100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
2K tayangan6 halaman
Sistem akuntansi keuangan daerah telah mengalami perubahan dari sistem manual (MAKUDA) menjadi sistem baru berdasarkan PP 105/2000. Perubahan ini dilakukan karena sistem lama tidak mampu menyediakan laporan keuangan sesuai standar dan kebutuhan pengambilan keputusan. Sistem baru menggunakan pencatatan double entry, anggaran terpadu, dan pendekatan kinerja untuk menyediakan laporan yang lebih baik.
Sistem akuntansi keuangan daerah telah mengalami perubahan dari sistem manual (MAKUDA) menjadi sistem baru berdasarkan PP 105/2000. Perubahan ini dilakukan karena sistem lama tidak mampu menyediakan laporan keuangan sesuai standar dan kebutuhan pengambilan keputusan. Sistem baru menggunakan pencatatan double entry, anggaran terpadu, dan pendekatan kinerja untuk menyediakan laporan yang lebih baik.
Sistem akuntansi keuangan daerah telah mengalami perubahan dari sistem manual (MAKUDA) menjadi sistem baru berdasarkan PP 105/2000. Perubahan ini dilakukan karena sistem lama tidak mampu menyediakan laporan keuangan sesuai standar dan kebutuhan pengambilan keputusan. Sistem baru menggunakan pencatatan double entry, anggaran terpadu, dan pendekatan kinerja untuk menyediakan laporan yang lebih baik.
A. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah 1. Teknik Pencatatan Akuntanasi Keuangan Daerah Rangkaian perhitungan anggaran dan pendapatan (belanja)pemerintah yang meliputi : penyusunan, pengesahan, pelaksanaan dan pengawasa (evaluasi) pendayagunaan keuangan. Menurut Mardiasmo (2016:150) teknik- teknik keuangan daerah terdiri atas : a. Akuntansi Anggaran Yaitu menyajikan jumlah yang dianggarkan dengan jumlah aktual secara berpasangan (double entry). Akuntansi anggaran merupakan praktik akuntansi yang banyak digunakan sektor publik, khususnya encatat dan menyajikan akun operasi dalam format yang sama dan sejajar dengan anggarannya. Tujuan utama sistem ini adalah untuk menekankan anggaran dalam siklus perencanaan, pengendalian, dan akuntabilitas. Alasan yang melatarbelakangi teknik akuntansi anggaran adalah bahwa anggaran, dan realisasi harus selalu dibandingkan sehingga dapat dilakukan tindak koreksi apabila terdapat selisih. b. Akuntansi Komitmen Adalah teknik pencatatan akuntansi yang mengakui transaksi dan mencatatnya pada saat order dikeluarkan. Akuntansi komitmen dapat digunakan bersama-sama dengan akuntnsi kas atas akuntansi akrual. Akuntansi komitmen terkadang hanya menjadi subsistem dari akuntansi utama yang dipakai rganisasi. Tujuan utama akuntansi komitmen adalah untuk pengendalian anggaran. Agar manajer dapat mengendlikan anggaran, manajer perlu mengetahui seberapa besar anggaran yangtelah dilaksanakan atau digunakan jika dihitung berdasarkan order yang dikeluarkan. c. Akuntansi Dana Terdapat dua jenis dana yang digunakan dalam organisasi sektor publik, yaitu : 1) Dana yang dapat dibelanjakan (expendable fund) 2) Dana yang tidak dapat dibelanjakan (nonexpendable fund) Adapun kegunaan untuk dana yang tidak dapat dibelanjakan, antara lain: a) Digunakan untuk mencatat nilai aktiva, utang, perubahan aktiva bersih, dan saldo dana yang dapat dibelanjakan untuk kegiatan yang tidak bertujuan mencari laba. Jenis akuntansi dana ini digunakan pada organisasi pemerintahan (governmental funds). b) Digunakan untk mencatat pendapatan, biaya, aktiva, utang dan modal untuk kegiatan yang sifatnya mencari laba. Jenis dana ini digunakan pada organisasi bisnis (proprietary funds). d. Akuntansi Kas Yaitu pendapatan dicatat pada saat kas diterima dan pengeluaran dicatat ketika kas dikeluarkan. Kelebihan Cash Basis adalah mencerminkan pengeluaran yang aktual, rill dan objektif. e. Akuntansi Akrual Dianggap lebih baik dari akuntansi kas. Teknik akuntansi berbasis akrual diyakini dapat menghasilkan laporan yang kebih dapat dipercaya, lebih akurat, komprehensif dan relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi sosial dan politik. 