Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA TANAMAN

DI SUSUN OLEH :

NAMA : AISA NABILA NPM : 2313010092

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukr Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya bias menyelesaikan “LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA TANAMAN”. Ini
dimaksudkan untuk memenuhi nilai uas Biokimia Tanaman.

Saya mengucapkan terimakasih kepada dosen penanggung jawab Biokimia Tanaman


Ibu Najla Lubis, S.T., M.Si. Karna telah memberikan materi dengan baik dan benar.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya
dalam memenuhi tugas praktikum ini. Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karna itu, saya sangat menghargai dari berbagai pihak
manapun untuk memperbaiki penulisan Laporan Praktikum Biokimia Tanaman ini.
Akhir kata, saya berharap laporan ini dapat berguna bagi para pembacanya.

Medan, Januari 2024

penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN

Praktikum merupakan suatu pembelajaran dengan siswa melakukan


percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Praktikum memiliki
kelebihan tersendiri dengan metode pembelajaran yang lainnya, yaitu: siswa langsung
memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melakukan praktikum,
mempertinggi partisipasi siswa baik secara individu maupun kelompok, siswa belajar
berfikir melalui prinsip-prinsip metode ilmiah atau belajar mempratekkan prosedur
kerja berdasarkan metode ilmiah (Djamarah, 2010).

Pembelajaran dengan praktikum sangat efektif untuk mencapai seluruh ranah


pengetahuan secara bersamaan, antara lain melatih agar teori dapat diterapkan pada
permasalahan yang nyata (kognitif), melatih perencanaan kegiatan secara mandiri
(afektif), dan melatih penggunaan instrumen tertentu (psikomotor) (Rahayuningsih,
2005).Salah satu kelebihan pembelajaran praktikum (laboratorium) adalah mahasiswa
dapat berlatih secara trial and error, dapat mengulang-ulang kegiatan atau tindakan
yang sama sampai benar-benar terampil (Sumiatun, 2013).
BAB 1
ECO ENZYME

I. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui cara pembuatan eco enzyme yang baik dan benar
sesuai dengan prosedur yang ada.

II. Teori
Prinsip pembuatan 1: 3 : 10 (gula : limbah organic: air nn kaporit)
Eco enzyme merupakan larutan fermentasi yang memiliki warna coklat gelap
serta beraroma asam kuat. eco enzyme merupakan sebuah penelitian yang
ditemukan oleh seorang doktor dari negara Thailand yaitu Dr. Rosukon
Poompanvong yang memiliki tujuan untuk membantu para petani
menghasilkan panen yang lebih baik dan ramah lingkungan. Bahan yang
digunakan pada eco enzyme hanya menggunakan air dan gula merah sebagai
substrat serta sampah organik sebagai bahan bakunya. Eco enzyme akan
menghasilkan pupuk organik cair yang ramah lingkungan serta dapat
mempercepat pertumbuhan sayuran (Megah et al., 2018).
Prinsip dalam proses pembuatan eco enzyme hampir sama dengan
pembuatan pupuk kompos hanya saja dalam pembuatan eco enzyme ini hanya
ditambahkan dengan air sebagai media pertumbuhannya. Eco enzyme
membutuhkan waktu hampir 3 bulan. Keuntungan yang terdapat dalam eco
enzyme hanya membutuhkan 11 botol bekas atau ember tertutup yang dapat
dimanfaatkan sebagai tempat fermentasi eco enzyme (Supriyani et al., 2020).
Pembuatan eco enzyme memiliki kategori yang dapat menghasilkan hasil
yang baik seperti pemilihan pada kategori bahan utama contoh pada sayur
atau buah. Eco enzyme dapat menggunakan limbah buah dan sayur kecuali
buah atau sayur yang telah dimasak. Buah atau sayur yang digunakan masih
segar artinya yang sudah busuk, berulat maupun berjamur, tidak dapat
digunakan untuk membuat eco enzyme. Bahan lain pada pembuatan eco
enzyme adalah gula. Gula yang dipilih yang memiliki kualitas dan jumlah
yang sama, contoh jenis gula yang dapat digunakan seperti gula cair, gula
kering, gula aren, gula kelapa, dan gula lontar. Bahan lain yang digunakan
adalah air. Air yang boleh dipakai dalam pembuatan larutan eco enzyme
adalah air sumur, air hujan, air pembuangan AC, air isi ulang, air pam, dan air
galon. Air yang baik umtuk eco enzyme adalah dengan cara didiamkan selama
24 jam agar kandungan yang terdapat di dalam air dapat mengendap atau
terpisahkan.
Eco enzyme bermanfaat sebagai pupuk organik cair dan berpengaruh
dalam mempercepat pertumbuhan untuk berbagai macam sayuran.
Keunggulan dari eco enzyme sendiri dapat membatasi logam berat dalam
tanah, mengurangi atau menambah pH keasaman tanah, dapat mengatasi
bakteri, mikroba, serta virus. Tidak hanya pada bidang pertanian saja eco
enzyme memiliki fungsi lainnya bagi kehidupan manusia seperti untuk
menyembuhkan luka dan membersihkan polusi udara dan lingkungan. Eco
enzyme membantu para petani untuk mengatasi mahalnya harga pupuk
organik cair di pasaran . Disamping itu eco enzyme sendiri memiliki harga
yang jauh lebih murah daripada pupuk organik cair di pasaran (Ramli, et al.,
2021)

III. Alat dan Bahan


Alat
1. Wadah plastic ber ukuran 5 liter
2. Timbangan digital
3. Alat pengaduk yang terbuat dari plastic atau kayu

Bahan

1. 3 liter air
2. 300 gram gula merah
3. 900 gram kulit buah
- lemon : 220 gram
- rambutan : 260 gram
- duku : 190 gram
- belimbing : 320 gram
4. Saringan ( untuk menyaring EE ketika sudah panen
5. Plastik ukuran 5 kg ( sebagai penutup atasan wadah)
6. Karet ban

IV. Prosedur Kerja


a. Siapkan wadah plastic yang kering, bersih dan yan bias ditutup rapat.
Jangan gunakan wadah yang berbahan logam karna kurang elastis.
Proses fermentasi akan menghasilkan gas sehingga membutuhkan
wadah yang elastis. Masukkan 3 liter air ke dalam wadah plastic dan
diikuti dengan gula merah, aduk gula merah hingga larut.
b. Masukkan kulit buah yang sudah dicuci bersih ke dalam wadah
c. Sisakan tempat untuk proses fermentasi. Jangan isi wadah sampai
penuh
d. Aduk semua bahan hingga semua bahan sudah tercampur merata.
e. Dalam 1 bulan pertama, gas akan dihasilkan dari proses fermentasi,
Aduk atau jungkir balikkan wadah dan di lanjutkan dengan membuka
tutup wadah setiap hari selama 1 bulan pertama.
f. Simpan ditempat dingin, kering dan bervertilasi. Hindari sinar
matahari langsung dan jangan simpan didalam kulkas.
g. Fermentasi berlangsung sampai 3 bulan

V. Pembahasan
Fermentasi dalam bidang ilmu biokimia berarti proses katabolisme
yang menghasilkan energi. Tetapi dalam bidang ilmu mikrobiologi berarti
lebih luas jika dibandingkan dengan bidang ilmu biokimia yaitu membentuk
produk baru dengan memanfaatkan aktivitas metabolisme mikroorganisme
atau bagiannya dengan kualitas yang lebih baik. Maka dari itu fermentasi
dapat mencakup produksi sel, enzim, metabolit, produk rekombinan, dan
produk transformasi (Hidayat, dkk. 2020).
Selama proses fermentasi terjadi metabolisme mikroorganisme dari
bahan kulit limbah yang digunakan. Proses fermentasi yang dilakukan pada
penelitian ini menggunakan tambahan gula merah. Secara tidak langsung
proses fermentasi ini memberikan kualitas fisik-kimia dan mikrobiologi
produk. (Meiyasa dan Nurjanah, 2021).

VI. Kesimpulan
1. Eco-enzyme merupakan cairan serbaguna hasil fermentasi dari limbah
organik, gula merah dan air yang dapat dimanfaatkan sebagai hand
sanitizer spray. Eco-enzyme yang bisa digunakan sebagai hand
sanitizer spray terdapat pada sampel pengenceran 5:40 dengan
fermentasi eco-enzyme 3 bulan. Emulsi cairan pada hand sanitizer ini
bersifat stabil dan nilai pH yang didapatkan pada hand sanitizer spray
dengan rasio pengenceran 5:40 yakni 4,5, dimana nilai tersebut
memenuhi standar syarat mutu sesuai dengan SNI 06-2588-1992.
Selain itu, hand sanitizer dengan rasio pengenceran 5:40 ditumbuhi
sedikit koloni, sama seperti perbandingan dengan kontrol positif (hand
sanitizer bermerk).
2. Cairan eco-enzyme yang dihasilkan berwarna coklat dengan aroma
asam khas buah jeruk. Warna dan aroma yang dihasilkan dipengaruhi
oleh bahan baku yang digunakan serta lama waktu fermentasi. Bahan
baku yang digunakan mempengaruhi tingkat keberhasilan fermentasi,
apabila limbah organik yang digunakan sudah busuk maka akan
menghasilkan bau yang tidak sedap, sedangkan lama waktu fermentasi
mempengaruhi tingkat keasaman ecoenzyme.
VII. Lampiran
BAB II

UJI KARBOHIDRAT

I. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui beberapa sifat kimia
2. Mengetahui kadar gula preduksi dalam suatu bahan
3. Mengetahui adanya reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi
karbohidrat
4. Mengedintifikasi adanya karbohidrat dalam suatu bahan

II. Teori
Karbohidrat merupakan salah satu senyawa organik biomakromolekul
alam yang banyak ditemukan dalam makhluk hidup terutama tanaman.
Pada tanaman yang berklorofil,karbohidrat dibentuk melalui reaksi antara
karbondioksida dan molekul air dengan bantuan sinar matahari, disebut
fotosientesis (Tim Dosen, 2010).
nCO2+ nH2O (CH2O)n + nO2
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena
merupakan sumber energi utama bagi umat manusia dan hewan yang
harganya relatif murah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah karbohidrat
sederhana glukosa. Di samping itu dihasilkan oksigen (O2) yang lepas di
udara (Almatsier, 2010).
Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia,
hewan dan tumbuhan di samping lemak dan protein. Senyawa ini dalam
jaringan merupakan cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam
sel. Karbohidrat yang dihasilkan oleh tumbuhan merupakan cadangan
makanan yang disimpan dalam akar, batang, dan biji sebagai pati
(amilum). Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan dibentuk dari
beberapa asam amino, gliserol lemak, dan sebagian besar diperoleh dari
makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
(Sirajuddin dan Najamuddin, 2011).

III. Alat dan Bahan


A. Uji Kandungan Karbohidrat
Alat :
1. Wadah

Bahan :

1. Nasi
2. Kentang
3. Gula
4. Susu Cair
5. Lodine (betadine)

IV. Prosedur Kerja


1. Uji Kandungan Karbohidrat
a. Masukkan nasi, kentang(yang sudah di potong-potong menjadi
kecil), gula, susu cair, ke masing masing wadah sebanyak 1
sendok makan
b. Tetesi bahan tersebut dengan betadine sebanyak 3 tetes
c. Lalu tunggu hingga terjadi perubahan warna pada bahan

V. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, digunakan 3 bahan yang akan diuji
kandungan karbohidratnya. Betadine digunakan pada praktikum ini untuk
menguji karbohidrat pada bahan makanan yang telah disiapkan. Bahan
makanan yang sakan diuji kandungan karbohidratnya yakni nasi, kentang,
gula, dan susu cair. Berikut adalah rincian pembahasan perubahan warna
setiap baha makanan yang diujikan :
 Uji Bahan Nasi Putih
Setelah ditetesi betadine sebanyak 3-4 tetes kemudian didiamkan
selama lima menit, warna nasi putih berubah menjadi ungu
kebiruan, hal ini menandakan adanya kandungan karbohidrat pada
bahan makanan tersebut.
 Uji Bahan Kentang
Setelah di tetesi betadine sebanyak 3-4 tetes, kemudian didiamkan
selama lima menit, warna kentang berubah menjadi ungu kebiru-
biruan. Hal ini menandakan adanya kandungan karbohidrat pada
bahan makanan tersebut
 Uji bahan Gula Putih
Setelah ditetesi betadine sebanyak 3-4 tetes kemudian didiamkan
selama lima meenit, warna gula putih tidak berubah melainkan
menunjukkan warna betadine yaitu coklat. Hal tersebut
menunjukkan bahwa gula putih tidak mengandung karbohidrat.
 Uji Bahan Susu Cair
Setelah ditetesi betadine sebantak 3-4 tetes kemudian didiamkan
selama lima menit, warna susu tidak berubah dan warna betadine
larut.

VI. Kesimpulan
Dari sampel bahan makanan yang di praktikumkan tidak semua
berubah warna setelah ditetesi betadine. Nasi, dan kentang berubah warna
menjadi ungu dan kebiruan. Ini berarti bahan makanan tersebut
mengandung karbohidrat (amilium). Sedangkan susu putih dan gula pasir
tidak berubah warna, tetap seperti warna semula. Ini menunjukkan bahan
makanan tersebut tidak mengandung karbohidrat (amilium).
VII. Lampiran
BAB III

LIPID

I. Tujuan
Mengidentifikasi adanya komponen lipida melalui uji kualitatif secara
komperatif membedakan lemak jenuh dan lemak tak jenuh.

II. Teori
Lipid atau lemak merupakan senyawa organik yang memiliki sifat tidak
larut dalam air, tetapi dapat larut dalam pelarut nonpolar. Lipid mempunyai
fungsi melindungi organ tubuh, terapi untuk kanker, membentuk
sel, membantu apoptosis sel, penghasil panas dalam tubuh, sebagai sumber
asam lemak esensial, pelarut vitamin yang larut dalam lemak. Lemak adalah
sumber energy padat yang menghasilkan 9 kkal untuk setiap gramnya.

III. Alat dan Bahan


Alat :
1. Cup
2. Pengaduk

Bahan

1. Minyak Makan
2. Margarin
3. Air rebusan daging ayam
4. Putih telur
5. Iodhine (betadine)
6. Air hangat
7. Kertas minyak
IV. Prosedur Kerja
1. Uji Kualitatif Keberadaan Lipid
 Masukkan minyak makan, margarin, air rebusan ayam, putih telur
kedalam cup/wadah sebanyak dua sendok makan.
 Potong kertas minyak dengan ukuran 5x5 cm sebanyak 4 buah.
 Oleskan masing masing bahan pada kertas minyak.
2. Membedakan Lemak Jenuh dan Tak Jenuh
 Masukkan minyak makan, margarin, air rebusan ayam, putih
telur ke dalam cup/wadah sebanyak 2 sendok makan.
 Tetesi dengan betadine sebanyak 3 tetes, lalu diaduk.
 Lihatlah perubahan yang terjadi pada bahan tersebut.

V. Hasil dan Pembahasan


1. Uji Kualitatif Keberadaan Lipid
 Setelah minyak makan, margarin, air rebusan ayam, dan putih
telur di oleskan ke kertas minyak kemudian di diam kan
beberapa menit, maka yang terjadi dalam kertas minyak
terdapat noda bekas minyak yang tertinggal pada kertas.
2. Membedakan Lemak Jenuh dan Tak Jenuh
 Setelah minyak makan dan margarin di tetesi betadine
sebanyak 3 tetes, maka yang terjadi adalah warna betadine
tidak memudar.
 Sedangkan yang terjadi pada susu dan air rebusan ayam setelah
di tetesi betadine sebanyak 3 tetes adalah susu dan air rebusan
ayam, yang warna betadine yang memudar.
BAB IV

IDENTIFIKASI PROTEIN

I. Tujuan
Untuk mengetahui adanya kandungan protein pada bahan

II. Teori
Protein berasal dari bahasa Yunani «proteios» yang berarti pertama
atau utama. Protein merupakan makromolekul yang menyusun lebih dari
separuh bagian dari sel. Karena itulah sebagian besar aktivitas penelitian
biokimia tertuju pada protein khususnya hormon, antibodi, dan enzim .
Protein adalah zat makanan yang mengandung nitrogen yang diyakini
sebagai faktor penting untuk fungsi tubuh, sehingga tidak mungkin ada
kehidupan tanpa protein . Tiap jenis protein mempunyai perbedaan jumlah
dan distribusi jenis asam amino penyusunnya.

