Anda di halaman 1dari 16

Tugas Manajemen Agribisnis

Proposal Usaha Tani Budidaya Buncis Kenya (Phaseolus vulgaris L)


Dosen Pengampu :1. Dr. Ananti Yekti, SP, MP
2. Ir. Rika Nalinda, MP
Asisten Dosen :1. Dr. Sawitri Munambar, SP, MP
2. Bayu Wijaya, SP, M.Ec.Dev
Instruktur :Sumarjono, SP

Di Susun Oleh :
Nama : Insan Anugerah (16)
Kelas : Agribisnis Hortikultura 2
Semester :2

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PRTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA – MAGELANG
JURUSAN PERTANIAN
2019-2020
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bisnis sayuran menghadapi tantangan terbukanya arus informasi. Tantangan
mendorong semakin berkembangnya produk impor dengan meningkatnya selera
konsumen, baik domestik maupun global (Yuniarto 2014). Pada era globalisasi ekonomi
seperti Asean Free Trade Area (AFTA) dan Asia Pacific Economic Cooperation
(APEC), sebagian pasar domestik Indonesia saat ini telah didominasi oleh produk
sayuran impor dengan kualitas, cara pengemasan, diversifikasi produk, dan penampilan
yang lebih baik serta harga yang bersaing dengan produk domestik. Selain itu,
terbukanya arus informasi mendatangkan benih dari luar negeri (impor) semakin
membuat petani sayuran dalam negeri semakin berkembang untuk berusahatani pada
komoditas yang mampu bersaing secara domestik dan global.
Petani sayuran komersial melakukan pergeseran atau realokasi sumberdaya dari
pengusahaan komoditas sayuran bernilai rendah ke komoditas sayuran bernilai ekonomi
tinggi (Natawidjaja 2007). Hal ini terjadi karena para petani sayuran mulai merespon
perubahan permintaan dan minat masyarakat terhadap komoditas sayuran. Perubahan ini
sejalan dengan meningkatnya tingkat konsumsi dan pendapatan masyarakat.
Meningkatnya pendapatan masyarakat dapat merubah pola konsumsi dari masyarakat
tersebut. Beberapa komoditas sayuran bernilai ekonomi tinggi yang berkembang adalah
salanova, tomat momotaro, butternut squash, horenso, lobak korea, asparagus, kale,
zucchini, okra, paprika, kacang edamame, buncis kenya, dan timun jepang.
Buncis kenya adalah salah satu sayuran bernilai ekonomi tinggi yang berkembang.
Buncis kenya berasal dari Kenya, Afrika. Spesifikasi buncis kenya memiliki panjang 10
hingga 13 cm, diameter 0.3 hingga 0.5 cm, tinggi 30 hingga 50 cm, bentuk buah lurus
dengan bagian ujung membulat, polong buah bulat sampai agak lebar dan berwarna hijau
tua. Rata-rata jumlah polong basah per tanaman sebanyak 15.12 buah dengan rata-rata
bobot 74.47 gram selama 40 hari setelah tanam (Rahayu dan Sumpena 2015). Jumlah
polong buncis merupakan variabel untuk menentukan kemampuan tanaman buncis dalam
berproduksi pada lingkungan tumbuhnya. Sementara bobot polong merupakan variabel
untuk menentukan hasil produksi yang diperoleh sehingga menghasilkan produktivitas.
Karakter dari tanaman buncis kenya dapat dipanen dalam waktu singkat sehingga lahan
yang ada dapat digunakan berkali-kali, menghasilkan atau panen berkalikali.
Buncis kenya memiliki perbedaan dengan buncis lokal. Buncis kenya diartikan
sebagai buncis varietas baru dengan tipe pertumbuhan tegak (Waluyo dan Djuariah
2013). Buncis lokal diartikan sebagai buncis yang umum atau lazim ditanam dengan tipe
pertumbuhan merambat. Tipe buncis merambat dapat mencapai panjang tiga meter,
membutuhkan lanjaran atau turus karena tanaman mudah rebah, dan dipanen umur 60
hari setelah tanam. Sementara tipe buncis tegak dapat tumbuh tidak lebih dari 60 cm,
tidak memerlukan lanjaran atau turus, dan dipanen umur 45 hingga 50 hari setelah
tanam.
Buncis memiliki prospek pasar yang baik. Berdasarkan data ekspor bulan Januari
hingga Maret 2017, ekspor sayuran buncis menempati urutan tertinggi kedua untuk
ekspor sayuran tahun 2017 (Hendriadi 2017). Sementara pada tahun 2016, ekspor buncis
kenya lebih tinggi dibandingkan paprika sebagai komoditas sayuran bernilai ekonomi
tinggi. Nilai ekspor pada buncis kenya sebesar 1 435 005 US$ sedangkan paprika sebesar
97 671.06 US$ (BPS 2017). Hal ini menandakan bahwa buncis kenya sebagai komoditas
sayuran bernilai ekonomi tinggi memiliki prospek pasar yang baik, pada pasar ekspor
maupun domestik. Sayuran tersebut di ekspor ke negara Taiwan, Malaysia, Singapura,
Thailand dan Belanda dengan kepercayaan yang baik dari konsumen di negara tujuan.
Sementara pasar domestik yang dituju adalah supermarket atau hypermart, restoran, dan
industri makanan.

B. Tentang Usaha
1. Nama Usaha
Budidaya Buncis Kenya (Phaseolus vulgaris L)
2. Logo

KARYA
3. TANI
Visi Usaha
Terwujudnya Penyedian Hasil Tanaman Hortikultura Berkulaitas Ekspor.
4. Misi Usaha
a. Mengayomi Masyarakat Untuk Belajar Budidaya Tanaman Hortikultura
b. Menerapkan Teknik Budidaya Modern yang memanfaatkan Inovasi dan
Tekologi Digital
c. Meningkatkan Produksi Dan Ketersediaan Bahan Mentah Hasil Tanaman
Hortikultura
5. Tujuan
Menghasilkan Bahan/Produk Hasil Tanaman Hortikultura Yang Berkualitas Ekspor
Membantu Pemerintah Dalam Penyedian Bahan Mentah Hasil Tanaman Hortikultura
BAB II
GAMBARAN USAHA

A. Kegiatan Produksi
Metode yang digunakan dalam usaha tani ini terbagi atas 3 tahap, yaitu persiapan,
pelaksanaan program dan evaluasi
1. Persiapan
a. Persiapan Bahan dan Alat
Budidaya buncis tersebut membutuhkan bahan bahan utama antara lain adalah
Benih, pupuk kandang atau pupuk kompos, pestisida organik yang terbuat dari
empon empon, pupuk susulan organik, plastik wrap, sterofoam, kardus,mulsa. Alat
yang digunakan pada budidaya tersebut antara lain adalah cangkul, alat pelubang
mulsa, alat pengikat mulsa, bambu, paranet, gembor, sprayer, penggaris, krat,
penggunting,
b. Persiapan Tempat
Buncis merupakan salah satu komoditi sayuran yang dapat tumbuh maksimal
pada daerah dataran tinggi daerah yang cocok untuk penanaman buncis. Dalam
proses penanamanya dilakukan persewaan lahan seluas 10.000 meter2. Persiapan
tempat dilakukan dengan cara mensurvey tempat dengan berbagai pertimbangan.
Pertimbangan tersebut antara lain seperti letak tempat penanaman dengan sumber
mata air, letak tempat dengan pusat kota ataupun jalan raya.
2. Pelaksanaan Program
Dalam prosses pelaksanaan program ada beberapa tahapan yang harus
dipersiapkan antara lain
a. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan sangat penting dalam pembudidayaan tanaman buncis
varietas perancis. Lahan yang gembur dan terbebas dari gulma akan menunjang
pertumbuhan tanaman tersebut. Gulma yang terlalu banyak akan menyebabkan
persaingan perebutan unsur hara atau makanan antara tanaman utama dan gulma
tersebut. Tujuan dari pengolahan lahan antara. Tanah yang sudah diolah kemudian
dicampur dengan pupuk kandang atau pupuk Bokashi.Bokashi berasal dari bahasa
jepang atau gradation dalam bahasa inggris, yang berarti perubahan secara
bertahap. Tanah yang sudah tandus dan miskin unsur hara karena terkuras oleh
tanaman atau akibat penggunaan pupuk kimia yang terus menerus dapat dipulihkan
secara bertahap denga pupuk organik, oleh karena itu pupuk ini disebut pupuk
Bokashi.
b. Penanaman Tanaman
Buncis adalah salah satu tanaman yang bisa ditanam tanpa melewati proses
persemaian. Penanaman pada buncis dilakukan dengan cara menebar benih
kedalam setiap lubang tanam. Jumlah benih yang ditaburkan disetiap lubang tanam
antara 4-5 benih.
c. Perawatan Tanaman
Pemeliharaan pada tanaman Buncis tersebut antara lain
1) Penyiraman
Air yang diberikan alam sangat bervariasi dan seringkali tidak sesuai
dengan kebutuhan tanaman. Untuk itu, diperlukan pengaturan pengairan.
Biasanya pengairan dilakukan bila penanamannya dilakukan pada musim
kemarau, yaitu pada umur 1-15 hari. Pelaksanaannya dilakukan 2 kali
sehari, setiap pagi dan sore. Bila penanamannya dilakukan pada musim
hujan, yang perlu diperhatikan adalah masalah pembuangan airnya.
Kelebihan air dapat disalurkan melalui parit-parit yang telah dibuat di
antara bedengan atau guludan.
2) Pemupukan
Tindakan pemupukan pada tanaman buncis perlu dilakukan dengan
alasan hara tanaman yang disediakan oleh tanaman dalam jumlah yang
terbatas. Sewaktu-waktu zat hara akan berkurang karena tercuci kadalm
lapisan tanah, terbawa erosi bersama larutan tanah, hilang melalui proses
evaporasi (penguapan), dan diserap oleh tanaman. Apabila keadaan
tersebut dibiarkan terus menerus tanpa adanya perbaikan, maka makin
lama persediaan hara dalam tanah makin berkurang sehingga tanaman
tumbuhnya merana. Untuk mencukupi kebutuhan hara tersebut, perlu
tambahan dari luar melalui pemupukan. Diharapkan dengan pemupukan
akan mengembalikan dan meningkatkan kandungan hara dalam tanah,
sehingga tanaman akan tumbuh subur dan produksinya akan melimpah.
Pemupukan ini dapat dilakukan pada umur 14-21 hari setelah tanam.
Pupuk yang diberikan hanyalah Urea sebanyak 200 kg/ha.
3) Penanggulangan Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman Buncis (Phaseolus
vulgaris L) menggunakan pestisida bahan kimia dan pestisida yang
terbuat dari bahan-bahan alami seperti biji bengkuang. Pembuatan
pestisida organik tersebut yaitu biji bengkuang dimasukkan ke dalam
ember kemudian dituangkan air panas sedikit demi sedikit sampai air
panas di dalam ember meresap ke dalam biji bengkuang tersebut.Tutup
ember yang berisi biji bengkuang dan air panas.Tuangkan air secara terus
menerus sampai biji bengkuang lunak.Biji yang sudah lunak kemudian
diamkan selama 2 sampai 3 hari. Biji Bengkoang yang sudah didiamkan
selama 3 hari tadi kemudian diblender dengan air kelapa. Hasil blenderan
tersebut disaring menggunakan saringan untuk diambil airnya.
d. Panen
Tanaman pada umur 50 hari akan mengeluarkan bunga bunga berwarna merah
jambu selang satu minggu dari bunga tersebut akan muncul bakal polong buncis.
Pemanenan buncis dilakukan 6 kali masa panen.Jarak antar setiap masa panen pada
tanaman buncis antara 2 – 3 hari. Pemanenan pada tanaman buncis digolongkan
menjadi dua golongan yaitu golongan Grade A dan Grade B. Buncis grade A
adalah polong buncis yang memiliki ukuran antara 10 – 14 cm . Buncis grade B
adalah polong buncis dengan ukuran lebih dari 14 cm.

