Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BIOTEKNOLOGI

DISUSUN OLEH :
FANNY AMLIA SAMMA
SRI INDRAWATY
NOVIA SRIKANDI

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2014
A. PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.

Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata,
tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer,
biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain
sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang
menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan
tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan
bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman
untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan
dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu
dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun
masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna.
Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur.
Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara
massal.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara
negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam
teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan,
pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan
kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis
yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS. Penelitian di
bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita stroke
ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada
jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan, dengan
menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan,
dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat
gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap
hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi pada masa ini juga
dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh,
pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan

penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan
menggunakan bakteri jenis baru.
Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang
melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan
rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacammacam golongan.
Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme
melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi
biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau
merekayasa gen pada organisme tersebut
Perubahan sifat Biologis melalui rekayasa genetika tersebut menyebabkan
"lahirnya organisme baru" produk bioteknologi dengan sifat - sifat yang
menguntungkan bagi manusia. Produk bioteknologi, antara lain.

Jagung resisten hama serangga

Kapas resisten hama serangga

Pepaya resisten virus

Enzim pemacu produksi susu pada sapi

Padi mengandung vitamin A

Pisang mengandung vaksin hepatitis

B. SEJARAH PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI


Istilah bioteknologi untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang
insinyur Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam
skala besar dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakannya (Suwanto,
1998). Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu bio yang berarti makhuk hidup
dan teknologi yang berarti cara untuk memproduksi barang atau jasa. Dari
paduan dua kata tersebut European Federation of Biotechnology (1989)
mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan
ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian
dari organisme hidup, dan/atau analog molekuler untuk menghasilkan produk dan
jasa.Pemanfaatan mikroba untuk kepentingan manusia telah ada sejak zaman
sebelum masehi. Hingga sekarang manusia telah mengalami tiga periode
perkembangan bioteknologi, yaitu sebagai Berikut
1. Periode bioteknologi tradisional ( sebelum abad ke-15 M ) Dalam periode
ini telah ada teknologi pembuatan minuman bir dan anggur menggunakan
ragi (6000 SM), mengembangkan roti dengan ragi (4000 SM), dan
pemanfaatan ganggang sebagai sumber makanan yang dilakukan oleh
bangsa aztek (1500 SM ).
2.

Periode bioteknologi ilmiah ( abad ke-15 sampai ke-20 M) Periode ini


ditandai dengan adanya beberapa peristiwa berikut ini :

Tahun 1670 : usaha penambangan biji tembaga dengan bantuan


mikrob di Rio Tinto, Spanyol.

Tahun 1686 : Penemuan mikrosop oleh Antony van Leeuwenhoek


yang juga menjadi manusia pertama yang dapat melihat mikrob.

Tahun 1870 : Louis pasteur menemukan adanya mikrob dalam


makanan dan minuman.

Tahun 1890 : alkohol dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar


motor.

Tahun 1897 : penemuan enzim dari ekstrak ragi yang dapat


mengubah gula menjadi alkohol oleh Eduard Buchner.

Tahun 1912 : pengelolahan limbah dengan menggunakan mikrob.

Tahun 1915 : produksi aseton, butanol, dan gliserol dengan


menggunakan bakteri.

Tahun 1928 : penemuan zat antibiotik penisilin oleh Alexander


Fleming

Tahun 1994 : Produksi besar-besaran penisilin

Tahun.1953 : penemuan struktur asam deoksiribo nukleat ( ADN )


oleh Crick dan Watson .

