Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ni Made Chandra Puspita

Nim : 048076048
Prodi Jurusan : Akutansi Keuangan Publik
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

Tugas 3

Soal 1 (skor 25)


Indonesia merupakan negara yang besar baik dari segi wilayahnya maupun dari segi
penduduknya. Indonesia merupakan negara kepualaian dengan jumlah lebih dari 17.000 yang sudah
cukup dapat dikatakan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Oleh
karena itu, Indonesia mempunyai gagasan tentang otonomi daerah. Bersamaan dengan bergulirnya
era reformasi di Tahun 1998 yang memunculkan tuntutan dari masyarakat tentang perlunya
managemen pemerintahan yang baru. Hal tersebut disebabkan bahwa pemerintahan yang
sentralistik pada kenyataannya masih banyak kekurangan. Tuntutan tersebut kemudian ditindak
lanjuti dengan disahkannya UU No. 22 tahun 1999 Tentang Pemerintah daerah.

Dari uraian di atas lakukanlah analisis faktor-faktor yang dapat memperngaruhi keberhasilan
otonomi daerah di Indonesia!
(Petunjuk: silahkan baca dan pahami terlebih dahulu tentang otonomi daerah yang ada dalam BMP
MKDU4111)

Soal 2 (skor 25)


Dari uraian di atas lakukanlah analisis faktor apa saja hambatan dalam melaksanakan otonomi
daerah di Indonesia!
(Petunjuk: silahkan baca dan pahami terlebih dahulu tentang pelaksanaan otonomi yang ada di BMP
MKDU4111)

Soal 3 (skor 25)


Pada kurun waktu lebih dari satu dasawarsa berjalannya otonomi daerah sejak disahkan UU
No. 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah sudah banyak yang dicapai, namun amsih banyak hal
yang belum bisa ditangani terkait dengan upaya dalam mengatasi implementasi kebijakan otonomi
daerah. Contoh keberhasilan dari otonomi daerah dalah semakin luasnya kewenangan dari DPRD
selaku Lembaga legeslatif serta kewenangan kepala daerah selaku eksekutif dan semakin
terbukanya informasi serta partisipasi dari masyarakan dalam hal pengambilan keputusan dan
pengawasan terhadap jalannya pemerintahan di tingkat daerah. Namun, keberhasilan tersebut juga
diiringi dengan hambatan seperti munculnya istilah raja-raja kecil di daerah dan banyak kasus
korupsi yang melibatkan kepala daerah sehingga menyebabkan anggaran yang seharusnya untuk
membangun daerahnya dikorupsi dan pembangunan menjadi terhambat.
Dari uraian di atas lakukanlah telaah terkait dengan solusi nyata kita sebagai masyarakat untuk
menanggulangi hambatan pelaksanaan otonomi daerah!
(Petunjuk: silahkan baca dan pahami terlebih dahulu tentang hambatan otonomi daerah yang ada di
dalam BMP MKDU4111)
Soal 4 (skor 25)
Pada praktek good governance menyaratkan harus terdapat transparasi dalam proses
penyelenggaraan pemerintah secara keseluruhan. Transparasi merupakan konsep yang penting yang
mengringi kuatnyakeinginan untuk praktek good governance. Masyarakat diberikan kesempatan
yang luas untuk mengetahui informasi mengenai penyelenggaraan pemerintahan, sehingga
masyarakat dapat memberikan penilaian keberpihakan pemerintah terhadap kepentingan public.
Oleh karena itu, masyarakat dapat dengan mudah menetukan apakah akan memerikan dukungan
kepada pemerintah atau malah sebaliknya.
Dari uaraian di atas lakukanlah telaah terkait peran mahasiswa dalam upaya mewujudkan
praktek good governance!

