Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN RESMI

LAPORAN RESMI PRAKTEK TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH


ECO ENZYME

Disusun oleh :
Anggita Violasya Duiafani
121004

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK KATOLIK MANGUNWIJAYA
SEMARANG
2023
A. Tujuan
1. Paraktikan dapat mengetahui proses pembuatan Eco Enzyme dengan
sederhana.
2. Praktikan dapat mengetahui pembuatan Eco Enzyme dengan memanfaatkan
limbah kulit buah.
B. Dasat Teori
Sampah merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh banyak kota
di seluruh dunia. Semakin tinggi jumlah penduduk dan aktivitasnya, membuat
volume sampah terus meningkat. Akibatnya, untuk mengatasi sampah diperlukan
biaya yang tidak sedikit dan lahan yang semakin luas. Disamping itu, tentu saja
sampah membahayakan kesehatan dan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
Salah satu langkah untuk memanfaatkan dan mengolah sampah yaitu
membuat sampah menjadi barang yang memiliki nilai guna lebih. Eco-enzyme
atau dalam Bahasa Indonesia disebut eko enzim merupakan larutan zat organik
kompleks yang diproduksi dari proses fermentasi sisa organik, gula, dan air.
Prinsip proses pembuatan eco enzyme sebenarnya mirip proses pembuatan
kompos, namun ditambah air sebagai media pertumbuhan sehingga produk akhir
yang diperoleh berupa cairan yang lebih disukai karena lebih mudah digunakan.
Keistimewaan eco enzyme ini adalah tidak memerlukan lahan yang luas untuk
proses fermentasi seperti pada pembuatan kompos, bahkan produk ini tidak
memerlukan bak komposter dengan spesifikasi tertentu (Septiani, dkk. 2021).
Cairan Eco-enzyme ini berwarna coklat gelap dan memiliki aroma yang
asam/segar yang kuat. Setelah proses fermentasi sempurna, barulah eco-enzyme
(likuid berwarna coklat gelap) terbentuk. Hasil akhir ini juga menghasilkan residu
tersuspensi di bagian bawah yang merupakan sisa sayur dan buah. Residu dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Sedangkan likuid eco-enzyme itu sendiri,
dapat dimanfaatkan sebagai:
 Pembersih lantai, sangat efektif untuk mebersihkan lantai rumah.
 Disinfektan, dapat digunakan sebagai antibakteri di bak mandi.
 Insektisida, digunakan untuk membasmi serangga (dengan mencampurkan
enzim dengan air dan digunakan dalam bentuk spray).
 Cairan pembersih di selokan, terutama selokan kecil sebagai saluran
pembuangan air kotor.
C. Metodologi
Alat dan Bahan:
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu toples plastik, pisau,
timbangan, gelas takar dan pengaduk.
Sedangkan bahan yang digunakan antara lain limbah kulit buah, gula jawa,
air dan eco enzyme.
D. Prosedur kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Potong limbah kulit buah-buan hingga kecil-kecil lalu masukan kedalam
toples
3. Larutkan gula jawa dengan air pada wadah lain
4. Campurkan potongan kulit buah dengan larutan gula jawa hingga ¾ toples
5. Tambahkan eco enzyme kedalam campuran lalu aduk hingga rata dan
tutup toples untuk proses fermentasi.
E. Hasil pengamatan

F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini membuat eco enzyme memanfaatkan limbah yang
tidak memilki nilai guna dan tidak bermanfaat menjadi memiliki nilai dan guna
bagi kehidupan. Pada pembuatan eco enzyme ini menggunakan berbagai jenis
limbah kulit buah. Kulit buah dapat disesuaikan jika hasil ekoenzim ingin
beraroma segar tambahkan kulit buah jeruk. Pada pembuatan eco enzyme ini yang
pertama dilakukan yaitu mengecilkan ukuran kulit buah agar memudahkan dan
mempercepat proses fermentasi. Selanjutnya dengan menambahkan larutan gula
jawa yang gula jawa sendiri memilki fungsi sebagai sebagai sumber energi bagi
mikroorganisme selama proses fermentasi. Gula jawa mempercepat pembentukan
enzim dalam cairan eco enzyme. Sedangkan eco enzyme yang dibeli dipasaran
juga ditambahkan untuk mempercepat proses fermentasi. Waktu proses fermentasi
dilakukan selama 3 bulan dimana dalam minggu pertama eco enzyme dibukak
wadahnya. Lalu ditutup hingga rapat menggunakan plaster, wadah ditutup selama
3 bulan dan dibuka sesaat untuk mengeluarkan gas selama 1 bulan pertama. Untuk
perawatan pada saat fermentasi setiap minggu dilakukan pengecekan pada eco
enzymen jika pada ekoenzim timbul jamur berwarna coklat maka proses
fermentasi gagal dan harus diulang lagi. Setelah proses fermentasi selesai, hasil
akhir berupa campuran antara residu yang berada di bagian bawah yang
merupakan ampas sisa kulit buah dengan likuid/cairan Ecoenzyme yang sudah
siap dipakai.
G. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa pembutan pupuk eco
enzyme dari limbah kulit buah ini menghasilkan eco enzyme yang memiliki bau
segar manum asam tidak jelas bauh jenis buah apa karna limbah kulit yang
digunakan bermacam-macam, dengan waktu fermentasi 3 bulan.

H. Daftar pustaka
Septiani, U., Najmi, dan Oktavia, R,. 2021. Eco Enzyme: Pengolahan Sampah
Rumah Tangga Menjadi Produk Serbaguna di Yayasan Khazanah
Kebajikan . Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat
LPPM UMJ.
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI PRAKTEK TPL
ECO ENZYME

Semarang, 2 Januari 2024


Dosen Pembimbing, Praktikan,

Herman Yoseph Sriyana, S.Pd., MT Anggita Violasya Duiafani


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai