Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MITRA

BAB 3 METODE PELAKSANAAN

3.1 Penetapan base line kegiatan berdasarkan kondisi riil dari mitra program

3.2 Langkah-langkah mengukur permasalahan atau kebutuhan mitra

3.3 Langkah-langkah strategis untuk merealisasikan kegiatan

3.4 Rancangan untuk mengukur dan mengevaluasi hasil kegiatan

4.5 Solusi yg akan menjadi inti dari kegiaatan ygang diusulkan

3.6 Kontribusi pihak-pihak yang membantu kegiatan pengabdian yang di usulkan

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Angaran biaya

4.2 Jadwal kegiatan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata ketua,anggota dan dosen pembimbing

Lampiran 2. Justifikasi anggaran kegiatan

Lampiran 3. Susunan organisasi tim pelaksanaan dan pembagian tugas

Lampiran 4. Surat pernyataan ketua pelaksana

Lampiran 5. Surat pernyataan kesediaan bekerja sama dari mitra

Lampiran6.Denah detail lokasiii mitra program dengan google maps yang


menunjukan jarak dengan kampus
Pengolahan limbah rumah tangga menjadi Ecoenzym
pembasmi bakteri melalui pemberdayaan
karang taruna
BAB I

PENDAHULUAN

1,1 Latar Belakang

Sampah domestik atau limbah rumah tangga merupakan bahan buangan


yang timbul karena adanya aktivitas manusia. Sampah domestik yang kerap
disebut limbah rumah tangga dapat berupa limbah padat atau pun limbah cair.
Limbah padat dapat berupa kertas, plastik dan sampah lain sedangkan limbah
cair dapat berupa air kotor yang berasal dari aktivitas mencuci dan juga aktivitas.
Limbah yang dibuang sembarangan dapat menimbulkan berbagai masalah, baik
pada lingkungan ataupun pada manusia sendiri. Dengan semakin meningkatnya
timbulan sampah maka diperlukan teknik pengelolaan sampah yang tepat
sehingga aman bagi lingkungan dan kehidupan manusia. Limbah rumah tangga
khususnya yang berasal dari aktivitas dapur biasanya menempati urutan teratas
sisa konsumsi keluarga. (Eviati dan Sulaeman. 2009).

Limbah rumah tangga dari aktivitas dapur yang hampir semua keluarga
punya yaitu kulit buah-buahan dan sayur-sayuran. Limbah kulit buah/sayuran
merupakan limbah dengan prosentase besar dalam buangan limbah rumah
tangga. Dalam bukunya Wardhani (2018), tantangan dalam keluarga untuk
menimbang sampah harian selama seminggu sebuah keluarga yang sudah
menerapkan prinsip meminimalkan sampah masih mempunyai sampah anorganik
550 gram sementara sampah organik 3547 gram. Hal tersebut menjelaskan
bahwa sampah sisa konsumsi perdapuran menempati posisi teratas. Pengetahuan,
sikap, dan keterampilan warga mengelola sampah rumah tangga untuk
melakukan daur ulang juga menjadi hal penting dalam pengelolaan sampah.
Kedua hal tersebut yang mendasari kegiatan pengabdian masyarakat yang kami
lakukan, mengingat pentingnya pemberian pengetahuan kepada masyarakat
mengenai pengolahan limbah rumah tangga (Megah S, Surlitasari D, Wilany E.
2018). Dalam hal ini tim kami memilih topik ”Pengolahan limbah rumah tangga
menjadi Ecoenzym pembasmi bakteri melalui pemberdayaan karang taruna
lopohelumo”.
Eco Enzyme ini pertama kali diperkenalkan oleh Rosukon Poompanvong
yang merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand. Gagasan proyek
ini adalah untuk mengolah enzim dari sampah organik yang biasanya kita buang
ke dalam tong sampah sebagai pembersih organik. Jadi Eco Enzyme adalah hasil
dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula
coklat, gula merah atau gula tebu), dan air. Warnanya coklat gelap dan memiliki
aroma fermentasi asam manis yang kuat. Eco Enzyme dapat digunakan sebagai
pengganti produk pembersih.Sebagaimana sudah kita ketahui, dengan
menggunakan produk pembersih yang dibuat dari bahan kimia, berarti kita juga
sedang mencemari air, sungai, dan ekosistem sekitarnya. Sedangkan Eco Enzyme
adalah produk yang dihasilkan dari bahan organik, tanpa bahan kimia, tentu saja
ramah lingkungan karena dapat terurai secara alami. Menurut Joean selama
proses pembuatan Eco Enzyme, dihasilkan pula ozon yang bermanfaat dalam
mengurangi karbon dioksida dan logam berat di udara. Selain itu dihasilkan pula
NO3 dan CO3 yang juga membantu dalam membersihkan udara di atmosfer. Gas
yang dihasilkan selama pembuatan Eco Enzyme ini sangat berperan dalam
menurunkan efek rumah kaca penyebab global warming. Nitrit di udara berperan
sebagai nutrien tanaman dan tanah. Eco Enzyme ini juga dapat menetralisir racun
dan polutan di sungai, tanah, dan atmosfer. Eco Enzyme adalah hormon alami
bagi tumbuhan dan pohon juga herbisida dan pestisida alami. Jika tiap rumah
membuat Eco Enzyme akan sangat membantu dalam mengatasi global warming.
Bayangkan kita dapat menyelamatkan bumi dari dapur.