3. Periode bioteknologi modern ( abad ke-20 M sampai sekarang).


Periode ini diawali dengan penemuan teknik rekayasa genetik pada tahun
1970-an. Era rekayasa genetik dimulai dengan penemuan enzim
endonuklease restiksi oleh Dussoix dan Boyer. Dengan adanya enzim
tersebut memungkinkan kita dapat memotong ADN pada posisi tertentu,
mengisolasi gen dari kromosom suatu organisme, dan menyisipkan
potongan ADN lain ( dikenal dengan teknik ADN rekombinan). Setelah
penemuan enzim endonuklease restriksi, dilanjutkan dengan program
bahan bakar alkohol dari brazil, teknologi hibridoma yang menghasilkan
antibodi monoklonal (1976), diberikannya izin untuk memasarkan produk
jamur yang dapat dikonsumsi manusia kepada Rank Hovis Mc. Dougall
(1980). Peran teknologi rekayasa genetik pada era ini semakin terasa
dengan diizinkannya penggunaan insulin hasil percobaan rekayasa genetik
untuk pengobatan penyakit diabetes di Amerika Serikat pada tahun 1982.
insulin buatan tersebut diproduksi oleh perusahaan Eli Lilly dan Company.
Hingga saat ini, penelitian dan penemuan yang berhubungan dengan
rekayasa genetik terus dilakukan. Misalnya dihasilkan organisme
transgenik penelitian genom makhluk hidup. Bioteknologi memiliki
gradien

perkembangan

teknologi,

yang

dimulai

dari

penerapan

bioteknologi tradisional yang telah lama dan secara luas dimanfaatkan,

hingga teknik-teknik bioteknologi baru dan secara terus menerus


berevolusi.
C. BIOTEKNOLOGI

KONVESIONAL

DAN

BIOTEKNOLOGI

MODERN
Bioteknologi konvensional
Bioteknologi konvensional

merupakan

bioteknologi

yang

memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat,


gula, atau bahan makanan, seperti tempe, tape, oncom, dan kecap.
Mikroorganisme dapat mengubah bahan pangan. Proses yang dibantu
mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi, hasilnya antara lain tempe,
tape, kecap, dan sebagainya termasuk keju dan yoghurt. Proses tersebut
dianggap sebagai bioteknologi masa lalu.
Ciri khas yang tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu
adanya penggunaan makhluk hidup secara langsung dan belum tahu
adanya penggunaan enzim. Beberapa contoh penerapan bioteknologi
konvensional dalam pengolahan bahan makanan diantaranya pengolahan
produk susu yang dapat diolah menjadi bentuk-bentuk baru, seperti
yoghurt, keju, dan mentega. Pengolahan produk nonsusu seperti kecap dan
tempe

Contoh lain penerapan bioteknologi konvensional dalam bidang pertanian


diantaranya penanaman secara hidroponik dan penanaman secara
aeroponik.
Bioteknologi Modern
Bioteknologi modern meliputi bioteknologi bidang kedokteran,
bioteknologi bidang pertanian, bioteknologi bidang peternakan, dan
bioteknologi bahan bakar masa depan.
Periode ini diawali dengan penemuan teknik rekayasa genetik pada
tahun 1970-an. Era rekayasa genetik dimulai dengan penemuan enzim
endonuklease restiksi oleh Dussoix dan Boyer. Dengan adanya enzim
tersebut memungkinkan kita dapat memotong ADN pada posisi tertentu,
mengisolasi gen dari kromosom suatu organisme, dan menyisipkan
potongan ADN lain ( dikenal dengan teknik ADN rekombinan).
Setelah penemuan enzim endonuklease restriksi, dilanjutkan
dengan program bahan bakar alkohol dari brazil, teknologi hibridoma yang
menghasilkan antibodi monoklonal (1976), diberikannya izin untuk
memasarkan produk jamur yang dapat dikonsumsi manusia kepada Rank
Hovis Mc. Dougall (1980). Peran teknologi rekayasa genetik pada era ini
semakin terasa dengan diizinkannya penggunaan insulin hasil percobaan

rekayasa genetik untuk pengobatan penyakit diabetes di Amerika Serikat


pada tahun 1982. insulin buatan tersebut diproduksi oleh perusahaan Eli
Lilly dan Company. Hingga saat ini, penelitian dan penemuan yang
berhubungan dengan rekayasa genetik terus dilakukan. Misalnya
dihasilkan organisme transgenik penelitian genom makhluk hidup.
Adapun contoh penerapan bioteknologi modern diantaranya
rekayasa genetika yang meliputi transplantasi inti, fusi sel, teknologi
plasmid, dan rekombinasi DNA. Bioteknologi bidang kedokteran meliputi
pembuatan antibodi monoclonal, vaksin, antibiotika, dan

hormon.

