Anda di halaman 1dari 44

FAHRIKA ARSY UTAMI

&
SHANTY ZELITA HAMID
SIREGAR

AKUNTANSI
KEUANGAN
DAERAH

PENGERTIAN
Proses

pengidentifikasian,

pengukuran,

pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi


(keuangan) dari entitas pemerintah daerah
(kabupaten, kota, atau provinsi) yang dijadikan
sebagai informasi dalam rangka pengambilan
keputusan ekonomi oleh pihak-pihak eksternal
entitas pemerintah daerah (kabupaten, kota,
atau provinsi) yang memerlukan.

SISTEM PENCATATAN
Pada

organisasi

laporan

pemerintah

keuangan

yang

daerah,

dikehendaki

diatur oleh Peraturan Pemerintah Nomor


105 Tahun 2000 serta Pasal 81 Ayat (1)
Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 dan
Lampiran

XXIX

Butir

(11),

laporan

keuangan tersebut yaitu:


1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Laporan Neraca
3. Laporan Arus Kas
4. Catatan atas Laporan Keuangan

Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010

Peraturan
laporan

tersebut
keuangan

pemerintah

daerah

anggaran 2014 yaitu:

menjelaskan
yang

harus

tentang

SAP,

disajikan

oleh

selambat-lambatnya

tahun

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71


Tahun 2010, pelaporan keuangan pemerintah
terdiri atas pelaporan finansial dan pelaporan
pelaksanaan anggaran. Diantara kedua pelaporan
tadi tidak memiliki keterkaitan, sehingga hal ini
mengisyaratkan

bahwa

kedua

pelaporan

tersebut harus dicatat secara terpisah.

SINGLE ENTRY
Sistem ini sering disebut juga sistem
tata buku tunggal atau tata buku saja.
Dalam sistem ini, pencatatan transaksi
ekonomi

dilakukan

dengan

mencatatnya satu kali.


Transaksi yang berakibat bertambahnya
kas akan dicatat pada sisi penerimaan
dan

transaksi

yang

berakibat

berkurangnya kas akan dicatat pada sisi


pengeluaran.

Sederhana
Mudah dipahami

Kurang
baik
untuk
pelaporan
(kurang
memudahkan
penyusunan laporan)
Sulit
untuk
menemukan
kesalahan pembukuan
yang terjadi
Sulit dikontrol

DOUBLE ENTRY
Sistem ini sering disebut juga dengan
sistem tata buku berpasangan.
Menurut

sistem

ini,

pada

dasarnya

suatu transaksi ekonomi akan dicatat


dua kali (double = berpasangan atau
ganda, entry = pencatatan).
Pencatatan dengan sistem ini disebut
dengan

istilah

menjurnal,

dalam

pencatatan tersebut ada sisi debit dan


kredit.

Dalam melakukan pencatatan tersebut,


setiap pencatatan tersebut harus menjaga
keseimbangan persamaan dasar akuntansi.
Persamaan dasar akuntansi merupakan
alat bantu untuk memahami sistem
pencatatan ini.

ASET

BEBAN

UTAN
G

EKUITA
S

PENDAPATA
N

TRIPLE ENTRY
Sistem

ini

pencatatan
sistem

adalah
dengan

pencatatan

pelaksanaan
menggunakan
double

entry,

ditambah dengan pencatatan pada


buku

anggaran.

sistem

Jadi,

pencatatan

sementara

double

entry

dijalankan, PPK SKPD maupun pada


bagian keuangan atau akuntansi pada
satuan

kerja

pengelola

kekayaan

daerah

juga

mencatat

transaksi

tersebut

pada

buku

anggaran,

sehingga pencatatan tersebut akan

DASAR AKUNTANSI
Definisi pengakuan dalam akuntansi menurut SAP adalah...

Proses penetapan terpenuhinya kriteria pencatatan suatu


kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga
akan menjadi bagian yang melengkapi unsur aset, kewajiban,
ekuitas, pendapatan-LRA, belanja, pembiayaan, pendapatanLO, dan beban, sebagaimana akan termuat dalam laporan
keuangan entitas pelaporan yang bersangkutan .

Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau


peristiwa untuk diakui, yaitu:
1. Terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang
berkaitan dengan kejadian atau peristiwa tersebut akan
mengalir keluar atau masuk ke dalam entitas pelaporan yang
bersangkutan.
2. Kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau beban
yang dapat diukur atau dapat diestimasi dengan andal.