Salah satu manfaat Eco Enzyme yang berperan dalam sistem pengolahan
limbah dengan sistem menfaatkan limbah untuk pembasmi bakteri. Bakteri
merupakan kelompok mikroorganisme yang mampu melaksanakan proses
metabolisme benda-benda organik sehingga merupakan bagian yang terpenting
dalam rantai makanan dan pengolahan air limbah. Bakteri akan mensintesis
unsur-unsur organik yang terlarut dalam air tetapi tidak semua unsur organik
dapat digunakan oleh bakteri, oleh sebab itu partikel-partikel organik berukuran
lebih besar disintesa oleh protozoa. Ekoenzim yang dimanfaatkan untuk
pembasmi bakteri ini merupakan produk fermentasi yang berasal dari residu buah
dan sayuran serta gula merah atau. Selama proses fermentasi, karbohidrat yang
berasal dari molase diubah menjadi asam volatile sedangkan asam organik
diekstraksi dari kulit buah menjadi larutan enzim. Menurut Fangzhi, (2016),
enzim pada larutan ekoenzim juga berasal dari aktivitas mikroorganisme aktif
yang terdapat pada molase dan secara alami terdapat pada kulit buah yang
digunakan dan diproduksi selama proses fermentasi. (Ijong. 2020).
Tim pelaksana bermaksud untuk mengadakan pemberdayaan karang
taruna lopohelumo, desa lopo dalam pemanfaatan limbah menjadi Eco Enzym
untuk pembasmi bakteri. Tim pelaksana memiliki karang taruna sebagai mitra
karena karang taruna tersebut merupakan gabungan dari anak-anak muda yang
memiliki semangat dan kreatifitas yang tinggi sehingga diharapkan dapat
mensosialisasikan dan menerapkan hasil dari program ini kepada masyarakat
karang taruna lopohelumo.

Adapun luaran dari kegiatan PKM PM ini adalah(1)laporan kemajuan,


(2)laporan akhir,(3)buku pedoman mitra,(4)produk program berupa Eco
Enzyme(5)video tutorial pembuatan Eco Enzyme

BAB 2

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MITRA

Lopo adalah sebuah desa/kelurahan di kecamatan batudaa pantai,kabupaten


gorontalo,provinsi gorontalo.lopo memiliki kode telvon 0435 dan kode area menurut
kementrian dalam negeri 75.01.05.2008. sedangkan kode postnya 96244.desa lopo
termasuk daerah di teluk tomini dan memiliki sampah rumah tangga yg cukup tinggi
sehingga di perlukan pengelolaan sampah lebih lanjut agar mengurangi karbon
dioksida dan logam berat di udara.

