Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH ILMU MITIGASI LINGKUNGAN

ECO ENZYME

Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:

NAMA NIM
Dinda Ajiria 2005125173
Khaliza Azzura 2005111286
Rabi Atul Adawiyah 2005110368
Rena Agustina 2005113196
Lisa Septia Ningsih 2005134901
Wardah Kholilah Hasibuan 2005111283

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
UNIVERSITAS RIAU
2020 / 2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Kami mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami selaku kelompok
ini mampu menyelesaikan Makalah Landasan Pendidikan ini yang berjudul “ Eco
Enzyme” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini terselesaikan dengan bantuan berbagai pihak dan kerja sama
kelompok dalam menyelesaikan hambatan-hambatan selama mengerjakan
makalah ini.
Selanjutnya, semoga makalah ini memberikan wawasan yang luas kepada
kita selaku mahasiswa. Kami menyadari masih banyak kekurangan yang
mendasar. Oleh karena itu, kami mohon saran dan kritik yang membangun untuk
kesempatan makalah ini.
Akhir kata, kami selaku penyusun makalah memohon maaf yang sebesar-
besarnya bila ada kata-kata yang salah, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita. Aamiin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pekanbaru, 19 Mei 2021

Penyusun

i ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Eco enzyme.............................................................................3

2.2 Teknik dan Cara membuat Eco Enzyme..................................................3


2.3 Persiapan dan cara pembuatan..................................................................4
2.4 Pengemasan Eco Enzyme.........................................................................7
2.5 Standar baik Eco Enzyme memenuhi persyaratan....................................8
2.6 Ciri-ciri Eco Enzyme kita berhasil baik adalah........................................8
2.7 Fungsi Eco Enzyme ...............................................................................10
2.8 Manfaat Kegunaan Eco-Enzyme............................................................10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan 12

DAFTAR PUSTAKA 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap hari, aktivitas manusia tidak terlepas dari kegiatan menghasilkan
limbah atausampah baik itu limbah organik maupun non organik. Di Indonesia
sendiri, jumlah sampahyang dihasilkan perhari rata-rata 1 kg per orang atau
220.000 ton sampah nasional per hari.Jumlah ini lebih besar dari tahun 1995 yang
hanya 800 gram per hari untuk setiap orang.(Kementerian Lingkungan Hidup,
2010). Peningkatan produksi sampah ini sangatmempengaruhi tren global
warming yang memicu terjadinya perubahan iklim dandiperkirakan akan semakin
hebat jika tidak ada upaya untuk menguranginya. Panel Ilmuwanuntuk Perubahan
Iklim (Intergovermental Panel on Climate Change/IPCC) menyatakan,pemanasan
global terjadi adalah hasil dari aktivitas manusia (antropogenik). IPCC
jugamenyebutkan, dua senyawa kimia terbesar yang berkontribusi terjadinya
pemanasan globaladalah gas karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4). Kedua
senyawa tersebut sebagianbesar dihasilkan dari sampah. Setiap 1 ton sampah
padat menghasilkan 50 kilogram gasmetana, maka bisa diketahui jumlah
sumbangan sampah untuk pemanasan global sebesar8.800 ton CH4 per hari.
Meskipun konsentrasi CO2 lebih tinggi, namun para ahlimemprediksi kekuatan
CH4 memiliki kekuatan 20 kali lipat lebih besar dibandingkan CO2.Potensi
sampah di lingkungan IPB sendiri sangat besar. Jumlah kantin yang begitubanyak
menyebabkan setiap harinya banyak terlihat tumpukan sampah baik organik
maupunnon-organik. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan estetika alam dan
awal sebuah bencanabagi lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan suatu
pengelolaan yang bersifat ekofriendly. Salah satu cara yang sekarang terkenal
adalah memanfaatkan smapah organik untuk eco-enzym.
Eco-enzyme atau dalam Bahasa Indonesia disebut ekoenzim merupakan
karya dan penemuan besar dari Dr. Rosukon Poompanvong, seorang peneliti dan
pemerhati lingkungandari Thailand. Inovasi ini memberikan distribusi yang cukup

1
besar bagi lingkungan.Dr.Rosukon juga merupakan seorang pendiri Asosiasi
Pertanian Organik Thailand (OrganicAgriculture Association of Thailand). Ia
bekerjasama dengan para petani di Thailand bahkanEropa dan berhasil
menghasilkan produk pertanian yang bermutu tetapi ramah lingkungan.Dari usaha
dan inovasi yang ia lakukan ini, ia dianugerahi penghargaan oleh FAO
RegionalThailand pada tahun 2003 . Pentingnya pengolahan sampah dan
pendaurulangan sampah menjadi fokus kita bersama. Eco enzyme sebagai solusi
praktis atasi sampah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian eco enzyme ?
2. Apa pentingnya eco enzymei untuk lingkungan ?
3. Apa manfaat dari eco enzyme ?
4. Bagaimana cara pembuatan eco enzyme ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian eco enzymei,
bagaimana pembuatan eco enzyme apa saja yang menjadi manfaat eco enzyme
dan pentingnya eco enzyme untuk lingkungan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Eco enzyme

Eco enzyme atau dalam Bahasa Indonesia disebut eko enzim merupakan larutan
zat organik kompleks yang diproduksi dari proses fermentasi sisa organik, gula,
dan air. Cairan Eco enzym ini berwarna coklat gelap dan memiliki aroma yang
asam/segar yang kuat (M. Hemalatha, 2020). Bermula dari penemuan Dr.
Rosukon Poompanvong, seorang peneliti dan pemerhati lingkungan dari Thailand.

Inovasi ini memberikan distribusi yang cukup besar bagi lingkungan. Dr. Rosukon
juga merupakan seorang pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand (Organic
Agriculture Association of Thailand) yang bekerjasama dengan petani di Thailand
bahkan Eropa dan berhasil menghasilkan produkpertanian yang bermutu tetapi
ramah lingkungan. Dari usaha dan inovasi yang dilakukan ini, ia dianugerahi
penghargaan oleh FAO Regional Thailand pada tahun 2003.

2.2 Teknik dan Cara membuat Eco Enzyme

Eco Enzyme ada di mana-mana, termasuk di dalam tubuh kita. Sumber


pembentukan enzyme adalah tanaman seperti sayuran dan buah-buahan, termasuk
akar, daun serta bunga. Namun, yang kita lakukan adalah mengurangi sampah
yang ada di dapur yang sebagian besar adalah sampah dari sayuran dan Kulit buah
segar. Sampah organik tersebut saat ini persentase nya adalah sekitar 54 % (untuk
di Malaysia- keterangan tambahan). Untuk mengolah sampah organik, Dr
Rosukan sudah menciptakan sebuah teori khusus untuk pembuatan Eco-Enzyme
(EE). Ada banyak formula EE, namun formula dari Dr Rosukan sudah terbukti
tidak menimbulkan efek samping. Temuan beliau ini dipersembahkan untuk
kebaikan seluruh umat manusia. Formula yang diciptakan tersebut sangat
bermanfaat untuk sektor pertanian dan gas yang dihasilkan dari proses fermentasi

3
dapat melepaskan ozone. Ozone yang keluar ke udara akan bercampur dengan gas
lain di udara dan dapat menetralkan suhu ruangan. Sementara itu, jika enzyme
dituangkan di laut atau sungai maka akan membantu mengurangi masalah yang
ada. Proses kimia yang terjadi adalah:

CH3COOH + O1 + O2 = O3 + H2O

2.3 Persiapan dan cara pembuatan


Perbandingan sampah organik, gula, dan air adalah 3:1:10. Misalnya, 300 gram
sisa organik, 100 gram gula, dan 1 kilogram atau 1 liter air. Ketimbang gula putih,
lebih baik gunakan gula merah atau gula kelapa karena lebih bebas bahan kimia
tambahan.

1. Sampah organik dari dapur: hanya tumbuh-tumbuhan dan buah -buahan mentah

 Sayur yang sudah masak – tidak boleh karena kandungan zat di dalamnya
sudah hilang. Sementara itu, untuk akar, kulit buah yang tidak kita makan,
merupakan sampah yang masih mengandung banyak nutrisi sehingga baik
jika kita gunakan untuk pembuatan EE.
 Nutrient dalam EE kita akan sangat tergantung dari bahan yang kita
gunakan. Pembuatan EE ini harus sangat murni dan tidak ada campuran
kimianya, termasuk yang berasal dari garam atau minyak.
 Padi dan beras tidak disarankan karena akan menimbulkan bau busuk dan
juga sebaiknya beras dimasak untuk dimakan.
 Jangan menggunakan kulit buah yang sudah rusak atau membusuk.
Misalnya kulit manggis yang sudah rusak dan berair dan sudha hancur.
Karena bahan ini yang akan menyebabkan munculnya ulat pada saat
proses pembuatan EE.
 Jika kita menggunakan kulit buah yang fresh maka hasilnya akan menjadi
wangi.

4
 Jenis bahan sebaiknya bervariasi, jangan menggunakan satujenis saja.
Gunakan jenis bahan yang bervariasi karena akan memberikan variasi
nutrient yang berfungsi untuk membuat micro organisme menjadi aktif
bekerja melakukan ferementasi.
 Namun, juga ditentukan dari kegunaannya. Kalau untuk tujuan khusus
seperti membasmi serangga, hama, maka kita bisa campur EE dengan
chillim jahe, dan rempah-rempah.

2. Gula adalah makanan untuk micro-organisme

 Gunakan gula merah, molase. Jangan menggunakan gula yang sudah


mengalami proses kimia seperti gula putih atau gula merah namun melalui
proses fermentasi. Gula batu, gula untuk membuat kue juga tidak
disarankan.
 Untuk proses fermentasi, kita tidak menggunakan bahan kimia. Micro-
organism nya berasal dari udara yang ada di sekitar tempat tinggal kita.
Oleh karena itu jenis micro-organism dapat berbeda-beda sesuai dengan
tempat tinggal kita. Microorganism itu ada yang baik dan tidak baik.
Semua akan masuk ke dalam bahan EE kita dan bekerja menguraikan
bahan-bahan yang ada. Sehingga harus kita awasi dengan baik karena ada
kemungkinan menjadi busuk, berulat. Sebagai tambahan: EE juga akan
berbuat di dalam wadah jika kita tidak menutup wadah dengan baik serta
jika kita menggunakan bahan bahan yang sudah busuk atau tidak fresh
lagi.
 Gula merah yang kita gunakan adalah untuk makanan micro-organism.
Oleh karena itu jika EE kita ada kerusakan dalam proses pembuatannya,
kita tinggal menambahkan gula ke dalam EE kita dengan takaran sesuai
dengan takaran awal.

3. Tempat yang bisa digunakan adalah plastic bekas

5
 Bahan lainnya yang bisa digunakan adalah gerabah, stainless stell (tetapi
ini sangat mahal).
 Bahan dari logam tidak disarankan karena akan mengakibatkan karatan.
Bahan dari kaca juga tidak disarankan karena ada kemungkinan pecah
ketika terjadi proses feremntasi yang menghasilkan banyak gas. Kalau
menggunakan bahan plastic, maka plastic dapat mengembang.
 Botol dengan tutup kecil akan menghasilkan EE yang baunya lebih baik
dibandingkan tempat yang memiliki tutup lebar. Hal ini disebabkan karena
kalau lebar, lebih banyak yang terlepas saat kita buka.

Catatan proses pencampuran bahan:

 Sampah organik yang akan digunakan tidak disarankan untuk dimasukkan


ke dalam kulkas karena akan mengubah kualitas dari EE.
 Kita dapat memasukkan sampah ke dalam tempat EE kita setiap hari
sedikit demi sedikit. Kita dapat menyiapkan air sesuai dengan takaran
yang kita rencanakan kemudina dimasukkan gula sesuai dengan komposisi
air. Kemudian, bahan di masukkan sedikit demi sedikit setiap hari.
Kemudian, pastikan bahwa masuh ada ruang sisa setidaknya 20 persen
untuk ruang gas hasil fermentasi.

6
 Tanggal penetapan pembuatannya adalah Tanggal terakhir kita
memasukkan sampah ke dalam botol/ jirigen/ tong. Kemudian kita campur
dan simpan di tempat teduh. Setiap hari dalam bulan pertama sebaiknya
dibuka untuk mengeluarkan gas. Pada saat membuka tempat EE, jika ada
bahan yang tidak tenggelam maka dapat kita aduk dan tekan bahan hingga
tenggelam ke dalam air.
 Proses fermentasi akan berlangsung 3 bulan. Bulan pertama, akan
dihasilkan alcohol, kemudian pada bulan kedua akan menghasilkan cuka
dan pada bulan ketiga menghasilkan enzyme.
 Selama proses fermentasi di bulan pertama akan muncul lapisan putih
seperti jamur. Jamur di permukaan ini sangat baik untuk Kulit dan dapat
digunakan untuk masker namun sangat tergantung pada jenis Kulit. Jika
Kulit sensitif gunakan hanya beberapa saat lalu langsung bilas dengan air.

Pada bulan ketiga, EE kita sudah bisa dipanen. Caranya adalah dengan menyaring
menggunakan kain yang sudah tidak terpakai atau baju juga bisa digunakan untuk
saringan. Sisa atau ampas EE dapat kita gunakan untuk beberapa manfaat seperti:

 Sebagai starter (ease) atau untuk membantu mempercepat proses


pembuatan EE selanjutnya.
 Untuk membantu proses penguaraian di dalam septitank. Untuk itu, ampas
ini kita hancurkan dan masukkan ke dalam saluran toilet.
 Sebagai kompos dengan cara meletakkannya selapis demi selapis di dalam
tanah.

