Anda di halaman 1dari 17

REVIEW JURNAL

PENERAPAN KONSEP MIKROBIOLOGI


DALAM BIDANG BIOTEKNOLOGI

Kelompok 2

Maulinda Yani (1806203010022)


Nadia Rahmi (1806203010026)
Siti Zuhra (1806203010015)
Mikrobiologi
Kelas B

PROGRAM PASCASARJANA
PRODI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2019
PENERAPAN KONSEP MIKROBIOLOGI DALAM BIDANG BIOTEKNOLOGI

A. Pengertian Bioteknologi Mikroba


Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu ‘bio’ yang berarti makhuk hidup dan
‘teknologi’ yang berarti cara untuk memproduksi barang. Bioteknologi adalah penggunaan
biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa genetika secara terpadu, untuk menghasilkan barang
atau lainnya bagi kepentingan manusia. Biokimia mempelajari struktur kimiawi organisme.
Rekayasa genetika adalah aplikasi genetik dengan mentransplantasi gen dari satu organisme
ke organisme lain.Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, fungi,virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Bioteknologi mikroba adalah pemanfaatan mikroba dalam prinsip–prinsip dan
kerekayasaan terhadap organisme, sistem, atau proses biologis untuk menghasilkan atau
meningkatkan potensi organisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan
hidup manusia. Mikroba adalah sejenis organisme yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat
oleh mata telanjang, sehingga diperlukan alat khusus untuk melihatnya. Mikroorganisme
yang terdapat melimpah yaitu bakteri, mikroba juga termasuk virus, jamur seperti yeast dan
mold, ganggang, organisme bersel tunggal yaitu protozoa. Mikroba-mikroba tersebut
mempunyai banyak peranan yang penting dalam bioteknologi.Dewasa ini, perkembangan
bioteknologi tidak hanya didasari padabiologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan
murni lain,
seperti biokimia, komputer, biologimolekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika,
dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang
menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.

B. Prinsip-prinsip Bioteknologi Mikroba


Untuk itu, akan dijabarkan mengenai prinsip-prinsip yang digunakan dalam Bioteknologi
Mikroba :
1) Screening Mikroba

Screening adalah proses untuk mendapatkan mikroorganisme yang potensial untuk


aplikasi industry. Screening meliputi tahapan isolasi dan seleksi. Isolasi adalah kegiatan
pemisahan suatu kultur mikroorganisme sari campuran biakan beberapa jenis
mokroorganisme yang terdapat di alam. Seleksi dilakukan dengan manipulasi kondisi
lingkungan (pH, temperature, aerob, anaerob, dan sebagainya) dan komposisi media tumbuh

1
sehingga di peroleh suatu jenis mokroorganisme yang memiliki kemampuan untuk
menghasilkan reaksi atau produk yang kita inginkan.

2) Teknologi Bioproses

Teknologi bioproses adalah teknologi yang berkaitan dengan segala operasi dan
proses yang memanfaatkan mikroorganisme, baik dalam fasa hidupnya maupun produk-
produk enzimnya. Teknologi bioproses merupakan gabungan antara bioteknologi dan teknik
kimia. Fermentasi memegang peranan penting dalam bioproses, karena merupakan kunci
(proses utama) bagi produksi bahan-bahan yang berbasis biologis.
Contoh Teknologi Bioproses adalah fermentasi dan biokatalisis

 Fermentasi
Fermentasi adalah proses terjadinya penguraian senyawa-senyawa organik untuk
menghasilkan energi serta terjadi pengubahan substrat menjadi produk baru oleh mikroba.
Proses fermentasi mendayagunakan aktivitas suatu mikroba tertentu atau campuran beberapa
spesies mikroba. Mikroba yang banyak digunakan dalam proses fermentasi antara lain
khamir, kapang dan bakteri. Teknologi fermentasi merupakan salah satu upaya manusia
dalam memanfaatkan bahan-bahan yang berharga relatif murah bahkan kurang berharga
menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi dan berguna bagi kesejahteraan hidup manusia.
Biokatalisis
Biokatalisis, suatu reaksi kimiawi yang menggunakan katalis biologis (biokatalis),
merupakan metoda yang tidak asing dalam proses sintesis kimia organik di ranah akademis
maupun dalam tataran industri. Sampai saat ini, metoda tersebut banyak berperan dalam
industri kimia dan farmasi, industri pangan dan pakan, serta dalam pengelolaan limbah dan
remediasi lingkungan. Semakin pentingnya peran biokatalisis, dan juga biokatalis, dalam
industri, dapat dibuktikan dengan kenyataan bahwa saat ini pasar biokatalis (enzim saja)
dalam bisnis global mencapai 1 milyar dolar Amerika.

