Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“Penggunaan teknologi eco enzim untuk pengolahan limbah sampah”

Dosen Pembimbing :

Cut juliana SKM. M.Kes

Di Susun Oleh :

Nopita Sari 2116010011


Bunga Tiara 2116010003
Liza Afrah 2116010025
Afrisa Wahdini 2116010010
Anis Islami 2116010030
Rahayu Kumala Sari 2116010004
Putri Azizah Selian 2116010013
Yeni Elfika 2116010029
Hawani 2116010018
Indah Mahfuzi 2116010020

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

BANDA ACEH

2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Kami mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami selaku kelompok
ini mampu menyelesaikan Makalah Teknologi kesehatan lingkungan ini yang
berjudul “ Penggunaan teknologi eco enzim untuk pengolahan limbah sampah”
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini terselesaikan dengan bantuan berbagai pihak dan kerja sama
kelompok dalam menyelesaikan hambatan-hambatan selama mengerjakan
makalah ini.
Selanjutnya, semoga makalah ini memberikan wawasan yang luas kepada
kita selaku mahasiswa. Kami menyadari masih banyak kekurangan yang
mendasar. Oleh karena itu, kami mohon saran dan kritik yang membangun untuk
kesempatan makalah ini.
Akhir kata, kami selaku penyusun makalah memohon maaf yang sebesar-
besarnya bila ada kata-kata yang salah, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita. Aamiin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Banda Aceh, 19 Desember 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Eco enzyme.............................................................................3

2.2 Teknik dan Cara membuat Eco Enzyme..................................................3


2.3 Persiapan dan cara pembuatan..................................................................4
2.4 Pengemasan Eco Enzyme.........................................................................7
2.5 Standar baik Eco Enzyme memenuhi persyaratan....................................8
2.6 Ciri-ciri Eco Enzyme kita berhasil baik adalah........................................8
2.7 Fungsi Eco Enzyme ...............................................................................10
2.8 Manfaat Kegunaan Eco-Enzyme............................................................10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan 12

DAFTAR PUSTAKA 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap hari, aktivitas manusia tidak terlepas dari kegiatan menghasilkan
limbah atau sampah baik itu limbah organik maupun non organik. Di Indonesia
sendiri, jumlah sampahyang dihasilkan perhari rata-rata 1 kg per orang atau
220.000 ton sampah nasional per hari.Jumlah ini lebih besar dari tahun 1995 yang
hanya 800 gram per hari untuk setiap orang.(Kementerian Lingkungan Hidup,
2010). Peningkatan produksi sampah ini sangat mempengaruhi tren global
warming yang memicu terjadinya perubahan iklim dandiperkirakan akan semakin
hebat jika tidak ada upaya untuk menguranginya. Panel Ilmuwanuntuk Perubahan
Iklim (Intergovermental Panel on Climate Change/IPCC) menyatakan,pemanasan
global terjadi adalah hasil dari aktivitas manusia (antropogenik). IPCC
jugamenyebutkan, dua senyawa kimia terbesar yang berkontribusi terjadinya
pemanasan globaladalah gas karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4). Kedua
senyawa tersebut sebagianbesar dihasilkan dari sampah. Setiap 1 ton sampah
padat menghasilkan 50 kilogram gasmetana, maka bisa diketahui jumlah
sumbangan sampah untuk pemanasan global sebesar8.800 ton CH4 per hari.
Meskipun konsentrasi CO2 lebih tinggi, namun para ahlimemprediksi kekuatan
CH4 memiliki kekuatan 20 kali lipat lebih besar dibandingkan CO2.Potensi
sampah di lingkungan IPB sendiri sangat besar. Jumlah kantin yang begitubanyak
menyebabkan setiap harinya banyak terlihat tumpukan sampah baik organik
maupunnon-organik. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan estetika alam dan
awal sebuah bencanabagi lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan suatu
pengelolaan yang bersifat ekofriendly. Salah satu cara yang sekarang terkenal
adalah memanfaatkan smapah organik untuk eco-enzym.
Eco-enzyme atau dalam Bahasa Indonesia disebut ekoenzim merupakan
karya dan penemuan besar dari Dr. Rosukon Poompanvong, seorang peneliti dan
pemerhati lingkungandari Thailand. Inovasi ini memberikan distribusi yang cukup
besar bagi lingkungan.Dr.Rosukon juga merupakan seorang pendiri Asosiasi

1
Pertanian Organik Thailand (OrganicAgriculture Association of Thailand). Ia
bekerjasama dengan para petani di Thailand bahkanEropa dan berhasil
menghasilkan produk pertanian yang bermutu tetapi ramah lingkungan.Dari usaha
dan inovasi yang ia lakukan ini, ia dianugerahi penghargaan oleh FAO
RegionalThailand pada tahun 2003 . Pentingnya pengolahan sampah dan
pendaurulangan sampah menjadi fokus kita bersama. Eco enzyme sebagai solusi
praktis atasi sampah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian eco enzyme ?
2. Apa pentingnya eco enzymei untuk lingkungan ?
3. Apa manfaat dari eco enzyme ?
4. Bagaimana cara pembuatan eco enzyme ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian eco
enzymei, bagaimana pembuatan eco enzyme apa saja yang menjadi manfaat eco
enzyme dan pentingnya eco enzyme untuk lingkungan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Eco enzyme


Eco enzyme atau dalam Bahasa Indonesia disebut eko enzim merupakan
larutan zat organik kompleks yang diproduksi dari proses fermentasi sisa organik,
gula, dan air. Cairan Eco enzym ini berwarna coklat gelap dan memiliki aroma
yang asam/segar yang kuat (M. Hemalatha, 2020). Bermula dari penemuan Dr.
Rosukon Poompanvong, seorang peneliti dan pemerhati lingkungan dari Thailand.

Inovasi ini memberikan distribusi yang cukup besar bagi lingkungan. Dr.
Rosukon juga merupakan seorang pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand
(Organic Agriculture Association of Thailand) yang bekerjasama dengan petani di
Thailand bahkan Eropa dan berhasil menghasilkan produkpertanian yang bermutu
tetapi ramah lingkungan. Dari usaha dan inovasi yang dilakukan ini, ia
dianugerahi penghargaan oleh FAO Regional Thailand pada tahun 2003.

2.2 Teknik dan Cara membuat Eco Enzyme


Eco Enzyme ada di mana-mana, termasuk di dalam tubuh kita. Sumber
pembentukan enzyme adalah tanaman seperti sayuran dan buah-buahan, termasuk
akar, daun serta bunga. Namun, yang kita lakukan adalah mengurangi sampah
yang ada di dapur yang sebagian besar adalah sampah dari sayuran dan Kulit buah
segar. Sampah organik tersebut saat ini persentase nya adalah sekitar 54 % (untuk
di Malaysia- keterangan tambahan). Untuk mengolah sampah organik, Dr
Rosukan sudah menciptakan sebuah teori khusus untuk pembuatan Eco-Enzyme
(EE). Ada banyak formula EE, namun formula dari Dr Rosukan sudah terbukti
tidak menimbulkan efek samping. Temuan beliau ini dipersembahkan untuk
kebaikan seluruh umat manusia. Formula yang diciptakan tersebut sangat
bermanfaat untuk sektor pertanian dan gas yang dihasilkan dari proses fermentasi
dapat melepaskan ozone. Ozone yang keluar ke udara akan bercampur dengan gas
lain di udara dan dapat menetralkan suhu ruangan. Sementara itu, jika enzyme

3
dituangkan di laut atau sungai maka akan membantu mengurangi masalah yang
ada. Proses kimia yang terjadi adalah:

CH3COOH + O1 + O2 = O3 + H2O

2.3 Persiapan dan cara pembuatan


Perbandingan sampah organik, gula, dan air adalah 3:1:10. Misalnya, 300
gram sisa organik, 100 gram gula, dan 1 kilogram atau 1 liter air. Ketimbang gula
putih, lebih baik gunakan gula merah atau gula kelapa karena lebih bebas bahan
kimia tambahan.

1. Sampah organik dari dapur: hanya tumbuh-tumbuhan dan buah -buahan mentah

 Sayur yang sudah masak – tidak boleh karena kandungan zat di dalamnya
sudah hilang. Sementara itu, untuk akar, kulit buah yang tidak kita makan,
merupakan sampah yang masih mengandung banyak nutrisi sehingga baik
jika kita gunakan untuk pembuatan EE.
 Nutrient dalam EE kita akan sangat tergantung dari bahan yang kita
gunakan. Pembuatan EE ini harus sangat murni dan tidak ada campuran
kimianya, termasuk yang berasal dari garam atau minyak.
 Padi dan beras tidak disarankan karena akan menimbulkan bau busuk dan
juga sebaiknya beras dimasak untuk dimakan.
 Jangan menggunakan kulit buah yang sudah rusak atau membusuk.
Misalnya kulit manggis yang sudah rusak dan berair dan sudha hancur.
Karena bahan ini yang akan menyebabkan munculnya ulat pada saat
proses pembuatan EE.
 Jika kita menggunakan kulit buah yang fresh maka hasilnya akan menjadi
wangi.
 Jenis bahan sebaiknya bervariasi, jangan menggunakan satujenis saja.
Gunakan jenis bahan yang bervariasi karena akan memberikan variasi