Bioteknologi bidang pertanian meliputi pembuatan tumbuhan yang


mampu mengikat nitrogen, dan tumbuhan tahan hama. Bioteknologi
bidang peternakan, bioteknologi bahan bakar masa depan, serta
bioteknologi pengolahan limbah.
D. RUANG LINGKUP BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi
1. pada bidang pertanian:
bioteknologi untuk pertanian menawarkan berbagai keuntungan.
Perbaikan sifat tanaman dapat dilakukan dengan teknik modifikasi
genetik dengan bioteknologi melalui rekayasa genetika. Aplikasi
bioteknologi dalam bidang pertanian melalui teknologi perbaikan
sifat tanaman dengan teknik rekayasa genetika.
Keuntungan bioteknologi pertanian antara lain:
Meningkatkan produksi pangan misalnya

dengan

menciptakan kultivar unggul seperti tanaman padi tahan

wereng, kapas tahan hama sehingga dapat


meningkatkan hasil panen.
Ternak yang dapat memproduksi asam amino tertentu.
Pengolahan makanan; tempe, tape, oncom, kecap.
Pengolahan minuman; anggur, bir, yoghurt, tuak, brem, dsb.
Meningkatkan produksi peternaka
Meningkatkan efisiensi dan kualitas pakan seperti

manipulasi mikroba rumen


Menciptakan jenis ternak unggul
Menyediakan benih dan induk ikan berkualitas unggul.

Meningkatkan

system

kekebalan

ikan

dengan

menggunakan vaksin,imunostimulan, dan bioremediasi.


Aplikasi probiotik pada pakan atau dalam lingkungan perairan budidaya
sebagai penyeimbang mikroba dalam pencernaan dan lingkungan perairan.
2. Aplikasi pada bidang peternakan:
Aplikasi bioteknologi dalam bidang peternakan menawarkan berbagai
keuntungan antara lain:

Meningkatkan produksi peternakan


Meningkatkan efisiensi dan kualitas pakan seperti manipulasi

mikroba rumen
Menghasilkan embrio yang banyak dalam satu kali siklus

reproduksi
Ternak yang dapat memproduksi asam amino tertentu
Menciptakan jenis ternak unggul

3. Aplikasi pada bidang perikanan:


Aplikasi bioteknologi dalam bidang periakanan menawarkan
berbagai keuntungan antara lain:
a. Menyediakan benih dan induk ikan
b. Meningkatkan system kekbalan
menggunkana

vaksin,

imunostimulan,

ikan

dengan

probiotik

dan

bioremediasi.
Aplikasi probiotik pada pakan atau dalam lingkungan perairan
budidaya sebagai penyeimbang mikroba dalam pencernaan dan
lingkungan perairan
4. Aplikasi pada bidang kesehatan dan pengobatan:
Aplikasi bioteknologi dalam bidang kesehatan dan pengobatan
telah mandatangkan manfaat antara lain:

Memproduksi

(antibiotik) seperti; penisilin, streptomysin.


Memproduksi vaksin untuk pencegahan jenis penyakit tertentu

obat-obatan

terhadap

penyakit

infeksi

sesuai dengan jenis vaksinnya seperti; polio, cacar, hepatitis-B,

TBC dsb. Selain pada manusia, vaksin juga digunakan untuk


melindungi ternak (ayam, sapi dsb) dari serangan berbagai

penyakit menular.
Memproduksi zat kebal antibody untuk diagnosis penyakit,

penelitian dan terapi. Antibodi monoclonal.


