Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ni Made Chandra Puspita

NIM : 048076048
Prodi Jurusan : Akuntansi Keuangan Publik
Mata Kuliah : Ilmu Ilmiah Dasar

Tugas 3

Pertaanyaan :
1. Perkembangan teknologi yang begitu pesat dengan dampak positif maupun negatif yang
ditimbulkannya membuat masyarakat menengok kembali tradisi nenek moyang dalam dalam
penggunaan teknologi yang ternyata memiliki dampak negatif lebih sedikit. Jelaskan nilai-nilai
yang dimiliki oleh kearifan lokal dan ciri-ciri kearifan lokal!
2. Bioteknologi adalah salah satu bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang memiliki
perkembangan luar biasa. Jelaskan 5 (lima) contoh bioteknologi yang dikembangkan akhir-akhir
ini!
3. Perkembangan IPA dan teknologi mempunyai banyak pengaruh terhadap kehidupan manusia,
tidak terkecuali dalam bidang kesehatan. Jelaskan dampak teknologi di bidang kesehatan!
4. Terjadinya hujan asam harus diwaspadai karena dampak yang ditimbulkan bersifat global dan
dapat mengganggu kesembangan ekosistem. Jelaskan upaya-upaya pengendalian deposisi asam!

Jawaban :
1. Menurut Chatcharee Naritoom, ada beberapa nilai yang dimiliki oleh kearifan lokal, yaitu :
a. Kearifan lokal terlihat sederhana, namun seringkali lebih rinci dan komprehensif yang
melibatkan bermacam-macam keahlian atau bakat. Umumnya kearifan lokal ini tidak
tersedia secara tertulis, namun diwariskan turun temurun secara lisan.
b. Kearifan lokal diadopsi untuk budaya dan kondisi lingkungan setempat. Dengan artian
kearifan lokal ini muncul karena adanya kendala dalam kehidupan sehari – hari dengan
memanfaatkan sumber daya alam maupun alat-alat sederhana yang ada.
c. Kearifan lokal memiliki sifat yang dinamis dan fleksibel, serta menyesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat setempat. Artinya kearifan lokal ini muncul bisa digunakan saat
kondisi tertentu juga dapat menghilangkan seiring perkembangan masyarakat setempat.
d. Kearifan lokal berhubungan dengan kualitas dan kuantitas ketersediaan sumber daya serta
dapat mengatasi adanya perubahan. Seiringan perkembangan masyarakat dan perubahan
kehidupan masyarakat setempat tentunya menimbulkan ide baru atau teknologi baru
berdasarkan sumber daya yang ada.
Selain memiliki nilai kearifan lokal juga memiliki ciri –ciri sebagai berikut :
a. Pada bidang pangan mencirikan suatu tempat sesuai iklim dan bahan dasar yang ada di
tempat tersebut.
b. Pada bidang kesehatan, biasanya untuk pencegahan dan juga pengobatan.
c. Pada bidang industry, teknik produksi digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada
dan menurunkan tenaga kerja atau mengurangi tenaga kerja.
d. Pada bidang ekonomi, perumahan dibangun menyesuaikan iklim dan bahan baku yang ada.
e. Pada bidang sosial, pakaian yang digunakan dan di rancang menyesuaikan iklim, bahan
baku setempat juga mengikuti perkembangan zaman.

2. Contoh – contoh bioteknologi yang dikembangkan baru – baru ini, yaitu :


a. Kloning
Kloning adalah teknik penggandaan gen yang menghasilkan turunan yang sama
sifatnya, baik dari segi pola pewarisan sifat induknya maupun penampakannya atau suatu
cara untuk mendapatkan replika (tiruan/duplikasi) yang dapat sama dari sel atau organisme
tunggal.
Teknologi kloning di bidang kesehatan dapat dilakukan dengan kloning DNA, yaitu
perbanyakan DNA yang sudah direkayasa dengan teknik penggabungan atau penyisipan gen
dari organisme satu ke genom organisme lainnya (metode transgenik). Contohnya,
pembuatan insulin yang dilakukan dengan cara kloning gen penghasil insulin dari kelenjar
pankreas manusia, disisipkan ke dalam plasmid bakteri Escherichia coli sehingga bakteri
dapat mengekspresikan gen tersebut dan menghasilkan insulin manusia dalam jumlah yang
banyak dengan cepat. Insulin ini digunakan untuk pengobatan penyakit seperti diabetes.
Kloning yang dinantikan sebenarnya adalah kloning terapi, yaitu bagaimana
memperoleh sel atau jaringan atau organ yang identik dengan cara metode kloning ini,
untuk kebutuhan pengobatan penyakit. Contohnya, bila dalam suatu terapi penyembuhan
suatu penyakit diperlukan adanya pencangkokan atau transplantasi sel atau jaringan atau
organ, yang harus identik agar tidak terjadi penolakan pada tubuh seseorang tersebut. Hal
ini tentunya sangat membantu bagi kesehatan dan keselamatan manusia.

