Disusun oleh :
2024
KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika
Akademik yang membahas tentang “mendeskripsikan dan memahami etika,
pengajar, guru dan dosen”. Kami selaku penulis menyimpulkan bahwa tugas
makalah ini masih belum sempurna. Akhir kata, kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan motivasi bagi siapa saja yang membaca dan
memanfaatkannya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................229
DAFTAR ISI............................................................................................................230
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................231
A.Latar Belakang.......................................................................................................231
B.Rumusan Masalah..................................................................................................231
C.Tujuan....................................................................................................................231
A.Kesimpulan............................................................................................................246
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................247
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang bearti
adat istiadat/ kebiasaan yang baik. Etika adalah ilmu tentang apa yang baik
dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. Etika juga dapat diartikan
sebagai kumpulan asas / nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai yang
mengenai yang benar dan salah yang dianut masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ETIKA ?
2. Bagaimana PENGAJAR ?
3. Bagaimana GURU ?
4. Bagaimana DOSEN ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui ETIKA
2. Untuk memahami PENGAJAR
3. Untuk memahami GURU
4. Untuk memahami DOSEN
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN ETIKA
Etika dapat didefenisikan sebagai ilmu tentang filsafat moral, yaitu
mengenai nilai, ilmu tentang tingkah laku dan ilmu yang menyelidiki mana yang
baik dan mana yang benar. Perilaku etika dapat meliputi :
1. Pertanggungjawaban (responsibility)
2. Pengabdian (dedication)
3. Kesetiaan (loyalitas)
4. Kepekaan (sensitivity)
5. Persamaan (equality)
6. Kepantasan (equity)
Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang bearti
adat istiadat/ kebiasaan yang baik. Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan
yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. Etika juga dapat diartikan sebagai
kumpulan asas / nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai yang mengenai yang
benar dan salah yang dianut masyarakat.
Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan
tentang asas-asas akhlak (moral). Dari pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa
etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia. Di dalam
kamus istilah Pendidikan dan Umum dikatakan bahwa etika adalah bagian dari
filsafat yang mengajarkan keluhuran budi (baik dan buruk). (Sastrapradja,
1981:144).
Adapun arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan oleh para ahli
dengan ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya. Menurut
para ulama etika adalah ilmu yang menelaskan arti baik dan buruk, menerangkan
apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus
dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk
melakukan apa yang harus diperbuat. Berikutnya, etika dinyatakan dalam filsafat
moral, yaitu studi yang sistematik mengenai sifat dasar dari konsep-konsep nilai
baik, buruk, harus, benar, salah, dan sebagainya.
Sementara itu, etika dikelompokkan menjadi 2 definisi :
2. PENGERTIAN GURU
Menurut isi buku (Soetjipto,1999) Tuntutan dasar etika profesi luhur yang pertama ialah
agar profesi itu dijalankan tanpa pamrih. Kesalahan pokok dari seorang professional adalah
bahwa ia mengutamakan kepentingannya sendiri di atas kepentingan oranglain. Yang kedua
adalah bahwa para pelaksana profesi luhur ini harus memiliki pegangan atau pedoman yang
ditaati dan diperlukan oleh para anggota profesi, agar kepercayaan yang diberikan tidak
disalahgunakan. Selanjutnya hal ini kita kenal sebagai kode etik. Mengingat fungsi kode etik itu,
maka profesi luhur menuntut seseorang untuk menjalankan tugasnya dalam keadaan apapun
tetap menjunjung tinggi tuntutan profesinya.
Mereka yang memilih profesi ini harus menyadari bahwa daya dorong dalam bekerja
adalah keinginan untuk mengabdi kepada sesama serta menjalankan dan menjunjung tinggi
kode etik yang telah diikrarkannya, bukan semata-mata segi maternya belaka. Persatuan Guru
Republik Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah merupakan suatu bidang terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa dan Tanah Air serta kemanusiaan pada umumnya dan guru
Indonesia yang berjiwa Pancasila dan UUD 1945. Maka Guru Indonesia terpanggil untuk
menunaikan karyanya sebagai guru dengan mempedomani dasar-dasar sebagai berikut :
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia
pembangun yang berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
3. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang
anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala betuk penyalahgunaan.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan
dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
5. Guru memelihara hubungan dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupun
masyarakat yang luas untuk kepentingan pendidikan.
6. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengembangkan
dan meningkatkan mutu profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesame guru baik
berdasarkan lingkungan maupun didalam hubungan keseluruhan.
8. Guru bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu
organisasi Guru professional sebagai sarana pengabdiannya.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan
Pemerintah dalam bidang pendidikan.
3. PENGERTIAN PENGAJAR
Sikap sangat penting bagi perkembangan jiwa anak didik selanjutnya.
Karena sikap seorang guru tidak hanya dilihat dalam waktu mengajar saja, tetapi
juga dilihat tingkah dari seorang guru adalah salah satu faktor yang menentukan
lakunya dalam kehidupan sehari-hari oleh anak didiknya. Pada saat ini banyak
sikap dari seorang guru yang tidak lagi mencerminkan sikapnya sebagai seorang
pendidik karena adanya berbagai factor yang mestinya tidak terjadi dalam dunia
pendidikan. Contohnya :
1. Sikap guru yang kurang mendidik
Kesalahan guru dalam memahami profesinya akan mengakibatkan bergesernya
fungsi guru secara perlahan-lahan. Pergeseran ini telah menyebabkan dua pihak
yang tadinya sama-sama membawa kepentingan dan saling membutuhkan, yakni
guru dan siswa, menjadi tidak lagi saling membutuhkan. Akibatnya suasana
belajar sangat memberatkan, membosankan, dan jauh dari suasana yang
membahagiakan. Dari sinilah konflik demi konflik muncul sehingga pihak-pihak
didalamnya mudah frustasi lantas mudah melampiaskan ketidakpuasan dengan
cara-cara yang tidak benar.
Berikut adalah beberapa sikap guru yang kurang mendidik:
1) Mengambil jalan pintas dalam pembelajaran,
2) Menunggu peserta didik berperilaku negatif,
3) Menggunakan destruktif discipline,
4) Mengabaikan kebutuhan-kebutuhan khusus (perbedaan individu) peserta
didik,
5) Merasa diri paling pandai di kelasnya,
6) Tidak adil (diskriminatif), serta
7) Memaksakan hak peserta didik
Guru memiliki peran yang penting dalam kegiatan belajar. Guru harus
memberikan kemudahan untuk belajar agar dapat meningkatkan potensi peserta
didik secara optimal dengan menempatkan dirinya sebagai:
1. Orang tua yang memiliki rasa kasih sayang pada peserta didiknya.
2. Teman, tempat mengadu mencurahkan perasaan isi hati peserta didik.
3. Fasilitator, yang setiap saat memberikan kemudahan, melayani peserta
didik, sesuai dengan minat, kemampuan dan bakatnya.
4. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk memahami
permasalahan yang sedang dihadapi anak dan mencarikan solusinya.
5. Memupuk rasa percaya diri dan berani bertanggungjawab.
6. Membiasakan peserta didik bersilaturrahmi dengan orang lain secara
wajar.
7. Mengembangkan proses sosialisasi secara wajar antar peserta didik dalam
lingkungannya.
8. Mengembangkan kreativitas.
9. Menjadi pembimbing ketika diperlukan.
4. PENGERTIAN DOSEN
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat
DOSEN menjunjung tinggi jabatan guru sebagai sebuah profesi. Guru
berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin ilmu pendidikan dan mata
pelajaran yang diajarkan. Guru terus menerus meningkatkan kompetensinya.
Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam
menjalankan tugas-tugas profesional dan bertanggungjawab atas
konsekuensinya. Guru menerima tugas-tugas sebagai suatu bentuk
tanggungjawab, inisiatif individual, dan integritas dalam tindakan-tindakan
profesional lainnya.
DOSEN tidak melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang akan
merendahkan martabat profesionalnya. Guru tidak menerima janji, pemberian
dan pujian yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan-tindakan
profesionalnya. Guru tidak mengeluarkan pendapat dengan maksud
menghindari tugas-tugas dan tanggungjawab yang muncul akibat kebijakan
baru di bidang pendidikan dan pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Guru memiliki peran yang penting dalam kegiatan belajar. Guru harus
memberikan kemudahan untuk belajar agar dapat meningkatkan potensi peserta
didik secara optimal dengan menempatkan dirinya sebagai:
1. Orang tua yang memiliki rasa kasih sayang pada peserta didiknya.
2. Teman, tempat mengadu mencurahkan perasaan isi hati peserta didik.
3. Fasilitator, yang setiap saat memberikan kemudahan, melayani peserta
didik, sesuai dengan minat, kemampuan dan bakatnya.
4. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk memahami
permasalahan yang sedang dihadapi anak dan mencarikan solusinya.
5. Memupuk rasa percaya diri dan berani bertanggungjawab.
6. Membiasakan peserta didik bersilaturrahmi dengan orang lain secara
wajar.
7. Mengembangkan proses sosialisasi secara wajar antar peserta didik dalam
lingkungannya.
8. Mengembangkan kreativitas.
9. Menjadi pembimbing ketika diperlukan.
.
DAFTAR PUSTAKA
Lebor, Adam. 2009. Pergulatan Muslim di Barat: antara Identitas dan Integrasi.
Terjemahan Yuliani Liputo. Bandung: Mizan.
Sudriman. Islam Dan Peradaban Spanyol: Catatan Kritis Beberapa Faktor Penyebab
Kesuksesan Islam Spanyol. Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim:
Malang
Suhelmi, Ahmad. 2001. Pemikiran Politik Barat, Kajian sejarah Perkembangan
Pemikiran Negara, Masyarakat, dan kekuasaan. Jakarta: Gramedia.
Tim. 1994. The Wold Book Encylopedia. New York: A Scoel Feties Company
Yatim, Badri. 1994. Sejarah Peradaban Islam. Raja Grafindo Persada:
Jakarta