Anda di halaman 1dari 11

SOSIALISASI DAN PELATIHAN PEMBUATAN ECO ENZYM DARI SAMPAH

RUMAH TANGGA BUAH DAN SAYURAN DI DESA PEJAMBON KECAMATAN


NEGERI KATON KABUPATEN PESAWARAN

Gelar Rista1), Fasa Althap Haidar2), Hanifa Marsha3) , Tirta Irlandiyasa4), Rini Setiawati5)

1)
Prodi Pendidikan Biologi, Tarbiyah & Keguruan UIN Raden Intan Lampung
2)
Prodi Hukum Ekonomi Syariah UIN Raden Intan Lampung
3)
Prodi Pendidikan Biologi, Tarbiyah & Keguruan UIN Raden Intan Lampung
4)
Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Dakwah & Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan Lampung
gelarrista21@gmail.com1 , fasaalhaidar@gmail.com
hanifamarsha89@gmail.com3 , tyasa6522@gmail.com4 ,
rinisetiawati@radenintan.ac.id5

Abstrak

Eco-Enzyme adalah cairan alami serba guna, yang merupakan hasil fermentasi dari: Gula
merah Atau molase, sisa kulit buah, potongan Sayuran yang masih segar, air keran, air hujan,
air buangan, dan lain-lain.Pembuatan Eco-Enzyme ini memerlukan waktu 3 bulan di daerah
tropis dan 6 bulan di daerah sub tropis.Komposisi yang digunakan dalam pembuatan Eco-
Enzyme ini adalah 1:3:10. Selama proses fermentasi eco enzyme ini, akan menghasilkan ozon
dan oksigen, ini setara dengan yang dihasilkan oleh 10 pohon. beberapa manfaat Eco enzyme
yaitu dapat membersihkan sungai yang tercemar, seperti antiseptik, menyuburkan tanah dan
pengganti produk kimia rumah tangga harian. Tujuan kegiatan pengabdian Masyarakat ini
adalah : 1) Memperkenalkan apa itu Eco-Enzyme kepada Masyarakat Desa Pejambon, 2)
kegiatan pengabdian Masyarakat ini akan di publish dalam jurnal nasional. Kegiatan ini di
laksanakan pada tanggal 10 Agustus 2023. Target audiens yang terlibat dalam kegiatan ini
adalah 20 pendidik SMA N 2 Negeri Katon, 100 siswa dan siswi SMA N 2 Negeri Katon,
Masyarakat Desa Pejambon, serta Masyarakat umum yang dapat ikut serta pelatihan pembuatan
Eco-Enzyme melalui Gooogle Meet. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini
adalah ceramah, simulasi dan praktik pengolahan sampah organik menjadi eco enzyme ramah
lingkungan. Secara keseluruhan, program pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dengan
judul Pelatihan Pembuatan Eco Enzyme dari Sampah Rumah Tangga Buah dan Sayuran di Desa
Pejambon Kabupaten Pesawaran ini Berhasil dilaksanakan dengan sangat baik. Dengan rata2
skor hasil evalusi sebesar 97% menunjukkan bahwa tingkat kepuasaan Peserta sangat tinggi.

Abstract

Eco-Enzyme is a multi-purpose natural liquid, which is the result of fermentation of: Brown
sugar or molasses, leftover fruit peels, fresh cut vegetables, tap water, rainwater, waste water,
and others. Making this Eco-Enzyme requires 3 months in tropical areas and 6 months in sub-
tropical areas. The composition used in the manufacture of this Eco-Enzyme is 1:3:10. During
the eco enzyme fermentation process, it will produce ozone and oxygen, this is equivalent to
that produced by 10 trees. Some of the benefits of Eco Enzyme are that it can clean polluted
rivers, such as an antiseptic, fertilizes the soil and a substitute for daily household chemical
products. The objectives of this community service activity are: 1) To introduce what Eco-
Enzyme is to the Pejambon Village Community, 2) This community service activity will be
published in a national journal. This activity was carried out on August 10, 2023. The target
audience involved in this activity were 20 educators from SMA N 2 Negeri Katon, 100 students
from SMA N 2 Negeri Katon, the Pejambon Village Community, and the general public who
could take part in Eco-making training. -Enzyme via Google Meet. The methods used in
carrying out this activity are lectures, simulations and practices of processing organic waste into
eco-friendly eco enzymes. Overall, the community service implementation program entitled
Training on Making Eco Enzyme from Fruit and Vegetable Household Waste in Pejambon
Village, Pesawaran Regency was successfully carried out very well. With an average evaluation
score of 97%, it indicates that the participant's level of satisfaction is very high.

