Anda di halaman 1dari 32

KELOMPOK 10

• INTAN HANDAYANI : 201741500018


Revolusi
• PUPUT DEVIANA : 201741500039 Hijau
MEMACU PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS PADI SAWAH Revolusi
MELALUI INOVASI TEKNOLOGI
BUDI DAYA SPESIFIK LOKASI
Hijau
DALAM ERA REVOLUSI HIJAU
LESTARI
Revolusi Hijau merupakan sebuah usaha dalam
mengembangkan teknolosi pertanian yang bertujuan untuk
meningkatkan produksi pangan. Revolusi ini dengan kata lain
mengubah pertanian yang sebelumnya menggunakan
teknologi tradisional, menjadi pertanian dengan teknologi
modern
Thomas Robert Malthus

An Essay on the Principles of Population pada


tahun 1789

“Pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur


(1,2,4,8,16,32,64 dan seterusnya) sedangkan hasil
pertanian mengikuti deret hitung (1,3,5,7,9,11,3 dan
seterusya).”

-Thomas Robert Malthus-


Tahap – Tahap Revolusi Hijau Di Dunia

1940 1962
Norman E. Borlaug Rockerfellar Foundation dan Ford
Foundation mendirikan sebuah
"Bapak Revolusi badan penelitian International Rice
Hijau" Research Institute (IRRI)

1960 1963
International Maize and
Mesiko berhasil menjadi Wheat Improvement
negara pengekspor Center (IMWIC)
gandum
Empat pilar Revolusi Hijau

Penerapan
pestisida sesuai
Penyediaan air dengan tingkat
melalui sistem serangan
irigasi organisme
pengganggu

penggunaan
varietas unggul
Pemakaian sebagai bahan
pupuk kimia tanam
secara optimal berkualitas.
Meningkatkan produksi pertanian
Dampak Positif
revolusi hijau Perkembangan industry pertanian

Memenuhi kebutuhan pangan

Kualitas Tanaman Pangan Meningkat

merangsang dinamika ekonomi masyarakat


Terjadinya degradasi lingkungan
Dampak Negatif
revolusi hijau Menurunnya biodiversitas

Munculnya hama yang resisten

Menghabiskan Dana Yang Besar

Tenaga Manusia Digantikan Mesin


Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed.

AGENDA
INFOGRAPHIC Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed.

Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed.

Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed.

Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed.


Perkembangan di indonesia

1969 1987
2002
Bimbingan Pascakrisis
Supra Insus ekonomi
Massal (Bimas)

1980 1995
1969
Panca usaha tani Intensifikasi Pascaswasembada
Khusus Beras
(Insus)
Panca Usaha Tani
Upaya peningkatan produksi pangan terutama
beras telah lama menjadi sebuah kebijakan
nasional. Mulai Pelita I, teknik budi daya padi
sawah di lahan irigasi menggunakan “panca
usaha tani”

5 PANCA USAHA TANI


(1)penggunaan benih unggul,
(2)cara bercocok tanam yang baik
(3)pengaturan air irigasi,
(4)pemupukan, dan
(5)pemberantasan hama dan penyakit
Bimbingan Massal
(BIMAS)
Panca usaha tani yang mendasari
program Bimas dimulai pada tahun 1969

dengan menggunakan varietas introduksi


dari IRRI yaitu IR8 yang merupakan
varietas unggul baru (VUB) hasil
persilangan padi Peta dari Indonesia
dengan Dee-geo-woo-gen dari Taiwan
dengan postur tanaman sedikit lebih
pendek dan potensi hasil 4,5 t/ha (De
Datta 1981).
Intensiikasi Khusus
(INSUS)
Program Bimas di ikuti oleh Insus pada tahun 1980
dengan menerapkan teknologi sapta usaha tani yang
merupakan penyempurnaan dari panca usaha tani

implementasi program intensifikasi yang


didukung oleh inovasi teknologi dan
penyuluhan serta perbaikan infrastruktur
pertanian telah mampu meningkatkan
produksi padi nasional secara meyakinkan,
Puncaknya adalah terwujudnya
sekaligus merupakan implementasi dari swasembada beras pada tahun
revolusi hijau 1984
Supra Insus

Supra Insus yang pendekatannya lebih holistik


dicanangkan pada tahun 1987 dengan 10 jurus
teknologi paket-D

Program Supra Insus didukung berbagai VUB yang


lebih tahan hama dan penyakit, terutama IR64,
sehingga mampu kembali meningkatkan produksi
padi sampai menembus 50 juta ton pada tahun
1996, namun dengan laju kenaikan produksi per
tahun lebih rendah dari sebelumnya.
Pascawasembada
Beras
Situasi perberasan nasional berada pada
keadaan kritis sejak 1997 akibat dari krisis
moneter, disertai oleh kemarau panjang.

• produksi padi,jagung,dan kedelai yang masih rendah


disbanding permintaan.
• Produktivitas dari jagung juga turun Efesiensi produksi
menurun
• Badan litbang membuat “Sistem Usaha Tani Padi
Berwawasan Agribisnis”(SUTPA) tahun 1995-1997
• Meliputin verietas unggul baru di Memberamo dan cibodas
serta teknologi hemat tenaga kerja melalui tanam benih
langsung,pemupukan spesifik lokasi dan penggunaan alat
tanam benih langsung
Pasca Krisis Ekonomi
Pada tahun 2002 digulirkan model
Peningkatan Produktivitas Padi
Terpadu (P3T)

Model usaha tani dan paket teknologi serta pola


pengembangannya ditetapkan berdasarkan
karakteristik dan kebutuhan wilayah serta
disesuaikan dengan kebutuhan pasar sehingga
kegiatan pengembangan sistem usaha tani tersebut
diharapkan dapat meningkatkan ketahanan
pangan dan mendorong berkembangnya sistem dan
usaha agribisnis di pedesaan.
MEMBALIK ARUS
TEKNOLOGI BUDIDAYA
PADI : DARI PENDEKATAN
SENTRALISME KE
SPESIFIK LOKASI
PTT merupakan suatu pendekatan agar
PENERAPAN 1 sumber daya tanaman, tanah, dan air dapat
dikelola dengan sebaik-baiknya secara
PENGELOLAN terpadu;

DAYA TERPADU PTT memanfaatkan teknologi pertanian terbaik


2 dengan memperhatikan keterkaitan yang saling
mendukung antarkomponen teknologi
Penerapan pengelolaan
tanaman dan sumber 3 PTT memperhatikan kesesuaian teknologi
dengan lingkungan fisik maupun sosial budaya
daya terpadu (PTT) dan ekonomi petani setempat
padi sawah didasarkan
pada empat prinsip 4 PTT bersifat partisipatif, yang berarti petani
utama yaitu: berperan serta menguji dan memilih teknologi
yang sesuai dengan keadaan setempat dan
kemampuan petani melalui proses
pembelajaran dalam bentuk laboratorium lapang
Komponen Penggunaan Varietas Unggul Baru Spesifik Lokasi
penggunaan varietas unggul bersifat broad adaption berubah

Teknologi menjadi VUB spesifik lokal

PTT Penggunaan Benih Bermutu


Benih bermutu adalah benih dengan tingkat kemurnian dan vigor
Spesifik yang tinggi. Penggunaan benih bermutu bersama-sama dengan
terobosan teknologi efek sinergisme kepada peningkatan hasil
padi sawah
Lokasi
Pemupukan Berdasarkan Kebutuhan Tanaman dan Status
Hara Tanah

Acuan rekomendasi pemupukan P dan K tanaman padi


sawah dapat didasarkan pada uji petak omisi maupun
Peta Status Hara P dan K skala 1 : 50.000
Pengaruh spesifik lokasi pemupukan ini memberikan
peluang untuk meningkatkan hasil per unit pemberian
pupuk, mengurangi kehilangan pupuk, dan meningkatkan
efisiensi agronomi dari pupuk.
Komponen
Teknologi
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman
PTT
Tahapan pelaksanaan pengendalian OPT didasarkan pada
Spesifik pendekatan PHT. Tingkat kerusakan dihitung secara ekonomi,
yaitu besarnya tingkat kerugian atau tingkat ambang tindakan
Lokasi
Penanaman Bibit Muda
Keuntungan teknik tanam pindah menggunakan bibit muda
terletak pada daya toleransinya menghadapi stres akibat
pencabutan bibit di pesemaian, pengangkutan, dan penanaman
kembali dibandingkan dengan bibit yang lebih tua.
Pemberian Bahan Organik
Komponen
System of Rice Intensificaton (SRI) lebih menekankan pada usaha
Teknologi tani organik absolut (absolute organic farming) yang memfokuskan
pada penggunaan pupuk organik untuk memperbaiki kesuburan
PTT tanah dan biopestisida. di mana pupuk organik dan anorganik
digunakan sesuai kebutuhan tanaman dan perbaikan kesuburan
Spesifik tanah

Lokasi Peningkatan Populasi Tanaman


Peningkatan populasi tanaman dapat dilakukan dengan sistem tanam
benih langsung dalam barisan (direct seeding in rows), sistem tanam
legowo 4:1 atau tandur jajar 20 cm x 20 cm. Pada kondisi radiasi
matahari yang rendah, terutama pada musim hujan, yang merupakan
sekitar 65% areal padi di Indonesia, peningkatan populasi tanaman
menjadi sangat penting untuk meningkatkan hasil gabah dan efisiensi
penggunaan pupuk N karena lebih sedikitnya jumlah anakan yang
terbentuk
Lessons learned dari
hasil pengembangan PTT
Pendekatan PTT atau integrated
Penyusunan crop management diperkenalkan
komponen secara besar-besaran sejak tahun
teknologi secara 2002 melalui kampanye di media
partisipatif cetak, radio, dan televisi

