Anda di halaman 1dari 9

BIOTEKNOLOGI HUTAN

Disusun oleh:
Fajar ramadhan 201410320311009

FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN
JURUSAN KEHUTANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN 2015

1. Pengertian dan perkembangan bioteknologi


Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu Bio yang berarti mahluk hidup
dan Teknologi yang berarti cara untuk memproduksi barang atau jasa. Dari
paduan kalimat tersebut dapat diartikan bahwa bioteknologi merupakan cabang
ilmu yang mempelajari pemanfaatan mahluk hidup (bakteri, fungi, virus dan lainlain) maupun produk dari mahluk hidup (enzim, alcohol) dalam proses produksi
untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi
tidak hanya didasari oleh biologi semata, tetapi juga ada ilmu-ilmu terapan dan
murni lain, seperti biokimia, computer, biologi, molecular, mikrobiologi, genetika,
kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah
ilmu terapan terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses
produksi barang dan jasa. Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh
manusia sejak ribuan tahun lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan
adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19,
pemulian tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru dibidang pertanian,
serta pemulian dan reproduksi hewan. Dibidang medis, penerapan bioteknologi
pada masa lalau dibuktikan antara lain dengan ditemukannya vaksin, antibiotik,
dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi
yang tidak sempurna. Perubahan secara signifikan terjadi ketika ditemukanya
bioreactor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin
dapat dilakukan secara massal.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang pesat. Kemajuan ini ditandai
dengan ditemukannya berbagai macam teknologi seperti rekayasa genetika, kultur
jaringan, DNA rekombinan, perkembangbiakan sel induk, cloning, dan lain-lain
dimana sebelumnya . Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai
kontroversi yang meliputi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi
cloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari
bermacam-macam golongan. Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan
kualitas suatu organisme melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut
dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan menambah gen dari
organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut. Bioteknologi
sendiri terbagi menjadi dua berdasarkan tingkat penguasaan ilmu yaitu
bioteknologi tradisional atau konvensional dan bioteknologi modern. Bioteknologi

tradisional adalah bioteknologi yang bersifat sederhana dengan menggunakkan


jasad renik (mikroba) alami yang pada mulanya penggunaanya bersifat untunguntungan belum berdasarkan ilmiah. Bioteknologi modern adalah bioteknologi
yang menggunakan organisme hasil rekayasa genetik melalui perlakuan yang
mengubah landasan penentu kemampuan hidup, dengan mengubah tatanan gen
yang menentukan sifat spesifik suatu organisme, sehingga dalam proses
pengubahan dapat berlangsung secara lebih efisien dan efektif. Selain itu juga
bioteknologi modern dituntut oleh hasil yang komersial, yaitu produknya harus
dapat bersaing dalam harga, dengan menggunakan metode alternatif pembuatan
produk yang sama. Untuk mengetahui bagaimana organisme itu dapat
dimanfaatkan dan apakah yang dapat dilakukan oleh bioteknologi modern, perlu
diketahui senyawa kimia yang menjadi dasar dalam kehidupan, yaitu protein,
khususnya mengenai struktur dan fungsi protein sebagai penyusun material
genetika yang dapat dikenal nama DNA. Tidak ada senyawa yang demikian
penting seperti DNA, karena di dalamnya terbawa informasi turun-temurun yang
menentukan struktur protein. DNA adalah molekul utama kehidupan. Instruksi
yang mengatur pertumbuhan dan pembelahan sel disandikan oleh DNA, demikian
pula dengan pesan yang menimbulkan diferensiasi, sehingga telur yang telah
dibuat berkembang menjadi banyak sekali sel khusus yang diperlukan untuk
keberhasilan fungsi tumbuhan dan hewan yang tingkat tinggi. Jadi, bioteknologi
merupakan teknologi yang dalam pengembangan dan penerapannya menggunakan
mahluk hidup baik itu mikroorganisme atau makroorganisme untuk dapat
menghasilkan suatu barang atau jasa.
2. Perbedaan Bioteknologi Konvensional dengan Bioteknologi Modern
Bioteknologi dapat dibedakan menjadi dua yaitu, bioteknologi
konvensional atau tradisional dan bioteknologi modern. Berikut ini akan
dijelaskan beberapa perbedaan antara bioteknologi konvensional dan bioteknologi
modern.
1. Bioteknologi Konvensional
Dalam bioteknologi konvensional, biasanya hanya memanfaatkan
mikroorganisme seperti bakteri dan jamur dalam memproduksi alcohol,
asam asetat, gula, atau bahan makanan lainya seperti kecap, tahu dan tempe.
Adapun ciri-ciri bioteknologi konvensional adalah sebagai berikut :
a. Dilakukan tanpa dilandasi prinsip-prinsip ilmiah