Untuk terapi gen misalnya untuk terapi penyakit genetis

(bawaan).
Untuk memproduksi hormon; Insulin untuk terapi penderita

kencing manis.
Untuk terapi gen; Sel somatis (somatic gene therapy); sel darah
atau otot,terapi penyakit genetis (bawaan). Sel embrional

(Germ line gene therapy);


5. Aplikasi pada bidang lingkungan
Aplikasi bioteknologi dalam bidang lingkungan adalah untuk
penanganan dan pemanfaatan material sampah organik yang
volumenya cenderung bertambah dengan pesat. Pemanfaatan
sampah berdampak dapat mengeliminasi sumber polusi terutama
pencemaran air, dan dengan penerapan proses biotek dapat
mengubah limbah menjadi produk-produk yang bermanfaat.
Beberapa limbah yang dapat digunakan untuk substrat fermentasi:
Molase, sebagai produk sampingan (limbah) industri gula
masih mengandung kadar gula 50 %. Molase digunakan
secara luas sebagai bahan baku fermentasi dan untuk
produksi antibiotik, asam organic, dan khamir untuk
pembuatan roti, bumbu masak (MSG) atau diberikan

langsung untuk makanan ternak.


Whey sebagai produk sampingan (limbah) industri keju

digunakan sebagai substrat fermentasi.


Batang padi (damen) untuk produksi jamur merang
Bagase (ampas tebu) banyak mengandung ligno selulose.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim (-). Manual of Progesterone Enzyme Immunoassay Kit. USA: Cayman
Chemical Company.
-------- (1995). Instruction Manual OmniTags: Universal Streptavidin/Biotin
Affinity
Immnunostaining Systems. USA: Lipshaw.
Artama, W.T. (1990). Teknik Hibridoma untuk Porduksi Antibodi Monoklonal.
Makalah Kursus Immuno-bioteknologi. Yogyakarta: PAU UGM.

Boenisch, T. (1989). Staining Methods. Dalam: Nais S.J., (ed.): Immunochemical


Staining Methods. USA: Dako Corps.
Heru Nurcahyo (1997). Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia
Berorientasi
pada Penguasaan Bioteknologi Cakrawala Pendidikan. Edisi Khusus Dies
Mei , 1997.
Freshney, R.I. (1990). Culture of Animal Cells. A manual of Basic Technique
Second
Edition. New York: John Wiley and Sons, Inc. Publication. Hal 284.
Pelczar, M.J. & Chan, E.C.S. (1988). Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press.
Jakarta.
Pringgo Soedigdo (1992). Menyiapkan Para Ahli Biologi Guna Dapat Ikut dalam
Pembangunan Bioteknologi di Indonesia. Makalah Seminar Biologi
Molekuler 1995. Bandung: Kerjasama ITB dan Dirjen Dikti.
Roitt, I.M. (1990). Pokok-pokok Ilmu Kekebalan. P.T. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Shupnik, M.A. (1999). Introduction to Molecular Biology. In: Fauser, B.C.J.M.,
Rutherford, A.J., Strauss, III., J.F., and Van Steirteghem, A. (eds.) Molecular
Biology in Reproductive Medicine. The Parthenon Publishing Group.
Takayama, K., Fukaya, T., Sasano, H., Funayama, Y., Suzuki, T., Takaya, R.,
Wada,
Y., and Yajima, A. (1996). Immunohistochemical Study of Steroidogenesis
and Cell Proliferation in Polycystic Ovarian Syndrome. Hum. Reprod. Vol.
11, No.7. pp.: 1387-92.
Yalow, R.S. (1998). Radioimmunoassay of Hormones. In: Wilson, J.D., & Foster,
D.W. (eds.) Williams Textbook of Endocrinology. 8th.ed. W.B. Saunders
Company.

Anda mungkin juga menyukai