Tugas 3
Pendidikan Kewarganegaraan
Indonesia merupakan negara yang besar baik dari segi wilayahnya maupun dari segi
penduduknya. Indonesia merupakan negara kepualaian dengan jumlah lebih dari 17.000 yang
sudah cukup dapat dikatakan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di
dunia. Oleh karena itu, Indonesia mempunyai gagasan tentang otonomi daerah. Bersamaan
dengan bergulirnya era reformasi di Tahun 1998 yang memunculkan tuntutan dari masyarakat
tentang perlunya managemen pemerintahan yang baru. Hal tersebut disebabkan bahwa
pemerintahan yang sentralistik pada kenyataannya masih banyak kekurangan. Tuntutan
tersebut kemudian ditindak lanjuti dengan disahkannya UU No. 22 tahun 1999 Tentang
Pemerintah daerah.
Soal 1 (skor 25)
Dari uraian di atas lakukanlah analisis faktor-faktor yang dapat memperngaruhi keberhasilan
otonomi daerah di Indonesia!
Petunjuk: silahkan baca dan pahami terlebih dahulu tentang otonomi daerah yang ada dalam
BMP MKDU4111)
Jawab: otonomi daerah harus dilaksanakan dengan penuh perhitungan dan dilandasi
dengan prinsip yang jelas. Adapun prinsip otonomi daerah secara garis besar dapat
ditelaah dari beberapa pernyataan berikut ini (Wahidin, 2015: 86). Pelaksanaan otonomi
daerah harus memperhatikan aspek demokratis, keadilan, pemerataan, potensi, dan
keanekaragaman daerah. Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas
nyata dan bertanggung jawab. Pelaksanaan otonomi luas di tingkat kabupaten dan kota,
sedangkan di tingkat provinsi otonomi terbatas. Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai
dengan konstitusi. Pelaksanaan otonomi daerah harus meningkatkan kemandirian daerah.
Pelaksanaan otonomi daerah harus meningkatkan fungsi legislatif dan fungsi anggaran.
Pelaksanaan otonomi daerah harus berdasarkan kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan
efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar susunan pemerintahan di
samping perlu berpegang pada prinsip-prinsip sebagaimana dikemukakan di atas juga harus
taat asas. Asas otonomi daerah tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu asas yang umum
dan asas yang khusus. Asas umum terdiri atas kepastian hukum, tertib penyelenggaraan
negara, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas,
efisiensi, dan efektivitas. Sedangkan asas khusus dapat dibagi lagi menjadi tiga, yaitu asas
desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan. Asas desentralisasi adalah penyerahan
wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Asas dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari
pemerintah kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di daerah/perangkat
lOMoARcPSD|18558485
pemerintah pusat di daerah. Asas tugas perbantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada
daerah dari desa dan dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang
disertai dengan pembiayaan, sarana, dan prasarana serta sumber dayanya dengan
tanggung jawab melaporkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan. Berbagai macam
prinsip dan asas di dalam pelaksanaan otonomi daerah tersebut diterapkan dengan maksud
agar tujuan-tujuan otonomi daerah dapat tercapai. Sebagaimana yang dikemukakan pada
pembahasan di atas, otonomi daerah ini adalah satu kebijakan besar di dalam
pengelolaan pemerintahan yang diharapkan mampu mengantarkan bangsa dan negara
Indonesia pada kondisi masyarakat yang adil dan makmur secara merata. Sebagai
sebuah kebijakan tentu saja ada persoalan yang dihadapi di dalam implementasinya. Namun
demikian, terlepas dari berbagai macam persoalan tersebut, otonomi daerah dapat dianggap
sebagai satu langkah besar bangsa dan negara ini di dalam mengupayakan
kesejahteraan bagi para warganya. Sebaik apapun pelaksanaan otonomi daerah, tidak
akan berjalan dengan baik dan meraih sasaran apabila tidak didasari dengan ‘niatan’
yang baik dari pemerintah daerah untuk menjalankan kebijakan tersebut dengan sebaik-
baiknya. Oleh karena itu, di dalam pelaksanaan otonomi daerah perlu dukungan satu aspek
lagi di dalam pemerintahan, yaitu sebuah tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih atau
disebut dengan a good and clean government. Untuk dapat melaksanakan tugas otonomi
dengan sebaik-baiknya, ada beberapa faktor/ syarat yang perlu mendapat perhatian. Iglesias
menyebutkan faktor-faktor tersebut adalah : a. Resource b. Structure c. Technology d.