Keywoard : Eco Enzyme, Program Pengolahan Sampah Organik

PENDAHULUAN

Permasalahan sampah telah menjadi isu yang sangat krusial dalam pemerintahan termasuk
dalam pemerintahan di negara Indonesia. Masalah timbunan sampah di tempat pembuangan
akhir yang semakin menggunung dari hari ke hari dan tidak muat lagi ketersedian areal tersebut.
60% sampah yang terbuang di TPA adalah sampah organik Sampah organik di TPA
menimbulkan bau tidak sedap di lingkungan mengurangi tingkat daur ulang plastik, serta
meningkatkan resiko terjadinya ledakan TPA. Pembusukan sampah organik juga menghasilkan
gas metana Gas metana adalah salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan terjadinya
pemanasan global.(Larasati, Puji Astuti, and Triwahyuni Maharani 2020)

Pengelolaan sampah TPA di Indonesia sebagian besar menggunakan metode open dumping dan
landfill. Metode open dumping adalah metode yang paling sederhana, sampah dibuang di TPA
begitu saja tanpa perlakuan lebih lanjut, sedangkan metode landfill yaitu sampah diratakan dan
dipadatkan dengan alat berat dan dilapisi dengan tanah. Kedua metode tersebut kurang ramah
lingkungan karena berpotensi terjadi pencemaran pada air tanah dan juga pencemaran udara .
Menurut (Purwanta, 2016) TPA berpotensi menyumbang emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
dengan gas yang mendominasi adalah Gas Metan, Karbon dioksida dan Nitrogen Oksida.(Pakki
et al. 2021)

Data timbunan sampah di Kalimantan Selatan selama tahun 2019-2020 menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan yang cukup besar pada jumlah yaitu sebanyak 118.112 ton atau sebesar
18,7% (SIPSN. MenLKH, 2021d). Sedangkan berdasarkan sebaran jumlah timbunan sampah
harian dan tahunan berasal dari Kabupaten Banjar dengan jumlah timbunan sampah sebanyak
384,71 Ton/hari atau 140.417,33 ton/ tahun (SIPSN. MenLKH, 2021c). Komposisi sampah
terbesar bersumber dari sampah rumah tangga (59,96%) penyebab timbunan sampah di
Kalimantan Selatan (SIPSN. MenLKH, 2021a) Lebih lanjut lagi bahwa jenis sampah terbesar di
Kalimantan Selatan selama tahun 2016 – 2020 adalah sampah jenis organik / sisa makanan
dengan jumlah sebesar 41,98% disusul sampah jenis plastik sebanyak 20.24%.(Dewi 2021)

Permasalahan yang terjadi jelas harus di fikirkan solusinya, dalam hal ini permasalahan sampah
organic yang di hasilkan dari limbah rumah tangga seperti sisa kulit buah dan sayuran lebih
efektif apabila di olah menjadi cairan yang serba guna yaitu cairan Eco-Enzyme. Eco Enzyme
merupakan hasil penelitian yang ditemukan oleh Dr. Rasukon Poompanvong dari Thailand lebih
dari 30 tahun yang lalu. Dr. Rasukon secara aktif meneliti bagaimana mengolah sisa bahan
dapur/ Sampah Organik yang tidak berguna menjadi enzym ramah lingkungan yang sangat
bermanfaat. Eco Enzyme merupakan solusi yang kompleks diproduksi oleh fermentasi sampah
organik segar (buah dan sayuran segar), gula merah atau molases dan air (Nazim & Meera,
2015).