b. Bayi Tabung
Bayi tabung atau yang sering disebut in vitro fertilization adalah teknik pembuahan
dimana pembuahan sel telur dilakukan di luar tubuh wanita. Metode ini awalnya digunakan
untuk mengatasi masalah kesuburan wanita, namun akhirnya berkembang menjadi tidak
hanya mengatasi masalah ketidaksuburan wanita melainkan juga untuk membantu pria yang
memiliki mutu sperma kurang baik. Prosesnya tidak terlalu rumit, terdiri dari
mengendalikan proses ovulasi secara hormonal, pemindahan sel telur dari ovarium dan
pembuahan oleh sel sperma dalam suatu medium cair.
Proses ini diawali dengan merangsang indung telur pada calon ibu dengan
menggunakan obat khusus untuk menumbuhkan lebih dari satu sel telur. Setelah 5-6 minggu
dan sel telur telah dianggap cukup matang untuk dibuahi kemudian gelembung sel telur
(folikel) diambil dengan menggunakan alat ultrasonografi transvaginal dan semua sel telur
yang diangkat tersebut disimpan dalam inkubator.
Sperma yang diambil dari sang ayah setelah dibersihkan diambil kira-kira 50.000 –
100.000 sperma dan ditebarkan di sekitar sel telur dalam satu wadah khusus. Tanda sel telur
yang telah dibuahi adalah munculnya dua sel inti yang segera membelah menjadi embrio.
Pada hari ketiga embrio yang sudah berkembang ini ditanamkan ke rahim calon ibu.
Maksimal penanaman adalah empat embrio. Dua minggu berikutnya dilakukan tes urine
untuk meyakinkan bahwa sudah terjadi kehamilan yang sempurna.
Kemudian seorang ahli dari Belgia yang mengembangkan Intra Cytoplasmic Sperm
Injection (ICSI) yang sangat baik digunakan pada kasus mutu dan jumlah sperma yang
minim. Yang pada awalnya memerlukan 50.000-100.000 sperma, kini hanya memerlukan
satu sperma dengan kualitas yang terbaik. Metode ini menggunakan pipet khusus dimana
sperma disuntikkan ke dalam satu sel telur yang sudah dinilai terbaik. Dengan metode ini
hanya memerlukan 1-3 embrio untuk ditanamkan ke rahim calon ibu.

c. Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan adalah peletakan sperm ke follicle ovarian (intrafollicular), uterus
(intrauterine), cervix (intracervical) atau tube fallopian (intratubal) wanita atau ternak betina
dengan cara buatan dan bukan dengan kopulasi alami.
Selain untuk membantu manusia dalam mengatasi kehamilan karena kelainan
reproduksi, inseminasi buatan juga menjamin untuk dikembangbiakkannya keturunan ternak
unggul. Disamping itu teknologi inseminasi buatan juga sukses untuk menangkarkan hewan
– hewan langka, termasuk diantaranya badak. Inseminasi buatan dipilih untuk
mengembangbiakkan karena badak jantan yang ada disana enggan kawin. Sehingga sperma
badak jantan tersebut disedot dan disuntikkan ke tubuh badak betina.

d. Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika (genetic engineering) dalam arti luas adalah penerapan genetika
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pengertian yang luas ini dianggap didalamnya
termasuk kegiatan penyilangan hewan atau tanaman untuk mendapatkan bentuk-bentuk baru
yang lebih bernilai, meskipun rekayasa yang dilkukan hanya merupakan rekayasa populasi
karena dilakukan hanya dengan melalui seleksi. Batasan yang lebih sempit dari rekayasa
genetika adalah penerapan genetika molekular (atau paling tidak melibatkan teknik genetika
molekular) dalam kehidupan manusia.
Adapun prosedur rekayasa genetika secara umum, yaitu :
1) Isolasi gen
2) Memodifikasi gen sehingga fungsi biologisnya baik
3) Mentransfer gen tersebut ke organisme baru
4) Membentuk produk organisme transgenik.
Adapun penjelasan mengenai organisme transgenic yang dimaksud sebagai berikut
1. Teknologi Transgenik
Prinsip teknologi transgenik adalah memindahkan satu atau beberapa gen, yaitu
potongan-potongan DNA yang membawa sifat tertentu, dari satu makhluk hidup ke
makhluk hidup lainnya. Dengan demikian suatu tanaman yang tadinya tidak memiliki
sifat tertentu dapat direkayasa sehingga memiliki sifat tersebut. Organisme transgenik
adalah organisme hasil rekayasa genetika atau organisme yang telah direkayasa gen-nya
melalui suatu teknologi pemindahan dan penyisipan gen yang disebut teknologi
transgenik. Contohnya dalam memproduksi benih ikan yang memiliki potensi tumbuh
digunakan untuk efisiensi pemanfaatan pakan yang tinggi, ketahanan terhadap stress dan
penyakit, dan mampu beradaptasi pada perubahan lingkungan yang luas.
2. Kultur Jaringan
Kultur jaringan biasa disebut biakan jaringan adalah teknik pemeliharaan jaringan
atau bagian dari individu secara buatan (artificial). Maksudnya adalah dilakukan di luar
individu yang bersangkutan. Pembiakan ini dilakukan di dalam tabung inkubasi atau
cawan petri dari kaca atau material tembus pandang lainnya. Kultur jaringan secara
teoritis dapat dilakukan untuk semua jaringan, baik dari tumbuhan maupun hewan
(termasuk manusia) namun masing-masing jaringan memerlukan komposisi media
tertentu. Hal yang paling penting dalam proses ini adalah wadah dan media tumbuh
yang steril.
Media adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang
mendukung kehidupan jaringan. Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang
diperlukan jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya. Ada dua penggolongan
media tumbuh, yaitu media padat dan media cair. Media padat umumnya berupa padatan
gel, seperti agar-agar. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan air. Kultur jaringan
sering digunakan dalam bidang pertanian misalnya pembiakan anggrek, budidaya bunga
tulip dan contoh pada bidang kedokteran adalah hormone insulin atau interferon dan
penggunaan enzim hasil rekayasa genetika selulose atau proteinase pada sabun cuci.

e. Nanoteknologi
Bionanoteknologi adalah rekayasa yang berhubungan dengan molekul atau
materi dan sistem biologis. Bionanoteknologi adalah perkembangan dari nanoteknologi
yang digunakan dalam bidang ilmu biomolekular.
Dengan bionanoteknologi para ilmuwan mengembangkan teknologi yang sangat
berguna di segala bidang karena nanoteknologi material apapun selama dapat dbuat
dalam bentuk nanokristal akan menghasilkan sifat yang sangat mencengangkan atau
menngejutkan dengan ukuran yang jauh lebih kecil sehingga lebih ekonomis dan efisien.
Perkembangan pesat ini akan mengubah wajah teknologi pada umumnya karena
nanoteknologi merambah semua bidang ilmu. Tidak hanya bidang rekayasa material
seperti komposit, polimer, keramik, dan supermagnet. Bidang – bidang seperti biologi
(terutama genetika dan biologi molekul lainnya), kimia bahan, dan rekayasa akan turut
maju pesat.

3. Dampak teknologi di bidang kesehatan (terhadap peningkatan kesehatan)


a. Meningkatkan Ilmu dan Fasilitas di Bidang Kedokteran
Perkembangan IPA yang selalu mengikuti zaman mebuat ilmu dasar (kimia, biologi, dan
fisika) dan elektronika ikut berkembang, misalnya dengan munculnya biokimia, biofisika, kimia
fisika. Selain itu, sejalan dengan perkembangan alat elektronik muncul pula thermometer
mikroskop, mikroskop elektron.
Untuk memusatkan perhatian pada satu masalah dengan melihat kenyataan baha masalah
organ tubuh itu sangat kompleks, maka berkembanglah cabang-cabang ilmu di bidang
kedokteran seperti internal medicine (ilmu di bidang penyakit dalam), obstetrics (ilmu penyakit
wanita dan masalah kelahiran), pediatrics (ilmu kesehatan anak), dermatologi ( ilmu kesehatan
kulit).
Saat ini, bagian ilmu bedah sangat populer karena dapat memecahkan banyak masalah
penyakit lewat pembedahan bahkan yang tidak sakit pun, seperti menginginkan perubahan pada
wajah dapat dilakukan dengan bedah kosmetika, seperti membuat hidung mancung, membuat
mata menjadi lebih besar. Hal ini dimungkinkan karena teknologi yang makin meningkat yang
dapat mendiagnosa penyakit, misalnya dengan sinar-X memungkinkan orang melihat ke dalam
tubuh manusia dan mengetahui hal-hal yang perlu diobati atau diperbaiki. Dengan
elektrokardiograf dapat diketahui masalah kerja pada jantung dan masih banyak lagi alat
pendiagnosa penyakit. Fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat dinikmati manusia dengan
majunya teknologi IPA, antara lain;
1) Pencangkokan jantung
2) Pencucian darah
3) Penggantian kornea mata
4) Pemasangan alat pacu jantung
5) Penggunaan alat eletronik sebagai alat bantu pendengaran
6) Pelayanan bayi tabung bagi pasangan yang sulit mendapatkan keturunan
7) Pelayanan kontrasepsi.