Basis
Kas

Basis Kas
Modifikasian

Basis
Akrual
Modifikasia
n

Basis
Akrual

Basis kas adalah basis akuntansi yang


paling
sederhana,
transaksi
diakui/dicatat apabila menimbulkan
perubahan atau berakibat pada kas.
Apabila
suatu
transaksi
tidak
berpengaruh pada kas, maka transaksi
tersebut tidak akan dicatat. Padahal,
suatu transaksi ekonomi tidak selalu
berpengaruh pada kas saja, bahkan
tidak berpengaruh pada kas sama

Basis akrual mampu menghasilkan informasi dalam penyusunan

laporan keuangan di atas, di samping itu basis ini juga memenuhi


tujuan pelaporan yang tidak dapat dipenuhi basis kas. Tujuan
tersebut adalah tujuan manajerial dan pengawasan.
Basis akrual adalah basis yang ditetapkan oleh Standar Akuntansi

Pemerintahan, namun karena basis yang digunakan selama


bertahun-tahun di era pra-reformasi adalah basis kas, maka
penerapan

basis

akrual

secara

langsung

adalah

kurang

realistis. Solusi terhadap masalah ini terdapat pada Peraturan


Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

Basis Kas

Basis Akrual

Menetapkan
bahwa
pengakuan pencatatan
transaksi ekonomi hanya
dilakukan
apabila
transaksi
tersebut
menimbulkan perubahan
pada kas.

Dasar akuntansi yang


mengakui transaksi dan
peristiwa lainnya pada
saat
transaksi
dan
peristiwa
itu
terjadi
(bukan hanya pada saat
kas atau setara kas
diterima atau dibayar).

Basis Kas
Modifikasian

Basis Akrual
Modifikasian

Basis kas modifikasian merupakan


kombinasi dasar kas dengan dasar

Mencatat

transaksi

dengan

menggunakan basis kas untuk

akrual.
Transaksi

penerimaan/pengeluaran

transaksi-transaksi

kas dibukukan (dicatat atau dijurnal)

dan

pada

akrual untuk sebagian besar

saat

dibayar,
dilakukan

uang
pada

diterima
akhir

atau

periode

penyesuaian

untuk

mengakui transaksi dalam periode


berjalan

meskipun

belum terealisasi.

transaksi

tadi

menggunakan

tertentu

transaksi,

basis

pembatasannya

dilandasi oleh pertimbangan


kepraktisan.

SIKLUS AKUNTANSI

INPUT

PROSES

OUTPUT

Pasal 1 Ayat (11)


Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010
Sistem Akuntansi Pemerintahan adalah
rangkaian sistematik dari prosedur,
penyelenggara, peralatan, dan elemen
lain
untuk
mewujudkan
fungsi
akuntansi sejak analisis transaksi
sampai dengan pelaporan keuangan di
lingkungan organisasi pemerintahan.

Tahap-Tahap dalam Sistem Akuntansi


1.

Mendokumentasikan transaksi keuangan dalam bukti dan melakukan


analisis transaksi keuangan tersebut.

2.

Mencatat transaksi keuangan dalam buku jurnal (menjurnal).

3.

Meringkas dalam buku besar (posting).

4.

Menentukan saldo-saldo buku besar di akhir periode dan menuangkannya


dalam neraca saldo.

5.

Menyesuaikan buku besar berdasar informasi yang paling up-to-date.

6.

Menentukan

saldo-saldo

buku

besar

setelah

penyesuaian

dan

menuangkannya dalam neraca saldo setelah penyesuaian (NSSP).


7.

Menyusun laporan keuangan berdasarkan NSSP.

8.

Menutup buku besar.

9.

Menentukan saldo-saldo buku besar dan menuangkannya dalam neraca


saldo setelah tutup buku.

ANALISIS TRANSAKSI
ASET

ASET

ASET

ASET

PASIVA

UTANG

EKUITAS

UTANG

EKUITAS

PENDAPATAN
- LO

BEBAN

UTANG

EKUITAS

BEBAN

PENDAPATAN
- LO

ASET
Sumber-sumber
ekonomi
yang
dikuasai oleh suatu entitas dan masih
memberikan manfaat di masa yang
akan datang.
UTANG
Pengorbanan-Pengorbanan
ekonomi
untuk menyerahkan aset/jasa kepada
entitas lain di masa yang akan datang.
EKUITAS

Hak residu atas aset setelah dikurangi


dengan utang.

PENDAPATAN-LO
Semua penerimaan daerah dalam periode
tahun
anggaran
bersangkutan
yang
memengaruhi kekayaan daerah.

BEBAN
Kewajiban
pemerintah
yang
diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.