Dengan demikian, program pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat memberikan
manfaat dari 2 sisi. Satu sisi dari pelestarian lingkungan dengan daur ulang sampah rumah
tangga berupa sampah buah dan sayuran. Manfaat lain adalah memberikan peluang bisnis bagi
ibu-ibu rumah yang dengan menghasilkan produk eco enzyme dan memasarkan melalui media
sosial.(Rochyani, Utpalasari, and Dahliana 2020)

TEORI YANG DIGUNAKAN

Teori mengenai pengertian dari ecoenzym, berikut merupakan teori-teori mengenai


ecoenzym yang di buat dalam penelitian ini :

1. Jokoryanto, relawan dan salah satu pendiri komunitas Eco Enzyme Nusantara
mengungkapkan bahwa cairan ini adalah hasil fermentasi dari sisa kulit buah, sayur, dan
sampah organik lainnya yang dicampur dengan gula dan air. Komunitas Eco Enzyme
Nusantara rutin berbagi pengetahuan tentang proses pembuatan dan pemanfaatan eco
enzyme."Bukan sampah organik, tapi bahan organik. Karena kalau sampah sudah
dibuang di TPA dan kalau pakai istilah sampah itu orang jijik. Ini masih bahan organik,
bahan sisa yang tidak terpakai lagi," kata pria yang dipanggil Joko kepada DW
Indonesia.Joko mengatakan bahwa eco enzyme ditemukan oleh seorang ahli pertanian
organik dan ahli pengobatan alternatif dari Thailand bernama Dr. Rosukon
Poompanvong.(Suryani et al. 2020)
2. Menurut Dr. Rosukon Poommai, pendiri Eco Enzyme Village di Thailand, pengertian
eco enzyme adalah campuran organik yang terbuat dari sisa-sisa buah-buahan dan
sayuran yang difermentasi dengan gula dan cuka. Eco enzyme sangat berguna dalam
membersihkan limbah organik dan mengurangi polusi air dan udara.(Larasati, Puji
Astuti, and Triwahyuni Maharani 2020)
3. Menurut Prof. Dr. Endang Warsiki, Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas
Lampung, pengertian eco enzyme adalah cairan hasil fermentasi dari bahan-bahan
organik seperti buah-buahan, sayuran, dan limbah pertanian dengan menggunakan
campuran ragi dan gula.(Suryani et al. 2020)
4. Menurut Dr. Ir. Supriyadi, M.Si., Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, eco enzyme adalah campuran organik yang dihasilkan dari proses fermentasi
bahan-bahan organik dengan menggunakan mikroorganisme tertentu. Eco enzyme dapat
digunakan untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan mengurangi penggunaan
pupuk dan pestisida kimia.(Pakki et al. 2021)

METODE

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Desa Pejambon Kec.Negeri


Katon Kab.Lampung Selatan Selama 1 Hari, pada tanggal 10 Agustus 2023 pukul 13.30-
15.00.Metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan kepada pengabdian ini adalah persiapan,
simulasi atau peragaan serta praktek langsung tentang pengolahan eco-enzyme. Kegiatan ini
dilakukan secara tatap muka atau langsung berhadapan dengan siswa SMA 2 Negeri Katon,
tetapi tetap melakukan protokol kebersihan seperti mencuci tangan terlebih dahulu.

Materi yang disampaikan dalam penelitian ini berupa PPT ataupun Modul pembuatan
Eco-Enzyme dan cara manfaat Eco-Enzyme serta penjelasan mengenai alternatif manfaat
lainnya. Adapun lokasi penyimpanan untuk menghindari kontaminasi tempatkan wada larutan
fermentasi di tempat yang: tidak terkena matahari langsung, memiliki sirkulasi udara yang baik,
jauh dari wifi, wc, tong sampah, tempat pembakaran sampah, dan bahan-bahan kimia.