e. Pasca Panen
Tanaman Buncis yang sudah dipanen dari lahan harus melewati beberapa
proses pasca panen untuk menjaga agar produk tetap baik, kesegaran terjaga, dan
kualitasnya tetap baik. Penanganan pasca panen pada buncis antara lain
1) Sortasi
Sortasi pada tanaman buncis dilakukan untuk memisahkan antara
polong buncis yang masih sehat dengan buncis yang sudah tidak
sehat.Umumnya tanaman polong buncis yang sehat ukurannya besar dan
lurus.
2) Pencucian
Pencucian pada tanaman buncis dilakukan untuk membersihkan
polong buncis dari kotoran yang menempel. Sehingga ketika buncis
sampai ditangan konsumen sudah dalam keadaan bersih dan segar.
3) Gradding
Gradding pada tanaman buncis yaitu mengelompokkan polong buncis
menjadi 2 golongan yaitu Grade A dan Grade B. Polong buncis grade A
adalah polong yang memiliki panjang berkisar 10 -14 cm. Polong buncis
yang termasuk dalam grade B adalah mempunyai ukuran polong
sepanjang lebih dari 14 cm. Umumnya buncis grade A adalah buncis yang
sangat diminati dipasaran.
4) Pengemasan
Pengemasan buncis menggunakan kemasan yang berbahan plastik
polietilen, yang diterapkan pengemasan vakum pada plastik kemasan.
Pengemas vakum juga dapat menjadikan produk yang dikemas aman dari
kerusakan biologis, lebih tahan lama, dan tetap fresh. Pengemasan selain
menggunakan plastik polietilen juga menggunakan sterofoam yang atas
nya dikemas dengan menggunakan plastik wrap.
f. Pemasaran
Segmentasi pasar pada tanaman buncis ini adalah konsumen kelas menengah
keatas sehingga dalam penjualannya buncis perancis ini akan dipasarkan kedalam
supermarket supermarket di Indonesia. Peluang buncis untuk memasuki
supermarket di Indonesia sangat tinggi dikarenakan tingginya permintaan akan
sayuran buncis untuk dikonsumsi setiap hari Pemasaran sayuran buncis dikemas
dengan standar internasional yang terjamin kerapian, kebersihan, dan dikirim
dalam keadaan masih segar.pasar modern menjadi target utama pemasaran seperti
supermarket, mall bahkan mengincar pasar internasional atau ekspor.
3. Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilaksanakan ketika setiap unit kegiatan usaha selesai
dikerjakan dengan membahas secara keseluruhan hasil kegiatan.
BAB III
MENAJEMEN USAHA
A. Rencana Pengorganisasian

Ketua Pelaksana
Insan Anugerah

K.Pemasaran K.Keuangan K.Produksi K.Oprasional

Destia Aviani Afriana C. Arif Rizki Aziz Rizqullah

1. Informasi tentang Partner


Dalam sebuah usaha tentunya tidak dapat berjalan lancar tanpa partner,karena
partner adalah salah satu dari pengembangan pendistribusian dalam
usaha tersebut.maka dari itu dalam perusahaan genting ini kami mencari partner yang
kami anggap cocok,bisa di percaya untuk pengembangan usaha kami dan tentunya
menguntungkan.Partner yang biasa kami pilih yaitu supermarket atau hypermart,
restoran, dan industri makanan.
2. Uraian tentang Kekusaan
Masing-masing bagian telah memiliki kekuasaan dan tanggung jawab terhadap
jadwal kegiatan yang telah di tentukan perusahaan,sehingga tidak akan terjadi
bentrokkan atau kekacauan dari bagian yang satu dengan bagian yang lainnya.
3. Latar belakang Anggota Tim Manajemen
Tenaga kerja adalah suatu komponen pada unit usaha tertentu yang merupakan
penggerak dari seluruh unit kegiatan karyawan di usaha ini. Disiplin, tanggung jawab
dan kerja sama sangat dianjurkan pada semua karyawan demi terciptanya etos kerja
yang tinggi.Anggota atau karyawan dari usaha budidaya buncis ini jelas diketahui apa
kelebihan dan kekurangan masing – masing, sehingga kecil kemungkinan terjadi
ketidak profesionalan atau kesalahan kerja.Sebagai menejer tentunya memiliki
keahlian yang memadai guna kelancaran dan kemajuan bisnis suatu perusahaan.

4. Peranan dan Tanggungjawab personalia


Masing-masing personalia memiliki tanggungjawab sendiri, yaitu sebagai berikut:
a. Manager berperan dalam memimpin dan memenej para karyawan dalam
perusahaan untuk memajukan usaha.manager juga bertanggung jawab atas maju
mundurnya perusahaan.
b. Karyawan bertugas melaksanakan perintah pimpinan atau atasan  sekaligus
memberi masukan tentang bagaimana cara yang lebih baik untuk memajukan
perusahaan.

B. Rencana Permodalan
Perhitungan biaya dan pendapatan usaha tani Buncis didasarkan pada asumsi-
asumsi(anggapan) sebagai berikut:
1) Tanaman Buncis yang ditanam varietas Gypsy(tipe Merambat)
2) Keadaan agroklimat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman buncis
3) Kebun penanaman buncis seluas 1 Ha
4) Sumber air dilokasi kebun penanaman buncis cukup
5) System penanaman hanya satu jenis tanaman
6) Teknik budidaya dilakukan dengan system mulsa plastik hitam perak dan
pemeliharaan tanaman dilakukan secara intensif
7) Jarak tanam 40cm x 40cm untuk varietas Gypsy sehingga jumlah tanaman
55.000/Ha
8) Produksi Buncis varietas Gypsy sebanyak 27 ton polong segar(polong
muda) /Ha
9) Masa Investasi selama satu periode produksi (satu musm tanam), yakni
selama 4 bulan
10) Harga jual buncis polong muda 1.300,00/kg
11) Tingkat kerusakan tanaman diperkirakan 10%
12) Tenaga kerja diperhitungkan dalam Satuan Hari Kerja Setara Pria(HKSP)
dimana dalam 1 HKSP sama dengan 8jam hari kerja
13) Bunga modal diperhitungan sebgai unsur biaya sebesar 2%/bulan
14) Biaya tak terduga diperhitungkan sebesar 10% dari biaya operasional

Jenis Usaha : Budidaya Tanaman Buncis(varietas Gypsy/tipe


merambat)
Lama Usaha : Satu periode produksi(satu musim tanam), yakni 4 bulan
Sumber modal : Biaya sendiri
1. Modal Usaha Tani
Perhitungan Analisis modal usaha tani kacang buncis adalah sebagai berikut:
No Uraian Jumlah
1 Sewa tanah 1 Ha permusim tanam Rp 800.000,00
2 Base Camp ukuran 5m x 5m
a) Bambu 15 btg @ Rp 4.000 Rp 60.000,00
b) Dinding bambu 5x1,75m 8ptg @ Rp
18.000,00 Rp 148.000,00
c) Paku 3,5kg @ Rp 5.000,00 Rp 17.500,00
d) Tali 15m @ Rp 600,00 Rp 9.000,00
e) Genteng 950 buah @ Rp 300,00 Rp 285.000,00
f) Tenaga kerja 10 HKSP @Rp 9.000,00 Rp 90.000,00
3 Peralatan
a) Tangki Semprot 2 buah @ Rp 130.000,00 Rp 260.000,00
b) Cangkul 5 buah @ Rp 13.500,00 Rp 67.500,00
c) Sabit 5 buah @ Rp4.500,00 Rp 22.500,00
d) Keranjang 5 buah @ Rp 5.000,00 Rp 25.000,00
e) Gembor 3 buah @ Rp 5.000,00 Rp 15.000,00
f) Ember Plastik 4 buah@ Rp 5.000,00 Rp 20.000,00
g) Alat Pelubang Mulsa 2 buah @ Rp 11.000,00 Rp 22.000,00
h) Gunting Pangkas 2 buah @ Rp 15.000,00 Rp 30.000,00
4 Benih 14,5 kg @ Rp 40.000 Rp 580.000,00
5 Pupuk:
a) Pupuk kandang 25 ton @ Rp 35.000,00 Rp 875.000,00
b) Urea 82,5 kg @ Rp 1.250,00 Rp 103.125,00
c) Sp-36 140kg @ Rp 1.800,00 Rp 252.000,00
d) Kcl 180 kg @ Rp 2.500,00 Rp 450.00,00
e) Pupuk daun Fosfo N 1,5 liter @ Rp Rp 57.000,00
38.000,00
6 Obat-obatan:
a) Insektisida Curacron 500 EC 6 liter @ Rp
156.000,00 Rp 936.000,00
b) Fungisida Antracol 6 kg @ Rp 60.000,00 Rp 360.000,00
c) Furadan 3 G 30 Kg @Rp 8.000,00 Rp 240.000,00
7 Tenaga Kerja:
a) Pengelohan tanah I, pembajakan dengan Rp 200.000,00
traktor
b) Pengolahan tanah II, pencangkulan 71 HKSP Rp 639.000,00
@ Rp 9.000,00
c) Pengolahan tanah III, pembentukan bedengan
dan parit 100 HKSP @ Rp 9.000,00 Rp 900.000,00
d) Pengapuran tanah 18 HKSP @ Rp 9.000,00 Rp 162.000,00
e) Pemupukan dasar 15 HKSP @ Rp 9.000,00 Rp 135.000,00
f) Perapian Bedengan 30 HKSP @ Rp 9.000,00 Rp 270.000,00
g) Pemasangan mulsa plastik HKSP @ Rp
9.000,00 Rp 405.000,00
h) Pelubangan mulsa plastik dan penanaman
HKSP @ Rp 9.000,00 Rp 252.000,00
i) Pemasangan Ajir 37 HKSP @ Rp 9.000,00 Rp 333.000,00
j) Penyiangan 90 HKSP @ Rp 9.000,00 Rp 810.000,00
k) Penyemprotan Pupuk daun 16 HKSP @ Rp
9.000,00 Rp 144.000,00
l) Penyemprotan pestisida 96 HKSP @ Rp
9.000,00 Rp 846.000,00
m) Pemangkasan Pucuk daun 32 HKSP @ Rp
9.000,00 Rp 288.000,00
n) Panen dan angkut 128 HKSP @ Rp 9.000,00 Rp 1.152.000,00
8 Lain-lain:
a) Mulsa Plastik hitam perak 10 rol @ Rp
250.000,00 Rp 2.500.000,00
b) Ajir bambu 55.000 buah @ Rp 75,00 Rp 4.125.000,00
c) Tali rapiah 5 bal @ Rp 6.500,00 Rp 32.500
d) Biaya tak terduga 10% Rp 1.890.687,00
Jumlah Total Rp 20.797.562,00

