilakukan dengan mencatatnya satu kali. Transaski yang
berakibat bertambahnya kas akan dicatat pada sisi penerimaan dan transaksi
yang berakibat pada berkurangnya kas akan dicatat pada sisi pengeluaran.
Kelebihannya yaitu sederhana dan mudah dipahami. Kelemahannya adalah
kurang bagus untuk pelaporan (kurang memudahkan penyusunan laporan
keuangan), sulit untuk menemukan kesalahan pembukuan yang terjadi, dan
sulit di kontrol.
b. Pencatatan double entry
Disebut juga sistem tata buku berpasangandan merupakan cikal bakal ilmu
akuntansi yang dictuskan luca pacioli dalam artikelnya yang berjudul
“Summa Arithmatica Geometri Propertiontent Proportionalita”. Menurut
sistem ini pada dasarnya suatu transaksi ekonomi akan dicatat sebanyak dua
kali sehingga membentuk suatu perkiraan dalam dua sisi berlawanan, yaitu
sisi debet dan kredit secara berpasangan.
Dalam melakukan pencatatan, setiap pencatatn harus menjaga
keseimbangan persamaan dasar akuntansi sebagai berikut :

AKTIVA + BELANJA = UTANG + EKUITAS DANA + PENDAPATAN


Suatu transaksi yang berakibat bertambahnya aktiva akan dicatat pada sisi
debet sedangkan yang berakibat berkurangnya aktiva akan dicatat di sisi
kredit. yang sebaliknya dilakukan untuk utang, ekuitas dana pendapatan.
Jumlah sisi debit harus sama dengan jumlah sisi kredit.
c. Pencatatn triple entry
Adalah pelaksanaan pencatatan dengan menggunakan sistem pencatatan
double entry, ditabah dengan pencatatan pada buku anggaran. Oleh karena
itu, sementara sistem pencatatan double entry dilaksanakan, subbagian
pembukuan (bagian keuangan) pemerintah daerah juga mencatat transaksi
tersebut pada buku anggran sehingga pencatatan tersebut akan berefek
pada sisi anggaran.
B. Pembaharuan dalam Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
1. Latar belakang pembaharuan sistem akuntansi keuangan daerah
Sistem Manual Administrasi Keuangan Daerah (MAKUDA) yang digunakan
sejak tahun 1981 sudah tidak dapat lagi mendukung pemda untuk menghaslkan
laporan keuangan dalam bentuk neraca dan laporan arus kas sesuai PP
105/2000 pasal 38.
Pembaharuan dalam manajemen keuangan daerah yang telah direspons
oleh pemerintah pusat dan ikatan akuntansi indonesia (IAI) sebagai asosiasi
profesi, dibentuklah “Komite Standar Akuntnasi Pemerintah Pusat dan Daerah”
dengan SK Mentri Keuangan No: 308/KMK.012/2002 tanggal 13 Juni 2002.
Komite ini bertugas untuk merumuskan dan mengembangkan konsep standar
Akuntansi Pemerintah Pusar dan Daerah, yang keanggotaannya terdiri atas
kalangan birokrasi (Departemen Keuangan, Dep. Dalam Negeri dan BPKP), IAI
dan kalangan akademis. Sebelumnya pada tanggal 5 juni 2001 pemerintahpusat
telah merespons adanya pembentukan tim pokja dengan keanggotaannya
terdiri dari Depkeu, Depdagri dan PKP. Tim Pokja ini menghasilkan satu draft
dan pedoman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) yang telah di
launching pada bulan agustus 2001.
Pada tahun berikutnya Medagri mengeluarkan SK Kepmendagri no. 29
tahun 2002 tanggal 10 Juni 2001 tentang Pedoman Pengurusa,
Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara
Penyusunan Anggaran Pendapaan dan Belanja Daerah , Pelaksanaan Tata
Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah.
2. Persyaratan sistem akuntasi lembaga pemerintah
Persyaratan dari sistem akuntansi pemerintah (menurut United
Nations/PBB dalam bukunya A Manual for Government Accounting, dikutip dari
Buku Akuntansi Pemerintahan yang disusun oleh Sonny Loho dan Sugiyanto),
antara lain :
a. Sistem akuntansi pemerintah harus dirancang sesuai dengan konstistusi dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku pada suatu negara.