Tujuan pengabdian ini yaitu agar siswa dapat mengenal dan mengetahui eco-enzyme,
mengetahui cara pembuatan eco enzyme, serta memahami manfaat pembuatan eco-enzyme.
Eco-Enzyme itu sendiri adalah cairan alami serba guna yang merupakan hasil fermentasi dari
gula merah atau molase, sisa kulit buah, potongan sayuran yang masih segar, air keran, air
hujan, air buangan, dll. Lama pembuatan eco-enzyme adalah 3 bulan di wilayah tropis, dan 6
bulan di sub-tropis. Tahapan pada eco-enzyme terdapat 2 yaitu pemanenan dan pengemasan,
pemanenan itu sendiri setelah 90 hari eco-enzym siap di panen. Eco-enzyme bisa dipanen
dengan cara dan disimpan di wadah tertutup. Lalu pengemasan dari hasil panen eco-enzyme
bisa dikemas di botol kaca atau plastik bertutup rapat. Disarankan eco-enzyme dikemas di botol-
botol kecil untuk alasan kepraktisan dan penjagaan kualitas.

Evaluasi kegiatan pengabdian dilakukan dengan melakukan analisa pasca kegiatan yaitu
melakukan evaluasi terhadap hasil kegiatan yang telah dilakukan.
Tahapan kegiatan Sosialisasi Eco-Enzyme ada 4 yaitu:

 Pengumpulan Data dan Informasi


Tahap
PRA PROPOSAL  Identifikasi dan perumusan masalah
 Koordinasi pihak terkait

 Menentukan solusi dan pemecahan masalah


 Persiapan kerangka kerja
Tahap  Perencanaan teknis pelaksanaan
PASCA PROPOSAL  Persiapan alat dan bahan
 Modul eco-enzyme dan sampel eco-enzyme

 Pelaksanaan sosialisasi pembuatan dan manfaat


Tahap eco-enzme
KEGIATAN INTI  Pelatihan dan pendampingan pembuatan eco-
enzyme

Tahap  Pelaksanaan evaluasi dilakukan diakhir acara inti.


Evaluasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi dan pembuatan ECO Enzym

Adapun pelaksanaan kegiatan Praktek pembuatan ECO Enzym di Desa Pejambon, Kecamatan
Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran dilaksanakan dengan tersusun dan lancar. Kegiatan ini
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Negeri Katon dimulai dengan survei lokasi dan pembuatan ECO
Enzym yang akan dijadikan sebagai contoh.
Langkah langkah pembuatan ECO Enzym.

1. Sediakan botol bekas air minum yang dapat ditutup rapat. Jika tidak, maka proses
fermentasi akan menghasilkan gas
2. Sampah buah dan sayuran dipotong sehingga bisa dimasukkan ke botol bekas
3. Masukan hasil potongan buah dan sayuran kedalam botol bekas
4. Kemudian memasukkan gula merah yang sudah dicacah sebanyak 50 gram
5. Masukkan juga air 500mil air
6. Tutup rapat botol
7. Keesokan harinya, buka tutup botol untuk mengeluarkan gas, setelah itu kembali ditutup
rapat, dilakukan setiap hari
8. Simpan botol di tempat yang sejuk
9. Fermentasi akan berlangsung selama 3 bulan untuk daerah tropis seperti Indonesia.
Setelah itu Eco Enzym dapat digunakan

Adapun beberapa kegunaan ECO Enzym diantaranya :

1. Sabun
2. Pupuk tanaman
3. Obat tanama

Kegiatan Praktek

Praktek simulasi atau pembuatan langsung ECO Enzym setelah dilakukannya sosialiasi kepada
siswa SMAN 2 Negeri Katon. Praktek ini ditujukan agar siswa memahami langsung cara
pembuatan ECO Enzym dan dapat diaplikasikan di rumah mereka masing-masing.
Evaluasi tentang pelaksanaan kegiatan

Evaluasi 1

Hasil evaluasi pendapat peserta

Berdasarkan gambar, kegiatan sosialisasi ini di terima dengan baik oleh peserta, yaitu siswa
SMAN 2 Negeri Katon

