Anda di halaman 1dari 14

PEMANFAATAN DRON UNTUK PEMUPUKAN DI PERTANIAN

KELAPA SAWIT

MAKALAH
Disusun untuk Melengkapi UAS Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun oleh :
Yohanes Krisostomus Lonis 23479 / SPKS D / 2022

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA
2024
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertanian kelapa sawit merupakan salah satu sektor pertanian yang vital dalam
ekonomi global, terutama di negara-negara tropis seperti Indonesia, Malaysia, dan
Thailand. Kelapa sawit ditanam secara luas karena minyaknya yang banyak
digunakan dalam berbagai produk, seperti makanan, kosmetik, dan biodiesel.
Namun, untuk mencapai hasil panen yang optimal dan memenuhi permintaan
yang terus meningkat, praktik pertanian yang efisien dan berkelanjutan sangatlah
penting. Dalam konteks ini, pemupukan memainkan peran kunci dalam
manajemen pertanian kelapa sawit. Pemupukan adalah proses pemberian nutrisi
tambahan kepada tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan, produktivitas, dan
kesehatan tanaman secara keseluruhan. Nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman
kelapa sawit umumnya meliputi nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), magnesium
(Mg), dan unsur hara lainnya (Siahaan et al., 2021).

Meskipun pentingnya pemupukan telah diakui secara luas, praktik pemupukan


konvensional dalam pertanian kelapa sawit masih sering kali menghadapi
sejumlah tantangan yang signifikan. Beberapa tantangan tersebut meliputi:
1. Keterbatasan Data : Salah satu tantangan utama dalam praktik
pemupukan adalah keterbatasan data yang akurat tentang kondisi
tanaman dan kebutuhan nutrisi di lapangan. Tanaman kelapa sawit
sering kali ditanam di lahan yang luas dan beragam, dan perbedaan
kondisi tanah serta faktor lingkungan lainnya dapat memengaruhi
kebutuhan nutrisi tanaman. Kurangnya data yang memadai tentang
kondisi tanah, ketersediaan unsur hara, dan respons tanaman terhadap
pemupukan menghambat kemampuan petani untuk membuat
keputusan pemupukan yang tepat.
2. Pendekatan Satu Ukuran untuk Semua : Pendekatan pemupukan yang
umumnya digunakan sering kali bersifat umum dan tidak
memperhitungkan variasi kondisi tanah dan tanaman di seluruh lahan.
Pendekatan ini cenderung memberikan dosis pupuk yang sama di
seluruh area perkebunan, tanpa mempertimbangkan perbedaan
kebutuhan nutrisi antar-blok atau bahkan di dalam blok yang sama.
Hal ini dapat mengakibatkan pemborosan sumber daya, peningkatan
biaya produksi, dan bahkan dapat menyebabkan masalah lingkungan
seperti pencemaran tanah dan air akibat pemupukan yang berlebihan.
3. Penggunaan Pupuk yang Berlebihan : Pemupukan berlebihan dapat
menyebabkan sejumlah masalah lingkungan dan ekonomi. Pemupukan
yang berlebihan tidak hanya mengakibatkan pemborosan pupuk dan
biaya yang tinggi bagi petani, tetapi juga dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan. Pencemaran air tanah dan permukaan oleh
runoff pupuk dapat mengakibatkan degradasi kualitas air, termasuk
meningkatnya kandungan nutrien yang berpotensi menyebabkan
eutrofikasi dan kerusakan ekosistem perairan.
4. Biaya Tinggi : Biaya pupuk yang tinggi merupakan beban besar bagi
petani, terutama jika penggunaannya tidak dioptimalkan. Praktik
pemupukan konvensional sering kali memerlukan penggunaan pupuk
yang berlebihan, yang mengakibatkan peningkatan biaya produksi dan
menurunkan profitabilitas usaha pertanian.

Dalam menghadapi tantangan tersebut, teknologi drone telah muncul sebagai


solusi yang menjanjikan untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan dalam
pemupukan pertanian kelapa sawit. Drone, sebagai platform udara yang
dilengkapi dengan sensor-sensor canggih dan sistem navigasi otonom, dapat
melakukan survei udara yang akurat dan memetakan kondisi tanaman serta tanah
dengan detail yang tinggi (Santoso et al., 2023). Dengan menggunakan sensor
multispektral dan termal, drone dapat menghasilkan data yang mendalam tentang
kepadatan tanaman, tingkat pertumbuhan, dan kesehatan tanaman secara
keseluruhan. Data ini kemudian dapat dianalisis untuk mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi tanaman di berbagai area lahan perkebunan. Dengan
memanfaatkan teknologi drone, petani dapat mengadopsi pendekatan pemupukan
yang tepat sasaran, di mana pupuk hanya diberikan di area yang membutuhkan,
berdasarkan pada kebutuhan nutrisi yang diidentifikasi melalui data sensor drone.
Ini membantu mengurangi pemborosan pupuk, meningkatkan efisiensi, dan
mengurangi dampak lingkungan dari praktik pemupukan.

Dalam latar belakang ini, kita akan menyelidiki lebih lanjut mengenai
tantangan dalam pemupukan konvensional dalam pertanian kelapa sawit dan
bagaimana teknologi drone dapat memberikan solusi yang inovatif. Kita akan
menjelajahi lebih dalam tentang bagaimana pemanfaatan drone memungkinkan
pemupukan yang tepat sasaran, manfaat yang ditawarkan, serta implikasinya
terhadap efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan pertanian kelapa sawit secara
keseluruhan. Dengan demikian, kita dapat memahami peran penting teknologi
drone dalam membentuk masa depan pertanian kelapa sawit yang lebih efisien,
produktif, dan berkelanjutan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana praktik pemupukan konvensional dalam pertanian kelapa
sawit cenderung tidak optimal dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
tanaman secara efektif?
2. Bagaimana keterbatasan data dan informasi tentang kondisi tanaman,
kebutuhan nutrisi, dan respons tanaman terhadap pemupukan
menghambat pengambilan keputusan pemupukan yang tepat?
3. Bagaimana teknologi drone dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
efisiensi, akurasi, dan keberlanjutan dalam praktik pemupukan
pertanian kelapa sawit?
BAB II. PEMBAHASAN

A. Optimasi Pemupukan dalam Pertanian Kelapa Sawit Melalui


Pemanfaatan Teknologi Drone
Pertanian kelapa sawit merupakan salah satu sektor pertanian yang krusial
dalam menyediakan minyak nabati yang banyak digunakan dalam berbagai
industri. Namun, untuk mencapai hasil panen yang optimal dan menjaga
keberlanjutan pertanian, pemupukan yang tepat sasaran dan efektif sangatlah
pentin (Siahaan et al., 2021)g. Saat ini, praktik pemupukan konvensional
cenderung tidak optimal dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman secara
efektif. Namun, pemanfaatan teknologi drone, khususnya drone fixed wing, telah
muncul sebagai solusi inovatif untuk membantu mengoptimalkan pemupukan dan
meningkatkan produktivitas pertanian kelapa sawit.

Praktik pemupukan konvensional dalam pertanian kelapa sawit seringkali


menghadapi beberapa tantangan yang menghambat efektivitasnya:
1. Ketidakoptimalan dalam Pemupukan: Pendekatan pemupukan
konvensional cenderung bersifat umum dan tidak mempertimbangkan
variasi kondisi tanah dan tanaman di seluruh lahan. Penggunaan pupuk
yang berlebihan atau tidak tepat dapat mengakibatkan pemborosan
sumber daya dan merugikan lingkungan.
2. Keterbatasan Data dan Informasi: Keterbatasan data yang akurat
tentang kondisi tanaman, kebutuhan nutrisi, dan respons tanaman
terhadap pemupukan membuat pengambilan keputusan menjadi sulit.
Petani sering kesulitan memperoleh informasi yang diperlukan untuk
mengidentifikasi kebutuhan nutrisi tanaman secara tepat (Wibowo,
n.d.).