3) Enzim Mikroba
Enzim mikroba digunakan dalam penerapan produksi makanan untuk penelitian biologi
molekuler. Karena mikroba merupakan sumber enzim yang baik sekali dan convenien,
beberapa enzim yang tersedia diisolasi dan digunakan dalam biologi molekuler yaitu DNA
polimerase dan enzim retriksi pada bakteri. Setelah diisolasi dari E.coli, DNA polimerase
tersedia pada teknik rekombinan DNA seperti urutan label DNA untuk membuat penyelidikan
dan menggunakan rantai polimerase untuk menjelaskan reaksi DNA.

2
Teknologi enzim meliputi proses produksi, isolasi dan pemurnian enzim. Enzim secara
komersial umumnya didapat dari tanaman, hewan dan mikroba. Kebanyakan enzim didapat
dari mikroba (fungi dan bakteri). Strain mutan yang telah diseleksi kemudian diproduksi
secara maksimal. Rekayasa genetik telah menjadi pionir dalam pengadaan organisme untuk
sintesis enzim.
4) Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika adalah penerapan genetika untuk kepentingan manusia. Dengan
pengertian ini kegiatan pemuliaan hewan atau tanaman melalui seleksi dalam populasi dapat
dimasukkan. Demikian pula penerapan mutasi buatan tanpa target dapat pula dimasukkan.
Walaupun demikian, masyarakat ilmiah sekarang lebih bersepakat dengan batasan yang lebih
sempit, yaitu penerapan teknik-teknik biologi molekular untuk mengubah susunan genetik
dalam kromosom atau mengubah sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada kemanfaatan
tertentu.
Obyek rekayasa genetika mencakup hampir semua golongan organisme, mulai dari
bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat tinggi, hingga tumbuh-tumbuhan. Bidang
kedokteran dan farmasi paling banyak berinvestasi di bidang yang relatif baru ini. Sementara
itu bidang lain, seperti ilmu pangan, kedokteran hewan, pertanian (termasuk peternakan dan
perikanan), serta teknik lingkungan juga telah melibatkan ilmu ini untuk mengembangkan
bidang masing-masing.
Ilmu terapan ini dapat dianggap sebagai cabang biologi maupun sebagai ilmu-ilmu
rekayasa (keteknikan). Dapat dianggap, awal mulanya adalah dari usaha-usaha yang
dilakukan untuk menyingkap material yang diwariskan dari satu generasi ke generasi yang
lain. Ketika orang mengetahui bahwa kromosom adalah material yang membawa bahan
terwariskan itu (disebut gen) maka itulah awal mula ilmu ini. Tentu saja, penemuan struktur
DNA menjadi titik yang paling pokok karena dari sinilah orang kemudian dapat menentukan
bagaimana sifat dapat diubah dengan mengubah komposisi DNA, yang adalah suatu polimer
bervariasi.
Tahap-tahap penting berikutnya adalah serangkaian penemuan enzim retriksi (pemotong)
DNA, regulasi (pengaturan ekspresi) DNA (diawali dari penemuan operon laktosa pada
prokariota), perakitan teknik PCR, transformasi genetik, teknik peredaman gen (termasuk
inferensi RNA), dan teknik mutasi terarah (seperti Tilling). Sejalan dengan penemuan-
penemuan penting itu, perkembangan di bidang biostatistika, bioinformatika dan
rabotika/automasi memainkan peranan penting dalam kemajuan dan efisiensi kerja bidang
ini.
3
 Prinsip Dasar Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika adalah proses mengidentifikasi dan mengisolasi DNA dari suatu sel
hidup atau mati dan memasukkannya dalam sel hidup lainnya. Rekayasa genetika merupakan
suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan makhluk hidup baru dengan sifat yang
diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan gen atau rekombinasi DNA.
Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal
itu karena DNA dari setiap makhluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat
direkombinasikan. Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifat-sifat makhluk hidup secara
turun-temurun.
Rekayasa Genetika pada mikroba bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kerja
mikroba tersebut (misalnya mikroba untuk fermentasi, pengikat nitrogen udara,
meningkatkan kesuburan tanah, mempercepat proses kompos dan pembuatan makanan
ternak, mikroba prebiotik untuk makanan olahan), dan untuk menghasilkan bahan obat-
obatan dan kosmetika, serta Pembuatan insulin manusia dari bakteri ( Sel pancreas yang
mempu mensekresi Insulin digunting , potongan DNA itu disisipkan ke dalam Plasmid
bakteri ) DNA rekombinan yang terbentuk menyatu dengan Plasmid diinjeksikan lagi ke
vektor, jika hidup segera di kembangbiaakan.
Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi atau melakukan
perubahan susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke dalam
struktur DNA organisme penerima. Gen yang diselipkan dan organisme penerima dapat
berasal dari organisme apa saja. Pada proses rekayasa genetika organisme yang sering
digunakan adalah bakteri Escherichia coli.
 Proses Rekayasa Genetika
1. Pada proses penyisipan gen diperlukan tiga faktor utama yaitu:
Vektor, yaitu pembawa gen asing yang akan disisipkan, biasanya berupa plasmid, yaitu
lingkaran kecil ADN yang terdapat pada bakteri. Plasmid diambil dari bakteri dan disisipi
dengan gen asing.
2. Bakteri, berperan dalam memperbanyak plasmid. Plasmid di dalam tubuh bakteri akan
mengalami replikasi atau memperbanyak diri, makin banyak plasmid yang direplikasi makin
banyak pula gen asing yang dicopy sehingga terjadi cloning gen.
3. Enzim, berperan untuk memotong dan menyambung plasmid. Enzim ini disebut
enzim endonuklease retriksi, enzim endonuklease retriksi yaitu enzim endonuklease yang
dapat memotong ADN pada posisi dengan urutan basa nitrogen tertentu.