b. Meningkatkan Teknologi Obat-obatan


Pada zaman dulu pengobatan dilakukan dengan cara mistis atau dengan menggunakan
ramuan tumbuh-tumbuhan yang ada. Ramuan ini mungkin memang manjur mungkin juga tidak,
tetapi ilmu meramu tumbuh-tumbuhan ini diturunkan dari generasi ke generasi.
Dengan adanya teknologi material yang dapat mengetahui susunan suatu zat beserta sifat-
sifatnya bahkan jumlah masing-masing penyusunan suatu senyawa maka teknologi pengobatan
semakin berkembang dan maju dengan pesat. Di alam ternyata tersedia banyak zat yang
mengandung obat, tidak hanya tumbuh-tumbuhan atau mineral tetapi juga pada hewan.
Seorang ilmuan berhasil mengisolasi atau memisahkan insulin dari kelenjar pankreas
binatang. Insulin tersebut digunakan untuk pengobatan penyakit diabetes.
Di abad ini juga berkembang penelitian pengobatan melalui transfusi darah, bagaimana
mengawetkan atau menyimpan darah, memecah darah menjadi plasma dan albumin.
Pengobatan dengan transfusi darah merupakan hasil penelitian seorang ahli patologi yang
menggolongkan darah manusia menjadi empat, yaitu A, B, AB, dan O. dari penelitian tersebut
selanjutnya ditemukan faktor Rhesus darah atau RH. Setelah itu yang tidak kalah penting adalah
pengobatan dengan zat radioaktif dengan cara penyinaran. Teknologi pengobatan ini
berkembang tidak hanya untuk mengobati tetapi juga mencegah munculnya penyakit.

c. Memberantas Penyakit Menular


Dengan menggunakan mikroskop electron dapat diketahui berkembangbiaknya suatu
bakteri. Perkembangan IPA dan teknologi memungkinkan ilmu kedokteran mengikuti
langkah dan dinamika epidemi yang muncul serta memungkinkan mengadakan usaha
pencegahan dan pemberantasan. Usaha pencegahan dapat dilakukan dengan berbagai cara
sebagai berikut :
1) Teknologi pengolahan air, dapat diperoleh air bersih yang digunakan oleh
masyarakat.
2) Teknologi pembuangan limbah, dapat mencegah munculnya penyakit.
3) Mengadakan imunisasi terhadap penyakit menular.
4) Mempertinggi kesadaran masyarakat akan arti kesehatan.

Usaha pemberantasan penyakit menular dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
1) Melokalisasi dan memberikan pengobatan yang tuntas terhadap penderita penyakit
menular.
2) Dengan teknologi dan fasilitas pengobatan yang memadai dapat digunakan untuk
memberantas penyakit menular.

d. Membantu Timbulnya Penyakit Tertentu


Kemajuan IPA dan teknologi memiliki dampak negatif yaitu, timbulnya penyakit-penyakit
tertentu, baik langsung maupun tidak langsung. Salah satu contohnya yaitu penyakit kanker
yang sampai saat ini belum dapat diberantas dan baru dapat dicegah meluasnya bagian tubuh
yang diserang atau hanya memperpanjang usia si penderita.
Dalam kehidupan modern, banyak juga digunakan zat kimia yang ditambahkan pada
makanan, industri plastik, bahan baju dan juga penggunaan senyawa arsen pada pestisida yang
dapat menimbulkan penyakit kanker (disebut karsinogen). Pengobatan menggunakan sinar-X
yang sesuai untuk mengobati kanker, justru mengaktifkan pertumbuhan jaringan disekitar
bagian tubuh yang terkena sinar-X yang memungkinkan timbulnya penyakit kanker pada bagian
lain.
Penyakit asbestosis banyak diderita oleh karyawan pabrik asbes, yang diduga disebabkan
oleh debu oksida silicon yang beterbangan dalam pabrik. Penyakit kelainan bentuk tubuh
(teratologi), seperti penderita thalidomide yang menderita kelainan tubuh (tidak memiliki
anggota tubuh yang lengkap atau kurang sempurna dalam pertumbuhannya). Penyakit ini
disebabkan oleh obat penenang yang dikonsumsi oleh ibu hamil.

