Anda di halaman 1dari 5

KONSEP DAN SIKLUS AKUNTANSI PEMERINTAH

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, peserta memahami konsep dan siklus akuntansi, meliputi konsep
persamaan akuntansi, pencatatan transaksi-transaksi keuangan dengan jurnal, posting ke buku
besar, membuat neraca saldo, hingga menyusun laporan keuangan.
KONSEP AKUNTANSI
Akuntansi didefinisikan sebagai sebuah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran,
pengklasifikasian, pengikhtisaran atas semua transaksi dan aktivitas keuangan, penyajian
laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya. Definisi tersebut diambil dari Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah yang merupakan
acuan dasar dalam pelaksanaan akuntansi di setiap instansi pemerintahan di Indonesia, termasuk
di Pemerintah Daerah dan satuan kerja di dalamnya.
Proses akuntansi ini akan mengolah semua transaksi dan aktivitas keuangan yang ada di setiap
entitas Pemerintah Daerah. Proses tersebut kemudian menghasilkan informasi dalam bentuk
laporan keuangan yang akan digunakan dalam proses evaluasi dan pengambilan keputusan
manajerial yang kemudian akan mempengaruhi pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah pada
periode berikutnya. Jadi, input dari proses akuntansi adalah transaksi dan ouputnya berupa
laporan keuangan.
PERSAMAAN AKUNTANSI
Berdasarkan definisi akuntansi di atas, langkah pertama adalah melakukan identifikasi.
Identifikasi dilakukan untuk menganalisis tiap transaksi atau aktivitas keuangan yang ada dengan
menjawab pertanyaan “akun (kode rekening) apakah yang terpengaruh?” dan “bagaimana
pengaruhnya terhadap akun tersebut?”. Untuk mempermudah proses identifikasi transaksi dapat
digunakan alat analisis yang disebut dengan PERSAMAAN AKUNTANSI.
Persamaan akuntansi merupakan gambaran dari posisi keuangan entitas (Neraca) dimana sisi kiri
menggambarkan harta yang dimiliki oleh entitas, sedangkan sisi kanan menggambarkan status
atau darimana harta tersebut berasal.
ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS
Persamaan tersebut, dalam akuntansi pemerintahan berubah menjadi :
ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA

 Aset, dalam bahasa sederhana dalam diartikan, sebagai sumber daya ekonomis yang

dimiliki dan atau dikuasai dan dapat diukur dengan satuan uang. Dalam persamaan
dasar akuntansi tersebut, Aset merupakan wujud kekayaan yang mempunyai nilai uang
yang sama dengan sumber (darimana wujud kekayaan tersebut diperoleh), yaitu
Kewajiban ditambah Ekuitas Dana. Artinya, bertambahnya Aset dapat diperoleh dari
(penambahan) Kewajiban dan/atau (penambahan) Ekuitas Dana. Demikian pula
sebaliknya, berkurangnya Aset dapat digunakan untuk (pengurangan) Kewajiban
dan/atau (pengurangan) Ekuitas Dana.

 Kewajiban, secara sederhana dapat diartikan, sebagai utang kepada pihak ketiga

sebagai akibat transaksi keuangan masa lalu (tahun-tahun anggaran sebelumnya), atau
berupa penerimaan yang perlu dibayar kembali. Dalam persamaan dasar akuntansi,
menunjukkan bahwa bertambahnya Kewajiban dapat menyebabkan bertambahnya
Aset dan/ atau berkurangnya Ekuitas Dana. Demikian pula sebaliknya, berkurangnya
Kewajiban dapat menyebabkan berkurangnya Aset dan/atau bertambahnya Ekuitas
Dana.

 Ekuitas dana, adalah jumlah kekayaan bersih yang merupakan selisih antara jumlah

Aset dengan jumlah Kewajiban. Dalam persamaan dasar akuntansi, menunjukkan


bahwa bertambahnya Ekuitas Dana dapat menyebabkan bertambahnya Aset dan/atau
berkurangnya Kewajiban. Demikian pula sebaliknya, berkurangnya Ekuitas Dana dapat
menyebabkan berkurangnya Aset dan/atau bertambahnya Kewajiban
Di sini terdapat perbedaan yang mendasar antara ekuitas dana dan ekuitas. Di
perusahaan, selisih antara aset dan utang adalah ekuitas yang menunjukkan adanya
kepemilikan antara perusahaan tersebut oleh pemegang sahamnya. Sementara itu, di
organisasi pemerintah ekuitas dana tidak menunjukkan adanya kepemilikan siapa pun
karena memang tidak ada kepemilikan yang bisa diakui.

Persamaan akuntansi ini bukanlah merupakan alat pencatatan transaksi, melainkan hanya sebuah
alat bantu untuk memudahkan identifikasi transaksi. Alat pencatatan transaksi sebenarnya yang
akan digunakan adalah jurnal. Pemahaman akan persamaan akuntansi ini akan memudahkan
dalam menyusun jurnal.
KONSEP HOME OFFICE BRANCH OFFICE (HOBO)
Konsep Home Office (Kantor Pusat) dan Branch Office (Kantor Cabang) atau yang sering
disebut HOBO tidak hanya terdapat di intansi swasta, tetapi juga terdapat di instansi
pemerintahan termasuk Pemerintah Daerah. Struktur akuntansi di pemerintah daerah
menggunakan konsep HOBO dimana PPKD bertindak sebagai kantor pusat dan SKPD bertindak
sebagai kantor cabang. Antara kantor pusat dan kantor cabang akan terdapat banyak transaksi
internal.
Contoh transaksi internal antara PPKD dan SKPD adalah pemberian Uang Persediaan (UP).
Dalam hal ini, PPKD memberikan sejumlah uang kepada bendahara pengeluaran SKPD yang
akan digunakan SKPD untuk memenuhi kebutuhan belanjanya. Dari sisi PPKD, arus kas keluar
tersebut bukan merupakan beban. Begitu pula dari sisi SKPD, arus kas masuk tersebut bukan
SIKLUS AKUNTANSI
Siklus akuntansi merupakan serangkaian tahapan yang harus dilalui untuk merubah input berupa
transaksi sehingga menghasilkan ouput berupa laporan keuangan. Siklus akuntansi secara
sederhana digambarkan oleh bagan berikut.

Siklus akuntansi dimulai dengan pencatatan transaksi atau aktivitas keuangan ke dalam Jurnal.
Transaksi yang telah dicatat dalam Jurnal kemudian diklasifikasikan ke dalam Buku Besar per
akun atau kode rekening. Pada tanggal tertentu (misal akhir periode), saldo dari setiap akun atau
kode rekening dari Buku Besar diikhtisarkan atau dirangkum dalam Neraca Saldo. Neraca Saldo
menjadi dasar penyusunan Laporan Keuangan.
JURNAL
Jurnal merupakan catatan kronologis dan sistematis atas seluruh transaksi keuangan sebuah
entitas. Dalam melakukan pencatatan transaksi ke dalam jurnal digunakan metode double-
entry dimana setiap transaksi akan dicatat di sisi debit dan sisi kredit.
Dalam penulisan jurnal, terdapat beberapa aturan yang telah menjadi kesepakatan bersama dalam
akuntansi, yaitu:
a. Jurnal ditulis secara kronologis berdasarkan tanggal terjadinya transaksi
b. Akun yang berada di sisi debit ditulis terlebih dahulu daripada akun yang berada di sisi kredit
c. Akun yang berada di sisi kredit ditulis menjorok ke kanan
LAPORAN KEUANGAN
Berdasarkan PSAP 1 PP No. 71 tahun 2010, laporan keuangan merupakan laporan yang
terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas.
Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan,
realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas suatu
entitas yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan
mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah
untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk
menunjukkan akuntabilitas entitas atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
LAPORAN REALISASI ANGGARAN (LRA)
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan laporan pelaksanaan anggaran yang
menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode
pelaporan. Informasi yang terdapat dalam LRA berguna bagi para pengguna laporan dalam
mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan
ketaatan entitas terhadap anggaran.
LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional menyajikan informasi keuangan terkait dengan kegiatan operasional
entitas. Pengguna laporan keuangan dapat menggunakan Laporan Operasional untuk
memperoleh informasi:
a. mengenai besarnya beban yang harus ditanggung oleh entitas untuk menjalankan pelayanan;
b. mengenai operasi keuangan secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja
entitas dalam hal efisiensi, efektivitas, dan kehematan perolehan dan penggunaan sumber daya
ekonomi;
c. yang berguna dalam memprediksi pendapatan-LO yang akan diterima untuk mendanai
kegiatan entitas dalam periode mendatang dengan cara menyajikan laporan secara komparatif;
d. mengenai penurunan ekuitas (bila defisit operasional), dan peningkatan ekuitas (bila surplus
operasional).
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera
dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan setidaknya
mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
a. Informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi;
b. Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro;
c. Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan hambatan
yang dihadapi dalam pencapaian target;
d. Informasi tentang dasar penyajian laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang
dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;
e. Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka laporan
keuangan;
f. Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum
disajikan dalam lembar muka laporan keuangan; dan
g. Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam
lembar muka laporan keuangan.
 
 

Anda mungkin juga menyukai