2. Sistem Pencatatn Akuntansi Keuangan Daerah Sistem pencatatn akuntansi keuangan daerah dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : a. Pencatatan single entry Disebut juga dengan sistem tata buku tunggal dalam sistem ini pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan mencatatnya satu kali. Transaski yang berakibat bertambahnya kas akan dicatat pada sisi penerimaan dan transaksi yang berakibat pada berkurangnya kas akan dicatat pada sisi pengeluaran. Kelebihannya yaitu sederhana dan mudah dipahami. Kelemahannya adalah kurang bagus untuk pelaporan (kurang memudahkan penyusunan laporan keuangan), sulit untuk menemukan kesalahan pembukuan yang terjadi, dan sulit di kontrol. b. Pencatatan double entry Disebut juga sistem tata buku berpasangandan merupakan cikal bakal ilmu akuntansi yang dictuskan luca pacioli dalam artikelnya yang berjudul “Summa Arithmatica Geometri Propertiontent Proportionalita”. Menurut sistem ini pada dasarnya suatu transaksi ekonomi akan dicatat sebanyak dua kali sehingga membentuk suatu perkiraan dalam dua sisi berlawanan, yaitu sisi debet dan kredit secara berpasangan. Dalam melakukan pencatatan, setiap pencatatn harus menjaga keseimbangan persamaan dasar akuntansi sebagai berikut :
AKTIVA + BELANJA = UTANG + EKUITAS DANA + PENDAPATAN
Suatu transaksi yang berakibat bertambahnya aktiva akan dicatat pada sisi debet sedangkan yang berakibat berkurangnya aktiva akan dicatat di sisi kredit. yang sebaliknya dilakukan untuk utang, ekuitas dana pendapatan. Jumlah sisi debit harus sama dengan jumlah sisi kredit. c. Pencatatn triple entry Adalah pelaksanaan pencatatan dengan menggunakan sistem pencatatan double entry, ditabah dengan pencatatan pada buku anggaran. Oleh karena itu, sementara sistem pencatatan double entry dilaksanakan, subbagian pembukuan (bagian keuangan) pemerintah daerah juga mencatat transaksi tersebut pada buku anggran sehingga pencatatan tersebut akan berefek pada sisi anggaran. B. Pembaharuan dalam Sistem Akuntansi Keuangan Daerah 1. Latar belakang pembaharuan sistem akuntansi keuangan daerah Sistem Manual Administrasi Keuangan Daerah (MAKUDA) yang digunakan sejak tahun 1981 sudah tidak dapat lagi mendukung pemda untuk menghaslkan laporan keuangan dalam bentuk neraca dan laporan arus kas sesuai PP 105/2000 pasal 38. Pembaharuan dalam manajemen keuangan daerah yang telah direspons oleh pemerintah pusat dan ikatan akuntansi indonesia (IAI) sebagai asosiasi profesi, dibentuklah “Komite Standar Akuntnasi Pemerintah Pusat dan Daerah” dengan SK Mentri Keuangan No: 308/KMK.012/2002 tanggal 13 Juni 2002. Komite ini bertugas untuk merumuskan dan mengembangkan konsep standar Akuntansi Pemerintah Pusar dan Daerah, yang keanggotaannya terdiri atas kalangan birokrasi (Departemen Keuangan, Dep. Dalam Negeri dan BPKP), IAI dan kalangan akademis. Sebelumnya pada tanggal 5 juni 2001 pemerintahpusat telah merespons adanya pembentukan tim pokja dengan keanggotaannya terdiri dari Depkeu, Depdagri dan PKP. Tim Pokja ini menghasilkan satu draft dan pedoman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) yang telah di launching pada bulan agustus 2001. Pada tahun berikutnya Medagri mengeluarkan SK Kepmendagri no. 29 tahun 2002 tanggal 10 Juni 2001 tentang Pedoman Pengurusa, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapaan dan Belanja Daerah , Pelaksanaan Tata Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. 