Anda di halaman 1dari 11

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bioteknologi

Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan bioteknologi? Bioteknologi berasal dari
kata “bio” yang berarti makhluk hidup dan “teknologi” yang berarti cara
untuk memproduksi barang dan jasa, dan secara bebas dapat didefinisikan secara bebas
sebagai pemanfaatan organisme hidup untuk menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat
bagi manusia (Kuswanti, 2008:113).

Istilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur
Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar dengan
menggunakan bit gula sebagai sumber pakan. Pada perkembangannya sampai pada tahun
1970, bioteknologi selalu berasosiasi dengan rekayasa biokimia (biochemical
engineering). Dari paduan dua kata tersebut (bio dan teknologi) European Federation of
Biotechnology (1989) mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan
alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian
dari organisme hidup dan analog mulekuler untuk menghasilkan produk dan jasa.

Bioteknologi sebenarnya sudah dikerjakan manusia sejak ratusan tahun yang lalu,
karena manusia telah bertahun-tahun lamanya menggunakan mikroorganisme seperti bakteri
dan jamur ragi untuk membuat makanan bermanfaat seperti tempe, roti, anggur, keju, dan
yoghurt. Namun istilah bioteknologi baru berkembang setelah Pasteur menemukan proses
fermentasi dalam pembuatan anggur (Kuswanti, 2008:113).

Perkembangan yang pesatdalam bidang biologi sel dan biologi molekuler sejak tahun
1960-an mendorong perkembangan bioteknologi secara cepat. Dewasa ini, manusia telah
mampu memanipulasi, mengubah, dan/atau menambahkan sifat tertentu pada suatu
organisme (Kuswanti, 2008:112).

2.2 Sejarah Singkat Perkembangan Bioteknologi

Bioteknologi bukanlah merupakan ilmu yang baru dalam peradaban manusia.


Bioteknologi telah dilakukan sejak zaman dahulu, antara lain untuk menghasilkan minuman
beralkohol dan makanan yang difermentasikan. Bioteknologi mengalami perkembangan
secara bertahap. Semenjak awal diterapkan, sampai tahun 1857 disebut “era bioteknologo
non-mikrobal”. Disebut era bioteknologi non-mikrobal, karena pada saat itu belum diketahui
bahwa makanan produk fermentasi merupakan hasil kerja mikroorganisme.

Bioteknologi dimensi baru (bioteknologi mikrobal) dimulai sejak 1857 setelah Louis
Pasteur menemukan bahwa fermentasiyang terjadi dalam pembuatan anggur merupakan hasil
kerja mikroorganisme. Makanan atau minuman yang diproduksi melalui proses fermentasi
antara lain tempe, tape, sake (berasal dari Jepang), tuak, anggur, dan yoghurt (Kuswanti,
2008:114).

Pada tahun 1920 proses fermentasi yang ditimbulkan oleh mikroorganisme mulai
digunakan untuk memproduksi zat-zat seperti aseton, butanol, etanol, dan gliserin.
Fermentasi juga digunakan untuk memproduksi asam laktat, asam sitrat,dan asam
asetat dengan menggunakan jasa bakteri.

Setelah perang dunia ke-2, dihasilkan produk bioteknologi lain misalnyapenesilin dari
jamur penecillium nonatum. Keberhasilan ini diikuti dengan penelitian kemapuan
mikroorganisme lain yang menghasilkan antibiotic dan zat-zat lain seperti steroid, vitamin,
enzim, asam amino, dan senyawa-senyawa protein tertentu

Perkembangan teknologi mutakhir yang dibarengi dengan perkembangan di bidang


biokimia, biologi seluler, dan biologi molekuler melahirkan teknologi enzim dan rekayasa
genetika yang akhirnya mengantarkan kita ke suatu era modern. Kini bioteknologi telah
benar-benar digunakan untuk menjawab berbagai tantangan kehidupan manusia.