Di harapkan dengan keikutsertaan karang taruna lopohelumo ini mampu mengurangi


sampah rumah tangga serta bermanfaat dalam mengurangi penggunaan pembersih
dari bahan kimia dan beralih pada Eco Enzyme sebagai alternatif pembersih bakteri
serta di harapkan juga eko enzyme ini kedepanya menjadi produk khas dari desa lopo
dalam membersihhkan bakteri khususnya pada kolam ikan mengingat desa lopo
adalah desa yang berada di pesisir pantai teluk tomini

Sasaran kegiatan ini adalah karang taruna lopohelumo desa lopo batudaa pantai
yang memiliki semangat dan kreatiitas yang tinggi dalam membangun desanya.
BAB 3 METODE PELAKSANAAN

Penetapan base line kegiatan


berdasarkan kondisi riil dari mitra
program

Langkah-langkah mengukur
permasalahan atau kebutuhan mitra

Langkah-langkah strategis untuk


merealisasikan kegiatan

Rancangan untuk mengukur dan


mengevaluasi hasil kegiatan

Solusi yg akan menjadi inti dari


kegiaatan ygang diusulkan

Kontribusi pihak-pihak yang membantu


kegiatan pengabdian yang di usulkan

Tahapan di atas diuraikan sebagai berikut:

3.1 Penetapan base line kegiatan berdasarkan kondisi riil dari mitra program
1. kurangnya pengelolaan sampah sayuran dan kulit buah di desa lopo

2. kurangnya pemahaman masyarakat desa lopo dalam pengelolaan sampah rumah


tangga menjadi Eco Enzyme sebagai solusi pengelolaan sampah

3.masyarakat desa lopo berjumlah 3.708 jiwa sehingga menghasilkan sampah rumah
tangga yang cukup tinggi setiap harinya sehingga butuh pengelolaan sampah yang
baik

3.2 Langkah-langkah mengukur permasalahan atau kebutuhan mitra

1.desa lopo terletak di batudaa pantai dan terletak di teluk tomini.kepadatan penduduk
di desa ini berjumlah 3.708 jiwa yang menghasilkan sampah rumah tangga yang
cukup tinggi sehingga beresiko mencemari lingkungan desa lopo sendiri.

2. kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga


khususnya sampah dapur cukup memprihatinkan

3.dampak dari sampah rumah tangga ini mengakibatkan pencemaran lingkungan,bau


menyengat yang di hasilkan oleh sampah yang membusuk,pencemaran air laut oleh
pembersih berbahan kimia

4.solusi yang di butuhkan masyarakat mitra adalah pengelolaan sampah dapur


menjadi eco enzyme yang mampu mengurangi pencemaran lingkungan serta
pencemaran air laut mengingat masyarakat mitra sebagian besar mata pencarianya
sebagai nelayan

3.3 Langkah-langkah strategis untuk merealisasikan kegiatan sehingga dampak positif


yang diharapkaan bagi mitra program dapat tercapai

Perencanaan persiapan pelaksanaan

evaluasi praktek
Untuk mengatasi permasalahan sampah rumah tangga yang di hadapi oleh
masyarakat desa lopo,maka langkah strategis yang akan di lanksanakan oleh tim
PKM-PM adalah:

1.perencanaan

Pada tahapan ini tim pelaksana menentukan daerah sasaran kegiatan yakni
masyarakat desa lopo. Selanjutnya dalam proses survei, tim pelaksana melakukan
pengamatan ke lokasi dan melakukan diskusi dengan mitra. Dalam diskusi tersebut,
tim pelaksana menawarkan solusi kerjasama dengan mitra yakni karang taruna
lopohelumo yang berada di desa lopo

2. Persiapan

Pada tahapan ini dilakukan beberapa kegiatan persiapan diantaranya:

(i) pengadaan alat dan bahan penunjang kegiatan, (ii) penyusunan materi dan

praktek - Pengadaan alat dan bahan - Penyusunan materi - Pembuatan buku dan

video - Sosialisasi kegiatan - Persiapan - Menentukan daerah sasaran - Survei

lokasi - Penetapan dan persetujuan dengan mitra Perencanaan - Pemaparan materi

pemberdayaan dan Distribusi buku dan video - Praktek materi pemberdayaan

Pelaksanaan - Evaluasi pemberdayaan, (iii) pembuatan modul yang menjadi

pedoman kegiatan, serta (iv) pembuatan video untuk membantu pemahaman

masyarakat. Sebelum masuk ke dalam tahap pelaksanaan, tim akan melakukan

sosialisasi tahapan kegiatan secara luring kepada mitra. Tujuan sosialisasi agar

mitra mempersiapkan hal-hal bersifat teknis sebelum pelaksanaan kegiatan.

3. Pelaksanaan

Tahap awal pelaksanaan kegiatan yakni melakukan kerja sama dengan


Karang Taruna lopohelumo.Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi tentang
program yang

akan tim pelaksana lakukan bersama. Setelah memaparkan materi dilanjutkan

dengan distribusi buku pedoman dan video pembuatan alat. Setelah para anggota

karang taruna memahami buku pedoman dan video, maka akan dilanjutkan ke

tahap berikutnya yaitu praktek

4. Praktek

Limbah rumah tangga dari aktivitas dapur yang hampir semua keluarga punya
yaitu kulit buah-buahan dan sayur-sayuran. Limbah kulit buah/sayuran merupakan
limbah dengan prosentase besar dalam buangan limbah rumah tangga.

Alat dan bahan yang di gunakan dalam pembuatan eko ezyme adalah Buah-
buahan seperti pepaya, nanas, atau jeruk nipis Gula merah atau gula pasir Air bersih,
Wadah plastik atau keramik yang bersih dan tahan air,Pisau dan pengaduk Kain
bersih Gelas ukur Botol kaca atau plastik untuk menyimpan Eko enzyme setelah
selesai dibuat.

Cara membuat Eko enzyme:(1)Bersihkan buah-buahan dengan air


bersih(2)kemudian potong menjadi kecil-kecil sesuai dengan ukuran yang
diinginkan(3)Letakkan potongan buah-buahan ke dalam wadah yang sudah
disiapkan(4)Tambahkan gula merah atau gula pasir ke dalam wadah(5)lalu aduk rata
dengan menggunakan pengaduk(6)Tuangkan air bersih ke dalam wadah(7)kemudian
aduk rata lagi(8)Tutup wadah dengan kain bersih(9)lalu simpan di tempat yang teduh
dan tidak terkena sinar matahari langsung(10)Biarkan campuran buah, gula, dan air
tersebut fermentasi selama 3-6 bulan tergantung pada suhu dan kelembapan
lingkungan(11)Setelah masa fermentasi selesai, saring campuran tersebut dengan
menggunakan kain bersih atau saringan(12)Simpan Eko enzyme dalam botol kaca
atau plastik yang bersih dan kedap udara(13)Eko enzyme siap digunakan untuk
berbagai keperluan seperti membersihkan rumah, mencuci pakaian, atau
menghilangkan bau tak sedap.

Dalam praktek pembuatan alat dan uji coba secara luring, tim pelaksana bekerja sama
dengan karang taruna untuk membuat eko enzyme

5.evaluasi
Setelah praktek di lakukan, peserta akan di tes untuk mengetahui tingkat
kemampuan. Jika hasil tes menunjukan bahwa kompetensi kemampuan peserta di
bawah standar, maka tim akan memberi materi di bagian yang kurang dipahami.
Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang dialami mitra setelah
kegiatan tersebut. Hal ini menjadi catatan bagi tim pelaksana untuk memberikan
solusi melalui video tutorial.

3.4 rancangan untuk mengukur dan mengevaluasi hasil kegiatan

Kegiatan PKM-PM Pengolahan limbah rumah tangga menjadi Ecoenzym pembasmi


bakteri melalui pemberdayaan karang taruna dapat di katakan berhasil apabila:

1. Produksi ekoenzyme yang efektif: Tujuan utama dari kegiatan ini adalah
menghasilkan ekoenzyme yang efektif untuk digunakan sebagai pemasmi bakteri
pada limbah rumah tangga. Oleh karena itu, keberhasilan kegiatan ini dapat diukur
dari kemampuan ekoenzyme tersebut dalam mengurangi jumlah bakteri

2.Partisipasi aktif karang taruna: Kegiatan PKM-PM ini melibatkan pemberdayaan


karang taruna dalam pengelolaan limbah rumah tangga menjadi ekoenzyme. Oleh
karena itu, keberhasilan kegiatan ini dapat dilihat dari partisipasi aktif karang taruna
dalam seluruh tahapan kegiatan, mulai dari pengumpulan limbah hingga produksi
ekoenzyme.

3.Dampak positif pada lingkungan: Kegiatan PKM-PM ini bertujuan untuk


mengurangi limbah rumah tangga dan menghasilkan produk yang ramah lingkungan.
Oleh karena itu, keberhasilan kegiatan ini dapat diukur dari dampak positifnya pada
lingkungan sekitar, seperti menurunnya jumlah limbah yang dibuang ke lingkungan
dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan limbah yang
baik.

4.Adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan karang taruna: Kegiatan PKM-


PM ini juga bertujuan untuk memberdayakan karang taruna dalam pengelolaan
limbah rumah tangga menjadi ekoenzyme. Oleh karena itu, keberhasilan kegiatan ini
dapat dilihat dari adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan karang taruna
dalam pengelolaan limbah rumah tangga dan produksi ekoenzyme.

5.Terjadinya keberlanjutan kegiatan: Keberhasilan kegiatan PKM-PM juga dapat


diukur dari terjadinya keberlanjutan kegiatan ini setelah kegiatan berakhir. Hal ini
dapat dilihat dari adanya rencana untuk melanjutkan kegiatan ini di masa depan atau
adanya komitmen dari karang taruna untuk terus mengelola limbah rumah tangga
menjadi ekoenzyme setelah kegiatan berakhir.
Tahapan dalam mengukur dan mengevaluasi kegiatan PKM PM ini adalah:

1.Pengumpulan data: Langkah pertama adalah pengumpulan data yang relevan untuk
mengukur dan mengevaluasi kegiatan. Data yang dapat dikumpulkan antara lain
jumlah limbah yang dihasilkan, hasil produksi ekoenzyme, partisipasi karang taruna,
dampak pada lingkungan, dan peningkatan pengetahuan dan keterampilan karang
taruna.

2.Analisis data: Setelah data terkumpul, langkah berikutnya adalah menganalisis data
tersebut. Data yang terkumpul dapat dianalisis dengan menggunakan metode statistik
atau metode lainnya untuk mengukur keberhasilan kegiatan.

3.Penilaian hasil kegiatan: Berdasarkan hasil analisis data, dilakukan penilaian


terhadap keberhasilan kegiatan. Evaluasi dapat dilakukan dengan mengukur
pencapaian target yang telah ditetapkan sebelumnya, seperti jumlah ekoenzyme yang
dihasilkan, peningkatan partisipasi karang taruna, dan dampak positif pada
lingkungan.

4.Evaluasi dampak sosial: Selain mengukur hasil fisik kegiatan, evaluasi juga harus
dilakukan terhadap dampak sosial yang dihasilkan. Hal ini meliputi peningkatan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah rumah tangga,
peningkatan partisipasi karang taruna dalam pengelolaan limbah rumah tangga, dan
peningkatan keterampilan dan pengetahuan karang taruna.

5.Perencanaan tindak lanjut: Setelah evaluasi dilakukan, perlu dilakukan perencanaan


tindak lanjut untuk meningkatkan keberhasilan kegiatan di masa depan. Tindak lanjut
dapat berupa peningkatan produksi ekoenzyme, peningkatan partisipasi karang
taruna, atau pengembangan kegiatan yang lain yang dapat meningkatkan hasil
kegiatan secara keseluruhan.