2. Persyaratan sistem akuntasi lembaga pemerintah Persyaratan dari sistem akuntansi pemerintah (menurut United Nations/PBB dalam bukunya A Manual for Government Accounting, dikutip dari Buku Akuntansi Pemerintahan yang disusun oleh Sonny Loho dan Sugiyanto), antara lain : a. Sistem akuntansi pemerintah harus dirancang sesuai dengan konstistusi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada suatu negara. b. Sistem akuntansi pemerintah harus dapat menyediakan informasi yang akuntabel dan auditabel (artinya dapat dipertanggungjawabkan dan di audit). c. Sistem akuntansi pemerintah harus mampu menyediakan informasi keuangan yang diperlukan untuk penyusunan rencana /program dan evaluasi pelaksanaan secara fisik dan keuangan. 3. Hal-hal yang mengakibatkan sistem akuntansi lama tidak layak dipakai Sistem MAKUDA memliki ciri-ciri antara lain single entry (pembukuan tunggal), incremental budgeting (penganggaran secara tradisional yakni rutin dan bertujuan untuk pembangunan), dan pendekatan anggaran berimbang dinamis sudah tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan daerah, karena beberapa hal, sebagai berikut : a. Sistem yang lama tidak mampu memberikan informasi mengenai kekayaan yang dimiliki oleh daerah, tidak dapat memberikan laporan neraca. b. Sistem yang lama tidak mampu memberikan informasi mengenai laporan aliran kas sehingga manajemen atau publik tidak dapat mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan adanya kenaikan atau penurunan kas daerah. c. Sitem yang lama (MAKUDA) ini juga tidak dapat membantu daerah untuk menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD berbasis kinerja sesuai ketentuan PP105/2000 yaitu : 1) Pasal 5 yang mewajibkan daerah membuat laporan pertanggungjawaban berbasis kinerja. 2) Pasal 8 yang menyatakan bahwa APBD disusun dengan pendekatan kinerja, yaitu suatu sistem anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja (output). PP no. 108/2000 4. Perbedaan prinsip sistem lama dengan sistem yang baru Adapun perbedaan yang mendasar antara lain : Istem Lama MAKUDA (1981) Sistem yang Baru (PP. 105/2000) Sistem pencatatan single entry Sistem pencatatan double entry Dual budget (rutin dan Unified budget (anggaran terpadu) pembengunan), dokumen anggaran tidak mengenal lagi rutin da DIKDA dan Dipda pembangunan (DIKDA dan DIPDA) Incremental budget, didasarkan pada Performence budget (berbasis jenis belanja dan lebih input oriented. kinerja), dan lebih output oriented. Laporan yang dihaslkan berupa Laporan yang dihaslkan berupa laporan pehitungan anggaran dan nota laporan pehitungan anggaran dan nota perhitungan. perhitungan, neraca daerah dan arus kas. Pengakuan belanja dan pendapatan Pengakuan belanja dan pendapatan berdasarkan kas basis, artinya belanja daerah pada dasarnya sama yaitu kas dan pendapatan daerah diakui pada basis, tetapi untuk kepentinga saat kas dikeluarkan dan diterima di penyusunan neraca digunakan kas daerah. Pengeluaran belanja modified accrual basis. Artinya belanja modal hanya dilaporkan dalam laporan modal atau investasi dicatat sebagai realisasi anggaran, tidak dicatat asset di neraca daerah melalui jurnal sebagai asset tetap. korolari : Debet : aset tetap Kredit : ekuitas dana Sedangkan pengeluaran kasnya dijurnal dalam laporan realisasi anggaran: Debit : belanja modal Kredit : kas daerah Anggaran berimbang dan dinamis , Surplus/(defisit) anggaran, dengan dengan Anggaran Pendapatan Daerah struktur anggaran : sama dengan Belanja Daerah, tidak Pendapatan daerah : xxx mengenal defisit atau surplus Belanja Daerah : xxx anggaran. Pinjaman yang diperoleh Surplus/(defisit) : (xxx) oleh daerah dicatat sebagai Pembiayaan : xxx penerimaan daerah, yang seharusnya Pembiayaan digunakan untkmenutp merupakan sumber pembiayaan yang defisit anggaran, seperti sumber dana digunakan untuk menutup defisit dari pinjaman dan penjualan aset anggaran daerah/kekayaan daerah yang dipisahkan.
C. Siklus Akuntans Instansi Pemerintah
1. Persamaan akuntansi keuangan instansi pemerintah Diawal tahun anggaran, pemerintah biasanya sudah dapat memiliki aset dan kewajiban / utang. Jika harta yang dimiliki pemerintah dikurangi dengan utang pemerintah, maka hasilnya berupa besarnya kekayaan bersih pemerintah (ekuitas dana). Terdapat hubungan antara besarnya aset, kewajiban, serta ekuitas dana. Contoh ilustrasi sederhana, misalkan Pemda ABC pada tanggal 1 Januari 2017 memiliki aset Rp250.000.000.000 dan memiliki kewajiban sebesar Rp1.000.000.000, maka besarnya ekuitas dana adalah Rp249.000.000.000. aset, kewajiban dan ekuitas dana dapat disajikan sebagai berikut : (dalam jutaan rupiah) Aset = Kewajiban + Ekuitas Dana 250.000 = 1.000 + 249.000 Jika pemda melakukan kegiatan yang mengakibatkan keluar sumber daya (misalnya uang) dari kas daerah seperti untuk membayar gaji pegawai negeri, membeli barang dan jasa dsb. Pengeluaran ini tidak akan diterima kembali dan pengeluaran yang tidak diharapkan untuk dapat diterima kembali dimasa yang akan datang disebut belanja. Misalkan dalan tahun anggaran telah terjadi pengeluaran uang drai kas daerah untuk belanja barang habis pakai sebesar Rp300.000.000 maka pengaruh dari transaksi ini adalah (1) aset daerah berkurang Rp300.000.000 dan (2) ekuitas dana berkurang, tapi pengurangan ekuitas dana ini akan dicatat sebagai belanja. Karena belanja bersifat mengurangi ekuitas dana, maka belanja ini dicatat di sisi kiri (yg berbeda dr ekuitas dana). Dapat dicatat dalam persamaan sebagai berikut : (dalam jutaan rupiah) Aset + Belanja = Kewajiban + Ekuitas Dana 250.000 + - = 1.000 + 249.000 (300) + 300 = - + - 249.700 + 300 = 1.000 + 249.000 Pemda juga dapat menerima pendapatan, misalkan dalam tahun anggaran 2017 Pemda menerima pendapatan pajak daerah sebesar Rp450.000.00. pengaruh dari transaksi ini adalah (1) kas darah bertambah (2) ekuitas dana (kekayaan) bertambah. Penambahan kekayaan ini adalah pendapatn. Karena penambahan ini bersifat menambah ekuitas dana, maka dalam persamaan akuntansi , pendapatan diletakkan di sisi kanan. Persamaan Akuntansi akan tampak sebagai berikut : (dalam jutaan rupiah) Ekuitas Keterangan Aset + Belajna = Kewajiban + Pendapatan Dana Saldo awal 250.000 + - = 1.000 + 249.000 - Pengeluaran (3 00) 300 = - - - Belanja Saldo 249.700 + 300 = 1.000 + 249.000 - Penerimaan 450 - = - + - 450 Pendapatan 250.150 + 300 + 1.000 + 299.000 450