Evaluasi 2

Hasil evaluasi tujuan kegiatan


Berdasarkan gambar, tujuan kegiatan ini menunjukkan 80% sangat antusias dan 20% antusias.
Mereka memahami apa itu Eco Enzym dan bagaimana praktek pembuatan ECO Enzym

Evaluasi 3

Pendapat peserta tentang kegiatan

Berdasarkan presentase pada gambar, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mereka dan
menambah wawasan mereka

Evaluasi 4

Pendapat peserta tentang pemateri

Berdasarkan presentase pada gambar, menunjukkan 100% peserta mengatakan bahwa pemateri
menarik dan mudah dipahami untuk penyampaian materi eco Enzym

Evaluasi 5

Tentang pelaksanaan praktek pembuatan


Dari presentase pada gambar, menunjukkan 100% pelaksanaan praktek pembuatan ECO Enzym
ini menarik dan siswa merasa senang akan ilmu pembuatan ECO eznym.

KESIMPULAN

Eco-enzyme atau enzim adalah larutan kompleks yang difermentasi dari sampah organik seperti
sampah buah dan sayuran dengan gula merah atau molase dan air menggunakan
mikroorganisme pilihan dari kelompok jamur dan bakteri selama 3 bulan.

Masyarakat Bumi Ratu dapat membuat dan mengaplikasikannya Ecoenzim pada tanaman sayuran dan
hidroponik yang sedang di budidaya Desa Bumi Ratu untuk menambah penghasilan masyarakat.
Penggunaan metode pendidikan dan pelatihan sangat sesuai dengan target sosialisasi ecoenzim.
Manfaat diadakannya sosialisasi ini menjadi solusi masalah sampah organic sisa rumah tangga dan
membantu meningkatkan kwalitas dan keamanan hasil panen serta membantu mewujudkan program
ibu-ibu PKK dan KWT dalam budidaya tanaman sehat Desa Bumi Ratu.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Dian Masita. 2021. “Pelatihan Pembuatan Eco Enzyme Bersama Komunitas Eco Enzyme
Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan.” Jurnal Pengabdian ILUNG (Inovasi Lahan Basah
Unggul) 1 (1): 67. https://doi.org/10.20527/ilung.v1i1.3560.

Larasati, Destyana, Andari Puji Astuti, and Endang Triwahyuni Maharani. 2020. “Uji Organoleptik
Produk Eco-Enzyme Dari Limbah Kulit Buah (Studi Kasus Di Kota Semarang).” Seminar Nasional
Edusainstek FMIPA UNIMUS 2020, 278–83.

Pakki, Terry, Robiatul Adawiyah, Agung Yuswana, Namriah, Muhammad Arief Dirgantoro, and
Agustono Slamet. 2021. “Pemanfaatan Eco-Enzyme Berbahan Dasar Sisa Bahan Organik Rumah
Tangga Dalam Budidaya Tanaman Sayuran Di Pekarangan.” Prosiding PEPADU 2021: Seminar
Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat 3 (November): 126–34.
https://jurnal.lppm.unram.ac.id/index.php/prosidingpepadu/article/view/385.

Rochyani, Neny -, Rih Laksmi Utpalasari, and Inka Dahliana. 2020. “ANALISIS HASIL KONVERSI
ECO ENZYME MENGGUNAKAN NENAS (Ananas Comosus ) DAN PEPAYA (Carica Papaya
L.).” Jurnal Redoks 5 (2): 135. https://doi.org/10.31851/redoks.v5i2.5060.

Suryani, Wan, Errie Margery, Program Studi Manajemen, Program Studi Manajemen, Universitas
Medan Area, and Program Studi Manajemen. 2020. “Pelatihan Pembuatan Eco Enzym Dari
Sampah Rumah Tangga Buah Dan Sayuran Dan Pemasaran Produk Yang Dihasilkan Dari Eco
Enzym Melalui Media Sosial.” Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Services) 4 (1): 91.
https://jurnalpkmibbi.org/index.php/Pubarama/article/view/3%0Ahttp://www.jurnalpkmibbi.org/
index.php/Pubarama/article/view/3.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai