DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1 PENDAHULUAN
3.1 Penetapan base line kegiatan berdasarkan kondisi riil dari mitra program
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Limbah rumah tangga dari aktivitas dapur yang hampir semua keluarga
punya yaitu kulit buah-buahan dan sayur-sayuran. Limbah kulit buah/sayuran
merupakan limbah dengan prosentase besar dalam buangan limbah rumah
tangga. Dalam bukunya Wardhani (2018), tantangan dalam keluarga untuk
menimbang sampah harian selama seminggu sebuah keluarga yang sudah
menerapkan prinsip meminimalkan sampah masih mempunyai sampah anorganik
550 gram sementara sampah organik 3547 gram. Hal tersebut menjelaskan
bahwa sampah sisa konsumsi perdapuran menempati posisi teratas. Pengetahuan,
sikap, dan keterampilan warga mengelola sampah rumah tangga untuk
melakukan daur ulang juga menjadi hal penting dalam pengelolaan sampah.
Kedua hal tersebut yang mendasari kegiatan pengabdian masyarakat yang kami
lakukan, mengingat pentingnya pemberian pengetahuan kepada masyarakat
mengenai pengolahan limbah rumah tangga (Megah S, Surlitasari D, Wilany E.
2018). Dalam hal ini tim kami memilih topik ”Pengolahan limbah rumah tangga
menjadi Ecoenzym pembasmi bakteri melalui pemberdayaan karang taruna
lopohelumo”.
Eco Enzyme ini pertama kali diperkenalkan oleh Rosukon Poompanvong
yang merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand. Gagasan proyek
ini adalah untuk mengolah enzim dari sampah organik yang biasanya kita buang
ke dalam tong sampah sebagai pembersih organik. Jadi Eco Enzyme adalah hasil
dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula
coklat, gula merah atau gula tebu), dan air. Warnanya coklat gelap dan memiliki
aroma fermentasi asam manis yang kuat. Eco Enzyme dapat digunakan sebagai
pengganti produk pembersih.Sebagaimana sudah kita ketahui, dengan
menggunakan produk pembersih yang dibuat dari bahan kimia, berarti kita juga
sedang mencemari air, sungai, dan ekosistem sekitarnya. Sedangkan Eco Enzyme
adalah produk yang dihasilkan dari bahan organik, tanpa bahan kimia, tentu saja
ramah lingkungan karena dapat terurai secara alami. Menurut Joean selama
proses pembuatan Eco Enzyme, dihasilkan pula ozon yang bermanfaat dalam
mengurangi karbon dioksida dan logam berat di udara. Selain itu dihasilkan pula
NO3 dan CO3 yang juga membantu dalam membersihkan udara di atmosfer. Gas
yang dihasilkan selama pembuatan Eco Enzyme ini sangat berperan dalam
menurunkan efek rumah kaca penyebab global warming. Nitrit di udara berperan
sebagai nutrien tanaman dan tanah. Eco Enzyme ini juga dapat menetralisir racun
dan polutan di sungai, tanah, dan atmosfer. Eco Enzyme adalah hormon alami
bagi tumbuhan dan pohon juga herbisida dan pestisida alami. Jika tiap rumah
membuat Eco Enzyme akan sangat membantu dalam mengatasi global warming.
Bayangkan kita dapat menyelamatkan bumi dari dapur.
Salah satu manfaat Eco Enzyme yang berperan dalam sistem pengolahan
limbah dengan sistem menfaatkan limbah untuk pembasmi bakteri. Bakteri
merupakan kelompok mikroorganisme yang mampu melaksanakan proses
metabolisme benda-benda organik sehingga merupakan bagian yang terpenting
dalam rantai makanan dan pengolahan air limbah. Bakteri akan mensintesis
unsur-unsur organik yang terlarut dalam air tetapi tidak semua unsur organik
dapat digunakan oleh bakteri, oleh sebab itu partikel-partikel organik berukuran
lebih besar disintesa oleh protozoa. Ekoenzim yang dimanfaatkan untuk
pembasmi bakteri ini merupakan produk fermentasi yang berasal dari residu buah
dan sayuran serta gula merah atau. Selama proses fermentasi, karbohidrat yang
berasal dari molase diubah menjadi asam volatile sedangkan asam organik
diekstraksi dari kulit buah menjadi larutan enzim. Menurut Fangzhi, (2016),
enzim pada larutan ekoenzim juga berasal dari aktivitas mikroorganisme aktif
yang terdapat pada molase dan secara alami terdapat pada kulit buah yang
digunakan dan diproduksi selama proses fermentasi. (Ijong. 2020).