Catatan peristiwa dalam perkembangan bioteknologi, antara lain:

1. Ragi untuk pembuatan anggur, sebelum 6000 SM.

2. Ragi untuk pengembangan roti, sekitar 4000 SM.

3. Mikroba untuk menmbang tembaga (Spanyol), sebelum 1670.

4. Mikroba pertama dilihat Antonie Van Leewenhoek, 1880.

5. Mikroba kontaminan pertama penggagal fermentasi ditemukan oleh Lois Pasteur, 1876.

6. Enzim diekstrak dari ragi yang dapat membuat alcohol oleh Eduard Buchner, 1897.

7. Bakteri penghasil aseton, butanol, gliserol, 1910.

8. Struktur rantai DNA terungkap, 1928.

9. Penemuan bakteri antibiotik baru (streptomycin, spalosporin, dll), 1953.


10. Mikroba untuk menambang uranium di Kanada, 1950-an.

11. DNA rokombinan ditemukan dan percobaan rekayasa genetika pertama berhasil, 1973.

12. Hibridoma menghasilkan antibodi monoclonal, 1973.

13. Insulin hasil rekayasa genetika diperbolehkan digunakan pada manusia, 1981.

14. Interferon, hormone tumbuh, vaksin hepatitis, dihasilkan dari rekayasa, pertengahan 1980-
an.

15. Bahan mentah industry plastik dari mikroba, interferon untuk kanker, akhir 1980-an.

16. Mikroba hasil rekayasa membantu mengekstrak minyak dari tanah, 1990.

2.3 Jenis-jenis Bioteknologi

Bioteknologi dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Bioteknologi Konvensial

Bioteknologi konvensional adalah praktik bioteknologi yang dilakukan dengan cara dan
peralatan yang sederhana, tanpa adanya rekayasa genetika. Contoh produknya bir, wine, tuak,
keju, sake (berasal dari Jepang), yoghurt, roti, keju, tempe, dan lain sebagainya.

b. Bioteknologi Modern

Bioteknologi modern merupakan bioteknologiyang didasarkan pada manipulasi atau


rekayasa DNA, selain memanfaatkan dasar mikrobiologidan biokimia. Penerapan
bioteknologi modern juga mencakup berbagai aspek kehidupan, misalnya ternak unggul hasil
manipulasi genetik (peternakan), buah tomat hasil manipulasi genetik yang tahan lama
(pangan), tanaman jagung dan kapas yang resisten terhadap serangan penyakit tertentu
(pertanian), hormone insulin yang dihasilkan oleh E.Coli (kedokteran dan farmasi).

2.4 Penerapan Bioteknologi

Dalam rangka memenuhi dan meningkatkan mutu kebutuhan hidup, manusia


memanfaatkan biologi terapan yang digabungkan dengan teknologi modern sehingga tercipta
ilmu baru yang dikenal dengan sebutan “Bioteknologi” dan terkadang ada yang menyebut
“Biomasadepan”. Beberapa ahli dan badan internasional memberikan batasan bioteknologi
sebagai: (1) Kegiatan yang menitikberatkan pemanfaatan aktivitas biologi dalam lingkup
teknologi proses dan produksi secara besar-besaran dalam industry yang dikaitkan dengan
produksi masal. (2) Pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan kerekayasaan terhadap jasad,
system, atau proses biologi untuk memproduksi benda hidup, benda mati, atau jasad bagi
kepentingan manusia. Dalam perkembangan lebih lanjut, lahirlah bioteknologi kedoktoran,
bioteknologi farmasi, bioteknologi pertanian, bioteknologi peternakan dan sebagainya
(Maskoeri, 2013:216).

a. Bioteknologi Kedokteran

Dalam rekayasa genetika dapat diciptakan vaksin yang dapat menghasilkan


zat immunoglobulium (zat kebal) terhadap beberapa penyakit. Misalnya hepatitis, kanker hati,
lepra, dan sebagainya. Dapat pula dilakukan pengambilan informasi genetik yang ada pada
manusia untuk “dicangkok” pada bakteri agar bakteri tersebut dapat mensintesa insulin.
Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang berguna untuk
menurunkan kadar gula dalam darah. Pada penderita diabetes, kelenjar pankreas ini kurang
berfungsi sehingga kadar gula dalam darahnya tinggi. Dengan bantuan rekayasa gentika maka
dapat diproduksi insulin dalam jumlah besar oleh bakteri, yang kemudian dapat diinjeksikan
pada penderita diabetes (Harmoni, 1992:104).