4
nutrient yang berfungsi untuk membuat micro organisme menjadi aktif
bekerja melakukan ferementasi.
 Namun, juga ditentukan dari kegunaannya. Kalau untuk tujuan khusus
seperti membasmi serangga, hama, maka kita bisa campur EE dengan
chillim jahe, dan rempah-rempah.

2. Gula adalah makanan untuk micro-organisme

 Gunakan gula merah, molase. Jangan menggunakan gula yang sudah


mengalami proses kimia seperti gula putih atau gula merah namun melalui
proses fermentasi. Gula batu, gula untuk membuat kue juga tidak
disarankan.
 Untuk proses fermentasi, kita tidak menggunakan bahan kimia. Micro-
organism nya berasal dari udara yang ada di sekitar tempat tinggal kita.
Oleh karena itu jenis micro-organism dapat berbeda-beda sesuai dengan
tempat tinggal kita. Microorganism itu ada yang baik dan tidak baik.
Semua akan masuk ke dalam bahan EE kita dan bekerja menguraikan
bahan-bahan yang ada. Sehingga harus kita awasi dengan baik karena ada
kemungkinan menjadi busuk, berulat. Sebagai tambahan: EE juga akan
berbuat di dalam wadah jika kita tidak menutup wadah dengan baik serta
jika kita menggunakan bahan bahan yang sudah busuk atau tidak fresh
lagi.
 Gula merah yang kita gunakan adalah untuk makanan micro-organism.
Oleh karena itu jika EE kita ada kerusakan dalam proses pembuatannya,
kita tinggal menambahkan gula ke dalam EE kita dengan takaran sesuai
dengan takaran awal.

3. Tempat yang bisa digunakan adalah plastic bekas

 Bahan lainnya yang bisa digunakan adalah gerabah, stainless stell (tetapi
ini sangat mahal).

5
 Bahan dari logam tidak disarankan karena akan mengakibatkan karatan.
Bahan dari kaca juga tidak disarankan karena ada kemungkinan pecah
ketika terjadi proses feremntasi yang menghasilkan banyak gas. Kalau
menggunakan bahan plastic, maka plastic dapat mengembang.
 Botol dengan tutup kecil akan menghasilkan EE yang baunya lebih baik
dibandingkan tempat yang memiliki tutup lebar. Hal ini disebabkan karena
kalau lebar, lebih banyak yang terlepas saat kita buka.

Catatan proses pencampuran bahan:

 Sampah organik yang akan digunakan tidak disarankan untuk dimasukkan


ke dalam kulkas karena akan mengubah kualitas dari EE.
 Kita dapat memasukkan sampah ke dalam tempat EE kita setiap hari
sedikit demi sedikit. Kita dapat menyiapkan air sesuai dengan takaran
yang kita rencanakan kemudina dimasukkan gula sesuai dengan komposisi
air. Kemudian, bahan di masukkan sedikit demi sedikit setiap hari.
Kemudian, pastikan bahwa masuh ada ruang sisa setidaknya 20 persen
untuk ruang gas hasil fermentasi.
 Tanggal penetapan pembuatannya adalah Tanggal terakhir kita
memasukkan sampah ke dalam botol/ jirigen/ tong. Kemudian kita campur
dan simpan di tempat teduh. Setiap hari dalam bulan pertama sebaiknya

6
dibuka untuk mengeluarkan gas. Pada saat membuka tempat EE, jika ada
bahan yang tidak tenggelam maka dapat kita aduk dan tekan bahan hingga
tenggelam ke dalam air.
 Proses fermentasi akan berlangsung 3 bulan. Bulan pertama, akan
dihasilkan alcohol, kemudian pada bulan kedua akan menghasilkan cuka
dan pada bulan ketiga menghasilkan enzyme.
 Selama proses fermentasi di bulan pertama akan muncul lapisan putih
seperti jamur. Jamur di permukaan ini sangat baik untuk Kulit dan dapat
digunakan untuk masker namun sangat tergantung pada jenis Kulit. Jika
Kulit sensitif gunakan hanya beberapa saat lalu langsung bilas dengan air.