b. Dilakukan hanya berdasarkan pada pengalaman yang diwariskan


masyarakat secara turun-temurun
c. Pada umumnya, belum dapat diproduksi secara massal karena produknya
hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga saja.
2. Bioteknologi modern
Perbedaan yang mendasar antara bioteknologi konvensional dengan
bioteknologi modern yaitu terletak pada penggunaan prinsip-prinsip ilmiah.
Prinsip-prinsip itu meliputi pemahaman tentang proses, peralatan yang
digunakan, pemrosesan hasil dengan mesin, pengepakan, dan pemasaran.
Dalam meningkatkan nilai tambah suatu bahan, bioteknologi modern
memanfaatkan mikroorganisme. Mikroorganisnme itu misalnya sebagai
penghasil obat (penicillium), sebagai pupuk pada tanaman (rhizobium),
sebagai bahan makanan yaitu ganggang biru (spirulina) dan lainya.
Bioteknologi modern memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Menggunakan mahluk hidup untuk menghasilkan suatu produk.,
penggunaan mahluk ini karena mahluk hidup dapat dikembangkan secara
aseksual sehingga jika dipelihara secara terus menerus memiliki sifat
yang tetap, sifat mahluk hidup dapat diubah-ubah sesuai dengan
kebutuhan misalnya persilangan, mahluk hidup senantiasa berkembang
biak sehingga merupakan sumber daya alam yang dapat dipulihkan
b. Menggunakan prinsip-prinsip ilmiah dalam menghasilkan suatu produk.
Prinsip-prinsip itu sebagai berikut :
1. Pemahaman proses
2. Peralatan yang digunakan
3. Pemrosesan dengan mesin
4. Pengepakan
5. Pemasaran
c. Merupakan hasil pengkajian dari berbagai ilmu
d, Dapat diproduksi dengan banyak.
3. Cabang ilmu bioteknologi
Bioteknologi memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu seperti diantaranya
diasosiasikan dengan beberapa jenis warna, yaitu :
1. Bioteologi merah (red biotechnology) adalah cabang ilmu bioteknologi
yang mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang media. Cakupanya

meliputi spectrum pengobatan manusia, mulai dari tahap preventif,


diagnosis dan pengobatan. Contoh penerapannya adalah pemanfaatan
organisme untuk menghasilkan obat dan vaksin, penggunaan sel induk
untuk pengobatan regenerative, serta terapi gen untuk mengobati penyakit
genetic dengan menyisipkan atau menggantikan gen abnormal dengan gen
yang normal.
2. Bioteknologi

putih/

abu-abu

(white/gray

biotechnology)

adalah

bioteknologi tang diaplikasikan dalam industry seperti pengembangan dan


produksi senyawa biru serta pembuatan sumber energy terbarukan.
Dengan memanipulasi mikroorganisme seperti bakteri dan khmair/ragi.
Enzin-enzim juga organisme-organisme yang lebih baik telah tercipta
untuk memudahkan proses produksi dan pengolahan limbah industri.
3. Bioteknologi hijau (greenbio
technology)
mempelajari
aplikasi
bioteknologi di bidang pertanian dan peternakan. Di bidang pertanian,
bioteknologi telah berperan dalam menghasilkan tanaman tahan hama,
bahan pangan dengan kandungan gizi lebih tinggi dan tanaman yang
menghasilkan obat atau senyawa yang bermanfaat. Sementara itu, di
bidang

peternakan,

binatang-binatang

telah digunakan

sebagai

"bioreaktor" untuk menghasilkan produk penting contohnya kambing,


sapi, domba, dan ayam telah digunakan sebagai penghasil antibodi-protein
protektif yang membantu sel tubuh mengenali dan melawan senyawa
asing (antigen).
4. Bioteknologi biru (blue biotechnology) disebut juga bioteknologi
akuatik/perairan yang mengendalikan proses-proses yang terjadi di
lingkungan akuatik. Salah satu contoh yang paling tua adalah
akuakultura, menumbuhkan ikan bersirip atau kerang-kerangan dalam
kondisi terkontrol sebagai sumber makanan, (diperkirakan 30% ikan
yang

dikonsumsi

di seluruh dunia dihasilkan oleh akuakultura).