Jawaban :

1. Prinsip otonomi daerah secara garis besar dapat ditelaah dari beberapa pernyataan berikut ini
(Wahidin, 2015: 86). Pelaksanaan otonomi daerah harus memperhatikan aspek demokratis,
keadilan, pemerataan, potensi, dan keanekaragaman daerah. Pelaksanaan otonomi daerah harus
meningkatkan kemandirian daerah. Pelaksanaan otonomi daerah harus meningkatkan fungsi
legislatif dan fungsi anggaran. Pelaksanaan otonomi daerah harus berdasarkan kriteria
eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar
susunan pemerintahan disamping perlu berpegang pada prinsip-prinsip yang telah ada juga
harus taat asas. Asas otonomi daerah tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu asas yang
umum dan asas yang khusus. Asas umum terdiri atas kepastian hukum, tertib penyelenggaraan
negara, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas,
efisiensi, dan efektivitas. Sedangkan asas khusus dapat dibagi lagi menjadi tiga, yaitu asas
desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.
Asas desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada
daerah otonom dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Asas dekonsentrasi adalah
pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di
daerah/perangkat pemerintah pusat di daerah. Asas tugas perbantuan adalah penugasan dari
pemerintah kepada daerah dari desa dan dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu
yang disertai dengan pembiayaan, sarana, dan prasarana serta sumber dayanya dengan
tanggung jawab melaporkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan. Berbagai macam
prinsip dan asas di dalam pelaksanaan otonomi daerah tersebut diterapkan dengan maksud agar
tujuan-tujuan otonomi daerah dapat tercapai. Sebagaimana yang dikemukakan pada
pembahasan di atas, otonomi daerah ini adalah satu kebijakan besar di dalam pengelolaan
pemerintahan yang diharapkan mampu mengantarkan bangsa dan negara Indonesia pada
kondisi masyarakat yang adil dan makmur secara merata. Sebagai sebuah kebijakan tentu saja
ada persoalan yang dihadapi di dalam implementasinya. Namun demikian, terlepas dari
berbagai macam persoalan tersebut, otonomi daerah dapat dianggap sebagai satu langkah
besar bangsa dan negara ini di dalam mengupayakan kesejahteraan bagi para warganya.
Sebaik apapun pelaksanaan otonomi daerah, tidak akan berjalan dengan baik dan meraih
sasaran apabila tidak didasari dengan ‘niatan’yang baik dari pemerintah daerah untuk
menjalankan kebijakan tersebut dengan sebaik-baiknya.
Oleh karena itu, di dalam pelaksanaan otonomi daerah perlu dukungan satu aspek lagi di
dalam pemerintahan, yaitu sebuah tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih atau disebut
dengan a good and clean government. Untuk dapat melaksanakan tugas otonomi dengan
sebaik-baiknya, ada beberapa faktor/ syarat yang perlu mendapat perhatian. Iglesias
menyebutkan faktor-faktor tersebut adalah : a. Resource b. Structure c. Technology d.Support.
Ada 4 faktor yang mempengaruhi pelaksanaan otonomi Daerah, yaitu :
1) Manusia pelaksananya harus baik adalah faktor yang esensial dalam menyelenggarakan
pemerintahan daerah. Pentingnya faktor ini, karena manusia merupakan subyek dalam setiap
aktivitas pemerintahan. Manusialah yang merupakan pelaku dan penggerak proses
mekanisme dalam sistem pemerintahan.
2) Keuangan harus cukup baik Istilah keuangan disini mengandung arti setiap hak yang
berhubungan dengan masalah uang, antara lain berapa sumber pendapatan,jumlah uang yang
cukup dan pengelolaan keuangan yang sesuai dengan tujuan dan peraturan yang berlaku.
3) Peralatannya harus cukup dan baik. Pengertian peralatan disini adalah setiap benda atau alat
yang dapat dipergunakan untuk memperlancar pekerjaan atau kegiatan pemerintah daerah.
