PENDAHULUAN
1
Widianti, Tuti; Bintari dkk. 2014. Dasar-dasar Bioteknologi. Jurusan Biologi: Semarang.
1
prinsip ilmiah, 2) Dilakukan tidak hanya berdasarkan prinsip turun menurun tetapi
berdasarkan pengkajian yang mendalam, dan 4) Dapat diproduksi secara masal.
Dewasa ini, bumi kita banyak mengalami kemajuan dan perubahan yang
berkesinambungan di segala sektor kehidupan. Perkara-perkara baru yang belum
dikenal oleh manusia sebelumnya banyak bermunculan. Bahkan, sebelumnya perkara
tersebut tidak pernah terbayang akan menjadi sebuah keniscayaan, kini menjadi
kenyataan yang tidak bisa dipungkiri lagi. Banyak sekali orang atau para ilmuan yang
melakukan ekperimen yang menjuru agar manusia lebih maju. Salah satunya adalah
mengkloning. Kloning (Klonasi) adalah teknik membuat keturunan dengan kode
genetik yang sama dengan induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa
tumbuhan, hewan, maupun manusia. Pada percobaan kloning ini ilmuan ada yang gagal
dan ada pula yang berhasil. Dengan mengkloning ini makhluk hidup termasuk manusia
bisa digandakan. Dalam makalah ini akan dibahas lebih banyak lagi tentang kloning.
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa/i dapat mengetahui Bioteknologi Modren
2. Mahasiswa/i mengetahui akan macam-macam Bioteknologi Modren..
3. Mahasiswa/i mampu memahami mekanisme atau prosedur Bioteknologi rekayasa
Genetika dan Mekanisme atau prosedur Bioteknologi Kloning
4. Mahasiswa/i dapat memahami interagsi ayat Al-Qur’an dengan pemahaman
BioteknologiModren.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
bahan, lingkungan (ruang kerja), maupun seluruh rangkaian kerjanya. Secara umum,
rangkaian kerja teknik kultur jaringan meiputi:
Persiapan
Tahap awal dalam kultur jaringan adalah menyiapkan eksplan, yaitu bagian dari
tanaman (sel, jaringan, atau organ) yang digunakan sebagai bahan untuk memulai suatu
kultur. Proses yang diperlukn untuk menghasilkan keadaan steril (bebas hama) atau
terhindar dari mikroorganisme yang tidak diinginkan disebut sterilisasi.
Inokulasi
Inokulasi merupakan tahapan penanaman eksplan yang sudah steril ke dalam atau
di atas medium buatan pada botol kultur. Teknik yang digunakan untuk mendapatkan
eksplan yang steril disebut teknik aseptis, dengan mengambil atau mengiris bagian
tanaman.
Pemeliharaan
Tahapan setelah inokulasi adalah meletakkan atau menyimpan botol botol kultur
secara rapid an teratur pada ruang pemeliharaan (ruang inkobator), yaitu di rak rak
pemeliharaan. Selama pemeliharaan, kultur diamati secara rutin untuk mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan aksplan.
Aklimatisasi
Tahapan setelah memelihara kultur yaitu menyesuaikan tanaman agar mampu
beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Proses ini disebut aklimatisasi. Perlakuan
sebelum memindahkan atau menumbuhkan tanaman hasil kultur jaringan pada
lingkungan luar (lapangan) yaitu menumbuhkan kultur dalam suatu ruangan khusus
(green hause), dengan mengatur faktor kelembabab, cahaya, dan suhu.
4
Gambar kultur jaringan: (dri slideplayer. info)
Rekayasa Genetika
Tahun 1973 merupakan sejarah yang mengawali penelitian sebelum
berkembangnya rekayasa genetika, yaitu pencakokkan gen mamalia ke dalam sel
bakteri, sehingga menimbulkan fenotip maupun genotip yang baru. Teknik rekayasa
genetic dapat dilakukan melalui:
5
organisme yang sama atau berbeda untuk mendapatkan sel hibrid (hibridoma) yang
mempunyai kombinasi kedua sifat tersebut. Proses penggabungan sel menggunakan
tenaga listrik, sehingga prosesnya disebut elektrofusi. Teknologi hibridoma
menghasilkan antibodi minoklonal, yaitu antibodi murni yang tidak tercemar oleh
kuman atau protein lain.
Ketika gen diambil dari organisme lain, lalu dimasukkan ke organisme penerima,
memungkinkan untuk memperoleh kemampuan dan sifat yang sama.
6
Secara etimologis, kata kloning berasal dari bahasa Yunani "klon" artinya
potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman. Sedangkan secara
terminologis, kloning adalah proses pembuatan sejumlah besar sel atau molekul yang
seluruhnya identik dengan sel atau molekul asalnya.
Dalam bidang genetika kloning merupakan replikasi segmen DNA tanpa melalui proses
seksual (Rekombinasi DNA). Proses ini membuka peluang baru dalam terobosan
teknologi untuk mengubah fungsi dan prilaku makhluk hidup sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan manusia. 3
Secara teoritis prosedur dan mekanisme kloning terhadap makhluk hidup melalui
empat (4) tahap yaitu isolasi fragmen DNA, penyisipan fragmen DNA ke dalam vektor,
transformasi dan seleksi hasil kloning.