Pemanfaatan teknologi drone, terutama drone fixed wing, membawa sejumlah


manfaat yang signifikan dalam optimasi pemupukan dalam pertanian kelapa
sawit:
1. Pemetaan Blok dan Peta Tanaman: Drone fixed wing dapat digunakan
untuk melakukan pemetaan blok dan peta tanaman secara akurat.
Pemetaan ini mencakup informasi tentang kepadatan tanaman, tingkat
pertumbuhan, dan kondisi kesehatan tanaman.
2. Identifikasi Kondisi Tanah dan Keseimbangan Pemupukan: Data yang
diperoleh dari drone memungkinkan petani atau perusahaan
perkebunan untuk mengidentifikasi kondisi tanah dan keseimbangan
pemupukan yang diperlukan di seluruh lahan. Informasi ini
memungkinkan pemupukan yang tepat sasaran, mengurangi
pemborosan pupuk dan meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk.
3. Pengendalian Hama dan Penyakit: Selain itu, drone juga dapat
digunakan untuk pengendalian hama dan penyakit dengan memantau
infestasi secara real-time. Hal ini membantu dalam merespons
perubahan kondisi tanaman dengan cepat dan mengurangi kerugian
akibat serangan hama dan penyakit (Nina, 2023).

Pemanfaatan teknologi drone dalam pemupukan pertanian kelapa sawit


memiliki implikasi yang luas terhadap efisiensi dan keberlanjutan pertanian:
1. Peningkatan Produktivitas: Dengan pemupukan yang tepat sasaran,
produktivitas pertanian kelapa sawit dapat meningkat secara
signifikan. Petani dapat menghasilkan hasil panen yang lebih baik
dengan menggunakan jumlah pupuk yang lebih sedikit.
2. Pengurangan Dampak Lingkungan: Penggunaan pupuk yang lebih
efisien dan tepat sasaran mengurangi risiko pencemaran lingkungan
oleh runoff pupuk.
3. Hal ini mendukung keberlanjutan lingkungan dan keseimbangan
ekosistem.
4. Efisiensi Biaya: Dengan mengurangi pemborosan pupuk dan
meningkatkan efisiensi penggunaannya, petani dapat mengurangi
biaya produksi mereka. Penggunaan teknologi drone dapat membantu
meningkatkan profitabilitas usaha pertanian (Siahaan et al., 2021).
Pemanfaatan teknologi drone, terutama drone fixed wing, telah membawa
perubahan positif dalam praktik pemupukan dalam pertanian kelapa sawit.
Dengan pemetaan yang akurat dan pemupukan yang tepat sasaran, petani dapat
mengoptimalkan produksi mereka dan menjaga keberlanjutan lingkungan.
Dengan terus mengembangkan dan mengadopsi teknologi ini, masa depan
pertanian kelapa sawit dapat menjadi lebih efisien, produktif, dan berkelanjutan.

B. Menerobos Keterbatasan Informasi dalam Pengambilan Keputusan


Pemupukan
Dalam pertanian kelapa sawit, pengambilan keputusan pemupukan yang tepat
memerlukan akses yang baik terhadap data dan informasi tentang kondisi
tanaman, kebutuhan nutrisi, dan respons tanaman terhadap pemupukan. Namun,
keterbatasan dalam memperoleh data yang akurat dan relevan sering menghambat
kemampuan petani untuk membuat keputusan yang cerdas dan tepat (Uktoro,
2018). Di sinilah teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memainkan peran
kunci dalam mengatasi tantangan tersebut, dengan memanfaatkan sensor IoT, peta
status hara tanah sawah, dan perangkat lunak pengolahan data untuk
mengumpulkan, menganalisis, dan memanfaatkan data secara lebih efektif.

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Pertanian Kelapa


Sawit
1. Penggunaan Sensor IoT untuk Pemantauan Tanaman : Sensor Internet
of Things (IoT) dapat dipasang di lahan pertanian untuk memantau
kondisi tanaman secara real-time. Sensor ini dapat mengukur faktor-
faktor seperti kelembaban tanah, suhu udara, tingkat kepadatan
tanaman, dan tingkat kelembaban udara. Data yang diperoleh dari
sensor IoT ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
kondisi lingkungan tempat tanaman tumbuh, yang dapat membantu
petani dalam mengidentifikasi kebutuhan nutrisi tanaman.
2. Peta Status Hara Tanah Sawah : Peta status hara tanah sawah adalah
alat yang berguna untuk memahami ketersediaan nutrisi dalam tanah di
berbagai area lahan pertanian. Data ini dapat diperoleh melalui survei
tanah dan pengujian laboratorium. Peta ini memberikan informasi
tentang tingkat kebutuhan nutrisi tanaman di berbagai lokasi dalam
lahan perkebunan, yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
merencanakan pemupukan yang tepat sasaran.
3. Perangkat Lunak Pengolahan Data : Perangkat lunak pengolahan data
digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari sensor IoT,
peta status hara tanah, dan sumber data lainnya. Dengan menggunakan
algoritma dan model analitik, perangkat lunak ini dapat membantu
petani dalam menginterpretasikan data dan membuat keputusan yang
cerdas tentang pemupukan. Selain itu, perangkat lunak ini juga dapat
memberikan rekomendasi pemupukan yang spesifik berdasarkan
kondisi tanaman dan kebutuhan nutrisi (Uktoro, 2018).

Manfaat Implementasi TIK dalam Pengambilan Keputusan Pemupukan


1. Keputusan Pemupukan yang Lebih Tepat : Dengan akses yang lebih
baik terhadap data dan informasi tentang kondisi tanaman dan tanah,
petani dapat membuat keputusan pemupukan yang lebih cerdas dan
tepat. Mereka dapat menyesuaikan jadwal dan dosis pemupukan
berdasarkan pada respons tanaman dan kebutuhan nutrisi yang
diperoleh dari analisis data.
2. Penggunaan Pupuk yang Lebih Efisien : Implementasi TIK dapat
membantu petani dalam mengoptimalkan penggunaan pupuk dengan
memastikan bahwa pupuk hanya diberikan di area yang membutuhkan,
berdasarkan pada kondisi tanaman dan kebutuhan nutrisi yang spesifik.
Hal ini mengurangi pemborosan sumber daya dan mengurangi dampak
lingkungan dari pemupukan berlebihan.
3. Pengurangan Pencemaran Lingkungan : Dengan menghindari
pemupukan berlebihan dan menerapkan pemupukan berimbang
berdasarkan pada kondisi status hara tanah, petani dapat mengurangi
risiko pencemaran lingkungan oleh runoff pupuk. Hal ini mendukung
keberlanjutan lingkungan dan mempertahankan keseimbangan
ekosistem (Siregar, 2023).

Langkah-Langkah untuk Implementasi TIK dalam Pertanian Kelapa Sawit


1. Investasi dalam Infrastruktur Digital : Peningkatan infrastruktur
digital, termasuk penyediaan akses internet yang lebih baik di daerah
pedesaan, adalah langkah penting untuk mengoptimalkan penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi dalam pertanian.
2. Program Pendidikan dan Pelatihan : Mengadakan program pendidikan
dan pelatihan untuk petani tentang penggunaan teknologi digital
adalah langkah penting untuk meningkatkan pemahaman dan
keterampilan mereka dalam memanfaatkan TIK untuk pengambilan
keputusan pemupukan yang lebih baik.
3. Kolaborasi antara Pemerintah, Industri, dan Akademisi : Kolaborasi
antara pemerintah, industri pertanian, dan lembaga akademis dapat
membantu dalam pengembangan dan implementasi solusi TIK yang
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal (Santoso et al., 2023).

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, seperti sensor IoT, peta status
hara tanah sawah, dan perangkat lunak pengolahan data, merupakan langkah
penting dalam mengatasi keterbatasan informasi dalam pengambilan keputusan
pemupukan dalam pertanian kelapa sawit. Dengan mengumpulkan, menganalisis,
dan memanfaatkan data secara lebih efektif, petani dapat membuat keputusan
pemupukan yang lebih cerdas dan tepat, mengoptimalkan penggunaan sumber
daya, dan memastikan keberlanjutan lingkungan.