4. Upaya – upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan deposisi asam, antara lain :
a. Bahan bakar dengan kandungan belerang rendah
Sampai saat ini Indonesia sangat tergantung dengan minyak bumi dan batubara,
sedangkan minyak bumi merupakan sumber bahan bakar dengan kandungan belerang yang
tinggi. Penggunaan gas alam akan mengurangi emisi zat pembentuk asam, akan tetapi
kebocoran gas ini dapat menambah emisi metan. Usaha lain yang dapat digunakan, yaitu
dengan menggunakan bahan bakar non-belerang, misalnya methanol, etanol, dan hydrogen.
Akan tetapi penggantian jenis bahan bakar tersebut harus dilakukan dengan hati-hati, agar
tidak menimbulkan masalah yang lain.
b. Mengurangi kandungan belerang sebelum pembakaran
Kadar belerang dalam bahan bakar dapat dikurangi dengan menggunakan teknologi
tertentu. Dalam proses produksi, misalnya batubara, biasanya batubara dicuci untuk
membersihkan batubara dari pasir, tanah dan kotoran lain, serta mengurangi kadar belerang
berupa pint yaitu belerang dalam bentuk besi sulfide sampai 50-90%

c. Pengendalian pencemaran selama pembakaran


Beberapa teknologi untuk mengurangi emisi SO 2 dan NOx pada aktu pembakaran telah
dikembangkan. Dengan teknologi LIMB emisi SO 2dikurangi sampai 80% dan NOx 50%.
Caranya dengan menginjeksikan kapur dalam kapur pembakaran dan suhu pembakaran
diturunkan dengan alat pembakar khusus. Kapur akan bereaksi dengan belerang dan
membentuk gypsum. Penurunan suhu mengakibatkan penurunan pembentukan NOx baik
dari nitrogen yang ada dalam bahan bakar maupun dari nitgen udara. Pemisahan polutan
juga dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas FGD melalui cerobong asap.

d. Pengendalian setelah pembakaran


Zat pencemar juga dapat dikurangi dengan gas ilmiah hasil pembakaran melalui fasilitas
FGD. Prinsip teknologi ini mengikat SO 2 di dalam gas limbah di cerobong asap dengan
absorben, yang disebut scrubbing. Dengan cara ini 70-95% SO 2 yang terbentuk dapat diikat.
Kerugian dari cara ini ialah terbentuknya limbah, akan tetapi limbah itu dapat pula diubah
menjadi gypsum yang dapat digunakan dalam berbagai industry. Cara lain yang dapat
digunakan yaitu dengan zat ammonia sebagai pengikat sehingga limbah yang dihasilkan
dapat dijadikan pupuk.
Selain dapat mengurangi sumber polutan, gypsum yang dihasilkan melalui proses FGD
ternyata juga memiliki nilai ekonomi karena dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan,
misal untuk bahan bangunan. Sebagai bahan bangunan, gypsum tampil dalam bentuk papan
gypsum yang umumnya dipakai sebagai plafon atau langit-langit rumah, dinding penyekat,
dan pelapis dinding.

e. Mengaplikasikan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle)


Teknologi yang digunakan dalam memproduksi suatu barang atau produk harus
diperhatikan, mana yang berpotensi mengeluarkan emisi hendaknya diganti dengan
teknologi yang baik dan ramah lingkungan. Hal ini juga berkaitan dengan gaya hidup, kita
sering kali berlomba membeli kendaraan pribadi, padahal transportasilah yang merupakan
penyebab tertinggi pencemaran udara. Dengan menerapkan 3R kita diharapkan dapat
memilah barang yang dapat digunakan kembali juga memilah mana yang bisa di daur ulang,
sehingga dapat mengurangi limbah yang berpotensi munculnya hujan asam.

Anda mungkin juga menyukai