Perkembangan bioteknologi akuatik termasuk rekayasa genetika untuk


menghasilkan tiram tahan penyakit dan vaksin untuk melawan virus
yang menyerang salmon dan ikan lainnya. Contoh yang lain adalah
salmon transgenik yang memiliki hormon pertumbuhan secara berlebihan
sehingga menghasilkan tingkat pertumbuhan sangat tinggi dalam waktu

yang singkat.
4. Dampak Positif dan negative bioteknologi
Adapun dampak positif dan negatif bioteknologi sebagai berikut
1. Dampak positif bioteknologi
Beberapa dampak positif bioteknologi adalah
Meningkatnya sifat resistensi tanaman terhadap hama dan penyakit

tanaman, misalnya tanaman anggrek menjadi kebal hama.


Meningkatnya produk-produk (baik kualitas maupun

kuantitas)

pertanian, perkebunan, peternakan maupun perikanan dengan adanya

temuan bibit unggul.


Meningkatnya nilai tambah bahan makanan. Seperti air susu menjadi

yogurt, mentega, keju.


Membantu proses permunian logam dari bijihnya pada pertambangan

logam (biometalurgi).
Membantu manusia

mengatasi

masalah-masalah

pencemaran

lingkungan, seperti bakteri pemakan plastic dan parafin, bakteri

penghasil plastic biodegradable.


Membantu masalah manusia akan kebutuhan sumber daya energy.

Misalnya dengan adanya bioethanol , biogas


Membantu dunia kedoteran dan medis untuk mengatasi berbagai
penyakit tertentu. Misalnya : penyakit kelainan genetis dengan terapi

gen , hormone insulin, antibiotic, vaksin.


Mengatasi permasalahan species langka dan hamper punah dengan
teknologi transplantasi nucleus hewan/tumbuhan langka bisa dilestarikan
dan sebagainya.

2. Dampak negatif bioteknologi


Munculnya pencemaran biologis,

berupa

penyebaran

organisme

transgenic yang terkendali..


Gangguan keseimbangan ekosistem akibat perubahan dinamika populasi
Kerusakan tatanan sosial masyarakat, ketika cloning pada manusia tak

terkendali.
Tersingkirnya berbagai plasma nutfa alami/lokal. Flora dan fauna lokal

terdersak oleh kehadiran flora dan fauna transgenic.


Menimbulkan pertentangan berkepanjangan antara tokoh ilmuwan
bioteknologi dengan tokoh-tokoh kemanusian dan agama.

Timbulnya

tanaman/hewan transgenik.
Munculnya penyakit-penyakit baru dan kerentanan terhadap penyakit

reaksi

alergi

pada

manusia

yang

mengkonsumsi

pemanfaatan tanaman/hewan transgenik.


5. Peran bioteknologi dalam bidang kehutanan
Laju penghilangan hutan akibat pembalakan liar (illegal loging) telah
mencapai taraf amat mengkhawatirkan. Laporan Bank Dunia pada 2002
menyebutkan penyusutan hutan Indonesia mendekati angka 3,6 juta hektar per
tahun. Ini berarti, setiap 12 detik terjadi penghilangan hutan yang setara dengan
luas satu lapangan bola. Laporan dari Departemen Kehutanan menyebutkan,
pembalakan liar menyebabkan sekitar 59,2 juta hektar hutan gundul. Dari jumlah
itu, 40 juta hektar di antaranya merupakan hutan lahan kosong tanpa pepohonan,
atau 13 persen dari luas hutan saat ini. Maka hutan Indonesia sangat perlu untuk
direhabilitasi segera demi kelangsungan kehidupan kedepannya.
Aplikasi bioteknologi dalam pengelolaan hutan berperan penting dalam
meningkatkan produktivitas dan kovervasi sumber daya hutan. Biotekonlogi di
bidang kehutanan meliputi 3 bagian utama, yaitu penggunaan metode kultur
jaringan,