b. Sistem akuntansi pemerintah harus dapat menyediakan informasi yang
akuntabel dan auditabel (artinya dapat dipertanggungjawabkan dan di
audit).
c. Sistem akuntansi pemerintah harus mampu menyediakan informasi
keuangan yang diperlukan untuk penyusunan rencana /program dan
evaluasi pelaksanaan secara fisik dan keuangan.
3. Hal-hal yang mengakibatkan sistem akuntansi lama tidak layak
dipakai
Sistem MAKUDA memliki ciri-ciri antara lain single entry (pembukuan
tunggal), incremental budgeting (penganggaran secara tradisional yakni rutin
dan bertujuan untuk pembangunan), dan pendekatan anggaran berimbang
dinamis sudah tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan daerah, karena beberapa
hal, sebagai berikut :
a. Sistem yang lama tidak mampu memberikan informasi mengenai kekayaan
yang dimiliki oleh daerah, tidak dapat memberikan laporan neraca.
b. Sistem yang lama tidak mampu memberikan informasi mengenai laporan
aliran kas sehingga manajemen atau publik tidak dapat mengetahui faktor
apa saja yang menyebabkan adanya kenaikan atau penurunan kas daerah.
c. Sitem yang lama (MAKUDA) ini juga tidak dapat membantu daerah untuk
menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD berbasis kinerja
sesuai ketentuan PP105/2000 yaitu :
1) Pasal 5 yang mewajibkan daerah membuat laporan pertanggungjawaban
berbasis kinerja.
2) Pasal 8 yang menyatakan bahwa APBD disusun dengan pendekatan
kinerja, yaitu suatu sistem anggaran yang mengutamakan upaya
pencapaian hasil kerja (output). PP no. 108/2000
4. Perbedaan prinsip sistem lama dengan sistem yang baru
Adapun perbedaan yang mendasar antara lain :
Istem Lama MAKUDA (1981) Sistem yang Baru (PP. 105/2000)
 Sistem pencatatan single entry  Sistem pencatatan double entry
 Dual budget (rutin dan  Unified budget (anggaran terpadu)
pembengunan), dokumen anggaran tidak mengenal lagi rutin da
DIKDA dan Dipda pembangunan (DIKDA dan DIPDA)
 Incremental budget, didasarkan pada  Performence budget (berbasis
jenis belanja dan lebih input oriented. kinerja), dan lebih output oriented.
 Laporan yang dihaslkan berupa  Laporan yang dihaslkan berupa
laporan pehitungan anggaran dan nota laporan pehitungan anggaran dan nota
perhitungan. perhitungan, neraca daerah dan arus
kas.
 Pengakuan belanja dan pendapatan  Pengakuan belanja dan pendapatan
berdasarkan kas basis, artinya belanja daerah pada dasarnya sama yaitu kas
dan pendapatan daerah diakui pada basis, tetapi untuk kepentinga
saat kas dikeluarkan dan diterima di penyusunan neraca digunakan
kas daerah. Pengeluaran belanja modified accrual basis. Artinya belanja
modal hanya dilaporkan dalam laporan modal atau investasi dicatat sebagai
realisasi anggaran, tidak dicatat asset di neraca daerah melalui jurnal
sebagai asset tetap. korolari :
Debet : aset tetap
Kredit : ekuitas dana
Sedangkan pengeluaran kasnya
dijurnal dalam laporan realisasi
anggaran:
Debit : belanja modal
Kredit : kas daerah
 Anggaran berimbang dan dinamis ,  Surplus/(defisit) anggaran, dengan
dengan Anggaran Pendapatan Daerah struktur anggaran :
sama dengan Belanja Daerah, tidak Pendapatan daerah : xxx
mengenal defisit atau surplus Belanja Daerah : xxx
anggaran. Pinjaman yang diperoleh Surplus/(defisit) : (xxx)
oleh daerah dicatat sebagai Pembiayaan : xxx
penerimaan daerah, yang seharusnya Pembiayaan digunakan untkmenutp
merupakan sumber pembiayaan yang defisit anggaran, seperti sumber dana
digunakan untuk menutup defisit dari pinjaman dan penjualan aset
anggaran
daerah/kekayaan daerah yang
dipisahkan.

C. Siklus Akuntans Instansi Pemerintah


1. Persamaan akuntansi keuangan instansi pemerintah
Diawal tahun anggaran, pemerintah biasanya sudah dapat memiliki aset
dan kewajiban / utang. Jika harta yang dimiliki pemerintah dikurangi dengan
utang pemerintah, maka hasilnya berupa besarnya kekayaan bersih pemerintah
(ekuitas dana).
Terdapat hubungan antara besarnya aset, kewajiban, serta ekuitas dana.
Contoh ilustrasi sederhana, misalkan Pemda ABC pada tanggal 1 Januari 2017
memiliki aset Rp250.000.000.000 dan memiliki kewajiban sebesar
Rp1.000.000.000, maka besarnya ekuitas dana adalah Rp249.000.000.000.
aset, kewajiban dan ekuitas dana dapat disajikan sebagai berikut :
(dalam jutaan rupiah)
Aset = Kewajiban + Ekuitas Dana
250.000 = 1.000 + 249.000
Jika pemda melakukan kegiatan yang mengakibatkan keluar sumber daya
(misalnya uang) dari kas daerah seperti untuk membayar gaji pegawai negeri,
membeli barang dan jasa dsb. Pengeluaran ini tidak akan diterima kembali dan
pengeluaran yang tidak diharapkan untuk dapat diterima kembali dimasa yang
akan datang disebut belanja.
Misalkan dalan tahun anggaran telah terjadi pengeluaran uang drai kas
daerah untuk belanja barang habis pakai sebesar Rp300.000.000 maka
pengaruh dari transaksi ini adalah (1) aset daerah berkurang Rp300.000.000
dan (2) ekuitas dana berkurang, tapi pengurangan ekuitas dana ini akan dicatat
sebagai belanja. Karena belanja bersifat mengurangi ekuitas dana, maka
belanja ini dicatat di sisi kiri (yg berbeda dr ekuitas dana). Dapat dicatat dalam
persamaan sebagai berikut :
(dalam jutaan rupiah)
Aset + Belanja = Kewajiban + Ekuitas Dana
250.000 + - = 1.000 + 249.000
(300) + 300 = - + -
249.700 + 300 = 1.000 + 249.000
Pemda juga dapat menerima pendapatan, misalkan dalam tahun anggaran
2017 Pemda menerima pendapatan pajak daerah sebesar Rp450.000.00.
pengaruh dari transaksi ini adalah (1) kas darah bertambah (2) ekuitas dana
(kekayaan) bertambah. Penambahan kekayaan ini adalah pendapatn. Karena
penambahan ini bersifat menambah ekuitas dana, maka dalam persamaan
akuntansi , pendapatan diletakkan di sisi kanan.
Persamaan Akuntansi akan tampak sebagai berikut :
(dalam jutaan rupiah)
Ekuitas
Keterangan Aset + Belajna = Kewajiban + Pendapatan
Dana
Saldo awal 250.000 + - = 1.000 + 249.000 -
Pengeluaran (3 00) 300 = - - -
Belanja
Saldo 249.700 + 300 = 1.000 + 249.000 -
Penerimaan 450 - = - + - 450
Pendapatan 250.150 + 300 + 1.000 + 299.000 450

Anda mungkin juga menyukai