Support Ada 4 faktor yang mempengaruhi pelaksanaan otonomi Daerah : 1. Manusia
pelaksananya harus baik adalah faktor yang esensial dalam menyelenggarakan pemerintahan
daerah. Pentingnya faktor ini, karena manusia merupakan subyek dalam setiap aktivitas
pemerintahan. Manusialah yang merupakan pelaku dan penggerak proses mekanisme dalam
sistem pemerintahan. 2. Keuangan harus cukup baik Istilah keuangan disini mengandung arti
setiap hak yang berhubungan dengan masalah uang, antara lain berapa sumber pendapatan,
jumlah uang yang cukup dan pengelolaan keuangan yang sesuai dengan tujuan dan peraturan
yang berlaku. 3. Peralatannya harus cukup dan baik Pengertian peralatan disini adalah setiap
benda atau alat yang dapat dipergunakan untuk memperlancar pekerjaan atau kegiatan
Pemerintah daerah. 4. Organisasinya dan menejemennya harus baik Organisasi yang
dimaksudkan adalah organisasi dalam arti struktur yaitu susunan yang terdiri dari satuan-
satuan organisasi beserta segenap pejabat dan kekuasaan. Faktor Manusia Pelaksana Faktor
manusia pelaksana sesuai dengan ketentuan Pasal 13 ayat (1) Undang-undang No.5 Tahun
1974 yaitu,
lOMoARcPSD|18558485
1. Kepala Daerah
Tugas kepala daerah adalah sangat berat dalam kesatuan republik Indonesia, kepala daerah
disamping merupakan alat daerah juga sebagai alat pemerintah pusat. Tugas sebagai alat
daerah adalah ;
a. Menjalankan hak, wewenang dan kewajiban pimpinan pemetintahan daerah.
b. Mewakili daerahnya didalam dan diluar pengadilan
c. Bersama-sama dengan DPRD membuat anggaran pendapatan dan belanja daerah dan
peraturan daerah
Tugas sebagai pemerintah pusat adalah :
a. Membeina ketentraman dan ketertiban diwilayahnya sesuai denga kebijaksanaan
keterntraman dan ketertiban yang ditetapkan pemerintah
b. Melaksanakan segala usaha dan kegiatan dibidang pembinaan kesatuamn bangsa
c. Menyelenggarakan koordinasi atas kegiatan instansi vertical
d. Membimbing dan mengawasi penyenggaraan pemerintahan daerah
e. Mengusakan secara terus menerus agar segala peraturan perundang-undangan dan
peraturan derah dijalankan oleh instansi pemerintah dan pemerintah daerah
f. Melaksanakan segala tugas pemerintah yang tidak termasuk dalam tugas sesuatu instansi
lainnya
2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Sesuai dengan ketentuan Pasal 13 ayat (1) Undang-undang No.5 Tahun 1974, Dewan
Perwakilan Rahyat Daerah adalah salah satu alat daerah disamping Kepala Daerah. Didalam
penjelasan umum undang-undang tersebut diterangkan bahwa :
“ Kontruksi yang demikian ini menjamin adanya kerja sama yang serasi antara Kepala
Daerah dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk mencapai tertib pemerintah
didaerah. Dengan demikian, maka dalam penyelenggaraan pemerintah daerah, ada pembagian
tugas yang jelas dan dalam kedudukan yang sama tinggi antara kepala daerah dan dewan
perwakilan rakyat daerah yaitu kepala daerah memimpin dibidang Eksekutif dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah bergerak dalam bidang legeslatif ”
William Mitchel menjabarkan secara ringkas tentang kegiatan pemerintahan sebagai berikut :
a. Mobilization of resources
b. Allocation of resources
c. Distribution of benefits
d. Distribution of burdens or costs
e. Rules and regulations
lOMoARcPSD|18558485
Dari beberapa pendapat yang ada, dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat dapat
terjadi pada empat jenjang:
1. Partisipasi dalam proses pembuatan keputusan
2. Partisipasi dalam pelaksanaan
3. Partisipasi dalam pemamfaatan hasil
4. Partisipasi dalam evaluasi Faktor Keuangan Daerah Salah satu kriteria penting untuk
mengetahui secara nyata kemampuan daerah dalam mengatur dan mengurus rumah
tangganya adalah kemampuan Self-supporting dalam bidang-bidang keuangan.