2. Analisis Biaya Usaha Tani


Perhitungan analisis biaya usaha tani tanaman buncis adalah sebagai berikut:
No Uraian Jumlah
1. Sewa tanah 1 Ha selama 4 bulan Rp 800.000,00
2. Nilai penyusutan base camp per 4 bulan Rp 50.791,00
3. Nilai penyusutan tangki semprot per 4 bulan Rp 14.500,00
4. Nilai penyusutan cangkul per 4 bulan Rp 11.250,00
5. Nilai penyusutan sabit per 4 bulan Rp 4.000,00
6. Nilai penyusutan keranjang per 4 bulan Rp 4.000,00
7. Nilai penyusutan gembor per 4 bulan Rp 2.500,00
8. Nilai penyusutan ember per 4 bulan Rp 3.500,00
9 Nilai Penyusun alat pelubang mulsa per 4 bulan Rp 3.600,00
10. Nilai penyusutan gunting pangkas Rp 5.000,00
11. Nilai penyusutan ajir (3 kali pakai) Rp 1.375.000,00
12. Nilai penyusutan mulsa plastik (2 kali pakai) Rp 1.250.000,00
13. Benih 14,5kg Rp 580.000,00
14. Pupuk Rp 1.737.125,00
15. Obat-obatan Rp 1.536.000,00
16. Tenaga kerja Rp 6.554.000,00
17. Tali raffia 5 bal Rp 32.500,00
18. Biaya tak terduga 10% Rp 1.890.687,00
19. Bunga modal 4 bulan 8% Rp 1.663.805,00
Jumlah Total Rp 17.489.008,00

3. Analisisis Pendapatan dan Keuntungan Usaha Tani


Perhitungan analisis pendapatan dan keuntungan usaha tani tanaman buncis tipe
merambat ada;lah sebagai berikut:
1) Pendapatan Usaha Tani:
27.000 kg x Rp 1.300,00 = Rp 35.100.000,00
2) Biaya usaha tani = Rp 17.489.008,00–
Keuntungan usaha tani = Rp 17.610.992,00

4. Analisis Titik Impas Pulang Modal (BEP)


Perhitungan analisis titik impas pulang modal (BEP) usaha tani tanaman buncis
tipe merambat adalah sebgai berikut:
1) BEP Volume Produksi
BEP Volume Produksi = Total biaya Produksi
Harga ditingkat petani
= 17.489.008,00
1.300,00
= 13.453 kg
Hasil ini menunjukan bahwa pada saat diperoleh produksi sebesar 13. 453 kg.
usaha tani tanaman buncis tidak menghasilkan keuntungan dan tidak megalami
kerugian.
2) BEP Harga Produksi
Bep harga produksi = Total biaya produksi
Total produksi
= Rp 17.489.008,00
27.000 kg
= Rp 648,00

Hasil ini menunjukan bahwa pada saat harga buncis ditingkat petani sebesar
Rp 648,00 maka usaha tani buncis tidak mengalami keuntungan dan tidak
mengalami kerugian.
5. Analisis Kelayakan Usaha Tani (B/C Ratio)
Analisis kelayakan usaha tani atau Benefit Cost Ratio (B/C ratio) biasa digunakan
dalam analisis usaha tani, yaitu perbandingan antara total pendapatan dan total biaya
yang dikeluarkan.
B/C ratio = Total pendapatan
Biaya produksi
= 35.100.000
17.489.008
= 2,00
Nilai B/C ratio sebesar 2,00 menunjukan bahwa biaya yang dikeluarkan
sebesar Rp 17.489.008,00 akan diperoleh penerimaan sebesar 2,00 kali dari biaya
yang digunakan. Dengan kata lain, hasil penjulan buncis mencapai 200% dari modal
yang digunakan. B/c ratio lebih besar pada 1 usaha tani layak.

6. Analisis Tingkat Efisiensi Penggunaan Modal (ROI)


Analisis tingkat efisiensi penggunaan modal atau return of investment (ROI)
adalah analisis untuk mengetahui keuntungan usaha berkaitan dengan modal yang
telah dikeluarkan.
ROI = Keuntungan usaha tani x 100%
Modal usaha tani
= 17.610.992
20,797.562
= 84,67%
Nilai ROI sebesar 84,67% menggambarkan bahwa dari Rp 100,00 nmodal
yang digunakan akan diperoleh keuntungan sebesar Rp 84,67. Nilai ROI yang tinggi
menunjukan bahwa usaha tani tanaman buncis tersebut telah efisisen.

B. Jadwal Kegiatan
No Nama Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
Bahan dan
Alat
2. Persiapan
Tempat
3. Pengolahan
Lahan
4. Penanaman
5. Perawatan
6. Pemanenan
7. Penanganan
Pasca Panen
8. Pemasaran
9. Evaluasi

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Demikian proposal ini saya susun dengan harapan permohonan permodalan usaha
yang saya ajukan dapat di kabulkan. Pembuatan proposal ini bertujuan untuk
memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan tentang peluang dalam dunia usaha.
Dari pendirian usaha ini,saya menyimpulkan bahwa adanya usaha ini karena kebutuhan
masyarakat  dan permintaan pasar yang sangat mendukung perkembangan usaha ini.
Saya menyadari bahwa tiada yang sempurna di dunia ini kecuali yang
Maha Kuasa.Dalam pembuatan proposal ini tentunya masih banyak kekurangan,untuk
itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna lebih baiknya
penyusunan proposal yang selanjutnya.
Akhir dari penulisan proposal ini saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah ikut serta berpartisipasi dalam penyusunan proposal “Budidaya Tanaman
Buncis ((Phaseolus vulgaris L)”.
B. Saran
Agar pelaksanaan suatu usaha dapat berjalan lancar,maka saya mempunyai
beberapa saran,antara lain:

1. Percaya dan yakin bahwa usaha bisa di laksanakan


2. Pandai berkomunikasi
3. Mempunyai etos kerja yang tinggi
4. Mau mendengarkan kritik dan saran dari orang lain
5. Tidak mudah putus asa
6. Mampu menghasilkan produk yang berkualitas
7. Disiplin,bertanggung jawab,kreatif dan inovatif

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik.2017. Volume ekspor buncis di Indonesia tahun 2016
[Internet]. [diunduh pada 16 Maret 2020]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id
Hendriadi A. 2017. Ekspor Buah, Sayuran dan Bunga RI Tembus 29 Negara
[komunikasi singkat]. Detik Finance. [diunduh 16 Maret 2020]. Tersedia pada:
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3451971/eksporbuah-sayuran-
dan-bunga-ri-tembus-29-negara
Natawidjaja RS. 2007. Pengembangan Komoditas Bernilai Tinggi (High Value
Commodity) untuk Meningkatkan Pendapatan Petani. Hal.17-28.
Rahayu A, Sumpena U. 2015. Perbandingan Hasil Produksi Beberapa Galur Tanaman
Buncis Tegak (Phaseolus vulgaris L.) Hasil Introduksi dengan Varietas Balitsa
1 dan 2. Bandung (ID): Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
Waluyo N, Djuariah D. 2013. Varietas-varietas Buncis (Phaseolus vulgaris L.). IPTEK
Tanaman Sayuran. Vol. 2(11): 1-9.
Yuniarto PR. 2014. Masalah globalisasi di Indonesia: antara kepentingan, kebijakan, dan
tantangan. Jurnal Kajian Wilayah. [diunduh 16 Maret 2020]; 5(1): 67-95.
Tersedia pada: https://id.scribd.com/document/358112930/124-323-1-SM

Anda mungkin juga menyukai