4
JURNAL REVIEW

1. JURNAL I.
Current Developments in Marine Microbiology: High- Pressure Biotechnology and
The Genetic Engineering Of Piezophiles (Perkembangan terkini dalam
mikrobiologi laut: bioteknologi tekanan tinggi dan rekayasa genetika piezophiles)
Ekosistem laut selalu menjadi topik yang menarik bagi para ilmuwan. Dari tahun 1872
hingga 1876, Ekspedisi Challenger menjelajahi Palung Mariana dan banyak bentuk
kehidupan luar biasa di kedalaman samudera yang hebat. 'Barofilik' adalah istilah pertama
yang digunakan untuk mendefinisikan organisme 'pencinta tekanan', tetapi kemudian
digantikan oleh istilah 'piezofilik' (dari bahasa Yunani 'piezo', yang berarti tekanan).
Terminologi saat ini mendefinisikan mikroorganisme yang beradaptasi terhadap tekanan
sebagai piezotolerant (dengan tingkat pertumbuhan yang sama pada tekanan atmosfer dan
tekanan tinggi), piezofilik (dengan pertumbuhan lebih cepat pada tekanan tinggi daripada
pada tekanan atmosfer) atau hiperpiezofilik (dengan pertumbuhan hanya pada tekanan
tinggi). Maxima tekanan meningkat dalam urutan peringkat, yang mencapai titik puncak
untuk hiperpiezofil. Organisme yang tumbuh paling baik pada tekanan atmosfer dan dengan
sedikit atau tanpa pertumbuhan pada tekanan tinggi disebut piezosensitif.
Sebagian besar piezofil ini adalah spesies bakteri gram negatif psikofilik yang termasuk
dalam kelas Gammaproteobacteria, yang termasuk spesies dari genera Shewanella,
Psychromonas, Photobacterium, Colwellia, Thioprofundum dan Moritella. Beberapa bakteri
piezophilic termasuk dalam kelas Alphaproteobacteria dan Deltaproteobacteria.