Menurut Wajong Uang adalah :
a. Alat untuk mengukur harga barang dan harga jasa
b. Alat untuk menukar barang dan jasa
c. Alat penabung Dalam hubungannya dengan keuangan daerah,
maka ketentuan perundang-undangan yang mengaturnya adalah bagian XIII paragraf I, Pasal
55 Undang-undang No.5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah yang
berbunyi sebagai berikut, sumber pendapatan daerah :
a. Pendapatan asli daerah sendiri,yang terdiri dari :
• Hasil pajak daerah
• Hasil restribusi daerah
• Hasil perusahaan daerah
• Lain lain hasil usaha daerah yang sah
b. Pendapatan berasal dari pemberian pemerintah yang terdiri dari :
• Sumbangan dari pemerintah
• Sumbangan lain yang diatur dengan peraturan perundang-undangan
c. Lain-lain pendapatan yang sah
Pajak Daerah Pajak daerah menurut para ahli Rochmad Sumitro: Pajak ialah iuaran rakyat
kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikelir ke sektor pemerintahan)
berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal (tegen
prestatie) untuk membiayai pengeluaran umum (publike uitgaven), dan yang digunakan
sebagai alat pencegah atau pendorong untuk mencapai tujuan yang ada diluar bidang
keuangan.
Tidak semua jenis pajak yang menjadi wewenang daerah dapat dipungut oleh daerah-daerah.
Hal ini dapat disebabkan oleh :
1. Objeknya tidak ada didaerah
2. Hasil pungutannya jauh lebih kecil dari biaya pungutannya
lOMoARcPSD|18558485
Peralatanyang dimaksud adalah setiap benda atau alat yang digunakan untuk memperlancar
atau mempermudah pekerjaan atau gerak aktifitas pemerintahaan daerah.
Dalam kamus umum bahasa indonesia aklat diruskan sebagai :
a. Barang yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu
b. Barang sesuatu yang dipakai untuk mencapai sesuatu maksud syarat
c. Orang yang diapakai untuk mencapai sesuatu maksud Faktor Organisasi dan Manajemen
Organisasi Secara pokok asas-asas organisasi dapat dirincikan sebagai berikut :
• Rumusan Tujuan dengan jelas
• Pembagian pekerjaan
• Pelimpahan/pendelegasian wewenang Koordinasi
• Rentangan kontrol/kendali
• Kesatuan komando
Manajemen Menurut pendapat Handoko yang membedakan fungsi-fungsi manajemen
kedalam 5 fungsi :
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Penyususan personalia
4. Pengarahan
5. Pengawasan
Sumber Referensi:
Modul MKDU 4111 Modul 9
Sumber Referensi:
http://bahanajar.ut.ac.id/app/webroot/epub/original_files/extract/1175/EPUB/xhtml/raw/sylgg
b.xhtml
lipi.go.id
Dari uraian di atas lakukanlah telaah terkait dengan solusi nyata kita sebagai masyarakat
untuk menanggulangi hambatan pelaksanaan otonomi daerah!
(Petunjuk: silahkan baca dan pahami terlebih dahulu tentang hambatan otonomi daerah yang
ada di dalam BMP MKDU4111)
Jawab:
Pada intinya, masalah-masalah tersebut seterusnya akan menjadi persoalan tersendiri, terlepas
dari keberhasilan implementasi otonomi daerah. Pilihan kebijakan yang tidak populer melalui
intensifikasi pajak dan perilaku koruptif pejabat daerah sebenarnya sudah ada sejak lama dan
akan terus berlangsung. Jika kini keduanya baru muncul dipermukaan sekarang, tidak lain
karena momentum otonomi daerah memang memungkinkan untuk itu. Untuk menyiasati
beratnya beban anggaran, pemerintah daerah semestinya bisa menempuh jalan alternatif,
selain intensifikasi pungutan yang cenderung membebani rakyat dan menjadi disinsentif bagi
perekonomian daerah, yaitu (1) efisiensi anggaran, dan (2) revitalisasi perusahaan daerah.