III. Alat dan Bahan


Alat :
1. Wadah
2. Baskom

Bahan :

1. Putih telur
2. Susu cair
3. Minyak
4. Asam Cuka
5. Air hangat

IV. Prosedur Kerja


 Masukkan putih telur, susu cair, dan minyak ke masing-masing wadah
sebanyak 2 sendok makan
 Letakkan semua bahan yang telah dimasukkan ke dalam wadah dan
letakkan kedalam baskom
 Tetesi bahan tersebut dengan asam cuka sebanyak lima tetes
 Masukkan air hangat kedalam baskom dan tunggu hingga dingin
 Perhatikanlah apa yang terjadi pada bahan tersebut

V. Hasil dan Pembahasan


 Setelah memasukkan putih telur ke wadah kemudian di tetesi
dengan cuka maka yang terjadi pada bahan tersebut ialah
pengendapan. Hal ini menandakan bahwa putih telur memiliki
kandungan protein

 Setelah memasukkan susu cair ke dalam wadah dan di tetesi


dengan cuka, maka yang terjadi pada bahan tersebut adalah bahan
tersebut menjadi mengendap.
 Setelah memasukkan minyak ke dalam wadah dan menetesinya
dengan cuka, maka yang terjadi pada bahan tersebut tidak ada
perubahan.
BAB V

PUPUK ORGANIK CAIR (POC)

I. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui cara pembuatan pupuk

II. Teori
Pupuk adalah senyawa kimia yang memiliki unsur hara yang
baik untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk umumnya pupuk sering
dicampur dengan media tanam atau langsung dikenakan pada tanaman
sehingga, nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat
optimal. Fungsi pupuk sendiri adalah sebagai suplai unsur hara untuk
mengatasi kekurangan unsur hara pada media tanam. Unsur hara yang
dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak seperti Phospor, Nitroge, dan
Kalium, sedangkan untuk unsur Kalsium, Magnesium, Besi, Tembaga,
Boron, dan Seng dibutuhkan dalam jumlah sedikit (Susetya, 2004).
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik
seperti tumbuhan dan hewani yang diproses melalui proses rekayasa
seperti pengomposan. Kelebihan pupuk organik dibandingkan dengan
pupuk lainnya adalah memperbaiki sifat tanah, memacu pertumbuhan
tanaman, meningkatkan mikroorganisme yang membantu pertumbuhan
tanaman, mudah diserap oleh tanaman dan menggemburkan tanah (Irianto,
2014; Suwahyono, 2011).

III. Bahan-Bahan
1. Pisang, 900 gr
2. Pepaya, 900 gr
3. Nanas, 900 gr
4. Mangga, 1000 gr
5. Melon 900 gr
6. Kangkung, 500 gr
7. Kacang panjang, 700 gr
8. Jagung muda, 600 gr
9. Ragi tape, 60 gr
10. Air kelapa, 8 l
11. Air beras, 8 l
12. Molases 2 kg
13. Usus ikan nila 1 kg

IV. Prosedur Kerja


1. Kupas buah-buahan seperti pisang,mangga, papaya, nanas, dan melon.
Berikutnya potong lalu haluskan menggunakan alat yang tersedia, lalu
masukkan ke dalam tong(bersih dan kering)
2. Potong kangkung dan kacang panjang hingga menjadi beberapa
bagian, setelah itu masukkan ke dalam tong
3. Pisah kan kulit dan bonggol jangung karna yang di perlukan hanya biji
saja. Potong lalu masukkan ke dalam tong.
4. Haluskan ragi dan masukkan air kelapa, air beras dan molasses ke
dalam tong
5. Dan masukkan usus nila ke dalam tong
6. Step terakhir aduk semua bahan sampai merata

V. Penggunaan
1. Jika semua bahan digiling, fermentasi 21 hari sudah boleh
diaplikasikan
2. Jika semua bahan dirajang halus, fermentasi 45 hari sudah boleh
diaplikasikan
3. Tidak mengenal panen, karna tidak ada penyaringan pada
fermentasi POC
4. Semakin lama fermentasi akan semakin bagus hasilnya
5. Aduk rata kemudian ambil sesuai kebutuhan berikut ampasnya
untuk di campur air 1 : 300 sebelum diaplikasikan
6. Fermentasi POC tetap dengan teknik unaerobb dan terlindung dari
paparan sinar matahari langsung
7. Aplikasi Eco Enzyme 2 hari sekali, pagi
8. Diselingi dengan pupuk POC