BELANJA
Semua pengeluaran pemerintah daerah pada suatu
periode anggaran yang mengurangi saldo anggaran
lebih dalam periode anggaran bersangkutan yang
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh

CONTOH JURNAL UMUM

CONTOH JURNAL PENERIMAAN KAS

CONTOH JURNAL PENGELUARAN KAS

FORMAT BUKU BESAR

FORMAT BUKU BESAR BENTUK T

FORMAT BUKU BESAR PEMBANTU

BENTUK NERACA SALDO

JURNAL PENYESUAIAN
Tahap kelima dari siklus akuntansi di atas adalah penyusunan jurnal
penyesuaian.

Jurnal

penyesuaian

perlu

dibuat

karena

dalam

akuntansi dikenal prosedur penyesuaian. Prosedur penyesuaian perlu


dilakukan karena akuntansi didasari asumsi dasar bahwa suatu umur
entitas ekonomi dapat dipenggal-penggal menjadi periode-periode
yang sifatnya buatan. Asumsi ini disebut asumsi periodisasi yang
mengharuskan kita untuk membuat jurnal penyesuaian. Penyesuaian
terakhir yang wajib dilakukan oleh entitas pemerintah daerah adalah
penyesuaian pada akhir tahun anggaran.

Prinsip Pengakuan
Pendapatan

Prinsip Penandingan

Pengidentidikasian
Pendapatan
diakui
pendapatan
dalam
pada
periode
suatu
periode
diperolehnya
dengan beban yang
pendapatan
berkaitan
dengan
tersebut.
pendapatan
tersebut.

NERACA SALDO SETELAH


PENYESUAIAN
Neraca saldo yang disusun setelah
pembuatan jurnal-jurnal penyesuaian.

LAPORAN KEUANGAN
Laporan Realisasi Anggaran
Laporan yang menyajikan informasi
realisasi pendapatan, belanja, transfer,
surplus/defisit, dan pembiayaan, sisa
lebih/kurang pembiayaan anggaran yang
masing-masing diperbandingkan dengan
anggarannya dalam satu periode.

LAPORAN KEUANGAN
Laporan Perubahan Saldo Anggaran
Lebih
Laporan yang menyajikan informasi
kenaikan dan penurunan SAL tahun
pelaporan yang terdiri dari SAL awal,
SiLPA, atau SiKPA, koreksi dan SAL akhir.

LAPORAN KEUANGAN
Neraca
Laporan keuangan yang menyajikan
posisi keuangan daerah pada suatu saat
tertentu, biasanya pada akhir tahun
anggaran.

LAPORAN KEUANGAN
Laporan Operasional
Laporan yang menyajikan informasi mengenai
seluruh kegiatan operasional keuangan entitas
pelaporan yang tercermin dalam pendapatanLO, beban dan surplus/defisit operasional dari
suatu entitas pelaporan yang penyajiannya
disandingkan dengan periode sebelumnya.

LAPORAN KEUANGAN
Laporan Perubahan Ekuitas
Menyajikan
informasi
mengenai
perubahan
surplus
dan
defisit
operasional pemerintah daerah akibat
berbagai transaksi yang terjadi dalam
suatu periode.

LAPORAN KEUANGAN
Laporan Arus Kas
Menyajikan
informasi
tentang
kemampuan dalam memperoleh kas
dan menilai penggunaan kas untuk
kebutuhan daerah dalam satu periode
akuntansi.

LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan tambahan dan informasi yang
ditambahkan
ke
akhir
laporan
keuangan
untuk
memberikan
tambahan informasi kepada pembaca
dengan informasi lebih lanjut.

JURNAL PENUTUP
Proses penutupan transaksi temporer meliputi tiga
tahap. Tahap satu menutup rekening pendapatan
ke

transaksi

ikhtiar

surplus

defisit-LO

atau

surplus/defisit-LO. Tahap dua menutup rekening


beban ke rekening ikhtisar surplus defisit-LO atau
surplus/defisit-LO. Tahap tiga menutup rekening
ikhtisar surplus defisit-LO ke rekening ekuitas.

NERACA SALDO SETELAH TUTUP BUKU


Seperti halnya neraca saldo yang lain, neraca saldo setelah
tutup buku juga berisi ringkasan saldo rekening-rekening.
Hanya saja, saldo tersebut adalah setelah pembuatan jurnal
penutup.

Karena

mentransfer

saldo

proses

penutupan

transaksi-transaksi

rekening

temporer

pendapatan

dan

beban ke rekening ekuitas, maka dalam neraca saldo setelah


tutup buku tidak akan dijumpai rekening-rekening temporer
tersebut. Kalaupun ada, saldonya akan bernilai nol.

Anda mungkin juga menyukai