Menurut Muhammad Gade (2002), akuntansi pemerintahan secara umum mempunyai dua
tujuan, yaitu sebagai media akuntabilitas dan menyediakan informasi untuk manajemen.
Sedangkan Bachtiar Arif, Muchlis, dan Iskandar (2002) menyebutkan bahwa akuntansi
pemerintahan mempunyai tiga tujuan, yaitu akuntabilitas, manajerial, dan pengawasan.
Berikut penjelasannya :
1. Akuntabilitas
Fungsi akuntabilitas lebih luas daripada sekedar ketaatan pada peraturan perundangan yang
berlaku, tetapi juga mempertimbangkan penggunaan sumber daya secara bijaksana, efisien,
efektif, dan ekonomis. Tujuan sebagai alat akuntabilitas ditekankan karena setiap pengelola atau
manajemen dapat menyampaikan akuntabilitas keuangan dengan menyampaikan suatu laporan
keuangan.
Keuangan negara yang dikelola oleh pemerintah harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai
perintah konstitusi. Di Indonesia, pelaksanaan fungsi tersebut dicantumkan dalam UUD 1945.
Pasal 23E UUD 1945 mengamanatkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk melaksanakan
pemeriksaan kinerja pengelolaan keuangan negara. Menurut penjelasan pasal 9 huruf g Undang-
undang Nomor 17 tahun 2003, penyusunan dan penyajian laporan keuangan oleh kementrian
atau lembaga adalah dalam rangka akuntabilitas dan keterbukaan dalam pengelolaan keuangan
negara, termasuk prestasi kerja yang dicapai unit yang bersangkutan atas penggunaan anggaran.
2. Manajerial
Akuntansi pemerintahan menyediakan informasi keuangan bagi pemerintah untuk
melakukan fungsi manajerial. Jika ditinjau dari fungsi-fungsi manajemen, yaitu perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengendalian
(controlling). Maka fungsi manajerial akuntansi pemerintahan dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Akuntansi pemerintahan memungkinkan pemerintah melakukan perencanaaan berupa
penyusunan RAPBN dan strategi pembangunan lainnya.
b. Akuntansi pemerintahan sangat berperan dalam proses pelaksanaan APBN karena perannya
mencatat penerimaan dan pengeluaran dalam tahun anggaran yang bersangkutan
c. Akuntansi pemerintahan sangat berperan dalam pengendalian kegiatan pemerintah agar
dalam rangka pencapaian ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan, serta efisiensi dan
efektifitas dari kegiatan tersebut.
3. Pengawasan
Akuntansi pemerintahan yang baik memungkinkan dilakukannya pemeriksaan atas pengurusan
keuangan negara oleh aparat pemeriksaan eksternal, yaitu BPK. Tujuan pemeriksaan ini menurut
UU No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan negara
adalah :
a. Untuk mengidentifikasikan hal-hal yang perlu menjadi perhatian lembaga perwakilan
(DPR)
b. Sedangkan bagi pemerintah, pemeriksaan kinerja dimaksudkan agar kegiatan yang dibiayai
dengan keuangan negara/daerah diselenggarakan secara ekonomis dan efisien, serta memenuhi
sasarannya secara efektif.
STRUKTUR PEMERINTAHAN
Pengertian Sistem Pemerintahan Dalam arti yang luas, pemerintahan adalah perbuatan
memerintah yang dilakukan oleh badan-badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif di suatu
Negara dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara.
Dalam arti yang sempit, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh
badan eksekutif beserta jajarannya dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara
Sistem pemerintahan diartikan sebagai suatu tatanan utuh yang terdiri atas berbagai
komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantungan dan memengaruhi dalam mencapaian
tujuan dan fungsi pemerintahan Kekuasaan dalam suatu negara menurut Montesqiueu (Trias
Politica) : EKSEKUTIF, LEGISLATIF dan YUDIKATIF Sistem pemerintahan negara
menggambarkan adanya lembaga-lembaga negara, hubungan antarlembaga negara, dan
bekerjanya lembaga negara dalam mencapai tujuan pemerintahan negara yang bersangkutan.
Struktur Pemerintahan Republik Indonesia
1. Indonesia ialah negara berdasarkan hukum.
2. Sistem konstitusional.
3. Kekuasaan negara yang tertinggi berada di tangan MPR
4. Presiden ialah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi di bawah MPR.
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
6. Menteri Negara ialah pembantu Presiden. Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada
DPR.
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok
Pemerintahan di Daerah, pemerintah dalam menyelenggarakan pemerintahan di daerah
diwajibkan melaksanakan asas desentralisasi, asas dekonsentrasi, dan asas tugas
pembantitan. Pengertian-pengertian yang diberikan UU No. 5 tahun 1974 sebagai berikut :
1. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah perangkat Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang terdiri dari Presiden beserta pembantu-pembantunya.
2. Desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintahan dari Pemerintah atau Daerah tingkat
atasnya kepada Daerah menjadi urusan rumah tangganya.
3. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban Daerah untuk mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Tugas Pembantuan adalah tugas untuk turut serta dalam melaksanakan urusan
pemerintahan yang ditugaskan kepada Pemerintah Desa oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah
tingkat atasnya dengan kewajiban mempertanggung jawabkan kepada yang menugaskannya.
5. Daerah Otonom, selanjutnya disebut Daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas wilayah tertentu yang berhak, berwenang, dan berkewajiban mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yangberlaku.
6. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah atau Kepala Wilayah atau
Kepala Instansi Vertikal tingkat atasnya kepada Pejabat-Pejabat di daerah.
7. Wilayah Administratip, selanjutnya disebut Wilayah, adalah lingkungan kerja perangkat
Pemerintah yang menyelenggarakan pelaksanaan tugas pemerintahan umum di daerah.
8. Instansi Vertikal adalah perangkat dari Departemen-Departemen atau Lembaga-lembaga
Pemerintah bukan Departemen yang mempunyai lingkungan kerja di Wilayah yang
bersangkutan.
9. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang berwenang mensahkan, membatalkan, dan
menangguhkan Peraturan Daerah atau Keputusan Kepala Daerah, yaitu Menteri Dalam Negeri
bagi Daerah Tingkat I dan Gubemur Kepala Daerah bagi Daerah Tingkat II, sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
10. Urusan pemerintahan umum adalah urusan pemerintahan yangmeliputi bidang-bidang
ketentraman dan ketertiban, politik, koordinasipengawasan dan urusan pemerintahan lainnya
yang tidaktermasuk dalam tugas sesuatu Instansi dan tidak termasuk urusan rumah tangga
Daerah.
11. Polisi Pamong Praja adalah perangkat Wilayah yang bertugas membantu Kepala Wilayah
dalam menyelenggarakan pemerintahan khusunya dalam melaksanakan wewenang, tugas, dan
kewajiban dibidang pemerintahan umum.