Saya sepenuhnya yakin bahwa banyak pemerintah daerah mengetahui alternatif ini. Akan
tetapi, jika keduanya bukan menjadi prioritas pilihan kebijakan maka pemerintah pasti punya
alasan lain. Dugaan saya adalah bahwa pemerintah daerah itu malas! Pemerintah tidak
mempunyai keinginan kuat (strong will) untuk melakukan efisiensi anggaran karena upaya
ini tidak gampang. Di samping itu, ada keengganan (inertia) untuk berubah dari perilaku
boros menjadi hemat. Upaya revitalisasi perusahaan daerah pun kurang mendapatkan porsi
yang memadai karena kurangnya sifat kewirausahaan pemerintah. Sudah menjadi hakekatnya
bahwa pemerintah cenderung melakukan kegiatan atas dasar kekuatan paksa hukum, dan
tidak berdasarkan prinsip-prinsip pasar, sehingga ketika dihadapkan pada situasi yang
bermuatan bisnis, pemerintah tidak bisa menjalankannya dengan baik. Salah satu cara untuk
mengatasi hal ini pemerintah daerah bisa menempuh jalan dengan menyerahkan pengelolaan
perusahaan daerah kepada swasta melalui privatisasi. Pemeritah juga seharusnya merevisi
UU yang dipandang dapat menimbulkan masalah baru. Di bawah ini penulis merangkum
solusi untuk keluar dari masalah Otonomi Daerah tanpa harus mengembalikan kepada
Sentralisasi. Jika pemerintah dan masyarakat bersinergi mengatasi masalah tersebut. Pasti
kesejahteraan masyarakat segera terwujud.
1. Membuat masterplan pembangunan nasional untuk membuat sinergi Pembangunan di
daerah. Agar menjadi landasan pembangunan di daerah dan membuat pemerataan
pembangunan antar daerah.
lOMoARcPSD|18558485
baik. Dengan adanya mahasiswa sebagai kaum intelektual, maka mahasiswa dituntut
untuk melakukan suatu perubahan ke arah yang lebih baik. Mahasiswa tidak hanya
"diam” melihat kondisi di sekitarnya. Mahasiswa harus merubah kondisi sekitarnya
menjadi lebih baik.
2. Agent Of Control,
Mahasiswa juga bisa berperan sebagai control terhadap kebijakan yang dibuat
menyangkut hajat hidup orang banyak, mahasiswa dapat menjadi peran penting dalam
mewujudkan good governance dalam system pemerintahan.
3. Iron Stock
Mahasiswa adalah asset atau cadangan untuk masa depan. Mahasiswa diharapkan
menjadi generasi yang tangguh dan juga harus memiliki kemampuan dan moralitas
yang baik sehingga dapat menggantkan generasi sebelumnya. Hal ini dapat dibuktikan
dengan adanya organisasi yang setiap akhir kepengurusan akan di tandai dengan
pergiliran tongkat estafet dari golongan tua yang sudah penah memimpin ke golongan
muda yang mempunyai jiwa kempemimpinan. Dan disinilah saatnya yang muda yang
memimpin.
Sebagai mahasiswa juga harus mengerti fungsi mahasiswa yang harus dijalankan:
a. Memiliki keinsafan tanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat
b. Cakap dan mandiri dalam memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan
c. Cakap memangku jabatan atau pekerjaan di masyarakat.
Berdasarkan fungsi tersebut dapat kita sederhanakan bahwa tugas perguruan tinggi adalah
membentuk insan akademis, yang selanjutnya hal tersebut akan menjadi sebuah fungsi bagi
mahasiswa itu sendiri. Insan akademis itu sendiri memiliki dua ciri yaitu: memiliki sense of
crisis, dan selalu mengembangkan dirinya. Insan akademis harus memiliki sense of crisis
yaitu peka dan kritis terhadap masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya saat ini. Hal ini
akan tumbuh dengan sendirinya bila mahasiswa itu mengikuti watak ilmu, yaitu selalu
mencari pembenaranpembenaran ilmiah. Dengan mengikuti watak ilmu tersebut maka
mahasiswa diharapkan dapat memahami berbagai masalah yang terjadi dan terlebih lagi
menemukan solusi-solusi yang tepat untuk menyelesaikannya
Peran mahasiswa sebagai kaum terpelajar dalam Good Governance diantaranya:
a. Memberikan pencerahan kepada seluruh masyarakat supaya berpartisiapsi dalam
pemilu dengan menggunakan hak pilih sebaikbaiknya, guna membawa bangsa dan
NKRI maju seperti negara lain di dunia.
lOMoARcPSD|18558485
b. Mendorong dan memandu masyarakat secara langsung atau pun tidak untuk memilih
parpol dan calon walik rakyat yang jujur, amanah, cerdas, pejuang, berani, dan
mempunyai track record yang baik di masayrakat.
c. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang parpol dan calon wakil rakyat yang
baik dan pantas untuk dipilih, supaya hasil pemilu dapat membawa bangsa ini
semakin maju di bawah pemimpin yang tepat.
d. Memberikan aspirasi dan juga kritisi atas kebijakan dan juga tindakan yang
dilaksanakan oleh pemerintah yang didasari oleh penelitian atau kajian.
Sumber Referensi: Modul MKDU 4111 Modul 9