4) Organisasinya dan manajemennya harus baik. Organisasi yang dimaksudkan adalah
organisasi dalam arti struktur yaitu susunan yang terdiri dari satuan-satuan organisasi
beserta segenap pejabat dan kekuasaan. Faktor manusia pelaksana sesuai dengan ketentuan
Pasal 13 ayat (1) Undang-undang No.5 tahun 1974, yaitu
a. Kepala Daerah
Tugas kepala daerah adalah sangat berat dalam kesatuan republik Indonesia, kepala daerah
disamping merupakan alat daerah juga sebagai alat pemerintah pusat. Tugas sebagai alat
daerah adalah ;
 Menjalankan hak, wewenang dan kewajiban pimpinan pemetintahan daerah.
 Mewakili daerahnya didalam dan diluar pengadilan.
 Bersama-sama dengan DPRD membuat anggaran pendapatan dan belanja daerah dan
peraturan daerah.
Tugas sebagai pemerintah pusat adalah :
 Membina ketentraman dan ketertiban diwilayahnya sesuai dengan kebijaksanaan
keterntraman dan ketertiban yang ditetapkan pemerintah.
 Melaksanakan segala usaha dan kegiatan dibidang pembinaan kesatuan bangsa.
 Menyelenggarakan koordinasi atas kegiatan instansi vertical.
 Membimbing dan mengawasi penyenggaraan pemerintahan daerah.
 Mengusahakan secara terus menerus agar segala peraturan perundang-undangan dan
peraturan derah dijalankan oleh instansi pemerintah dan pemerintah daerah.
 Melaksanakan segala tugas pemerintah yang tidak termasuk dalam tugas sesuatu
instansi lainnya.
b. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Sesuai dengan ketentuan Pasal 13 ayat (1) Undang-undang No.5 Tahun 1974, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah adalah salah satu alat daerah disamping Kepala Daerah. Didalam
penjelasan umum undang-undang tersebut diterangkan bahwa : “ Kontruksi yang demikian
ini menjamin adanya kerja sama yang serasi antara Kepala Daerah dengan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah untuk mencapai tertib pemerintah di daerah. Dengan demikian,
maka dalam penyelenggaraan pemerintah daerah, ada pembagian tugas yang jelas dan dalam
kedudukan yang sama tinggi antara kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah yaitu
kepala daerah memimpin dibidang Eksekutif dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
bergerak dalam bidang legislatif ” William Mitchel menjabarkan secara ringkas tentang
kegiatan pemerintahan sebagai berikut :
a) Mobilization of resources
b) Allocation of resources
c) Distribution of benefits
d) Distribution of burdens or costs
e) Rules and regulations
f) Division and stabilizations
c. Kemampuan Aparatur Pemerintah Daerah Suatu daerah disebut daerah otonom apabila
memiliki atribut sebagai berikut :
1. Kemapuan urusan tertentu yang disebut urusan rumah tangga daerah, urusan rumah
tangga daerah ini merupakan urusan uang diserahkan oleh pemerintah pusat kepala
daerah.
2. Urusan rumah tangga daerah itu diatur dan diurus/diselenggarakan atas inisiatif/prakarsa
dan kebijakan daerah itu sendiri.
3. Untuk mengatur dan mengurus urusan rumah tangga daerah tersebut, maka daerah
memerlukan aparatur sendiri yang bterpisah dari aparatur pemerintah pusat, yang
mampu untuk menyelenggarakan urusan rumah tangga daerahnya.
4. Mempunyai sumber keuangan sendiri yang dapat menghasilkan pendapatan yang cukup
bagi daerah, agar dapat membiayai segala kegiatan dalam rangka penyelenggaraan
urusan rumah tangga daerahnya. Ada rician 19 Jenis urusan rumah tangga daerah:
a) Urusan Pertanian.
b) Urusan Kehewanan/Peternakan.
c) Urusan Perikanan Darat.
d) Urusan Perikanan Laut.
e) Urusan Karet Rakyat.
f) Urusan Kehutanan.
g) Urusan Pendidikan dan kebudayaan.
h) Urusan Kesehatan.
i) Urusan Pekerjaan Umum.
j) Urusan Perindustrian Kecil.
k) Urusan Bimbingan dan Perbaikan Sosial.
l) Urusan Kesejahteraan Buruh.
m) Urusan Perumahan.
n) Urusan Lalu lintas dan Angkutan Jalan Raya.
o) Urusan Pemerintahan Umum.
p) Urusan Pertambangan (diluar Mijnwet).