3
Simbolon, H. Biologi Jilid 3. Jakarta, Penerbit Erlangga, 1994).
7
Efisiensi ligasi dapat ditingkatkan, bila fragmen DNA yang memiliki deoksiadenosin
tunggal pada ujung bertemu dengan vektor yang memiliki timidin pada ujung.
3. Transformasi DNA
Transformasi adalah proses pemindahan molekul DNA donor dari lingkungan luar
sel. Vektor kloning yang merupakan pembawa gen yang akan dikloning ditransformasi
ke dalam sel inang. Transformasi dapat dilakukan secara alami maupun buatan. Pada
proses transformasi alami, DNA yang berbentuk untai ganda dan memiliki untaian basa
spesifik terhadap protein membran masuk ke dalam bakteri melewati membran sel
bakteri terhidrolisis. Pada transformasi buatan, sel bakteri dibuat menjadi sel kompeten
secara paksa sehingga selubung sel bakteri bersifat permeabel dan memungkinkan DNA
dapat berikatan dengan sel dan masuk ke dalam sitoplasma, kemudian berinteraksi
dengan genom sel bakteri.
Sel kompeten adalah sel inang yang memiliki kompetensi untuk dimasuki vektor
kloning. Perlakuan untuk memasukkan sel kompeten dapat dilakukan dengan
menggunakan metode kejutan panas (heat shock) atau kejutan pulsa listrik (metode
electroporation).
8
dewasa kemudian intinya dipisahkan.
d. Inti sel dari sel stem diimplimentasikan ke sel telur.
e. Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah
menjadi embrio.
f. Sel embrio yang terus membelah (blastosis) mulai memisahkan diri dan siap
diimplementasikan ke dalam rahim.
g. Embrio tumbuh dalam rahim menjadi janin dengan kode genetik persis sama
dengan sel stem donor.(5)4
2.5 Ayat Al – Quran yang berhubungan dengan Kloning dan Rekayasa Genetika
Kloning pada manusia termasuk isu besar, namun respon dari ulama Indonesia
melalui ijtihād jamā'i maupun individual belum cukup representatif. Fatwa terhadap
kloning, antara lain, datang dari pembahasan Bahtsul Masail yang diberikan sangat
singkat dan belum tuntas, sehingga diperlukan fatwa lanjutan. Fatwa yang cukup
memadai datang dari MUI (2000). Belumnya lembaga fatwa yang lain menetapkan
hukum terhadap masalah kloning, diduga karena hal tersebut belum terjadi dan
kemungkinan terjadinya masih sangat jauh sehingga dianggap tidak mendesak, atau
karena 'illat hukum kloning manusia sangat jelas sehingga tidak perlu ditetapkan
hukumnya secara khusus, dapat dikiyaskan kepada hukum inseminasi buatan atau bayi
tabung.
Mayoritas ulama' mengharamkan kloning manusia, begitu juga dengan MUI lewat
fatwa nya. Para ulama mengkaji kloning dalam pandangan hukum Islam bermula dari
ayat berikut:
4
Sambrook dkk. Molecular Cloning: A Laboratory Manual. New York, CSHL Press,
1989).
9
“ Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian
dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan
yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim,
apa yang Kami kehendaki …" (QS. 22/al-Hajj: 5).
Abul Fadl Mohsin Ebrahim berpendapat dengan mengutip ayat di atas, bahwa
ayat tersebut menampakkan paradigma al-Qur'an tentang penciptan manusia mencegah
tindakan-tindakan yang mengarah pada kloning. Dari awal kehidupan hingga saat
kematian, semuanya adalah tindakan Tuhan. Segala bentuk peniruan atas tindakan-Nya
dianggap sebagai perbuatan yang melampaui batas.5
Selanjutnya, Abul Fadl Mohsin Ebrahim mengutip ayat lain yang berkaitan
dengan munculnya prestasi ilmiah atas kloning manusia, apakah akan merusak
keimanan kepada Allah SWT sebagai Pencipta. Abul Fadl menyatakan "tidak",
berdasarkan pada pernyataan al-Qur'an bahwa Allah SWT telah menciptakan Nabi
Adam As. tanpa ayah dan ibu, dan Nabi 'Isa As. tanpa ayah, sebagai berikut:
Sesungguhnya misal (penciptaan) `Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan)
Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah. berfirman kepadanya:
"Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia" (QS. 3/Ali 'Imran: 59).
a. Alasan pengharaman kloning
Alasan Para ulama yang mengharamkan kloning manusia memiliki beberapa dalil
yang menguatkan pendapat mereka, di antaranya:
1. Anak (keturunan) harus berasal dari perkawinan yang sah (al-zawaj alsyar'i)
5
Abul Fadl Mohsin Ebrahim, Organ Transplantation, Euthanasia, Kloning and Animal
Experimentation: An Islamic View, h. 109.