Bioteknologi mempunyai peran penting dalam bidang kedoktoran, misalnya dalam


pembuatan antibodi dan hormon (Anonim, 2013).

1. Pembuatan Antibodi Monoklonal

Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal.
Manfaat antibodi monoklonal antara lain:

Ø Untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin dalam urin wanita hamil.

Ø Mengikat racun dan menonaktifkannya.

Ø Mencegah penolakan tubuh terhadap hasil transplantasi jaringan lain (Anonim, 2013).

2. Pembuatan Vaksin

Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadap tubuh yang berasal dari
mikroorganisme. Vaksin didapat dari virus dan bakteri yang telah dilemahkan atau racun
yang diambil dari mikroorganisme tersebut (Anonim, 2013).

3. Pembuatan Antibiotika
Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu dan berfungsi
untuk menghambat pertumbuhan organisme lain yang ada disekitarnya. Antibiotika dapat
diperoleh dari jamur atau bakteri yang diproses dengan cara tertentu. Zat antibiotika telah
mulai diproduksi secara besar-besaran pada Perang Dunia ke-2 oleh para ahli dari Amerika
Serikat dan Inggris (Anonim, 2013).

4. Pembuatan Hormon

Dengan rekayasa DNA, dewasa ini telah digunakan mikroorganisme untuk


memproduksi hormon. Hormon-hormon yang telah diproduksi, misalnya insulin, hormon
pertumbuhan, kortison, dan testosterone (Anonim, 2013).

b. Bioteknologi Farmasi

Dalam memerangi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh antigen atau bibit penyakit
digunakanlah berbagai macam obat, yang pada zaman dahulu digunakan ramuan beberapa
macam tumbuhan yang berupa sari atau ekstrak. Tetapi pada saat ini, sesuai dengan kemajuan
teknologi dibuat zat sintesis dan pada saat mutakhir, melalui biologi molekular dan rekayasa
genetika, tubuh dipacu untuk memproduksi obat-obatan sendiri. Obat-obatan hasil
bioteknologi tersebut antara lain humulin untuk diabetes,protopin yang merupakan hormone
pertumbuhan untuk memperbaiki anak-anak yang mengalami kelatarbelakangan
pertumbuhan, alfainterferon untuk pengobatan sejenis leukemia, dan sejenisnya (Maskoeri,
2013:218).

c. Bioteknologi Pertanian

Dalam rangka mencukupi pangan penduduk dunia yang bertumbuh terus, maka
produksi pangan secara konvensional tidak dapat mengejarnya. Oleh karena itu, dicari jalan
melalui bioteknologi pertanian yang antara lain. (1) Penggunaan hormon pertumbuhan yang
mengubah tumbuha dari diploid menjadi poliploid sehingga dihasilkan produk yang
“rekayasa”. Misalnya buah tomat dan cabe menjadi besar, dan lainnya. (2) Kultur jaringan.
Pada keadaan biasa, siklus pertumbuhan memerlukan waktu yang cukup panjang, tetapi
melalui kultur jaringan siklus itu dapat diperpendek, misalnya bunga anggrek yang secara
biasa dari biji sampai menjadi tumbuhan dewasa hingga berbunga memerlukan waktu yang
cukup lama. Tetapi melalui kultur jaringan akan diperoleh tumbuhan baru dengan cepat dan
segera dapat berbunga. Dalam mempercepat pembibitan tumbuhan, kultur jaringan lebih
cepat tiga puluh kali lipat dari pada cara tradisional. Dengan demikian, dapat mengatasi
kekurangan dan ketrlambatan bibit dalam masa tanam dan juga meningkatkan kualitas panen.
Dalam memperbanyak tumbuhan secara kloning (cloning) pada tumbuhan hias dan tumbuhan
bernilai ekonomi tinggi dapat dilakukan secara besar-besaran dengan kultur jaringan.
Misalnya pada kelapa sawit, kelapa kopyor, dan sebagainya (Maskoeri, 2013:219).

d. Bioteknologi Peternakan

Seperti halnya tumbuhan, hewan ternak diperlukan juga dalam memenuhi kebutuhan
pangan manusia. Dengan perkawinan silang, dapat dihasilkan hewan-hewan yang berkualitas
lebih baik. Tetapi tampaknya juga tidak dapat mengejar kebutuhan manusia yang selalu
meningkat. Oleh karena itu, para ahli peternakan juga memanfaatkan bioteknologipeternakan,
yaitu (1) Untuk memproduksi obat dan vaksin serta hormon pertumbuhan ternak, dan (2)
Melibatkan hewan dapat tumbuh lebih cepat dan makannya lebih sedikit, atau menjadi ternak
yang lebih unggul (maskoeri, 2013:221).

2.5 Sifat-Sifat Mikroorganisme dalam Bioteknologi

Setiap makhluk hidup mempunyai sifat masing-masing yang berbeda, begitu juga
dengan mikroorganisme. Sifat-sifat mikroorganisme dalam bioteknologi tersebut antara lain
adalah sebagai berikut:

1. Memiliki ukuran sangat kecil, sehingga populasi dalam jumlah yang sangat banyak dapat
menempati ruang yang kecil.

2. Reproduksinya cepat pada kondisi maksimum.

3. Adanya plasmid yang memudahkan proses rekayasa genetik dengan penyisipan gen lain ke
cincin plasmid mikroorganisme tersebut.

4. Mampu melakukan metabolisme dalam kondisi anaerob dengan menggunakan enzim-


enzim yang disekresikannya.

5. Memiliki sifat tetap dan tidak berubah-ubah.

2.6 Dampak Negatif Penerapan Bioteknologi

Bioteknologi, terutama rakayasa genetika, pada awalnya diharapkan dapat menjelaskan


berbagai macam persoalan dunia, seperti polusi, penyakit, pertanian, dan sebagainya. Akan
tetapi, dalam kenyataannya juga menimbulkan dampak yang membawa kerugian (Wariyono,
2008:106).
1. Dampak terhadap Lingkungan

Pelepasan organisme trangenik (berubah secara genetik) kea lam bebas dapat
menimbulkan dampak berupa pencemaran biologi yang dapat lebih berbahaya daripada
pencemaran kimia dan nuklir. Dengan keberadaan rekayasa genetika,
perubahan genotype tidak tejadi secara alami sesuai dengan dinamika populasi. Melainkan
menurut kebutuhan pelaku bioteknologi itu. Perubahan drastis ini akan menimbulkan bahaya,
bahkan kehancuran. “Menciptakan” makhluk hidup yang seragam bertentangan dengan
prinsip di dalam biologi itu sendiri, yaitu keanekaragaman (Wariyono, 2008:106).

2. Dampak terhadap Kesehatan

Produk rekayasa dibidang kesehatan dapat juga menimbulkan masalah serius.


Contohnya adalah penggunaan insulin hasil rekayasa telah menyebabkan 31 orang meninggal
di Inggris. Tomat Flayr Sayrt diketahui mengandung gen resisten terhadap antibiotik. Susu
sapi yang disuntik dengan hormon BGH disinyalir mengandung bahan kimia baruyang punya
potensi berbahaya bagi kesehatan manusia (Wariyono, 2008:106).

3. Dampak di Bidang Sosial Ekonomi

Beragam aplikasi rekayasa menunjukkan bahwa bioteknologi mengandung dampak


ekonomi yang membawa pengaruh pada kehidupan masyarakat. Produk bioteknologi dapat
merugikan petani kecil. Penggunaan hormon pertumbuhan sapi (boyine growth hormone =
BGH) dapat meningkatkan produksi susu sapi sampai 20%, niscaya akan menggususr
peternak kecil. Dengan demikian, bioteknologi dapat menimbulkan kesenjangan ekonomi
(Wariyono, 2008:106).

Dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, tembakau, cokelat, kopi, gula, kelapa, vanili,
gingseng, dan opium akan dapat dihasilkan melalui modifikasi genetika tanaman lain,
sehingga akan menyingkirkan tanaman aslinya. Dunia ketiga sebagai penghasil tanaman-
tanaman tadi akan menderita kerugian besar (Wariyono, 2008:106).

4. Dampak tehadap Etika

Menyisipkan gen makhluk hidup lain memiliki dampak etika yang serius. Menyisipkan
gen makhluk hidup lain yang tidak berkerabat dianggap melanggar hokum alam dan sulit
diterima masyarakat. Mayoritas orang Amerika berpendapat bahwa pemindahan gen itu tidak
etis. 90% menentang pemindahan gen manusia ke hewan. 75% menentang pemindahan gen
hewan ke manusia (Wariyono, 2008:107).
Bahan pangan transgenik yang tidak berlabel juga membawa konsekuensi bagi
penganut agama tertentu. Bagaimana hukumnya bagi penganut agama Islam, kalau gen babi
dimasukkan ke dalam buah semangka? Penerapan hak paten pada makhluk hidup hasil
rekayasa merupakan pemberian hak pribadi atas makhluk hidup. Hal itu bertentangan dengan
banyak nilai-nilai budaya yang menghargai nilai intrinsik makhluk hidup.

2.7 Dampak Positif Bioteknologi

beberapa dampak positif (akibat baik, hal-hal yang menguntungkan) dari


perkembangan bioteknologi hingga saat ini, antara lain:

Ø meningkatkan sifat resistensi tanaman terhadap hama dan penyakit tanaman, misalnya tanaman
transgenic kebal hama.

Ø Meningkatkan produk-produk (baik kualitas maupun kuantitas) pertanian, perkebunan,


peternakan, maupun perikanan dengan temuan bibit unggul.

Ø Meningkatkan nilai tambah makanan. Pengolahan bahan makanan tertentu, seperti air susu
menjadi yoghurt., mentega, dan keju.

Ø Membantu proses pemurnian logam dari bijihnya pada pertambangan logam


(biohidrometalurgi).

Ø Membantu manusia mengatasi masalah-masalah pencemaran lingkungan, seperti: bakteri


pemakan plastik dan paraffin, bakteri penghasil bahan plastik biodegradable.

Ø Membantu manusia mengatasi masalah sumber daya energy, misalnyabioethanol, dan biogas.

Ø Membantu dunia kedokteran dan medis mengatasi penyakit-penyakit tertentu, misalnya


penyakit kelainan genetis dengan terapi gen, hormon insulin, antibiotik, antibodi monoklonal,
dan vaksin.

Ø Mengatasi masalah pelestarian spesies langka dan hamper punah. Dengan teknologi
transplantasi nucleus, hewan dan/atau tumbuhan langka bisa dilestarikan.

Ø Dan lain sebagainya.

2.8 Ilmu-Ilmu yang Mendukung Bioteknologi


Ilmu-ilmu yang mendukung dalm perkembangan bioteknologi diantaranya adalah
sebagai berikut:

a. Mikrobiologi

Mikrobiologi merupakan cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari jasad-jasad


renik. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu microsyang berarti kecil, bios yang
berarti hidup, dan logos yang berarti pengetahuan. Sehingga secara singkat dapat diartikan
bahwa mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk-makhluk hidup yang
kecil-kecil. Makhluk-makhluk hidup yang kecil tersebut disebut juga dengan
mikroorganisme, mikrobia, mikroba, jasad renik, atau prostita.

b. Biokimia

Biokimia adalah kimia makhluk hidup. Biokimiawan mempelajari molekul dan reaksi
kimia terkatalisis oleh enzim yang berlangsung dalam semua organisme. Biokimia
merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi komponen selular, seperti protein,
karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya. Saat ini biokimia lebih terfokus
secara khusus pada kimia reaksi termediasi enzim dan sifat-sifat protein.

c. Genetika

Genetika berasal dari bahasa Yunani, yaitu genno yang berarti melahirkan, merupakan
cabang biologi yang penting saat ini. Ilmu ini mempelajari berbagai aspek yang menyangkut
pewarisan sifat dan variasi sifat pada organisme maupun suborganisme (seperti virus dan
prion). Ada pula yang dengan singkat mengatakan, genetika adalah ilmu tentang gen. nama
“genetika” diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam
Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3 pada
tahun 1906.

d. Biologi Sel

Biologi sel (juga disebut Sitologi, dari bahasa Yunani, Kytos atau wadah) adalah ilmu
yang mempelajari sel. Hal yang dipelajari dalam biologi sel seperti struktur an organel yang
terdapat di dalam sel, lingkungan dan antaraksi sel, daur hidup sel, pembelahan sel dan fungsi
sel (filosofi), hingga kematian sel. Hal-hal tersebut dipelajari baik pada skala mikroskopik
maupun skala molkular, dan biologi sel meneliti baik organisme bersel tunggal seperti bakteri
maupun sel-sel terspesialisasi di dalam organisme multisel seperti manusia.

e. Enzimologi
Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses
reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Hal-hal yang berkaitan dengan enzim
ini dipelajari dalam enzimologi. Dalam dunia pendidikan tinggi, enzimologi tidak dipelajari
tersendiri sebagai satu jurusan tersendiri, tetapi sejumlah program studi memberikan mata
kuliah ini. Enzimologi terutama dipelajari dalam kedoktoran, ilmu pangan, teknologi
pengolahan pangan, dan cabang-cabang ilmu pertanian.

f. Virologi

Virology ialah cabang biologi yang mempelajari makhluk suborganisme, terutama


virus. Dalam perkembangannya, selain virus ditemukan pula viroid dan prion. Kedua
kelompok ini saat ini juga masih menjadi bidang kajian virologi. Virologi memiliki posisi
strategis dalam kehidupan dan banyak dipelajari karena bermanfaat bagi industry farmasi dan
pestisida. Virologi juga menjadi perhatian pada bidang kedokteran, kedokteran hewan,
peternakan, perikanan, dan pertanian karena kerugian yang ditimbulkan virus dapat bernilai
besar secara ekonomi.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bioteknologi berasal dari kata “bio” yang berarti makhluk hidup dan“teknologi” yang
berarti cara untuk memproduksi barang dan jasa, dan secara bebas dapat didefinisikan secara
bebas sebagai pemanfaatan organisme hidup untuk menghasilkan produk dan jasa yang
bermanfaat bagi manusia (Kuswanti, 2008:113).
Semenjak awal diterapkan, sampai tahun 1857 disebut “era bioteknologo non-
mikrobal”. Disebut era bioteknologi non-mikrobal, karena pada saat itu belum diketahui
bahwa makanan produk fermentasi merupakan hasil kerja mikroorganisme.

Istilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur
Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar dengan
menggunakan bit gula sebagai sumber pakan. Pada perkembangannya sampai pada tahun
1970, bioteknologi selalu berasosiasi dengan rekayasa biokimia (biochemical engineering).
Bioteknologi mempunyai dua jenis, yaitu bioteknologi konvesional dan bioteknologi
modern. Dalam perkembanganya, lahirlah bioteknologi kedoktoran, bioteknologi farmasi,
bioteknologi pertanian, bioteknologi peternakan dan sebagainya (Maskoeri, 2013:216).
Dalam penerapannya, bioteknologi mempunyai beberapa dampak negatif, diantaranya
adalah dampak terhadap lingkungan, kesehatan, sosial dan ekonomi, serta dampak terhadap
etika.
Dalam perkembangnya, bioteknologi didukung oleh beberapa ilmu penunjang, seperti
mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi sel, enzimologi, dan virologi.

Anda mungkin juga menyukai