NIM : 14172004
Kelas : Genap
MIDTERM BIOLOGI II
1. Jelaskan sejarah perkembangan bioteknologi?
Jawab :
Sejarah perkembangan bioteknologi
Bila dicermati secara historis, bioteknologi sudah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu
pada proses fermentasi makanan dan minuman. Sebagai contoh sejak 8000 SM sudah dilakukan
praktek penyilangan selektif untuk meningkatkan kualitas ternak. 6000 SM bioteknologi
digunakan dalam proses produksi bir. Pada 4000 SM proses fermentasi juga digunakan dalam
pembuatan keju, yoghurt, cuka dan anggur. Pada tahun 1953 ditemukan struktur DNA oleh
Watson dan Crick yang menjadi dasar perkembangan bioteknologi modern. Era 1975 - sampai
saat ini merupakan era bioteknologi modern yang ditandai dengan rekayasa genetika.
Tahun Perkembangan/Penemuan
1. 1917 : Karl Ereky memperkenalkan istilah bioteknologi
2. 1943 : Penisilin diproduksi dalam skala industri
3. 1944 : Avery, MacLeod, McCarty mendemonstrasikan bahwa DNA adalah bahan
genetik
4. 1955 : Watson & Crick menentukan struktur DNA
5. 1961 : Jurnal Biotechnology and Bioengineering ditetapkan
6. 1961-1966 : Seluruh sandi genetik terungkapkan
7. 1970 : Enzim restriksi endonuklease pertama kali diisolasi
8. 1972 : Khorana dan kawan-kawan berhasil mensintesa secara kimiawi seluruh
gen tRNA
2. Jelaskan Pengertian dan Pembagian Bioteknologi?
Jawab:
Pengertian bioteknologi
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup
(Bakteri,fungi,virus dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim,alkohol) dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi
tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain,
seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan
lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan
berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Pembagian bioteknologi:
a. Bioteknologi konvensional
Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan
mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan,
seperti tempe, tape, oncom, dan kecap. Mikroorganisme dapat mengubah bahan pangan.
Proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi, hasilnya antara lain
tempe, tape, kecap, dan sebagainya termasuk keju dan yoghurt. Proses tersebut dianggap
sebagai bioteknologi masa lalu.
Ciri khas yang tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu adanya penggunaan
makhluk hidup secara langsung dan belum tahu adanya penggunaan enzim. Beberapa
contoh penerapan bioteknologi konvensional dalam pengolahan bahan makanan
diantaranya pengolahan produk susu yang dapat diolah menjadi bentuk-bentuk baru,
seperti yoghurt, keju, dan mentega. Pengolahan produk nonsusu seperti kecap dan tempe.
b. Bioteknologi Modern
Bioteknologi modern meliputi bioteknologi bidang kedokteran, bioteknologi bidang
pertanian, bioteknologi bidang peternakan, dan bioteknologi bahan bakar masa depan.
Adapun contoh penerapan bioteknologi modern diantaranya rekayasa genetika yang
meliputi transplantasi inti, fusi sel, teknologi plasmid, dan rekombinasi DNA. Bioteknologi
bidang kedokteran meliputi pembuatan antibodi monoclonal, vaksin, antibiotika, dan
hormon. Bioteknologi bidang pertanian meliputi pembuatan tumbuhan yang mampu
mengikat nitrogen, dan tumbuhan tahan hama. Bioteknologi bidang peternakan,
bioteknologi bahan bakar masa depan, serta bioteknologi pengolahan limbah.
3. Tuliskan Produk bioteknologi dan Bahan baku/mikro organism yang dipakai dalam
bidang kesehatan
Jawab :
Produk bioteknologi
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri,
fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak
hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti
biokimia, komputer, biologi molekuler, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain
sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai
cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Menurut Sudjadi dalam bukunya Bioteknologi Kesehatan, pada awalnya, bioteknologi
diartikan sebagai teknologi yang menggunakan sel hidup, yakni mikroorganisme, untuk
menghasilkan suatu produk. Bioteknologi tradisional ini sudah ada sejak lama seperti pada
pembuatan keju, minuman anggur tempe dan tape. Sedangkan bioteknologi modern
(bioteknologi molekuler) merupakan teknologi yang memanfaatkan agen hayati atau atau
komponen-komponennya yang telah mengalami rekayasa genetik melalu DNA rekombinan
untuk menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia dan lingkungan.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju.
Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa
genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain.
Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik
maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS. Penelitian di
bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain
yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti
sediakala. Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan
dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena
mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap
hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada
pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang
tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksin (racun) di sungai atau
laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.
Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu dan berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan organisme lain yang ada di sekitarnya. Antibiotika dapat diperoleh
dari jamur atau bakteri yang diproses dengan cara tertentu.
Dipelopori oleh Alexander Fleming dengan penemuan penisilin dari Penicillium notatum.
Penicillium chrysogenum digunakan untuk memperbaiki penisilin yang sudah ada dengan mutasi
secara radiasi ultra violet dan sinar X. Selain Penicillium chrysogenu, beberapa mikroorganisme
juga digunakan sebagai antibiotik, antara lain:
Cephalospurium : Penisilin.
Cephalosporium : Sefalospurin c.
Streptomyces : Streptomisin, untuk pengobatan TBC.