Pengalihan fungsi
meningkatkan hasil penyuluhan dari pemerintah
padi sebesar 1 t pusat ke pemerintah daerah
GKG/ha

Kurang dipahaminya Petani kurang menyadari


filosofi PTT oleh para bahwa tidak hanya
petugas lapangan keuntungan ekonomi yang
diperoleh
Lintasan Teknologi
BudiDaya Padi Dalam
Era Revolusi Hijau
Lestari

LOREM IPSUM
DOLOR SIT AMET
LOREM IPSUM DOLOR SIT AMET, LOREM IPSUM DOLOR SIT AMET,
CU USU AGAM INTEGRE IMPEDIT. CU USU AGAM INTEGRE IMPEDIT.
Revolusi hijau lestari (evergreen revolution), yang
diartikan sebagai new green revolution revolusi hijau
lestari yang menekankan pada peningkatan
produktivitas tanaman tanpa merusak ekologi dan
sosial masyarakat.

Dalam hal ini, beberapa pendekatan


• pertanian organik (organic
agriculture),
• pertanian ekologi (eco-agriculture),
• pertanian hijau (green agriculture),
• sampai ke kombinasi pertanian
tradisional dan modern untuk dapat
mentransformasi revolusi hijau
menjadi revolusi hijau lestari
PERILAKU PETANI ALUMNI
SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN Revolusi
HAMA TERPADU DALAM BUDIDAYA
TANAMAN SEHAT PADA
Hijau
SEKELOMPOK TANI KOTA BANJAR
Refolusi hijau adalah upaya
peningkatan produksi pangan Strategi yang
dan peningkatannya efektif untuk
Terdiri dari penggunaan bibit mengimplement
hibrida pestisida dan pupuk
asikan cara
kimia
pengendalian
Anggapan itu membuat petani hama berbasis
kurang kreatif sehingga petani ekologi dengan
ketergantungan terhadap bibit cara mengikut
hibrida, pestida dan pupuk sertakan petani
kimia
pada program
Tujuan revolusi hijau membuat Sekolah
petani mengimplementasikan Lapangan
secara benar penggunaan bibit Pengendalian
hibrida pestisida dan pupuk Terpadu SLPHT
kimia
Gambaran Perilaku Petani Alumni
SLPHT

1. Olah tanah Petani pemilik


dan penggarap lahan
selalu melakukan kegiatan
olah tanah sebelum
tanam, agar tanah gembur. 2. Pemilihan Bibit
Olah tanah dilakukan Pengalaman serta
dengan menyemprot
keunggulan
rumput dengan herbisida
dan mencangkul tanah menggunakan bibit F1
menggunakan alat berat. dari hasil beli menjadi
Dan aplikasi Trichoderma dasar pemilihan petani
sebelum tanam bergantung pada bibit
merupakan wujud
F1 tersebut,
penerimaan petani dan
kemauan petani dalam
mengadopsi teknologi
ramah lingkungan di lahan
pertaniannya.
Pemeliharaan Tanaman

Penggunaan
Pengamatan Pemanfaatan
Pestisida di
pada predator atau
agen hayati Lingkungan
tanaman Pertanian

Pengamatan yang dilakukan Hasil penelitian yang telah secara keseluruhan petani
petani masih mengandalkan dipaparkan menunjukkan masih belum bisa
pengetahuan seadanya dan bahwasanya petani informan meninggalkan pestisida
memerlukan perbaikan masih perlu mengetahui jenis- seratus persen walaupun
sehingga konsep Pengendalian
jenis predator atau agen hayati mereka mengetahui dan
Hama Terpadu (PHT) bisa
diterapkan dengan benar oleh sebagai musuh alami yang mengalami hal negatif yang
petani membantu dalam mengendalikan diakibatkan oleh pestisida.
serangan hama.
Konsep Pemberdayaan
Petani Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan

1. Jalinan Komunikasi Petani


Komunikasi yang dijalin oleh petani meliputi
antar petani, Petugas Penyuluh Lapangan
(PPL), dan Pengamat Hama dan Penyakit.
Petani Kelurahan Landasan Ulin Utara
menjalin komunikasi dengan petani lainnya
melalui kelompok.
2. Implementasi Program Pemberdayaan Petani
yang telah dilaksanakan di
Kelurahan Landasan Ulin Utara
Kegiatan SLPHT mayoritas diikuti oleh petani
yang sudah tua sehingga daya ingat terhadap
materi minim dan perlunya pemerataan umur dan
minat petani untuk menerapkan hasil
pembelajaran.
3. Kemauan Petani Alumni SLPHT terhadap Pemberdayaan Petani di KelurahanLandasan Ulin
Utara
Kemauan petani merupakan aspek terakhir sebagai bangunan konsep pemberdayaan petani.
Keseimbangan intervensi teknologi sangat diharapkan petani seperti pengetahuan tentang teknologi
ramah lingkungan. Penggunaan pamflet agar petani mendapatkan materi yang lebih mengandalkan
pemanfaatan sumber daya yang tersedia.
ThankYou

Anda mungkin juga menyukai