2.4 Pengemasan Eco Enzyme

Hasil panen Eco Enzyme bisa dikemas di botol kaca atau plastik bertutup rapat.
Disarankan Eco Enzyme dikemas menggunakan botol-botol bekas, toples bekas,
jerigen bekas, agar terbiasa memanfaatkan barang daur ulang supaya tidak
menciptakan sampah baru.

7
2.5 Standar baik Eco Enzyme memenuhi persyaratan:

1. PH dibawah 4.0
2. Aroma asam segar khas fermentasi
3. Selain itu, ampas dari Eco Enzyme yang sudah dipanen juga bisa
dimanfaatkan yaitu untuk:

 Bahan fermentasi Eco Enzyme yang baru (sebagian kecil saja), untuk bisa
mempercepat proses fermentasi Eco Enzyme yang baru.
 Membersihkan saluran kloset dengan cara diblender halus kemudian
dituang ke kloset pada malam hari.
 Mengusir tikus dengan cara dikeringkan dan ditaruh di tempat di mana
tikus suka berada.
 Mengharumkan mobil. Caranya adalah dengan dikeringkan dan
dimasukkan ke dalam tas kain kecil.
 Sebagai pupuk tanaman organik

2.6 Ciri-ciri Eco Enzyme kita berhasil baik adalah:

 Warna nya cerah sesuai dengan bahan yang kita gunakan. Namun warna
ini akan sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Tergantung
dengan bahan yang kita gunakan. Bahkan jika bahan yang digunakan
sudah sama namun micro organisme yang berbeda akan menyebabkan
warna yang berbeda.
 Aroma nya sesuai dengan bahan (tidak berbau busuk)
 Ada jamur putih. Kalau jamurnya hitam berarti gagal, dan kita harus
segera memulihkannya dengan cara menambahkan gula ked lama wadah
sesuai takaran semula.

8
 Rasa agak asam (namun ini tidak boleh diminum)
 PH 3.5 atau lebih rendah

Catatan penting
Gunakan wadah yang bisa mengembang karena wadah akan terisi gas,
maka dari itu perlu dibuka periodically untuk mengeluarkan gas
Sampah untuk membuat enzim tidak termasuk kertas, plastik, logam atau
bahan kaca.
Hindari makanan berminyak, ikan atau sisa daging (bisa digunakan
sebagai bahan kompos kebun). Untuk membuat enzim berbau segar,
tambahkan kulit jeruk / lemon atau daun pandan, dll.
Warna ideal dari enzim eco adalah coklat gelap. Jika berubah menjadi
hitam, tambahkan gula dalam jumlah yang sama untuk memulai proses
fermentasi lagi.
Mungkin memiliki lapisan putih, hitam atau coklat di atas enzim, abaikan
saja. Jika Anda menemukan lalat dan cacing dalam wadah, biarkan dan
reaksi kimia enzim akan melarutkannya secara alami.
Manfaatkan sepenuhnya residu enzim eco:
a) Gunakan kembali untuk produksi berikutnya dengan menambahkan
sampah segar.
b) Gunakan sebagai pupuk dengan mengeringkan residu, campurkan dan
dikubur di dalam tanah.
c) Giling residu, tuangkan ke dalam mangkuk toilet, tambahkan gula
merah dan siram untuk membantu membersihkan kotoran.
Eco enzyme tidak akan pernah kadaluwarsa. Jangan simpan di kulkas.
Jika setiap rumah tangga menggunakan sampah mereka untuk
menghasilkan enzim ramah lingkungan, itu dapat menghentikan limbah
dapur dari polusi tanah kita dan sementara itu mengurangi pemanasan
global

9
2.7 Fungsi Eco Enzyme :

 Membersihkan saluran karena EE memiliki kemampuan menguraikan


yang sangat kuat. Jika dibandingkan dengan detergent yang justru akan
mengikat lemak dan membuat saluran tersumbat. Sedangkan EE akan
menguraikan lemak. Sama dengan peranan enzyme di dalam tubuh yang
akan menguraikan lemak tidak larut di dalam air menjadi larut di dalam
air.
 EE dapat disimpan lama dan tidak memiliki masa kadaluarsa. Lebih laam
akan lebih baik.
 EE dapat menyerab bau yang tidak sedap. Jika disemprotkan di dalam
toilet maka dalam waktu singkat bau akan lenyap. Begitu juga dengan bau
asap rokok di dalam ruangan dapat dihilangkan langsung dengan
semprotan EE.
 EE akan menjadi berubah warna jika menyerap aura negative. Misalnya, di
daerah bencana, maka EE langsung menjadi kotor dan coklat. Demikian
juga jika didekatkan di badan orang sakit maka EE akan langsung berubah
warna. Sebaliknya jika diletakkan di tempat sathsang maka EE akan
menjadi sangat baik.

2.8 Manfaat Kegunaan Eco-Enzyme


Selama proses fermentasi, berlangsung reaksi :

CO2 + N2O + O2 → O3 + NO3 + CO3

Setelah proses fermentasi sempurna, barulah eco-enzyme (likuid berwarna coklat


gelap) terbentuk. Hasil akhir ini juga menghasilkan residu tersuspensi di bagian
bawah yang merupakan sisa sayur dan buah. Residu dapat dimanfaatkan sebagai

10
pupuk organik. Sedangkan likuid eco-enzyme itu sendiri, dapat dimanfaatkan
sebagai:

1. Pembersih lantai, sangat efektif untuk mebersihkan lantai rumah.


2. Disinfektan, dapat digunakan sebagai antibakteri di bak mandi.
3. Insektisida, digunakan untuk membasmi serangga (dengan mencampurkan ezim
dengan air dan digunakan dalam bentuk spray).
4. Cairan pembersih di selokan, terutama selokan kecil sebagai saluran
pembuangan air kotor.

Pembuatan enzim ini juga memberikan dampak yang luas bagi lingkungan secara
global maupun ditinjau dari segi ekonomi. Ditinjau manfaat bagi lingkungan,
selama proses fermentasi enzim berlangsung,dihasilkan gas O3 yang merupakan
gas yang dikenal dengan sebutan ozon (Rubin, 2001).
Sebagaimana diketahui jika satu kandungan dalam Eco Enzyme adalah Asam
Asetat (H3COOH), yang dapat membunuh kuman, virus dan bakteri. Sedangkan
kandungan Enzyme itu sendiri adalah Lipase, Tripsin, Amilase dan Mampu
membunuh /mencegah bakteri Patogen. Selain itu juga dihasilkan NO3 (Nitrat)
dan CO3 (Karbon trioksida) yang dibutuhkan oleh tanah sebagai nutrient. Dari
segi ekonomi, pembuatan enzim dapat mengurangi konsumsi untuk membeli
cairan pembersih lantai ataupun
pembasmi serangga (Eviati & Sulaeman. 2009)

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Eco Enzyme merupakan larutan zat organik kompleks yang diproduksi dari proses
fermentasi sisa organik, gula, dan air. Dalam pembuatan nya, perbandingan
sampah organik, gula, dan air adalah 3:1:10. Manfaat pembuatan enzim ini juga
memberikan dampak yang luas bagi lingkungan secara global maupun ditinjau
dari segi ekonomi. Ditinjau manfaat bagi lingkungan, selama proses fermentasi
enzim berlangsung,dihasilkan gas O3 yang merupakan gas yang dikenal dengan
sebutan ozon. Satu kandungan dalam Eco Enzyme adalah Asam Asetat
(H3COOH), yang dapat membunuh kuman, virus dan bakteri. Sedangkan
kandungan Enzyme itu sendiri adalah Lipase, Tripsin, Amilase dan Mampu
membunuh /mencegah bakteri Patogen. Selain itu juga dihasilkan NO3 (Nitrat)
dan CO3 (Karbon trioksida) yang dibutuhkan oleh tanah sebagai nutrient. Dari
segi ekonomi, pembuatan enzim dapat mengurangi konsumsi untuk membeli
cairan pembersih lantai ataupun pembasmi serangga.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://www.ssgi.or.id/id/sesi-berbagi-ilmu-eco-enzyme
https://tuxedovation.inovasi.litbang.kemendagri.go.id/detail_inovasi/12208
https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/redoks/article/download/
5060/4453
https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/eco-enzyme/

13
Kelas:

TUGAS KELOMPOK KULIAH ENERGI TERBARUKAN


SOLAR WATER HEATER (Green house heating system)

Dosen: Muhammad Nadjib, S.T., M.Eng.

Oleh:

1. Ahmad Ghifari Ibnu Siwi NIM: 20160130205


2. Raden Vito Bagas B.P. NIM: 20160130206
3. Khoirul Huda NIM: 20160130210
4. Fadli Nur Muchlis NIM: 201601302
5. Faizal Bagus Adi Nugraha NIM: 20160130214

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017

14
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunianya sehingga penyusun dapat menyelesaikan

makalah dari tugas matakuliah Energi Terbarukan. Makalah ini dibuat untuk

memnuhi salah satu persyaratan memperoleh nilai pada matakuliah Energi

Terbarukan.

Penyelesaian makalah tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan berbagai

pihak, maka dari itu penyusun mengahaturkan ucapan terimakasih kepada dosen

pengampu matakuliah energi terbarukan, rekan satu kelompok, dan seluruh pihak

yang berperan serta membantu terselesaikannya makalah ini.

Sebagai manusia yang tidak lepas dari kekurangan, penyusun menyadari

sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka

dari itu kritik dan saran sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Penyusun berharap semoga makalah ini dapat memenuhi kriteria untuk

mendapatkan nilai mata kuliah, serta bermanfaat untuk menambah wawasan bagi

penulis khususnya dan bagi siapa saja yang membacanya ada umumnya, Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Yogyakarta, April 2017

15
I. Latar Belakang

Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi planet bumi.


Dengan adanya energi dari cahaya matahari, maka setiap makhluk hidup dapat
hidup dan dapat melakukan perkembangan dengan baik. Tumbuh - tumbuhan
merupakan makhluk hidup yang mutlak membutuhkan cahaya dari matahari.
Proses fotosintesis pada tumbuh - tumbuhan hanya dapat terjadi dengan adanya
bantuan cahaya matahari.

Rumah kaca (Green house) adalah bangunan di mana tanaman


dibudidayakan. Rumah kaca terbuat dari kaca atau plastik. Rumah kaca dapat
menjadi panas karena radiasi elektromagnetik yang datang dari matahari dan
memanaskan tumbuhan, tanah, dan barang lainnya di dalam bangunan ini. Rumah
kaca melindungi tanaman dari panas dan dingin yang berlebihan, melindungi
tanaman dari badai debu dan menolong mencegah hama. Pengontrolan cahaya
dapat mengubah tanah tak subur menjadi subur. Rumah kaca digunakan untuk
membudidayakan tanaman yang memiliki nilai jual yang tinggi seperti tanaman
hias dan buah - buahan. Pada rumah kaca, sinar matahari dapat masuk dengan
leluasa karena dinding dan atap pada rumah kaca di rancang khusus dari bahan
kaca yang transparan. Sehingga dapat dikatakan cahaya yang berasal dari matahari
dapat dimanfaatkan secara optimal. Telah disebutkan sebelumnya bahwa cahaya
matahari mutlak diperlukan oleh setiap jenis tumbuhan hijau untuk proses
fotosintesis. Dengan adanya cahaya matahari pada rumah kaca maka proses
fotosintesis dapat berlangsung dengan baik sehingga pertumbuhan dan
perkembangan tanaman yang dibudidayakan pada rumah kaca dapat berlangsung
dengan baik dan tanaman juga dapat menghasilkan produksi yang baik pula.
(Unang Ridwan, 2011)

Rumah kaca/green house yang digunakan di Indonesia sebagian besar


digunakan untuk penelitian percobaan budidaya, percobaan pemupukan,
percobaan ketahanan tanaman terhadap hama maupun penyakit, percobaan kultur
jaringan, percobaan persilangan atau pemuliaan, percobaan hidroponik dan

16
percobaan penanaman tanaman diluar musim oleh para mahasiswa , para peneliti,
para pengusaha dan praktisi disemua bidang pertanian.

II. Tinjauan Pustaka

2.1 Pengenalan greenhouse

Pada tahun 2050, diprediksi bahwa 80% dari populasi di dunia akan
tinggal di kota, meninggalkan tempat tinggal dan lahan pertanian mereka. Oleh
karena itu, tentu saja masyarakat akan bercocok tanam di tempat tinggal yang
baru. Namun dengan keterbatasan lahan untuk pertanian, masyarakat tentunya
akan menanam tanaman makanan mereka sendiri di kebun, dapur atau di
GreenHouse (Rumah Kaca) yang dianggap baik untuk pertumbuhan tanaman.
(Shafwandi, 2011)

Gambar 1. Tanamam dalam kaca

Rumah kaca (atau rumah hijau) adalah sebuah bangunan di mana tanaman
dibudidayakan. Sebuah rumah kaca terbuat dari gelas atau plastik; Dia menjadi
panas karena radiasi elektromagnetik yang datang dari matahari memanaskan
tumbuhan, tanah, dan barang lainnya di dalam bangunan ini.

Rumah kaca atau green house pada prinsipnya adalah sebuah bangunan
yang terdiri atau terbuat dari bahan kaca atau plastik yang sangat tebal dan
menutup diseluruh pemukaan bangunan, baik atap maupun dindingnya.
Didalamnya dilengkapi juga dengan peralatan pengatur temperature dan
kelembaban udara serta distribusi air maupun pupuk. Bangunan ini tergolong
bangunan yang sangat langka dan mahal, karena tidak semua tempat yang kita
jumpai dapat ditemukan bangunan semacam ini. Green house biasanya hanya
dimiliki oleh Perguruan Tinggi atau lembaga pendidikan, Balai Penelitian dan
perusahaan yang bergerak dibidang bisnis perbenihan, bunga dan fresh market
hortikultura. Namun di negara-negara pertanian yang sudah maju seperti USA,

17
Australia, Jepang dan negara-negara Eropa sebagian besar tanaman
hortikulturanya ditanam di rumah kaca. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
greenhouse di mancanegara sudah umum dilakukan. Bahkan mungkin sudah
berpuluh tahun sebelum negara kita mengadopsi tekhnologi tersebut .

Kaca yang digunakan untuk rumah kerja bekerja sebagai medium


transmisi yang dapat memilih frekuensi spektral yang berbeda-beda, dan efeknya
adalah untuk menangkap energi di dalam rumah kaca, yang memanaskan
tumbuhan dan tanah di dalamnya yang juga memanaskan udara dekat tanah dan
udara ini dicegah naik ke atas dan mengalir keluar. Oleh karena itu rumah kaca
bekerja dengan menangkap radiasi elektromagnetik dan mencegah konveksi. Lihat
rumah kaca surya (teknikal) untuk diskusi teknikal bagaimana rumah kaca surya
bekerja.

Rumah kaca sering kali digunakan untuk mengembangkan bunga, buah


dan tanaman tembakau. Lebah bumble adalah polinator pilihan untuk banyak
polinasi rumah kaca, meskipun tipe lebah lain juga digunakan, dan juga polinasi
buatan.

Rumah kaca melindungi tanaman dari panas dan dingin yang berlebihan,
melindungi tanaman dari badai debu dan "blizzard", dan menolong mencegah
hama. Pengontrolan cahaya dan suhu dapat mengubah tanah tak subur menjadi
subur. Rumah kaca dapat memberikan negara kelaparan persediaan bahan
makanan, di mana tanaman tak dapat tumbuh karena keganasan lingkungan.

2.2 Bentuk sederhana dari Green house

18
Gambar 1. greenhouse yang digunakan di Indonesia sebagian besar digunakan
untuk penelitian percobaan budidaya

III. Pembahasan

2.3 Cara kerja greenhouse

Apabila intensitas cahaya matahari pada rumah kaca terlalu besar sehingga
dapat meningkatkan temperatur dalam rumah kaca, maka atap pada rumah kaca
akan diganti dengan warna yang lebih gelap dengan digerakkan oleh motor
stepper. Sedangkan bila intensitas cahaya matahari mengalami penurunan, maka
atap pada rumah kaca akan diganti dengan warna yang lebih terang (transparan)
juga digerakkan oleh motor stepper. Apabila cahaya matahari tidak tersedia akibat
faktor cahaya, maka perangkat pengendalian intensitas cahaya tersebut akan
menghidupkan lampu secara otomatis dan akan mematikan lampu apabila cahaya
matahari telah kembali seperti sedia kala.

Dengan adanya perangkat pengendalian intensitas cahaya pada rumah kaca


ini diharapkan akan memaksimalkan pemanfaatan rumah kaca sebagai media
untuk membudidayakan tanaman, sehingga tanaman dapat mengalami
perkembangan yang baik serta menghasilkan produksi yang baik pula.

2.4 Manfaat greenhouse

Rumah kaca/green house yang digunakan di Indonesia sebagian besar


digunakan untuk penelitian percobaan budidaya, percobaan pemupukan,
percobaan ketahanan tanaman terhadap hama maupun penyakit, percobaan kultur
jaringan, percobaan persilangan atau pemuliaan, percobaan hidroponik dan
percobaan penanaman tanaman diluar musim oleh para mahasiswa , para peneliti,
para pengusaha dan praktisi disemua bidang pertanian. Green House sebagai
Sarana Penunjang Agribisnis Hortikultura sangat Mendukung Upaya Peningkatan
Produksi dan Kontinyuitas Produk. Adanya green house yang mampu
menciptakan iklim yang bisa membuat tanaman mampu berproduksi tanpa kenal
musim ini ternyata juga mampu menghindarkan dari serangan hama dan penyakit

19
yang tidak diujikan. Selain itu dengan adanya green house penyebaran hama dan
penyakit yang diujicoba dapat dicegah . Hal ini berbeda dengan percobaan yang
dilakukan di luar green house dimana dalam waktu yang sangat singkat hama dan
penyakit dapat cepat menyebar luas karena terbawa angin maupun serangga.

Sejalan dengan bertambahnya waktu dan tingginya serapan tekhnologi


pertanian, peranan green house bagi dunia pertanian kita semakin lama semakin
dibutuhkan. Dengan semakin maraknya pembangunan perumahan maupun
kawasan industri akhir-akhir ini membuat lahan pertanian makin berkurang.
Padahal kebutuhan akan pangan di dalam negeri semakin lama semakin besar
dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk Indonesia. Berdasarkan
pemikiran itulah penggunaan green house untuk kegiatan bisnis pertanian semakin
diperlukan. Pemikiran pengembangan green house untuk agribisnis hortikultura
yang didasari pada keinginan pemenuhan kebutuhan produk pertanian yang
kontinyu tanpa kenal musim.

2.5 Kelebihan dan keuntungan menggunakan Rumah Kaca

Kelebihan

Berdasarkan informasi dari Agricultural Western Australia 2000


mengungkapkan beberapa dari penggunaan green house ini antara lain :

1. Tanaman dapat berproduksi secara kontinyu dan berkesinambungan


sepanjang tahun. Hal ini disebabkan pada green house kita dapat mengatur suhu,
kelembaban, tekanan udara maupun pH sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan
crop. Hal ini berkaitan dengan subsistem yang berkelanjutan dalam agribisnis
yaitu pengolahan/agroindustri maupun pemasaran dimana dengan produksi yang
kontinyu maka pasokan ke pasar maupun industri selanjutnya pun bisa terpenuhi
juga.

2. Penggunaan air, pupuk maupu pestisida lebih efisien, baik dalam dosis
penggunaan, waktu maupun tempat. Karena kita menggunakan polybag yang
tentu sangat efektif dalam penggunaan pupuk, air dan pestisida.

20
3. Resiko tanaman terserang penyakit menjadi lebih kecil karena lingkungan
dalam green house sendiri secara langsung maupun tidak telah terlindung dari
lingkungan luar.

Kekurangan

Investasi/biaya yang harus dikeluarkan untuk mendirikan green house


memang cukup besar. Selain itu Terjadinya Efek rumah kaca, meningkatnya suhu
permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat
ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem
lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di
atmosfer.

Efisiensi Fotosintesis

Hanya sedikit keraguan bahwa kadar CO2 dalam atmosfir adalah kurang
optimal bagi fototosintesis ketika faktor lain yang berpengaruh terhadap tanaman
(cahaya, air, suhu dan unsur hara) mencukupi. Fotosintesa Netto adalah jumlah
fotosintesa brutto minus fotorespirasi, dan fotorespirasi setidaknya memiliki
besaran mengubah 50% karbohidrat hasil fotosintesa kembali menjadi CO2,
dengan peningkatan CO2 fotorespirasi diperkirakan akan menurun. Peningkatan
Biomassa terbukti terjadi ketika dilakukan pengayaan CO2. Ini tak selalu muncul
dari fotosintesa netto. Kadar CO2 yang tinggi memicu penggunaan air yang
efisian dalam tanaman C4 seperti jagung. Peningkatan efisiensi air ini merangsang
pertumbuhan tanaman. (Polimer Abduh, 2011)

Dampak langsung yang dapat dijejaki dari peningkatan CO2 adalah


peningkatan tingkat fotosintesa daun dan kanopi. Peningkatan fotosintesis akan
meningkat sampai kadar CO2 mendekati 1000 ppm. Hasil paling pasti adalah
tanaman tumbuh cepat dan lebih besar. Ada perbedaan antara spesies. Spesies C3
lebih peka terhadap peningkatan kadar CO2 dibanding C4. Terjadi juga
pertambahan luas dan tebal daun, berat per luas, tinggi tunas, percabangan, bibit

21
dan jumlah dan berat buah. Ukuran Tubuh meningkat seiring rasio akar-batang.
Rasio C:N bertambah. Lebih dari itu semua hasil panen meningkat. Terutama
pada Kentang, Ubi Jalar, Kedelai. Dengan meningkatnya kadar CO2 menjadi dua
kali sekarang secara global, hasil pertanian diperkirakan akan meningkat sampai
32% dari sekarang. Perkiraan sementara saat ini sekitar 5%-10% dari kenaikan
produksi pertanian adalah akibat kenaikan kadar CO2. Manfaat pengayaan CO2
terhadap pertumbuhan dan produktifitas tanaman saat ini telah dikenal telah
dikenal luas. Banyak pengujian yang dilakukan dalam lingkungan terkontrol
secara penuh atau sebagian, terhadap beberapa tanaman komersial (padi, Jagung,
gandum, kedelai, kapas, kentang, tomat, ubi jalar, dan beberapa tanaman hutan),
yang membuktikannya. Polimer Abduh, 2011)

Manipulasi lingkungan ini dilakukan dalam dua hal, yaitu menghindari


kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki dan memunculkan kondisi lingkungan
yang dikehendaki.

Kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki antara lain :

 Ekses radiasi sinar matahari seperti sinar ultra violet dan sinar infra merah.
 Suhu udara dan kelembaban yang tidak sesuai.
 Kekurangan dan kelebihan curah hujan.
 Gangguan hama dan penyakit.
 Tiupan angin yang terlalu kuat sehingga dapat merobohkan tanaman.
 Tiupan angin dan serangga yang menyebabkan kontaminasi penyerbukan.
 Ekses polutan akibat polusi udara.

Sementara kondisi lingkungan yang dikehendaki antara lain :

 Kondisi cuaca yang mendukung rentang waktu tanam lebih panjang.


 Mikroklimat seperti suhu, kelembaban dan intensitas cahaya sesuai dengan
kebutuhan pertumbuhan tanaman.

22
 Suplai air dan pupuk dapat dilakukan secara berkala dan terukur.
 Sanitasi lingkungan sehingga tidak kondusif bagi hama dan penyakit.
 Kondisi nyaman bagi terlaksananya aktivitas produksi dan pengawasan
mutu.
 Bersih dari ekses lingkungan seperti polutan dan minimnya residu
pestisida
 Hilangnya gangguan fisik baik oleh angin maupun hewan.

IV. Kesimpulan

1. Rumah kaca atau green house pada prinsipnya adalah sebuah bangunan
yang terdiri atau terbuat dari bahan kaca atau plastik yang sangat tebal dan
menutup diseluruh pemukaan bangunan, baik atap maupun dindingnya.
Didalamnya dilengkapi juga dengan peralatan pengatur temperature dan
kelembaban udara serta distribusi air maupun pupuk. Bangunan ini tergolong
bangunan yang sangat langka dan mahal, karena tidak semua tempat yang kita
jumpai dapat ditemukan bangunan semacam ini. Green house biasanya hanya
dimiliki oleh Perguruan Tinggi atau lembaga pendidikan, Balai Penelitian dan
perusahaan yang bergerak dibidang bisnis perbenihan, bunga dan fresh market
hortikultura.

2. Sejumlah energi radiasi yang memasuki rumah kaca sebagian dipantulkan


berbagai permukaan di dalam struktur bangunan dan dilakukan keluar menembus
penutup. Sisanya akan diserap oleh tanaman, tanah, benda yang ada dalam rumah
kaca.

3. Manfaat yang di dapat menggunakan Green House yaitu : Pengaturan jadwal


produksi, meningkatkan hasil produksi, meningkatkan kualitas produksi,
meminimalisasi pestisida, aset dan performance, sarana agrowisata

23
DAFTAR PUSTAKA

Abduh, 2011, cerita seputar green house rumah kaca,


http://polimerabduh.wordpress.com/2011/03/10/cerita-seputar-green-house-rumah-
kaca/, diakses tanggal 27 April 2017

Lasoneearth, 2012, efek rumah kaca green house effect,


http://lasonearth.wordpress.com/makalah/efek-rumah-kaca-green-house-effect/
diakses tanggal 27 April 2017

Shafwandi, 2011, greenhouse,


http://shafwandi08.blogspot.com/2011/06/greenhouse.html diakses tanggal 27 April
2017

Unang Ridwan, 2011 Greenhouse Solusi untuk Menghadapi Perubahan Iklim dalam Budidaya
Pertanian http://unangridwan.blogspot.com/2011/materi/ Greenhouse Solusi untuk
Menghadapi Perubahan Iklim.html, diakses tanggal 27 April 2017

24
MAKALAH HIDROPONIK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi di bidang pertanian demikian pesat, sehingga
mereka yang tertinggal dalam memanfaatkan kemajuan teknologi tidak akan
memperoleh keuntungan yang maksimal dari kegiatan usaha yang dilakukannya.
Salah satu perkembangan teknologi budidaya pertanian yang layak disebarluaskan
adalah teknologi hidroponik. Hal ini disebabkan oleh semakin langkanya
sumberdaya lahan, terutama akibat perkembangan sektor industri dan jasa,
sehingga kegiatan usaha pertanian konvensional semakin tidak kompetitif karena
tingginya harga lahan. Teknologi budidaya pertanian sistem hidroponik
memberikan alternatif bagi para petani yang memiliki lahan sempit atau yang
hanya memiliki pekarangan rumah untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha
yang dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan yang memadai.
Hidroponik secara harfiah berarti hidro = air, dan phonic = pengerjaan,
sehingga secara umum berarti sistem budidaya pertanian tanpa menggunakan
tanah tetapi menggunakan air yang berisi larutan nutrient. Budidaya hidroponik
biasanya dilaksanakan di dalam rumah kaca (greenhouse) untuk menjaga supaya
pertumbuhan tanaman secara optimal dan benar-benar terlindung dari pengaruh
unsur luar seperti hujan, hama penyakit, iklim dll. Beberapa keunggulan budidaya
sistem hidroponik antara lain adalah: (1) kepadatan tanaman per satuan luas dapat
dilipatgandakan sehingga menghemat penggunaan lahan; (2) mutu produk
(bentuk, ukuran, rasa, warna, kebersihan/higiene) dapat dijamin karena kebutuhan
nutrient tanaman dipasok secara terkendali di dalam rumah kaca; (3) tidak
tergantung musim/waktu tanam dan panen dapat diatur sesuai dengan kebutuhan
pasar.
Jenis hidroponik dapat dibedakan dari media yang digunakan untuk tempat
berdiri tegaknya tanaman. Media tersebut biasanya bebas dari unsur hara (steril),
sementara itu pasokan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dialirkan ke dalam
media tersebut melalui pipa atau disiramkan secara manual. Media tanam tersebut
dapat berupa kerikil, pasir, gabus, arang, zeolit, atau tanpa media agregat (hanya
air). Yang terpenting adalah bahwa media tanam tersebut suci hama sehingga
tidak menumbuhkan jamur atau penyakit lainya.

1.2 Rumusan Masalah


1.      Apakah pengertian dari hidroponik ?
2.      Apa keunggulan dan kelemahan dari media hidroponik ?
3.      Bagaimana teknik bercocok tanam secara hidroponik?
4.      Bagaimana kriteria tanaman yang cocok dengan media hidroponik arang sekam?
5.      Apa saja alat, bahan dan bagaimana cara pembuatan arang sekam?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian  hidroponik.

25
2. Mengetahui keunggulan dan kelemahan media hidroponik.
3. Mengetahui teknik bercocok tanam secara hidroponik.
4. Mengetahui kriteria tanaman yang cocok dengan media tanam
arang sekam.
5. Mengetahui alat dan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam
pembuatan media
           arang sekam.

1.4 Hipotesis
Bahwa tanaman kelompok kami dapat hidup semua dan tidak ada yang
mati karena pemberian pupuk dan air yang cukup atau seimbang, dan pemberian
cahaya matahari yang cukup. Sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik dan
subur.
  BAB II
                                             ISI
2.1 Pengertian Hidroponik
Percobaan tentang ilmu nutrisi sudah dimulai sejak abad ke 16 dengan
mengembangkan pertanian hidroponik dan sejak saat itu pertanian high-
technology ini semakin populer dan dikenal di seluruh dunia. Hidroponik berasal
dari bahasa Latin hydros yang berarti air dan phonos yang berarti kerja.
Hidroponik arti harfiahnya adalah kerja air. Bertanam secara hidroponik
kemudian dikenal dengan bertanam tanpa medium tanah (soilless cultivation,
soilless culture). Pada awalnya bertanam secara hidroponik menggunakan wadah
yang hanya berisi air yang telah dicampur dengan pupuk, baik pupuk
makro atau pupuk mikro.
Pada perkembangannya, bertanam hidroponik meliputi berbagai cara yaitu
bertanam tanpa medium tanah, tidak hanya menggunakan wadah yang hanya diisi
air berpupuk saja. Medium pasir, perlite, zeolit, rockwool, sabut kelapa, adalah
beberapa bahan yang digunakan oleh para praktisi di dunia dalam bertanam secara
hidroponik. Merupakan aplikasi teknologi untuk menaikkan produktivitas
tanaman pangan dalam rangka mencukupi kebutuhan seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk. Hidroponik dapat diterapkan pada sayuran,
bunga, buah dsb.
2.2 Keunggulan dan kelemahan hidroponik
  Keunggulan
- Tanaman mudah diperbaharui tanpa tergantung kondisi lahan dan musim
- Pertumbuhan dan kualitas panen dapat diatur
- Hemat tenaga kerja - Produk bersih dan lebih higienis
- Hemat air dan pupuk (aman untuk kelestarian lingkungan)
- Masa tanam lebih singkat
- Biaya operasional murah
  Kelemahan
- Biaya investasi awal lebih mahal
- Sangat dipengaruhi oleh konsentrasi dan komposisi pupuk, pH, dan suhu

26
2.3 Sistim Hidroponik
1. Prinsip dasar hidroponik adalah memberikan bahan makanan dalam larutan
mineral  atau nutrisi yang diperlukan tanaman dengan cara siram atau diteteskan.
2. Melalui teknik ini dapat dipelihara lebih banyak tanaman dalam satuan ruang
yang lebih sempit. Bahkan, tanpa media tanah dapat dipelihara sejumlah tanaman
lebih produktif.
3.Sistem hidroponik bebas pestisida sehingga tidak ada serangan hama dan
penyakit.
4.Aeroponik adalah modifikasi hidroponik terbaru. Tanaman diletakkan di atas
styrofoam hingga akarnya menggantung.
Tata Cara Penanaman Hidroponik
1.  Pembibitan
Sangat disarankan untuk menggunakan bibit hibrida supaya mutu buah/sayur yang
dihasilkan cukup optomal
2. Penyemaian
Penyempean sistem hidroponik bisa menggunakan bak dari kayu atau plastik. Bak
tersebut berisi campuran pasir yang sudah diayak halus, sekam bakar, kompos dan
pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1:1. Semua bahan tersebut dicampur
rata dan dimasukkan ke dalam bak dengan ketinggian sekitar 7cm. Masukkan biji
tanaman dengan jarak 1x1,5 cm. Tutup tisue/karung/kain yang telah dibasahi
supaya kondisi tetap lembab. Lakukan penyiraman hanya pada saat media tanam
mulai kelihatan kering. Buka penutup setelah biji berubah menjadi kecambah.
Pindahkan ke tempat penanaman yang lebih besar bila pada bibit telah tumbuh
minimal 2 lembar daun.

3. Persiapan media tanam


Syarat media tanam untuk hidroponik adalah mampu menyerap dan
menghantarkan air, tidak mudah busuk, tidak mempengaruhi pH, steril, dll. Media

27
tanam yang bisa digunakan dapat berupa gambut, sabut kelapa, sekam bakar,
rockwool (serabut bebatuan). Kemudian isi kantung plastik, polibag, pot plastik,
karung plastik, atau bantalan plastik dengan media tanam yang sudah disiapkan.
4. Pembuatan green house
bercocok tanam secara hidroponik mutlak membutuhkan green house. Green
house bisa dibuat dari rangka besi, rangka bambu, atau rangka kayu.
Green house ini bisa digunakan untuk menyimpan tanaman kita pada saat tahap
persemaian ataupun pada saat sudah dipindah ke media tanam yang lebih besar.
5. Pupuk
Karena media tanam pada sistem hidroponik hanya berfungsi sebagai pegangan
akar dan perantara larutan nutrisi, untuk mencukupi kebutuhan unsur hara makro
dan mikro perlu pemupukan dalam bentuk larutan yang disiramkan ke media
tanam
Kebutuhan pupuk pada sistem hidroponik sama dengan kebutuhan pupuk pada
penanaman sistem konvensional.
6. Perawatan tanaman
Perawatan pada sistem hidropinik pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan
perawatan pada penanaman sistem konvensional seperti pemangkasan,
pembersihan gulma, penyemprotan pupuk daun, dll.
2.4 Mengetahui kriteria tanaman yang cocok dengan media tanam arang
sekam.
•         Golongan tanaman hortikultura
•         Meliputi : tanaman sayur, tanaman buah, tanaman hias, pertamanan, dan tanaman
obat-obatan
•         Pada hakekatnya berlaku untuk semua jenis tanaman baik tahunan, biennial,
maupun annual
•         Pada umumnya merupakan tanaman annual (semusim).

2.5. Mengetahui alat, bahan, dan cara pembuatan arang sekam


MEMBUAT ARANG SEKAM
Sekam adalah bagian dari bulir padi-padian berupa lembaran yang kering,
bersisik, dan tidak dapat dimakan. Kalau di pasaran arang sekam sekitar 2 kg an
dijual dengan harga 2rb sampai 3 rb. Sebetulnya mudah  untuk membuatnya.
Alat dan bahan

1. Parang untuk melubangi kaleng


2. Kaleng roti

28
3. Air satu ember
4. Minyak tanah dan korek api
5. Sekam

Cara pembuatan
1.    Lubangi sekeliling kaleng roti dengan menggunakan parang
2.    Tumpuk kaleng-kaleng tersebut, kemudian sekelilingnya tumpuk dengan
sekam.
 
3.    Taruh sedikit sekam padi di dalam kaleng, tuangi sedikit minyak tanah
kemudian dibakar.
4.    Setelah mulai menghitam, dibalik sampai hitamnya rata
5.    Setelah hitamnya rata, siram air agar sekam tidak menjadi abu

BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
3.1         Kesimpulan
Hidroponik  merupakan system bertanam tanpa menggunakan tanah dan
lahan yang luas. Keunggulan menggunakan media hidroponik cukup banyak,
salah satunya buah atau sayur yang kita tanam bisa lebih banyak dan bagus.
Namun dibalik segala kelebihannya, ada juga kekurangan menggunakan media ini

29
yaitu biaya atau modal awal untuk menanam dengan media ini cukup mahal, serta
sangat dipengaruhi oleh konsentrasi dan komposisi pupuk, pH, dan suhu.
Banyak sekali macam – macam madia hidroponik, salah satunya yaitu arang
sekam. Arang sekam terbuat dari kulit padi yang telah dibakar namun tidak
sampai menjadi abu. Arang sekam, merupakan salah satu media yang biasanya di
pakai untuk menanam berbagai macam sayur dan buah- buahan . Misalnya, tomat,
cabai, kubis dan lain- lain. Dalam penelitian ini, kami menggunakan cabai sebagai
tanaman yang akan ditanam pada media arang sekam. Dengan waktu selama 1
bulan atau 40 hari tingkat keberhasilan tinggi, namun belum berbuah.
3.2         Berikut Adalah Lampiran Laporan Hasil Penananam Cabai Pada Media
Arang Sekam.
Alat dan bahan :
1.   5 buah polybag ukuran sedang
2.   Bibit tanaman cabai
3.   Arang sekam secukupnya
4.   Air
5.   Baskom ( untuk mencampurkan arang sekam dengan air )

Langkah – Langkah Menanam :


1.   Siapkan bibit tanaman cabai.
2.   Siapkan air, polybag, dan arang sekam. 
3.   Campurkan arang sekam dengan air dalam wadah baskom yang telah disiapkan.
4.   Kemudian, ambil arang sekam yang telah bercampur dengan air dan masukkan
5.   kedalam polybag hingga polybag setengah penuh.
6.   Ambil bibit tanaman cabai tadi, dengan memasukkannya kedalam gelas yang berisi
air.
7.   Setelah itu, tanam bibit cabai kedalam media arang sekam dan siramilah
8.   Selesai, letakkan  tanaman di tempat yang sejuk.
Cara Perawatan :
-          Setiap hari disiram menggunakan air 2 kali sehari, setiap pagi dan sore.
-          Setiap 1 bulan sekali diberi pupuk NPK dicampur dengan air.

30
Riadi,  Muchlisin (2020) Hidroponik (Pengertian, Manfaat, Sistem, Media Tanam
dan Jenis Tanaman). Kajianpustaka.com, diakses di
https://www.kajianpustaka.com/2020/08/hidroponik-pengertian-manfaat-
sistem.html

DKP (2021) Ayo Mengenal Hidroponik Lebih Dalam. dkp.lumajangkab.go.id


https://dkp.lumajangkab.go.id/2021/02/15/ayo-mengenal-hidroponik-lebih-
dalam/

Nandy (2021) Jenis Tanaman Hidroponik Yang Mudah Ditanam. Gramedia.com


https://www.gramedia.com/best-seller/jenis-tanaman-hidroponik/

Distan (2015) Kelebihan dan Kekurangan Bercocok Tanam Hidroponik


distan.sukabumikota.go.id, https://distan.sukabumikota.go.id/kelebihan-dan-
kekurangan-bercocok-tanam-hidroponik/

Baqir, Muhammad (2021) Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Hidroponik.


Kebunpintar.id, https://kebunpintar.id/blog/mengenal-kelebihan-dan-
kekurangan-hidroponik/

31

Anda mungkin juga menyukai