10
antara suami-istri. Seluruh keadaan yang dintervensi oleh pihak ketiga terhadap
hubungan suami-istri (al-'ala>qah al-zaujiyyah)-baik itu melalui rahim, sel telur,
sperma atau sel tubuh lain yang digunakan dalam proses kloning diharamkan
(tidak dibenarkan oleh syari'at).
2. Kloning manusia akan menghilang nasab (garis keturunan).
3. Setiap anak manusia yang lahir memiliki satu hubungan kejadian dan keturunan
dengan bapaknya-ia berasal dari sperma bapaknya-. Dan memiliki dua hubungan
dengan ibunya, yaitu; pertama, hubungan kejadian dan keturunan, dan kedua,
hubungan asalnya, yaitu dari sel telur (ovum) ibunya.
4. Anak-anak produk proses kloning tersebut dihasilkan melalui cara yang tidak
alami. Padahal justru cara alami itulah yang telah ditetapkan oleh Allah untuk
manusia dan dijadikan-Nya sebagai sunnatullah untuk menghasilkan anak-anak
dan keturunan.6
b. Alasan Pembolehan Kloning
Di samping kalangan yang kontra dan moderat, ada juga sebagian kalangan yang
mendukung kehadiran kloning. Salah satunya adalah Syekh Muhammad Husein
Fad}lullah, pimpinan spiritual Islam di Lebanon. Ia mengatakan bahwa kloning
terhadap manusia hukumnya halal. Ini tidak berarti manusia ikut campur terhadap
ciptaan Tuhan. Selain itu kloning tidak serta merta mengaitkan kedudukan Tuhan.
Ilmuwan tetaplah manusia dan ciptaan Tuhan. Sedangkan alasan ulama yang
membolehkan melakukan kloning sebagai berikut:
1. Dalam Islam, kita selalu diajarkan untuk menggunakan akal dalam memahami
agama.7
2. Islam menganjurkan agar kita menuntut ilmu (dalam hadits dinyatakan bahkan
sampai ke negri Cina sekalipun).
3. slam menyampaikan bahwa Allah selalu mengajari dengan ilmu yang belum ia
ketahui (lihat QS. 96/al-'Alaq).
4. Allah menyatakan, bahwa manusia tidak akan menguasai ilmu tanpa seizin
Allah (lihat ayat Kursi pada QS. 2/al-Baqarah: 255).
6
Kuswandi, "Bioteknologi Kloning, Kloning Manusia dan Agama, dalam Jurnal Tarjih dan
Pengembangan Pemikiran Islam, h.20
7
Ajat Sudrajat, Fikih Aktual, h. 177-179
11
B. Ayat Al – Quran yang berhubungan dengan Rekayasa Genetika
“Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi
semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.”
Berdasarkan fatwah MUI melakukan rekayasa genetika terhadap hewan, tumbuh-
tumbuhan dan mikroba (jasad renik) adalah mubah (boleh), dengan syarat:
1) dilakukan untuk kemaslahatan (bermanfaat);
2) tidak membahayakan (tidak menimbulkan mudharat), baik pada manusia maupun
lingkungan; dan
3) tidak menggunakan gen atau bagian lain yang berasal dari tubuh manusia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
12
Dari makalah yang telah kami uraikan diatas dapat disimpulkan bahwa dapat
Bioteknologi itu sendiri didefinisikan secara bebas sebagai pemanfaatan organisme
hidup untuk menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat bagi manusia. Yang mana
bertujuan untuk menghasilkan dan meningkatkan potensi makhluk hidup.
Sedang pada Bioteknologi Sedangkan bioteknologi modern adalah
bioteknologi yang didasarkan kepada manipulasi atau rekayasa DNA. Pada
pembagiannya bioteknologi modren dibagi atas kultur jaringan, rekayasa genetika, dan
kloning.
Adapun dari uraian mengenai bioteknologi modren rekayasa genetika dan
kloning dapat kita muhasabah dalam Al-Qur’an surah Al-Hajj:5 dan Al-Qu;an surah Al-
Jatsiyah :13 beserta artinya.
3.2 Saran
Dari uraian demi uraian makalah ini, diharapkan mahasiswa membacanya dan
mampu menjadikan ini sebagai literatur atau referensi baru yang berkaitan dengan
bioteknologi modren, prosedur rekayasa genetika, prosedur kloning. Dan aplikasi ayat
Al-Qur’an berkaitan dengan rekayasa genetika dan kloning. dan pembelajaran yang
berkaitan. Kritik dan saran juga kami harapkan dari berbagai pihak, sebagai perbaikan
dimakalah selanjutnya. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
13
Setiawan, Budi. 2019. Pengertian Rekayasa Genetika dan Cara Kerjanya.
Pontianak: Kompasiana.
Rochmah, S.N, Sri Widayati, dan Mazrikhatul Miah, Biologi;SMA dan MA Kelas
XII, Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Kuswanti, Nur dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan
Alam: Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah Kelas IX Edisi 4. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
14