5
Pohon filogenetik yang dibangun berdasarkan urutan gen 16S rRNA, menunjukkan distribusi
piezofil. Topografi pohon dan jarak evolusi ditentukan dengan menggunakan metode
tetangga-bergabung dengan 1000 ulangan bootstrap. Nilai bootstrap yang memberikan! 50%
dukungan diindikasikan. Bilah skala menunjukkan 0,1 substitusi per posisi nukleotida.
Bintang merah menunjukkan spesies dengan sistem genetika yang dibangun; sebuah segitiga
hitam menunjukkan spesies yang mengandung plasmid; piezofil obligat ditunjukkan dengan
huruf tebal; kedalaman air sampel asli ditunjukkan dalam tanda kurung.
Pasokan energi tidak mencukupi dan makromolekul tidak stabil. Spesies oksigen reaktif
yang berlebihan (ROS) yang dihasilkan dari ketidakseimbangan dalam oksidasi dan reduksi
dapat menyebabkan kerusakan sel. Gen / protein anti-oksidasi umumnya ditemukan di
piezophiles. Gen-gen lain yang terlibat dalam adaptasi HHP bertanggung jawab untuk
menjaga pasokan energi dan komposisi asli protein, DNA, dan membran sel. Gen-gen ini
(misalnya, Hsp70, RecA, Hsp60, F 1F0 ATPases, Cct dan UvrA) juga terlibat dalam adaptasi ke
banyak ekstrem lainnya. Selain itu, piezofil mengakumulasi osmolitik dengan berat molekul
6
rendah, terutama zat terlarut organik, yang bertanggung jawab atas respon dingin, panas,
salinitas, dan pH yang ekstrem. Banyak dari zat terlarut ini menawarkan perlindungan yang
tepat, meskipun antioksidan yang mengais radikal bebas dan protein reaktif yang diinduksi
HHP mirip dengan terinduksi yang spesies oksigendihasilkan di bawah tekanan. Misalnya,
suhu, garam dan pH ekstrim.

Itu hubungan antara strategi adaptasi terhadap tekanan tinggi dan ekstrem lainnya. Gen
responsif terhadap HHP dipilih sesuai dengan, dan jika analog mereka responsif terhadap
tekanan lingkungan lainnya, misalnya, stres oksidatif, nama itu ditunjukkan antara tekanan
dan oksidasi. warna yang berbeda menunjukkan fungsi-fungsi terkait gen atau protein seperti
yang digambarkan di bawah ini. Gen yang tercantum di atas 'Suhu' adalah responsif terhadap
adaptasi suhu tinggi, sedangkan yang tercantum di bawah ini adalah responsif terhadap suhu
rendah.
Aspek utama lingkungan laut adalah peningkatan tekanan ; misalnya, 70% dari lautan
berada pada tekanan minimal 38 MPa. Di lingkungan ekstrim, seperti laut dalam dengan
HHP, sel-sel mengalami ketidakseimbangan, dalam oksidasi dan reduksi, (sseperti E.coli)
bisa mentolerir tekanan hidrostatik hingga 50 Mpa. Banyak jenis Bakteri dan Archaea berada
di bawah tekanan tinggi ini, yang mendorong siklus biogeokimia samudera dan
mengkatalisasi reaksi antara batuan, sedimen dan cairan. Sistem reduksi nitrat laut
Shewanella strain, yang merupakan adaptasi evolusi yang jelas secara terus-menerus, bahkan
dengan gas sebagai substrat.
 Pengambilan sampel dan budidaya laut dalam

7
Sebagian besar prokariota laut digolongkan sebagai piezotolerant atau piezofil (wajib)
dengan sedikit kerabat yang dibudidayakan. Biokimia dan fisiologi organisme ini sebagian
besar tidak diketahui. Baru-baru ini, teknologi budidaya bertekanan tinggi telah
dikombinasikan dengan omics dan metodologi rekombinasi DNA untuk memeriksa fisiologi
mikroorganisme laut piezofilik. Kita sekarang mulai memahami mekanisme adaptif
organisme ini, bersama dengan fungsi ekologis dan proses evolusi mereka. Pengetahuan ini
mengarah pada pengembangan lebih lanjut dari bioteknologi berbasis tekanan tinggi.

Mesin pompa benam (Submersibles) biasanya dilengkapi dengan lengan robot, yang dapat membantu
dalam lokasi dan pengoperasian perangkat bawah air. Kemampuan ini memungkinkan kita untuk melakukan
kompleks, beberapa proses langkah sampling. Sebagai contoh, berdasarkan submersible sample sedimen baru-
baru ini dirancang (a) dibangun dengan penutupan sekrup dan dua katup bola, yang memungkinkan retensi
tekanan lebih tinggi dari core disegel dengan katup flappy dan memberikan langsung koneksi ke sistem
budidaya HHP sebagai pembuluh inkubasi (b) tanpa depressurization. Namun, submersibles membutuhkan
relatif rendah-berat perangkat dan memiliki kapasitas pengambilan sampel yang terbatas. Masalah berat badan
sebagian dapat diselesaikan dengan menggunakan lift untuk mengangkut antara kapal dan dasar laut. Baru-baru
ini dikembangkan in situ hidrotermal ventilasi simulator dapat mengontrol berbagai parameter lingkungan,
seperti tekanan gas, tekanan hidrostatik, komposisi substrat, laju alir dan suhu (skema ditunjukkan dalam b dan
foto itu ditampilkan situ hidrotermal ventilasi simulator dapat mengontrol berbagai parameter lingkungan,

8
seperti tekanan gas, tekanan hidrostatik, komposisi substrat, laju alir dan suhu (skema ditunjukkan dalam b dan
foto itu ditampilkan di c).

KESIMPULAN
Mikroorganisme Piezophiles adalah jenis bakteri yang hidup di dasar laut dengan
kedalaman <50 Mpa dan pada tekanan atmosfer. Sebagian besar piezofil ini adalah spesies
bakteri gram negatif psikofilik yang termasuk dalam kelas Gammaproteobacteria, yang
termasuk spesies dari genera Shewanella, Psychromonas, Photobacterium, Colwellia,
Thioprofundum dan Moritella. Beberapa bakteri piezophilic termasuk dalam kelas
Alphaproteobacteria dan Deltaproteobacteria. Bakteri ini mampu hidup di dasar perairan
dengan tekanan osmotik yang tinggi.
Dalam penelitian ini dilakukan rekayasa genetika pada jenis bakteri Piezophiles ini,
sehingga dapat dapat dijadikan sebagai teknologi terbaru dalam pendeteksi tekanan osmotik.
Bakteri Piezhopiles mengandung Omega-3 PUFA adalah asam lemak esensial dan hormon
dan molekul mirip hormon pada banyak hewan. Bakteri Piezhopiles memiliki enzim VentR
DNA Polymerase, sehingga dapat dapat dijadikan sebagai teknologi terbaru dalam
pendeteksi tekanan osmotik, dan proses pembuatan/ pematangan keju dalam industri
makanan.

2. JURNAL II
Metals and Minerals as a Biotechnology Feedstock: Engineering Biomining
Microbiology For Bioenergy Applications (Logam dan mineral sebagai bahan baku
bioteknologi: rekayasa mikrobiologi untuk aplikasi bioenergi)
Bahan baku baru dikembangkan untuk produksi yang efisien biokimia dan biofuel akan
menjadi tantangan kritis karena kami melakukan diversifikasi menjauh dari petrokimia. Salah
satu peluang yang memungkinkan adalah pemanfaatan mineral berbasis sulfida di kerak
bumi. Etanol adalah biofuel generasi pertama yang awalnya dihasilkan dari tanaman pangan
seperti jagung atau tebu, dan produksi etanol bergerak menuju pemanfaatan selulosa sebagai
bahan baku. Bakteri autotrofik non-fotosintesis juga telah dieksplorasi untuk menghasilkan
bahan kimia yang berguna untuk fiksasi dan bahan bakar. Butanol adalah biofuel generasi
kedua dengan kepadatan energi yang lebih tinggi dan dapat diproduksi secara autotrof oleh
bakteri rekayasa.
Biomining secara utuh adalah proses ekstraksi mineral berharga dari bijihnya ataupun
dari sisa tailing pertambangan dengan menggunakan bantuan mikroorganisme khususnya

9
bakteri. Biomining ini merupakan teknologi yang efektif sekaligus ramah lingkungan yang
dapat digunakan untuk menambang logam maupun material berharga.
Biomining ini merupakan penerapan dari proses bioleaching dan/atau biooksidasi.
Keduanya memberikan pengertian berupa konversi mineral/logam yang berasal dari bijih
mineralnya (ores) menjadi bentuk yang lebih larut dalam air (bioleaching) ataupun dalam
wujud residu berupa padatan (biooksidasi) yang diaplikasikan dalam skala operasi yang lebih
besar oleh industri pertambangan.
Dalam kegiatan industri pertambangan, Biomining ini dapat digunakan untuk memeroleh
berbagai logam mineral seperti seng (Zn), kobalt (Co), tembaga (Cu), Emas (Au) dan masih
banyak lagi. Namun dalam artikel ini saya akan lebih fokus membahas tentang penerapan
Biomining untuk memeroleh logam tembaga (Cu) dan emas (Au) yang menggunakan bijih
kualitas rendah (Low grade ores) maupun tailing sisa untuk mendapatkan persen hasil logam
yang lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan teknik tambang konvensional
Chemolithoautotrophs telah berevolusi untuk mengoksidasi bahan organik dan beberapa
bakteri ini, seperti Acidithiobacillus sp. dan Leptospirillum sp, dieksploitasi dalam operasi
penambangan logam untuk meningkatkan tingkat pencucian logam dari bijih. Mengingat
bahwa dimensi tumpukan bioleaching dapat sebesar satu triliun liter, diperkirakan bahwa
biomining logam dengan bakteri chemolithoautotrophic merupakan bioproses skala terbesar
yang pernah dikembangkan. Proses-proses ini bergantung pada konsorsium mikroba asli,
tetapi laporan tentang rekayasa sel-sel ini mulai muncul. Saat ini, sumber daya sulfur yang
teridentifikasi secara global berjumlah sekitar 5 miliar ton yang dapat melepaskan hingga 10 14
energi MJ selama oksidasi. Sumber daya ini termasuk unsur sulfur yang ditemukan dalam
evaporite dan endapan vulkanik selain sulfur yang terkait dengan gas alam, minyak bumi,
pasir tar, dan logam sulfida.

Perbandingan kepadatan energi dari


oksidasi lengkap minyak bumi, batubara,
etanol, glukosa dan sulfur. Meskipun
minyak bumi memiliki kepadatan energi
yang lebih besar daripada sulfur, logam
sulfida berlimpah seperti minyak bumi
dan dapat mewakili bahan baku yang
belum dimanfaatkan untuk produksi
biokimia dan biofuel.

Metode bioteknologi untuk pemulihan logam menjadi semakin penting untuk aplikasi

10
industri saat ini. Praktik biomining tembaga dan emas dikembangkan dan diterima dengan
baik; dalam hal itu secara global, sekitar 5% emas, 15% tembaga, dan persentase lebih rendah
dari logam-logam dasar lainnya, saat ini larut melalui penggunaan mikroorganisme yang
disengaja mencantumkan beberapa contoh operasi biomining yang berfokus pada bioleaching
logam atau biooksidasi mineral untuk ekstraksi logam. Logam-logam lain, seperti uranium,
timah, mangan, dan kobalt, juga telah terbukti berhasil di-bioenergi. Di seluruh dunia, ada
lebih dari empat puluh pabrik industri yang menargetkan pemulihan berbagai logam ini
melalui bioleaching.

Logam dalam bahan ini


sebelumnya dianggap tidak
ekonomis dengan metode non-
biologis. Sebagai contoh, tailing
tembaga saat ini masih mengandung
sekitar 0,1% berat tembaga;
sementara tailing yang lebih tua,
disebabkan oleh inefisiensi proses
sebelumnya, mengandung antara 0,2
hingga 0,6% berat
tembaga.Pendekatan rekayasa skala
besar untuk bioleaching atau
biooksidasi dalam aplikasi komersial
termasuk pencucian dump, pelindian
tumpukan, dan pencucian tangki
berpengaduk berkelanjutan. Metode
lain, meskipun tidak seperti yang
biasa dilakukan pada hari ini, adalah
pencucian in situ.

Contoh terakhir dari industri yang diperlakukan dengan larutan asam. Bahan ini
biasanya aplikasi biomining adalah bioleaching in situ. Ini disebut sebagai run-of-mine ore
(ROM). Metode terdiri dari pelindian bijih di lokasi aslinya, organisme yang berasal dari
lingkungan mengkatalisasi tanpa penggalian. Suatu solusi dipompa melalui proses pelindian

11
dan menjadi lebih lazim karena kandungan yang telah dibor dalam bijih, lindi menjadi lebih
asam dan menguntungkan bagi organisme dikumpulkan dan kemudian diproses untuk
pemulihan pertumbuhan. Meskipun mirip dengan dump bioleaching, heap bioleach. Ada juga
beberapa kemajuan dalam bioproses melibatkan lebih banyak perencanaan dan kedalaman
yang lebih besar dari bijih tertentu dalam kondisi reduksi, seperti dengan rekayasa dalam
upaya untuk mengoptimalkan pencucian bahan konduktifitas. Nikel dan kobalt adalah
contohnya.
Metode bioleaching adalah bijih energi yang lebih sedikit kemudian dikondisikan oleh
aglomerasi, memungkinkan intensif, ramah lingkungan, dan memiliki partikel yang lebih
halus untuk dilampirkan. Beberapa kondisi operasi berpotensi menghasilkan produk
sampingan yang dapat bernilai bijih dengan mikroba asli. Karena oksidatif penambangan
kemungkinan akan memiliki dampak luar biasa dalam kondisi di masa depan yang diperlukan
untuk sebagian besar di solusi upaya pemulihan logam pemulihan.

Skema heap bioleaching, yang merupakan praktik biomining umum, dan reaksi yang terlibat untuk pemulihan
tembaga bersama dengan logam lainnya. (Panel Atas) 1: Bijih dibor dalam pola yang diatur dan kemudian
dihancurkan (kiri). Lubang terbuka dibuat dengan bangku setinggi sekitar 50 kaki (kanan). Bijih kemudian
dipindahkan ke heap atau crusher. 2: Sistem konveyor menumpuk bijih. 3: Tumpukan yang dirancang khusus
dibangun untuk berbagai kadar bijih, ukuran partikel, laju aliran, injeksi udara, dan berbagai faktor lainnya.
Larutan asam lemah diirigasi dari atas dan meresap ke seluruh tumpukan. 4: Larutan lindi melaporkan dari dasar
tumpukan dan dialihkan ke kolam pengumpulan. 5: Sirkuit ekstraksi pelarut (SX) digunakan untuk melepaskan
logam yang menarik dari larutan host (kiri). Solusi dikirim ke area electrowinning (EW) di mana katoda logam

12
diproduksi (kanan). 6: Lembar katoda kemudian dikirim ke pelanggan atau pabrik penggilingan. (Panel Bawah)
Reaksi pelindian tumpukan À Kiri: Dua contoh reaksi kimia yang ditemukan dalam pelindian tumpukan tanpa
reaksi mikroba. Pirit, mineral non-logam, setelah dioksidasi, adalah sumber besi besi (Fe 3+) dan asam sulfat
(H2SO4). Tanpa mikroba, reaksi berhenti setelah adanya besi besi untuk pembebasan logam (2). Produk-produk
reaksi adalah reaksi awal (1). Sphalerite adalah logam yang mengandung mineral dan mengandalkan . (3)
dibiarkan dengan unsur sulfur dan besi besi (Fe 2+) yang, tidak digunakan lebih lanjut tanpa interaksi mikroba.
Kanan: Ketika mikroba hadir, produk dari reaksi awal dapat menjadi reaktan. Besi besi, produk dari reaksi awal,
dapat dioksidasi kembali menjadi besi besi melalui metabolisme mikroba (4). Unsur sulfur dapat dioksidasi
lebih lanjut menjadi asam sulfat (5). Dengan demikian, reaksi oleh mikroba bertindak sebagai katalis terhadap
reaksi awal (1-3).