Tim pelaksana bermaksud untuk mengadakan pemberdayaan karang
taruna lopohelumo, desa lopo dalam pemanfaatan limbah menjadi Eco Enzym
untuk pembasmi bakteri. Tim pelaksana memiliki karang taruna sebagai mitra
karena karang taruna tersebut merupakan gabungan dari anak-anak muda yang
memiliki semangat dan kreatifitas yang tinggi sehingga diharapkan dapat
mensosialisasikan dan menerapkan hasil dari program ini kepada masyarakat
karang taruna lopohelumo.
BAB 2
Sasaran kegiatan ini adalah karang taruna lopohelumo desa lopo batudaa pantai
yang memiliki semangat dan kreatiitas yang tinggi dalam membangun desanya.
BAB 3 METODE PELAKSANAAN
Langkah-langkah mengukur
permasalahan atau kebutuhan mitra
3.1 Penetapan base line kegiatan berdasarkan kondisi riil dari mitra program
1. kurangnya pengelolaan sampah sayuran dan kulit buah di desa lopo
3.masyarakat desa lopo berjumlah 3.708 jiwa sehingga menghasilkan sampah rumah
tangga yang cukup tinggi setiap harinya sehingga butuh pengelolaan sampah yang
baik
1.desa lopo terletak di batudaa pantai dan terletak di teluk tomini.kepadatan penduduk
di desa ini berjumlah 3.708 jiwa yang menghasilkan sampah rumah tangga yang
cukup tinggi sehingga beresiko mencemari lingkungan desa lopo sendiri.
evaluasi praktek
Untuk mengatasi permasalahan sampah rumah tangga yang di hadapi oleh
masyarakat desa lopo,maka langkah strategis yang akan di lanksanakan oleh tim
PKM-PM adalah:
1.perencanaan
Pada tahapan ini tim pelaksana menentukan daerah sasaran kegiatan yakni
masyarakat desa lopo. Selanjutnya dalam proses survei, tim pelaksana melakukan
pengamatan ke lokasi dan melakukan diskusi dengan mitra. Dalam diskusi tersebut,
tim pelaksana menawarkan solusi kerjasama dengan mitra yakni karang taruna
lopohelumo yang berada di desa lopo
2. Persiapan
(i) pengadaan alat dan bahan penunjang kegiatan, (ii) penyusunan materi dan
praktek - Pengadaan alat dan bahan - Penyusunan materi - Pembuatan buku dan
sosialisasi tahapan kegiatan secara luring kepada mitra. Tujuan sosialisasi agar
3. Pelaksanaan
dengan distribusi buku pedoman dan video pembuatan alat. Setelah para anggota
karang taruna memahami buku pedoman dan video, maka akan dilanjutkan ke
4. Praktek
Limbah rumah tangga dari aktivitas dapur yang hampir semua keluarga punya
yaitu kulit buah-buahan dan sayur-sayuran. Limbah kulit buah/sayuran merupakan
limbah dengan prosentase besar dalam buangan limbah rumah tangga.
Alat dan bahan yang di gunakan dalam pembuatan eko ezyme adalah Buah-
buahan seperti pepaya, nanas, atau jeruk nipis Gula merah atau gula pasir Air bersih,
Wadah plastik atau keramik yang bersih dan tahan air,Pisau dan pengaduk Kain
bersih Gelas ukur Botol kaca atau plastik untuk menyimpan Eko enzyme setelah
selesai dibuat.
Dalam praktek pembuatan alat dan uji coba secara luring, tim pelaksana bekerja sama
dengan karang taruna untuk membuat eko enzyme
5.evaluasi
Setelah praktek di lakukan, peserta akan di tes untuk mengetahui tingkat
kemampuan. Jika hasil tes menunjukan bahwa kompetensi kemampuan peserta di
bawah standar, maka tim akan memberi materi di bagian yang kurang dipahami.
Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang dialami mitra setelah
kegiatan tersebut. Hal ini menjadi catatan bagi tim pelaksana untuk memberikan
solusi melalui video tutorial.
1. Produksi ekoenzyme yang efektif: Tujuan utama dari kegiatan ini adalah
menghasilkan ekoenzyme yang efektif untuk digunakan sebagai pemasmi bakteri
pada limbah rumah tangga. Oleh karena itu, keberhasilan kegiatan ini dapat diukur
dari kemampuan ekoenzyme tersebut dalam mengurangi jumlah bakteri
1.Pengumpulan data: Langkah pertama adalah pengumpulan data yang relevan untuk
mengukur dan mengevaluasi kegiatan. Data yang dapat dikumpulkan antara lain
jumlah limbah yang dihasilkan, hasil produksi ekoenzyme, partisipasi karang taruna,
dampak pada lingkungan, dan peningkatan pengetahuan dan keterampilan karang
taruna.
2.Analisis data: Setelah data terkumpul, langkah berikutnya adalah menganalisis data
tersebut. Data yang terkumpul dapat dianalisis dengan menggunakan metode statistik
atau metode lainnya untuk mengukur keberhasilan kegiatan.
4.Evaluasi dampak sosial: Selain mengukur hasil fisik kegiatan, evaluasi juga harus
dilakukan terhadap dampak sosial yang dihasilkan. Hal ini meliputi peningkatan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah rumah tangga,
peningkatan partisipasi karang taruna dalam pengelolaan limbah rumah tangga, dan
peningkatan keterampilan dan pengetahuan karang taruna.
3.5 Solusi yang akan Menjadi Inti dari Kegiatan yang Diusulkan
Solusi inti dari kegiatan yang diusulkan dalam PKM-PM pengelolaan limbah rumah
tangga menjadi ekoenzyme pembasmi bakteri melalui pemberdayaan karang taruna
adalah:
4.Dengan melibatkan karang taruna dalam kegiatan ini, diharapkan dapat tercipta
kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan limbah rumah tangga yang
ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan PKM PM melalui filterisasi air laut menjadi air
bersih layak konsumsi harus melibatkan:
1. Pemerintah kelurahan
2. Karang Taruna
3. Tokoh Masyarakat
2 Sewa dan
jasa,maks15% dari
jumlah dana yang di
usulkan
3 Transportasi
local,maks 30%
dari jumlah dana
yang di usulkan
4 Jumlah lain-lain
maks,15%dari
jumlah dana yang di
usulkan
jumlah
Dewi, Anugrah, dan Nurfitri. (n.d.). 2021. Uji Aktivitas Antibakteri Ekoenzim
terhadap Escherichia Coli Dan Shigella Dysenteriae. Seminar Nasional Farmasi
(SNIFA) 2 UNJANI.
Eviati dan Sulaeman. (2009). Analisa Kimia Tanah, Tanaman, Air Dan Pupuk. Bogor
: Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.
Fangzhi, L., Yin, W., Qin, Y. dan Minhui, Z. 2016. Perbaikan efek enzim sampah
pada kalium tanah. Ilmu Pertanian 68-169.
Ijong. 2020. Proses Penelitian Tentang Manfaat Eco Enzyme Lebih Dari 30 Tahun
Oleh Doktor Rosukon Thailand Dan Dikembangkan Oleh Doktor JoeanOon
Dari Malaysia.
Ramli R dan Hamzah F. (2017). Pemanfaatan Buah Pepaya (Carica Papaya L.) Dan
Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill) Dalam Pembuatan Fruit Leather.
Jurnal Faperta 4 (1): 1-9.
Rubin, M.B. (2001). The History of Ozone. The Schonbein Period, 1839- 1868. Bull.
Hist. Chem. 26 (1) : 71-76.
Yandra, A., Husna, K., & Wardi, J. (2021). Assistance in the administration system of
the Pelangi Waste Bank, Siak Regency. Community Empowerment, 6(8), 1395-
1402.
Yusuf, Guntur. 2008. Bioremediasi Limbah Rumah Tangga Dengan Sistem Simulasi
Tanaman Air. Jurnal Bumi Lestari, Vol. 8 No. 2, Agustus 2008. Hal. 136-144