3.5 Solusi yang akan Menjadi Inti dari Kegiatan yang Diusulkan

Solusi inti dari kegiatan yang diusulkan dalam PKM-PM pengelolaan limbah rumah
tangga menjadi ekoenzyme pembasmi bakteri melalui pemberdayaan karang taruna
adalah:

1.pengelolaan limbah rumah tangga yang ramah lingkungan dengan mengubah


limbah rumah tangga menjadi ekoenzyme pembasmi bakteri yang aman untuk
digunakan dan ramah lingkungan.
2.Dalam kegiatan ini, karang taruna akan diberdayakan sebagai agen penggerak
dalam pengelolaan limbah rumah tangga. Karang taruna akan dilibatkan dalam
seluruh proses pengelolaan limbah rumah tangga, mulai dari pengumpulan limbah,
pembuatan ekoenzyme, hingga distribusi ekoenzyme ke masyarakat.

3.Dengan mengubah limbah rumah tangga menjadi ekoenzyme, limbah dapat


dimanfaatkan kembali dan tidak menyebabkan pencemaran lingkungan. Selain itu,
penggunaan ekoenzyme sebagai pembasmi bakteri juga lebih aman dan ramah
lingkungan dibandingkan dengan bahan kimia sintetis.

4.Dengan melibatkan karang taruna dalam kegiatan ini, diharapkan dapat tercipta
kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan limbah rumah tangga yang
ramah lingkungan dan berkelanjutan.

3.6 Kontribusi Pihak-Pihak yang Membantu Kegiatan Pengabdian yang Diusulkan

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan PKM PM melalui filterisasi air laut menjadi air
bersih layak konsumsi harus melibatkan:

1. Pemerintah kelurahan

2. Karang Taruna

3. Tokoh Masyarakat

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Angaran biaya

n Jenis pengeluaran Sumber dana Besaran dana


o (RP)

1 Bahan habis pakai,


maks.60% dari
jumlah dana
yangdiusulkan

2 Sewa dan
jasa,maks15% dari
jumlah dana yang di
usulkan

3 Transportasi
local,maks 30%
dari jumlah dana
yang di usulkan

4 Jumlah lain-lain
maks,15%dari
jumlah dana yang di
usulkan

jumlah

Rekap Sumber dan

4.2 Jadwal kegiatan


DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Anugrah, dan Nurfitri. (n.d.). 2021. Uji Aktivitas Antibakteri Ekoenzim
terhadap Escherichia Coli Dan Shigella Dysenteriae. Seminar Nasional Farmasi
(SNIFA) 2 UNJANI.

Eviati dan Sulaeman. (2009). Analisa Kimia Tanah, Tanaman, Air Dan Pupuk. Bogor
: Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.

Fangzhi, L., Yin, W., Qin, Y. dan Minhui, Z. 2016. Perbaikan efek enzim sampah
pada kalium tanah. Ilmu Pertanian 68-169.

Ijong. 2020. Proses Penelitian Tentang Manfaat Eco Enzyme Lebih Dari 30 Tahun
Oleh Doktor Rosukon Thailand Dan Dikembangkan Oleh Doktor JoeanOon
Dari Malaysia.

Megah S, Surlitasari D, Wilany E. (2018). Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga


Digunakan Untuk Obat Dan Kebersihan. Jurnal Minda Gaharu 2 (1) : 50-58.

Ramli R dan Hamzah F. (2017). Pemanfaatan Buah Pepaya (Carica Papaya L.) Dan
Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill) Dalam Pembuatan Fruit Leather.
Jurnal Faperta 4 (1): 1-9.

Rubin, M.B. (2001). The History of Ozone. The Schonbein Period, 1839- 1868. Bull.
Hist. Chem. 26 (1) : 71-76.

Yandra, A., Husna, K., & Wardi, J. (2021). Assistance in the administration system of
the Pelangi Waste Bank, Siak Regency. Community Empowerment, 6(8), 1395-
1402.

Yusuf, Guntur. 2008. Bioremediasi Limbah Rumah Tangga Dengan Sistem Simulasi
Tanaman Air. Jurnal Bumi Lestari, Vol. 8 No. 2, Agustus 2008. Hal. 136-144

Anda mungkin juga menyukai