C. Pemanfaatan Teknologi Drone Untuk Meningkatkan Efisiensi, Akurasi,


Dan Keberlanjutan Dalam Praktik Pemupukan Pertanian Kelapa
Sawit
Teknologi drone membawa potensi besar dalam meningkatkan efisiensi,
akurasi, dan keberlanjutan dalam praktik pemupukan pertanian kelapa sawit.
Berikut adalah beberapa cara di mana drone dapat dimanfaatkan untuk mencapai
tujuan tersebut:
1. Monitoring Kondisi Tanaman: Drone dapat melakukan pemetaan
tanaman yang mencakup penebangan, pemupukan, dan pengendalian
hama dan penyakit. Data yang diperoleh dari drone dapat membantu
mengidentifikasi kondisi tanaman, keseimbangan pemupukan, dan
keseimbangan pengendalian hama dan penyakit. Hal ini
memungkinkan petani atau perusahaan perkebunan untuk mengambil
keputusan yang lebih cerdas dan tepat (Wibowo, n.d.).
2. Pemetaan Wilayah: Drone dapat digunakan untuk mengidentifikasi
luas areal lahan, penggunaan lahan, dan pemetaan wilayah. Ini
memungkinkan petani atau perusahaan perkebunan untuk mengetahui
luas areal lahan dan penggunaan lahan yang optimal, serta dapat
digunakan untuk perencanaan pembangunan dan manajemen lahan
yang lebih baik.
3. Pemupukan dan Penyemprotan Pestisida: Drone dapat digunakan
untuk pemupukan dan penyemprotan pestisida secara presisi. Hal ini
memungkinkan petani atau perusahaan perkebunan untuk menjangkau
area yang sulit dijangkau dengan cara manual, sementara juga
menghemat waktu dan biaya dibandingkan dengan metode
konvensional.
4. Monitoring Kesehatan Tanaman: Drone dapat digunakan untuk
melakukan inspeksi areal bermasalah dan monitoring kesehatan
tanaman. Data yang diperoleh dapat membantu petani atau perusahaan
perkebunan dalam mengidentifikasi permasalahan tanaman secara dini
dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengatasi masalah
tersebut.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit: Drone dapat digunakan untuk
pengendalian hama dan penyakit secara efektif dan akurat. Dengan
memantau area perkebunan secara berkala, petani atau perusahaan
perkebunan dapat mengidentifikasi infestasi hama dan penyakit secara
cepat dan mengambil tindakan pencegahan atau penanggulangan yang
sesuai.
6. Penyediaan Data: Drone dapat digunakan untuk mengumpulkan data
yang diperlukan dalam sertifikasi petani kelapa sawit swadaya. Data
ini dapat digunakan untuk memperoleh produksi yang lebih maksimal
dan mendukung upaya peningkatan kualitas dan keberlanjutan
pertanian kelapa sawit.
7. Penyediaan Peta dan Informasi: Pemantauan perkebunan kelapa sawit
menggunakan drone dapat menghasilkan peta dan informasi yang
berguna untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas perkebunan.
Peta dan informasi ini dapat digunakan sebagai panduan dalam
perencanaan dan pengambilan keputusan yang lebih baik.
8. Meningkatkan Produktivitas dan Kualitas: Pemanfaatan drone untuk
perkebunan kelapa sawit dapat membantu meningkatkan produktivitas
dan kualitas perkebunan secara keseluruhan. Dengan memanfaatkan
data yang diperoleh dari drone untuk melakukan pemetaan tanaman,
pengendalian hama dan penyakit, serta pemupukan yang tepat sasaran,
petani atau perusahaan perkebunan dapat mengidentifikasi
permasalahan tanaman dan mengambil keputusan yang lebih cerdas
dan tepat untuk meningkatkan hasil panen dan kualitas produk
(Siregar, 2023).
BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan
Penerapan teknologi drone dalam praktik pemupukan pertanian kelapa sawit
membawa dampak yang signifikan dalam meningkatkan efisiensi, akurasi, dan
keberlanjutan dalam manajemen pertanian. Dengan kemampuannya untuk
melakukan pemetaan tanaman, wilayah, dan kondisi lingkungan secara akurat,
drone memberikan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan dalam praktik
pemupukan konvensional. Melalui pemantauan yang terus-menerus dan analisis
data yang mendalam, petani atau perusahaan perkebunan dapat mengidentifikasi
permasalahan tanaman secara dini, mengambil keputusan pemupukan yang lebih
cerdas dan tepat, serta meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen.