penggunaan

penanda

molekuler

dan

rekayasa

genetik

untuk

memproduksi tanaman transgenik. Penanda molekuler dapat digunakan untuk


mendukung kegiatan pemulian dan konservasi sumber daya genetik. Dengan
menggunakan penanda molekuler, bibit unggul dapat dihasilkan dengan waktu
yang lebih cepat dan lebih tepat. Penerapan teknik penanda molekuler juga sangat
penting dalam konservasi sumber daya genetik. Dengan menggunakan teknik
penanda molekuler dapat mengetahui tingkat keragaman genetik dan sebarannya
di hutan alam maupun tanaman bahkan keanekaragaman satwa dapat diketahui.
Kultur jaringan merupakan salah satu teknologi bioteknologi yang telah
berkembang pesat. Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian
dari tanaman seperti sel atau jaringan yang ditumbuhkan dalam kondisi bebas dari
mikroorganisme penyebab penyakit, sehingga bagian tanaman tersebut dapat
memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali. Tumbuhan yang
dikembangbiakan dengan teknik kultur jaringan mempunyai sifat sama dengan

induknya dan kultur jaringan merupakan salah cara perbanyakan secara vegetatif.
Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbanyakan tumbuhan dengan
menggunakan bagian vegetatif menggunakan media buatan yang dilakukan
ditempat steril. Dalam bidang kehutanan kultur jaringan dapat juga berperan
meningkatkan produksi bibit unggul tanaman hutan tanpa tergantung oleh musim.
Penerpan kultur jaringan dapat menjawab kebutuhan konservasi jenis, khususnya
tumbuhan yang terancam punah karena faktor jumlah individu yang sedikit di
alam dan atau perbanyakan jenis secara generatif yang sulit dilakukan.
Berikut ini keuntungan menggunakan teknik kultur jaringan dalam
budidaya suatu tumbuhan/tanaman

Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih
cepat (dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan

minimal 10.000 planlet/bibit)


Bibit yang dihasilkan seragam
Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu)
Jumlah yang dihasilkan banyak, tidak terbatas

Perbanyakan tumbuhan/kultur jaringan dapat dilakukan secara cepat dan hemat


waktu
Pengadaan bibit tidak tergantung musim

Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak


Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah
Teknik kultur jaringan memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan
secara vegetaif. Teknik kultur jaringan suatu sel atau irisan jaringan tanaman yang
sering disebut eksplan secara aseptic( in vitro) diletakkan dan dipelihara dalam
medium pada atau cair yang cocok dan dalam keadaan steril. dengan cara
demikian sebaian sel pada permukaan irisan tersebut akan mengalami proliferasi
dan membentuk kalus. Apabila kalus yang terbentuk dipindahkan kedalam
medium diferensiasi yang cocok, maka akan terbentuk tanaman kecil yang
lengkap dan disebut planlet. Dengan teknik kultur jaringan ini hanya dari satu
irisan kecil suatu jaringan tanaman dapat dihasilkan kalus yang dapat menjadi
planlet dalam jumlah yang besar.

Pelaksanaan teknik kultur jaringan tanaman ini berdasarkan teori sel sperti yang
dikemukakan oleh Schleiden, yaitu bahwa sel mempunyai kemampuan autonom,
bahkan mempunyai kemampuan totipotensi. Totipotensi adalah kemampuan
setiap sel, darimana saja sel tersebut diambil, apabila diletakkan dilingkungan
yang sesuai Makan tumbuh menjadi tanaman yang sempurna. Teknik kultur
jaringan akan berhasil dengan baik apabila syarat-syarat yang diperlukan
terpenuhi.

Syarat- syarat:

Pemilihan eksplan sebagai bahan dasar untuk pembentukan kalus, syarat-syarat


tumbuhan :
1. Jaringan tersebut sedang aktif pertumbuhannya, diharapkan masih
terdapat

zat

tumbuh

yang

masih

aktif

sehingga

membantu

perkembangan jaringan selanjutnya


2. Eksplan yang diambil berasal dari daun, akar, mata tunas, kuncup,
ujung batang dan umbi
3. Eksplan yang diambil dari bagian yang masih muda
Penggunaan medium yang cocok, keadaan aseptik dan pengaturan udara

yang baik terutama untuk kultur cair


Pilih bagian tanaman yang masih muda dan mudah tumbuh yaitu bagian
meristem, seperti: daun muda, ujung akar, ujung batang, keping biji dan
sebagainya. Bila menggunakan embrio bagian bji-biji yang lain sebagai
eksplan, yang perlu diperhatikan adalah kemasakan embrio, waktu
imbibisi, temperatur dan dormansi.

Anda mungkin juga menyukai