q) Urusan Perusahaan dan Proyek Negara.
r) Urusan Perkebunan Besar.
s) Urusan Parawisata.
d. Partisipasi Masyarakat
Dari beberapa pendapat yang ada, dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat dapat
terjadi pada empat jenjang: 1. Partisipasi dalam proses pembuatan keputusan 2. Partisipasi
dalam pelaksanaan 3. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil 4. Partisipasi dalam evaluasi Faktor
Keuangan Daerah. Salah satu kriteria penting untuk mengetahui secara nyata kemampuan
daerah dalam mengatur dan mengurus rumahtangganya adalah kemampuan Self-supporting
dalam bidang-bidang keuangan. Dalam hubungannya dengan keuangan daerah, maka ketentuan
perundang-undangan yang mengaturnya adalah bagian XIII paragraf I, Pasal 55 Undang-undang
No.5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah yang berbunyi sebagai berikut,
sumber pendapatan daerah : a. Pendapatan asli daerah sendiri,yang terdiri dari : Hasil pajak
daerah, Hasil restribusi daerah, Hasil perusahaan daerah,dan Lain lain hasil usaha daerah yang
sah. b. Pendapatan berasal dari pemberian pemerintah yang terdiri dari : Sumbangan dari
pemerintah, Sumbangan lain yang diatur dengan peraturan perundang-undangan. c. Lain-lain
pendapatan yang sah. Pajak daerah, yaitu menurut para ahli Rochmad Sumitro: Pajak ialah iuran
rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikelir ke sektor pemerintahan)
berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal
(tegenprestatie) untuk membiayai pengeluaran umum (publik uitgaven), dan yang digunakan
sebagai alat pencegah atau pendorong untuk mencapai tujuan yang ada diluar bidang keuangan.
Tidak semua jenis pajak yang menjadi wewenang daerah dapat dipungut oleh daerah-daerah.
Hal ini dapat disebabkan oleh :
1. Objeknya tidak ada didaerah.
2. Hasil pungutannya jauh lebih kecil dari biaya pungutan nya
3. Peraturan pelaksanaannya belom ada, sebab belom ada pedoman pelaksanannya.
4. Adanya pembekuan atau pencabutan oleh pemerintah.
5. Adanya larangan pemerintah terhadap kegiatan-kegiatan tertentu justru merupakan objek
pajak.
Restribusi Daerah secara umum ialah pembayaran-pembayaran kepada negara yang
dilakukan oleh mereka yang menggunakan jasa-jasa negara atau merupakan iuran kepada
pemerintah yang dapat dipaksakan dan jasa balik secara langsung dapat ditunjuk. Ciri – ciri
mendasar restribusi adalah :
a. Restribusi dipungut oleh negara.
b. Dalam pungutannya terdapat paksaan secara ekonomis.
c. Adanya kontra prestasi yang secara langsung dapat ditunjuk.
d. Restribusi dikenakan pada setiap orang/badan yang menggunakan/mengenyam jasa-
jasayang disiapkan negara.
Ada 3 faktor yang sangat mempengaruhi peningkatan restribusi, antara lain :
a. Pengetahuan tentang asas-asas organisasi.
b. Disiplin kerja yang tinggi.
c. Pengawasan yang efektif.
Perusahaan Daerah Dalam penjelasan umum UU No. 5/1974, pengertian perusahaan derah
dirumuskan sebagai suatu badan usaha yang dibentuk oleh daerah untuk
memperkembangkan perekonomian daerah dan untuk menambah penghasilan daerah. Pasal
5 UU No. 5/1962 menegaskan sifat perusahaan daerah sebagai berikut :
a) Perusahaan daerah adalah suatu kesatuan produksi yang bersifat memberi jasa,
menyelenggarakan kemamfatan umum, serta memupuk pendapatan.
b) Tujuan perusahaan daerah ialah untuk turut serta melaksanakan pembangunan daerah
khususnya dan pembangunan ekonomi nasional umumnya Dinas daerah dan pendapatan
lainnya. Dalam pasal 49 UU No. 5/1974 diatur mengenai Dinas daerah sebagai berikut :
a. Dinas Daerah adalah unsur pelaksana pemerintah daerah.
b. Pembentukan, susunan organisasi dan formasi dinas daerah ditetapkan dengan
peraturan daerah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh menteri dalam negeri.
2.

Anda mungkin juga menyukai