Logam sulfida merupakan sebagian besar dari persediaan logam non-ferrous dunia
dan dapat dianggap per gram bijih, menjadi kelompok kunci mineral bijih. Logam yang
paling umum ditemukan dalam mineral sulfida termasuk tembaga, Heap bioleaching baru-
baru ini diterapkan sebagai kobalt, besi, timah, nikel, perak, dan seng. Proses konsentrasi
logam pra-perawatan dalam pelepasan bijih emas. Mineral sulfida ini dapat yang kemudian
diolah dengan pereaksi untuk memulihkan oksidasi biologis yang terjadi baik secara aerobik
maupun emas. Reaktor tangki berpengaduk adalah rekayasa kondisi anaerob lainnya. Ketika
oksigen hadir, aplikasi oksida digunakan dalam biomining. Tank-tank yang beroperasi pada
sulfur menghasilkan asam sulfat. Unsur sulfur sedang dengan suhu sedang, biasanya dibuat
dari panas 530 kJ per mol sulfur teroksidasi. Baja tahan karat ini, diangin-anginkan, dan
diaduk untuk menjaga energi, yang biasanya dilepaskan sebagai panas, dapat menjadi
konsentrat yang ditangguhkan. Didorong oleh biaya operasional, dieksploitasi.

Jenis-jenis endapan ini, serta bahan


cut-off grade untuk tembaga menjadi
target untuk diproses. Mineral yang
paling melimpah untuk biooksidasi
termasuk pirit, pirhotit, galena,
sfalerit, kalkopirit, dan kalkosit.

13
Mekanisme untuk oksidasi mikroba
dari bahan sulfida. Mineral-mineral
ini juga merupakan jalur utama untuk
konversi besi (Fe (II)) menjadi besi
(Fe (III)), yang tidak hanya
membebaskan logam yang
diinginkan dari mineral inangnya,
tetapi juga bersifat eksotermik,
meningkatkan suhu dan suhu. tingkat
pelindian mineral yang mengandung
logam. Sistem pelindian tumpukan
saat ini berada di tempat yang
menargetkan oksidasi bijih pirit,
khususnya untuk pembangkit panas.
Namun, tidak ada upaya yang telah
dilakukan untuk menangkap energi
ini untuk mendorong bioproduksi
kimia.

Alasan utama adalah kondisi pertumbuhan mereka yang unik, yang melibatkan pH
rendah dan tinggi. Mikroorganisme mesoacidophilic utama yang terlibat dalam konsentrasi
ion logam. Bakteri ini dalam biomining umum adalah Acidithiobacillus ferrooxidans,
Acidithiobacil- memiliki hambatan pembatasan tinggi untuk masuknya DNA asing dan lus
thiooxidans, Leptospirillum ferrooxidans dan Leptospir sehingga sejumlah teknik transfer gen
terbatas memiliki illum ferriphilum. Oksidasi sulfida logam yang terlibat dalam timbunan
telah dikembangkan. Dalam kasus A. ferrooxidans, A. bioleaching adalah eksoterm, sehingga
mendorong pertumbuhan thiooxidans dan A. caldus, transfer gen berdasarkan konjugat-
thermoacidophiles. Acidithiobacillus caldus adalah kondisi umum dengan Escherichia coli
telah berhasil ditunjukkan pada suhu yang cukup tinggi (40-45).

14
15
Gambar 4. Pembuatan biofuel
menggunakan bahan kimia lainnya
melalui modifikasi kimia selama
proses kimiawi. Penambangan yang
Direkayasa Secara Genetik

KESIMPULAN
Proses penghasilan Bioenergi memanfaatkan Bakteri kemolitoautotrof. Bakteri
kemolitoautotrof yaitu bakteri yang memperoleh energi melalui oksidasikimia, menggunakan
senyawa anorganik sebagai donor elektron dan CO2 sebagai sumber utamanya. Contohnya
bakteri Acidithiobacillus Sp. dan bakteri Bakteri Leptospirillum. Bakteri autotrofik non-
fotosintesis juga telah dieksplorasi untuk menghasilkan bahan kimia yang berguna untuk
fiksasi dan bahan bakar. Butanol adalah biofuel generasi kedua dengan kepadatan energi yang
lebih tinggi dan dapat diproduksi secara autotrof oleh bakteri melalui rekayasa genetika.

16

Anda mungkin juga menyukai