VI. Hasil
 Warna
Coklat tua kemerahan
 Bau
Asam kecut dan amis
 Tekstur
Cair dan agak berlendir

VII. Lampiran
BAB VI

SABUN PADAT ECO ENZYME

I. Tujuan
Untuk mengetahui proses pembuatan sabun padat EE

II. Teori
Manfaat :
1. mengurangi dampak limbah makanan, mengurangi penggunaan
bahan kimia
2. melawan parasit dan kuman yang menyebabkan infeksi dalam
jantung, keputihan, radang otak, radang paru-paru, peradangan
sendi, infeksi kulit dan lainya.
III. Alat dan Bahan
Alat :
1. Timbangan digital
2. Sarung tangan medis
3. Masker
4. Wadah
5. Cetakan
6. Sendok yang terbuat dari plastic

Bahan :

1. Ee = 43 g x 2 = 86 g
2. Soda api / NaOH = 57 g
3. Minyak kelapa/Minyak sawit/Minyak jelantah = 300 gr
4. Essential oil = 10 tetes

IV. Prosedur Kerja


1. Masukkan Naoh kedalam cairan EE, aduk rata sampai larut
semua, biarkan sampai dingin (campuran A)
2. Masukkan campuran A ke dalam minyak kelapa/ minyak
sawit/ minyak jelantah dan aduk sampai homogeny
3. Tuangkan kedalam cetakan hingga padat
4. Setelah padat dan dingin, keluarkan sabundari cetakan
kemudian sabun siap untuk di gunakan
5. Lakukan prosedur yang sama (1-5) untuk jenis minyak yang
berbeda

V. Hasil
 Warna
Coklat muda
 Tekstur
Padat
 Bau
Wangi bervariasi

VI. Lampiran
BAB VIII
DETERGEN MES (Metil Ester Sulfonat)

I. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui proses pembuatan detergen mes

II. Teori
Detergen yang dikembangkan ini termasuk ramah lingkungan
karena menggunakan metil ester sulfonat (MES) yang berbahan baku
terbarukan berupa minyak kelapa atau minyak sawit. Sementara
detergen yang banyak beredar di pasaran di antaranya terbuat dari
linear aklilbenzil sulfonat (LAS) yang berbahan baku dari minyak
bumi.
MES memiliki kelebihan, yaitu bisa bekerja di air sadah atau
banyak mengandung mineral seperti air payau atau di daerah kapur.
MES yang merupakan salah satu jenis surfaktan ini bisa berfungsi
untuk menurunkan tegangan antarmuka atau interfacial tension (IFT)
minyak dan air sehingga dapat bercampur dengan homogen.

III. Alat dan Bahan


Alat :
1. Panci stainless
2. Pengaduk
3. Sarung tangan medis
4. Masker
5. Kacamata
6. Wadah untuk detergen

Bahan :

1. 250 g mes
2. 0,65 l air
3. 160 eco enzyme

IV. Prosedur Kerja


1. Masukkan 250 g MES kedalam air, diamkan semalaman
2. Aduk campur MES dan air diatas api kecil hingga seluruh MES
larut dan di peroleh larutan benting
3. Tips mengaduk : Putar 20 x kea rah kanan dan 20 x ke arah kiri
dan bergantian agar pelarutan sempurna
4. Biarkan hingga dingin
5. Campurkan EE ke dalam larutan MES yang sudah dingin
6. Detergen MES EE siap di gunakan
7. Jika diinginkan, parfum detergen dapat ditambahkan sesuai selera

V. Hasil
 Warna : Coklat gelap
 Tekstur : Cair
 Aroma : Tidak ada
DAFTAR PUSAKA

Anna Poedjiadi dan F.M. Titin Supriyanti, Dasar-Dasar Biokimia, Jakarta: UI-

Press, 1994.

Antony C. Wilbraham dan Michael S. Matta, Pengantar Kimia Organik dan

Hayati, Bandung: Penerbit ITB, 1992.

Hardjasasmita, Panjita, Ikhtisar Biokimia Dasar, Jakarta: Balai Penerbit FKUI,

John M deMan, Kimia Makanan, Bandung: Penerbit ITB, 1997 1999.

Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, edisi revisi, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2007.

Anda mungkin juga menyukai