Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan bioteknologi? Bioteknologi berasal dari
kata “bio” yang berarti makhluk hidup dan “teknologi” yang berarti cara
untuk memproduksi barang dan jasa, dan secara bebas dapat didefinisikan secara bebas
sebagai pemanfaatan organisme hidup untuk menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat
bagi manusia (Kuswanti, 2008:113).
Istilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur
Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar dengan
menggunakan bit gula sebagai sumber pakan. Pada perkembangannya sampai pada tahun
1970, bioteknologi selalu berasosiasi dengan rekayasa biokimia (biochemical
engineering). Dari paduan dua kata tersebut (bio dan teknologi) European Federation of
Biotechnology (1989) mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan
alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian
dari organisme hidup dan analog mulekuler untuk menghasilkan produk dan jasa.
Bioteknologi sebenarnya sudah dikerjakan manusia sejak ratusan tahun yang lalu,
karena manusia telah bertahun-tahun lamanya menggunakan mikroorganisme seperti bakteri
dan jamur ragi untuk membuat makanan bermanfaat seperti tempe, roti, anggur, keju, dan
yoghurt. Namun istilah bioteknologi baru berkembang setelah Pasteur menemukan proses
fermentasi dalam pembuatan anggur (Kuswanti, 2008:113).
Perkembangan yang pesatdalam bidang biologi sel dan biologi molekuler sejak tahun
1960-an mendorong perkembangan bioteknologi secara cepat. Dewasa ini, manusia telah
mampu memanipulasi, mengubah, dan/atau menambahkan sifat tertentu pada suatu
organisme (Kuswanti, 2008:112).
Bioteknologi dimensi baru (bioteknologi mikrobal) dimulai sejak 1857 setelah Louis
Pasteur menemukan bahwa fermentasiyang terjadi dalam pembuatan anggur merupakan hasil
kerja mikroorganisme. Makanan atau minuman yang diproduksi melalui proses fermentasi
antara lain tempe, tape, sake (berasal dari Jepang), tuak, anggur, dan yoghurt (Kuswanti,
2008:114).
Pada tahun 1920 proses fermentasi yang ditimbulkan oleh mikroorganisme mulai
digunakan untuk memproduksi zat-zat seperti aseton, butanol, etanol, dan gliserin.
Fermentasi juga digunakan untuk memproduksi asam laktat, asam sitrat,dan asam
asetat dengan menggunakan jasa bakteri.
Setelah perang dunia ke-2, dihasilkan produk bioteknologi lain misalnyapenesilin dari
jamur penecillium nonatum. Keberhasilan ini diikuti dengan penelitian kemapuan
mikroorganisme lain yang menghasilkan antibiotic dan zat-zat lain seperti steroid, vitamin,
enzim, asam amino, dan senyawa-senyawa protein tertentu
5. Mikroba kontaminan pertama penggagal fermentasi ditemukan oleh Lois Pasteur, 1876.
6. Enzim diekstrak dari ragi yang dapat membuat alcohol oleh Eduard Buchner, 1897.
11. DNA rokombinan ditemukan dan percobaan rekayasa genetika pertama berhasil, 1973.
13. Insulin hasil rekayasa genetika diperbolehkan digunakan pada manusia, 1981.
14. Interferon, hormone tumbuh, vaksin hepatitis, dihasilkan dari rekayasa, pertengahan 1980-
an.
15. Bahan mentah industry plastik dari mikroba, interferon untuk kanker, akhir 1980-an.
16. Mikroba hasil rekayasa membantu mengekstrak minyak dari tanah, 1990.
a. Bioteknologi Konvensial
Bioteknologi konvensional adalah praktik bioteknologi yang dilakukan dengan cara dan
peralatan yang sederhana, tanpa adanya rekayasa genetika. Contoh produknya bir, wine, tuak,
keju, sake (berasal dari Jepang), yoghurt, roti, keju, tempe, dan lain sebagainya.
b. Bioteknologi Modern
a. Bioteknologi Kedokteran
Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal.
Manfaat antibodi monoklonal antara lain:
Ø Untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin dalam urin wanita hamil.
Ø Mencegah penolakan tubuh terhadap hasil transplantasi jaringan lain (Anonim, 2013).
2. Pembuatan Vaksin
Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadap tubuh yang berasal dari
mikroorganisme. Vaksin didapat dari virus dan bakteri yang telah dilemahkan atau racun
yang diambil dari mikroorganisme tersebut (Anonim, 2013).
3. Pembuatan Antibiotika
Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu dan berfungsi
untuk menghambat pertumbuhan organisme lain yang ada disekitarnya. Antibiotika dapat
diperoleh dari jamur atau bakteri yang diproses dengan cara tertentu. Zat antibiotika telah
mulai diproduksi secara besar-besaran pada Perang Dunia ke-2 oleh para ahli dari Amerika
Serikat dan Inggris (Anonim, 2013).
4. Pembuatan Hormon
b. Bioteknologi Farmasi
Dalam memerangi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh antigen atau bibit penyakit
digunakanlah berbagai macam obat, yang pada zaman dahulu digunakan ramuan beberapa
macam tumbuhan yang berupa sari atau ekstrak. Tetapi pada saat ini, sesuai dengan kemajuan
teknologi dibuat zat sintesis dan pada saat mutakhir, melalui biologi molekular dan rekayasa
genetika, tubuh dipacu untuk memproduksi obat-obatan sendiri. Obat-obatan hasil
bioteknologi tersebut antara lain humulin untuk diabetes,protopin yang merupakan hormone
pertumbuhan untuk memperbaiki anak-anak yang mengalami kelatarbelakangan
pertumbuhan, alfainterferon untuk pengobatan sejenis leukemia, dan sejenisnya (Maskoeri,
2013:218).
c. Bioteknologi Pertanian
Dalam rangka mencukupi pangan penduduk dunia yang bertumbuh terus, maka
produksi pangan secara konvensional tidak dapat mengejarnya. Oleh karena itu, dicari jalan
melalui bioteknologi pertanian yang antara lain. (1) Penggunaan hormon pertumbuhan yang
mengubah tumbuha dari diploid menjadi poliploid sehingga dihasilkan produk yang
“rekayasa”. Misalnya buah tomat dan cabe menjadi besar, dan lainnya. (2) Kultur jaringan.
Pada keadaan biasa, siklus pertumbuhan memerlukan waktu yang cukup panjang, tetapi
melalui kultur jaringan siklus itu dapat diperpendek, misalnya bunga anggrek yang secara
biasa dari biji sampai menjadi tumbuhan dewasa hingga berbunga memerlukan waktu yang
cukup lama. Tetapi melalui kultur jaringan akan diperoleh tumbuhan baru dengan cepat dan
segera dapat berbunga. Dalam mempercepat pembibitan tumbuhan, kultur jaringan lebih
cepat tiga puluh kali lipat dari pada cara tradisional. Dengan demikian, dapat mengatasi
kekurangan dan ketrlambatan bibit dalam masa tanam dan juga meningkatkan kualitas panen.
Dalam memperbanyak tumbuhan secara kloning (cloning) pada tumbuhan hias dan tumbuhan
bernilai ekonomi tinggi dapat dilakukan secara besar-besaran dengan kultur jaringan.
Misalnya pada kelapa sawit, kelapa kopyor, dan sebagainya (Maskoeri, 2013:219).
d. Bioteknologi Peternakan
Seperti halnya tumbuhan, hewan ternak diperlukan juga dalam memenuhi kebutuhan
pangan manusia. Dengan perkawinan silang, dapat dihasilkan hewan-hewan yang berkualitas
lebih baik. Tetapi tampaknya juga tidak dapat mengejar kebutuhan manusia yang selalu
meningkat. Oleh karena itu, para ahli peternakan juga memanfaatkan bioteknologipeternakan,
yaitu (1) Untuk memproduksi obat dan vaksin serta hormon pertumbuhan ternak, dan (2)
Melibatkan hewan dapat tumbuh lebih cepat dan makannya lebih sedikit, atau menjadi ternak
yang lebih unggul (maskoeri, 2013:221).
Setiap makhluk hidup mempunyai sifat masing-masing yang berbeda, begitu juga
dengan mikroorganisme. Sifat-sifat mikroorganisme dalam bioteknologi tersebut antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Memiliki ukuran sangat kecil, sehingga populasi dalam jumlah yang sangat banyak dapat
menempati ruang yang kecil.
3. Adanya plasmid yang memudahkan proses rekayasa genetik dengan penyisipan gen lain ke
cincin plasmid mikroorganisme tersebut.
Pelepasan organisme trangenik (berubah secara genetik) kea lam bebas dapat
menimbulkan dampak berupa pencemaran biologi yang dapat lebih berbahaya daripada
pencemaran kimia dan nuklir. Dengan keberadaan rekayasa genetika,
perubahan genotype tidak tejadi secara alami sesuai dengan dinamika populasi. Melainkan
menurut kebutuhan pelaku bioteknologi itu. Perubahan drastis ini akan menimbulkan bahaya,
bahkan kehancuran. “Menciptakan” makhluk hidup yang seragam bertentangan dengan
prinsip di dalam biologi itu sendiri, yaitu keanekaragaman (Wariyono, 2008:106).
Dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, tembakau, cokelat, kopi, gula, kelapa, vanili,
gingseng, dan opium akan dapat dihasilkan melalui modifikasi genetika tanaman lain,
sehingga akan menyingkirkan tanaman aslinya. Dunia ketiga sebagai penghasil tanaman-
tanaman tadi akan menderita kerugian besar (Wariyono, 2008:106).
Menyisipkan gen makhluk hidup lain memiliki dampak etika yang serius. Menyisipkan
gen makhluk hidup lain yang tidak berkerabat dianggap melanggar hokum alam dan sulit
diterima masyarakat. Mayoritas orang Amerika berpendapat bahwa pemindahan gen itu tidak
etis. 90% menentang pemindahan gen manusia ke hewan. 75% menentang pemindahan gen
hewan ke manusia (Wariyono, 2008:107).
Bahan pangan transgenik yang tidak berlabel juga membawa konsekuensi bagi
penganut agama tertentu. Bagaimana hukumnya bagi penganut agama Islam, kalau gen babi
dimasukkan ke dalam buah semangka? Penerapan hak paten pada makhluk hidup hasil
rekayasa merupakan pemberian hak pribadi atas makhluk hidup. Hal itu bertentangan dengan
banyak nilai-nilai budaya yang menghargai nilai intrinsik makhluk hidup.
Ø meningkatkan sifat resistensi tanaman terhadap hama dan penyakit tanaman, misalnya tanaman
transgenic kebal hama.
Ø Meningkatkan nilai tambah makanan. Pengolahan bahan makanan tertentu, seperti air susu
menjadi yoghurt., mentega, dan keju.
Ø Membantu manusia mengatasi masalah sumber daya energy, misalnyabioethanol, dan biogas.
Ø Mengatasi masalah pelestarian spesies langka dan hamper punah. Dengan teknologi
transplantasi nucleus, hewan dan/atau tumbuhan langka bisa dilestarikan.
a. Mikrobiologi
b. Biokimia
Biokimia adalah kimia makhluk hidup. Biokimiawan mempelajari molekul dan reaksi
kimia terkatalisis oleh enzim yang berlangsung dalam semua organisme. Biokimia
merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi komponen selular, seperti protein,
karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya. Saat ini biokimia lebih terfokus
secara khusus pada kimia reaksi termediasi enzim dan sifat-sifat protein.
c. Genetika
Genetika berasal dari bahasa Yunani, yaitu genno yang berarti melahirkan, merupakan
cabang biologi yang penting saat ini. Ilmu ini mempelajari berbagai aspek yang menyangkut
pewarisan sifat dan variasi sifat pada organisme maupun suborganisme (seperti virus dan
prion). Ada pula yang dengan singkat mengatakan, genetika adalah ilmu tentang gen. nama
“genetika” diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam
Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3 pada
tahun 1906.
d. Biologi Sel
Biologi sel (juga disebut Sitologi, dari bahasa Yunani, Kytos atau wadah) adalah ilmu
yang mempelajari sel. Hal yang dipelajari dalam biologi sel seperti struktur an organel yang
terdapat di dalam sel, lingkungan dan antaraksi sel, daur hidup sel, pembelahan sel dan fungsi
sel (filosofi), hingga kematian sel. Hal-hal tersebut dipelajari baik pada skala mikroskopik
maupun skala molkular, dan biologi sel meneliti baik organisme bersel tunggal seperti bakteri
maupun sel-sel terspesialisasi di dalam organisme multisel seperti manusia.
e. Enzimologi
Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses
reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Hal-hal yang berkaitan dengan enzim
ini dipelajari dalam enzimologi. Dalam dunia pendidikan tinggi, enzimologi tidak dipelajari
tersendiri sebagai satu jurusan tersendiri, tetapi sejumlah program studi memberikan mata
kuliah ini. Enzimologi terutama dipelajari dalam kedoktoran, ilmu pangan, teknologi
pengolahan pangan, dan cabang-cabang ilmu pertanian.
f. Virologi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bioteknologi berasal dari kata “bio” yang berarti makhluk hidup dan“teknologi” yang
berarti cara untuk memproduksi barang dan jasa, dan secara bebas dapat didefinisikan secara
bebas sebagai pemanfaatan organisme hidup untuk menghasilkan produk dan jasa yang
bermanfaat bagi manusia (Kuswanti, 2008:113).
Semenjak awal diterapkan, sampai tahun 1857 disebut “era bioteknologo non-
mikrobal”. Disebut era bioteknologi non-mikrobal, karena pada saat itu belum diketahui
bahwa makanan produk fermentasi merupakan hasil kerja mikroorganisme.
Istilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur
Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar dengan
menggunakan bit gula sebagai sumber pakan. Pada perkembangannya sampai pada tahun
1970, bioteknologi selalu berasosiasi dengan rekayasa biokimia (biochemical engineering).
Bioteknologi mempunyai dua jenis, yaitu bioteknologi konvesional dan bioteknologi
modern. Dalam perkembanganya, lahirlah bioteknologi kedoktoran, bioteknologi farmasi,
bioteknologi pertanian, bioteknologi peternakan dan sebagainya (Maskoeri, 2013:216).
Dalam penerapannya, bioteknologi mempunyai beberapa dampak negatif, diantaranya
adalah dampak terhadap lingkungan, kesehatan, sosial dan ekonomi, serta dampak terhadap
etika.
Dalam perkembangnya, bioteknologi didukung oleh beberapa ilmu penunjang, seperti
mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi sel, enzimologi, dan virologi.