Terapi Gen
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-gen mutan
(abnormal/cacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit. Pada awalnya,
terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang terjadi karena mutasi
pada satu gen, seperti penyakit fibrosis sistik (suatu penyakit keturunan yang menyebabkan
kelenjar tertentu menghasilkan sekret abnormal, sehingga timbul beberapa gejala; yang
terpenting adalah yang mempengaruhi saluran pencernaan dan paru-paru). Penggunaan terapi
gen pada penyakit tersebut dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam
sel yang memiliki gen mutan. Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang
terjadi karena mutasi di banyak gen, seperti kanker. Selain memasukkan gen normal ke dalam sel
mutan, mekanisme terapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan rekombinasi
homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal, mencegah ekspresi gen
abnormal melalui teknik peredaman gen, dan melakukan mutasi balik selektif sehingga gen
abnormal dapat berfungsi normal kembali.
5. Jelaskan jurnal yang telah dipresentasikan secara singkat meliputi latar belakang, cara
kerja, alat dan bahan, hasil yang didapatkan dan pembahasan?
Jawab:
Jurnal bioteknologi dalam kesehatan
Latar belakang
Tumor merupakan penyakit yang mengkhawatirkan karena menjadi penyebab kematian
nomor tujuh di Indonesia dengan persentase 5,7 persen dari keseluruhan penduduk
Indonesia yang meninggal (Riset Kesehatan Dasar tahun 2007). Riset juga menyatakan
bahwa setiap 1000 orang terdapat sekitar 4 penderita tumor. Faktor ini terus meningkat
pada tahun-tahun berikutnya sehingga dalam kurun waktu 10 tahun (2005-2015) WHO
memperkirakan jumlah kematian karena tumor rata-rata 8,4 juta setiap tahun dan tahun
2015 mencapai 9 juta jiwa.
Tumor adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan adanya pertumbuhan
massa (solid/padat) atau jaringan abnormal dalam tubuh yang meliputi tumor jinak
(benigna tumor) dan tumor ganas (malignant tumor). Tumor ganas lebih dikenal sebagai
kanker. Massa ini timbul sebagai akibat dari ketidak-seimbangan pertumbuhan dan
regenerasi sel. Pertumbuhan sel yang tidak terkendali disebabkan kerusakan DNA yang
mengakibatkan mutasi (perubahan genetik yang bersifat menurun) pada gen vital yang
bertugas mengontrol pembelahan sel. Beberapa mutasi mungkin dibutuhkan untuk
mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut disebabkan agen zat-zat
kimia atau fisik yang dinamakan sebagai karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan
(diperoleh) maupun diwariskan.
Perkembangan kanker ditandai dengan sel-sel tumor berinteraksi dengan komponen
lingkungan di sekitarnya seperti sel normal, sel imun (sel efektor), maupun agen
terapi yang secara eksternal dapat ditambahkan ke dalam sistem tubuh. Agen terapi yang
dimaksud adalah kemoterapi dan imunoterapi. Sifat interaksi lingkungan tumor adalah
kompleks dan tergantung pada banyak faktor, di antaranya adalah umur, jenis kelamin
dan sebagainya. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan perubahan sel tumor
menjadi kompleks.
Di lain pihak, terdapat faktor yang dimaksudkan menyerang sistem imun, salah satunya
adalah virus. Virus dapat menginfeksi sel-sel imun yang telah aktif. Sebagai akibatnya,
populasi sel efektor menurun dan sistem imun akan melemah sehingga dibutuhkan obat
yang dapat meningkatkan imun tubuh seperti Interleukin-2 (IL-2). Kirschner (1998)
menyatakan bahwa secara matematis, terdapat interaksi antara Human Immunodeficiency
Virus dengan sel imun yang aktif. Hadirnya virus akan mengurangi efisiensi sistem imun
dalam memerangi sel tumor.
Berbagai studi klinis dan eksperimental memberikan pemecahan baru yang berguna
untuk mengetahui pengaruh dinamika kanker dan perawatan yang tepat.
Permasalahan-permasalahan yang semakin kompleks tersebut menuntut untuk dicari
solusinya. Pemecahan tersebut dapat dilakukan dalam matematika dengan menggunakan
pendekatan model matematika.
Model matematis pertumbuhan sel tumor dan sel normal berasal dari interaksi sel tumor
dengan sel normal yang pertama kali diperkenalkan oleh Witten (1989). Interaksi sel
tumor dengan sistem imun dan immunoterapi telah dimodelkan secara matematis oleh
Panetta dan Kirschner (1998). Model non linear pertumbuhan sel tumor dan sel normal
terhadap pengaruh sistem imun dan virus tersebut sangat dibutuhkan untuk
memahami fenomena realistis pertumbuhan sel tumor dan sel normal. Melalui model
matematika dan simulasi dapat diketahui pola pertumbuhan sel tumor dan sel normal
secara kompleks. Perilaku sistem dapat diperkirakan dengan mengubah parameter
sehingga mampu memproyeksikan jumlah populasi pada waktu tertentu.
Penelitian ini menggunakan model pertumbuhan sel tumor dan sel normal dari Witten
(2011) dengan peran sistem imun dan virus. Pertama, membentuk model tentang
interaksi sistem imun dengan pertumbuhan sel tumor dan sel normal. Tubuh diberikan
pendekatan terapi yang berbeda di antaranya kemoterapi dan immunoterapi. Kemudian,
masuknya virus ke dalam tubuh menyebabkan sistem imun melemah. Selanjutnya,
membentuk model tentang interaksi virus dengan pertumbuhan sel tumor dan sel
normal serta menganalisis pola pertumbuhannya melalui simulasi. Melalui interpretasi
grafik berdasarkan nilai parameter yang telah ditentukan akan diketahui perilaku tiap-tiap
model.
Uraian di atas melatarbelakangi penulis melakukan penelitian yang berjudul “Analisis
Model Matematika Tentang Pengaruh Sistem Imun dan Virus Terhadap Dinamik
Pertumbuhan Sel Tumor dan Sel Normal”.