Selain itu, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) seperti sensor
IoT, peta status hara tanah sawah, dan perangkat lunak pengolahan data juga
memberikan kontribusi penting dalam mendukung pengambilan keputusan yang
lebih baik dalam praktik pemupukan. Dengan memanfaatkan data yang diperoleh
dari berbagai sumber, petani dapat merencanakan dan melaksanakan pemupukan
yang berimbang, menghindari pemupukan berlebihan yang dapat merugikan
lingkungan, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam seperti air,
pupuk, dan pestisida.

Oleh karena itu, penggunaan teknologi drone dan TIK dalam praktik pemupukan
pertanian kelapa sawit memberikan harapan besar dalam menciptakan sistem
pertanian yang lebih efisien, produktif, dan berkelanjutan di masa depan. Melalui
kolaborasi antara pemerintah, industri pertanian, dan lembaga akademis, serta
investasi dalam infrastruktur digital dan program pendidikan dan pelatihan,
penerapan teknologi ini dapat diperluas dan diintegrasikan secara lebih luas dalam
sektor pertanian, membawa manfaat yang nyata bagi petani, lingkungan, dan
masyarakat secara keseluruhan.
B. Saran
Berikut adalah lima saran untuk memaksimalkan manfaat teknologi drone
dalam praktik pemupukan pertanian kelapa sawit:
1. Peningkatan Akses dan Pelatihan: Memastikan petani memiliki akses
yang memadai terhadap teknologi drone dan pemahaman yang cukup
tentang cara penggunaannya.
2. Kolaborasi dan Kemitraan: Membangun kemitraan antara petani,
penyedia teknologi drone, dan perusahaan perkebunan untuk
memfasilitasi penggunaan teknologi ini secara efektif dan
berkelanjutan.
3. Pengembangan Infrastruktur Digital: Menyediakan dukungan
infrastruktur yang diperlukan untuk penyimpanan dan analisis data
yang dihasilkan oleh teknologi drone.
4. Pengembangan Perangkat Lunak dan Analisis Data: Membangun
platform atau sistem yang memungkinkan petani untuk dengan mudah
mengakses dan menggunakan informasi yang diperoleh untuk
pengambilan keputusan.
5. Inovasi dan Penelitian Lanjutan: Mendorong kerja sama antara sektor
publik dan swasta dalam mendukung riset dan pengembangan
teknologi drone untuk kebutuhan pertanian kelapa sawit.
DAFTAR PUSTAKA

Nina, A. (2023). EFEKTIFITAS DRONE SEBAGAI MEDIA PENGINDERAAN


JAUH UNTUK PEMANTAUAN KESEHATAN TANAMAN. Jurnal
Technopreneur (JTech), 11(2), 50–55.
Santoso, D. W., Hariyanto, K., & Hartini, D. (2023). Pengenalan Pemanfaatan
Drone untuk Penyemprotan pada Kegiatan Pertanian di Kulonprogo. Jurnal
Peradaban Masyarakat, 3(1), 1–4.
Siahaan, M., Tarigan, S. M., Ningsih, T., Simangunsong, S., & Hikmawan, R.
(2021). EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PEMAKAIAN DRONE TIPE
FIXED WING PADA PEMETAAN KEBUN DAN SENSUS POHON
KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq). Jurnal Agro Estate, 5(1), 25–38.
Siregar, M. A. R. (2023). PENGGUNAAN TEKNOLOGI DRONE DALAM
MONITORING DAN PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN.
Uktoro, A. I. (2018). Analisis citra drone untuk monitoring kesehatan tanaman
kelapa sawit. AGROTEKNOSE (Jurnal Teknologi Dan Enjiniring
Pertanian), 8(2).
Wibowo, H. (n.d.). Model Deteksi Pohon Kelapa Sawit dari Citra Drone dengan
Pendekatan Deep Learning. IPB University.

Anda mungkin juga menyukai