Pada bulan ketiga, EE kita sudah bisa dipanen. Caranya adalah dengan
menyaring menggunakan kain yang sudah tidak terpakai atau baju juga bisa
digunakan untuk saringan. Sisa atau ampas EE dapat kita gunakan untuk beberapa
manfaat seperti:

 Sebagai starter (ease) atau untuk membantu mempercepat proses


pembuatan EE selanjutnya.
 Untuk membantu proses penguaraian di dalam septitank. Untuk itu, ampas
ini kita hancurkan dan masukkan ke dalam saluran toilet.
 Sebagai kompos dengan cara meletakkannya selapis demi selapis di dalam
tanah.

2.4 Pengemasan Eco Enzyme

Hasil panen Eco Enzyme bisa dikemas di botol kaca atau plastik bertutup
rapat. Disarankan Eco Enzyme dikemas menggunakan botol-botol bekas, toples
bekas, jerigen bekas, agar terbiasa memanfaatkan barang daur ulang supaya tidak
menciptakan sampah baru.

7
2.5 Standar baik Eco Enzyme memenuhi persyaratan:

1. PH dibawah 4.0
2. Aroma asam segar khas fermentasi
3. Selain itu, ampas dari Eco Enzyme yang sudah dipanen juga bisa
dimanfaatkan yaitu untuk:

 Bahan fermentasi Eco Enzyme yang baru (sebagian kecil saja), untuk bisa
mempercepat proses fermentasi Eco Enzyme yang baru.
 Membersihkan saluran kloset dengan cara diblender halus kemudian
dituang ke kloset pada malam hari.
 Mengusir tikus dengan cara dikeringkan dan ditaruh di tempat di mana
tikus suka berada.
 Mengharumkan mobil. Caranya adalah dengan dikeringkan dan
dimasukkan ke dalam tas kain kecil.
 Sebagai pupuk tanaman organik

2.6 Ciri-ciri Eco Enzyme kita berhasil baik adalah:

 Warna nya cerah sesuai dengan bahan yang kita gunakan. Namun warna
ini akan sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Tergantung
dengan bahan yang kita gunakan. Bahkan jika bahan yang digunakan
sudah sama namun micro organisme yang berbeda akan menyebabkan
warna yang berbeda.
 Aroma nya sesuai dengan bahan (tidak berbau busuk)
 Ada jamur putih. Kalau jamurnya hitam berarti gagal, dan kita harus
segera memulihkannya dengan cara menambahkan gula ked lama wadah
sesuai takaran semula.
 Rasa agak asam (namun ini tidak boleh diminum)

8
 PH 3.5 atau lebih rendah

Catatan penting
Gunakan wadah yang bisa mengembang karena wadah akan terisi gas,
maka dari itu perlu dibuka periodically untuk mengeluarkan gas
Sampah untuk membuat enzim tidak termasuk kertas, plastik, logam atau
bahan kaca.
Hindari makanan berminyak, ikan atau sisa daging (bisa digunakan
sebagai bahan kompos kebun). Untuk membuat enzim berbau segar,
tambahkan kulit jeruk / lemon atau daun pandan, dll.
Warna ideal dari enzim eco adalah coklat gelap. Jika berubah menjadi
hitam, tambahkan gula dalam jumlah yang sama untuk memulai proses
fermentasi lagi.
Mungkin memiliki lapisan putih, hitam atau coklat di atas enzim, abaikan
saja. Jika Anda menemukan lalat dan cacing dalam wadah, biarkan dan
reaksi kimia enzim akan melarutkannya secara alami.
Manfaatkan sepenuhnya residu enzim eco:
a) Gunakan kembali untuk produksi berikutnya dengan menambahkan
sampah segar.
b) Gunakan sebagai pupuk dengan mengeringkan residu, campurkan dan
dikubur di dalam tanah.
c) Giling residu, tuangkan ke dalam mangkuk toilet, tambahkan gula
merah dan siram untuk membantu membersihkan kotoran.
Eco enzyme tidak akan pernah kadaluwarsa. Jangan simpan di kulkas.
Jika setiap rumah tangga menggunakan sampah mereka untuk
menghasilkan enzim ramah lingkungan, itu dapat menghentikan limbah
dapur dari polusi tanah kita dan sementara itu mengurangi pemanasan
global

9
2.7 Fungsi Eco Enzyme :

 Membersihkan saluran karena EE memiliki kemampuan menguraikan


yang sangat kuat. Jika dibandingkan dengan detergent yang justru akan
mengikat lemak dan membuat saluran tersumbat. Sedangkan EE akan
menguraikan lemak. Sama dengan peranan enzyme di dalam tubuh yang
akan menguraikan lemak tidak larut di dalam air menjadi larut di dalam
air.
 EE dapat disimpan lama dan tidak memiliki masa kadaluarsa. Lebih laam
akan lebih baik.
 EE dapat menyerab bau yang tidak sedap. Jika disemprotkan di dalam
toilet maka dalam waktu singkat bau akan lenyap. Begitu juga dengan bau
asap rokok di dalam ruangan dapat dihilangkan langsung dengan
semprotan EE.
 EE akan menjadi berubah warna jika menyerap aura negative. Misalnya, di
daerah bencana, maka EE langsung menjadi kotor dan coklat. Demikian
juga jika didekatkan di badan orang sakit maka EE akan langsung berubah
warna. Sebaliknya jika diletakkan di tempat sathsang maka EE akan
menjadi sangat baik.

2.8 Manfaat Kegunaan Eco-Enzyme


Selama proses fermentasi, berlangsung reaksi :

CO2 + N2O + O2 → O3 + NO3 + CO3

Setelah proses fermentasi sempurna, barulah eco-enzyme (likuid berwarna coklat


gelap) terbentuk. Hasil akhir ini juga menghasilkan residu tersuspensi di bagian
bawah yang merupakan sisa sayur dan buah. Residu dapat dimanfaatkan sebagai
pupuk organik. Sedangkan likuid eco-enzyme itu sendiri, dapat dimanfaatkan

10
sebagai:

1. Pembersih lantai, sangat efektif untuk mebersihkan lantai rumah.


2. Disinfektan, dapat digunakan sebagai antibakteri di bak mandi.
3. Insektisida, digunakan untuk membasmi serangga (dengan mencampurkan ezim
dengan air dan digunakan dalam bentuk spray).
4. Cairan pembersih di selokan, terutama selokan kecil sebagai saluran
pembuangan air kotor.

Pembuatan enzim ini juga memberikan dampak yang luas bagi lingkungan secara
global maupun ditinjau dari segi ekonomi. Ditinjau manfaat bagi lingkungan,
selama proses fermentasi enzim berlangsung,dihasilkan gas O3 yang merupakan
gas yang dikenal dengan sebutan ozon (Rubin, 2001).
Sebagaimana diketahui jika satu kandungan dalam Eco Enzyme adalah Asam
Asetat (H3COOH), yang dapat membunuh kuman, virus dan bakteri. Sedangkan
kandungan Enzyme itu sendiri adalah Lipase, Tripsin, Amilase dan Mampu
membunuh /mencegah bakteri Patogen. Selain itu juga dihasilkan NO3 (Nitrat)
dan CO3 (Karbon trioksida) yang dibutuhkan oleh tanah sebagai nutrient. Dari
segi ekonomi, pembuatan enzim dapat mengurangi konsumsi untuk membeli
cairan pembersih lantai ataupun
pembasmi serangga (Eviati & Sulaeman. 2009)

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Eco Enzyme merupakan larutan zat organik kompleks yang diproduksi
dari proses fermentasi sisa organik, gula, dan air. Dalam pembuatan nya,
perbandingan sampah organik, gula, dan air adalah 3:1:10. Manfaat pembuatan
enzim ini juga memberikan dampak yang luas bagi lingkungan secara global
maupun ditinjau dari segi ekonomi. Ditinjau manfaat bagi lingkungan, selama
proses fermentasi enzim berlangsung,dihasilkan gas O3 yang merupakan gas yang
dikenal dengan sebutan ozon. Satu kandungan dalam Eco Enzyme adalah Asam
Asetat (H3COOH), yang dapat membunuh kuman, virus dan bakteri. Sedangkan
kandungan Enzyme itu sendiri adalah Lipase, Tripsin, Amilase dan Mampu
membunuh /mencegah bakteri Patogen. Selain itu juga dihasilkan NO3 (Nitrat)
dan CO3 (Karbon trioksida) yang dibutuhkan oleh tanah sebagai nutrient. Dari
segi ekonomi, pembuatan enzim dapat mengurangi konsumsi untuk membeli
cairan pembersih lantai ataupun pembasmi serangga.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://www.ssgi.or.id/id/sesi-berbagi-ilmu-eco-enzyme
https://tuxedovation.inovasi.litbang.kemendagri.go.id/detail_inovasi/12208
https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/redoks/article/download/
5060/4453
https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/eco-enzyme/

13

Anda mungkin juga menyukai