LAPORAN PRAKTIKUM
I. IDENTITAS
V. HASIL PENGAMATAN
VI. PEMBAHASAN
Dalam melakukan perbanyakan EM (Effective Mikroorganisme) dibantu
oleh beberapa bahan bahan yang mempunyai fungsi khusus masing masing.
Molase atau tetes tebu berperan sebagai penyedia glukosa yang menjadi
sumber makanan bagi mikroorganisme agar dapat berkembang dengan baik.
Bekatul berfungsi sebagai penyedia sumber vitamin dan protein yang
menunjang pertumbuhan mikroorganisme yaitu sebagai sumber makanan
untuk mikroorganisme juga. Cairan EM berfungsi sebagai penyedia mikroba.
Air berfungsi sebagai pelarut bahan bahan padat.
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan ciri ciri dari EM yang
dihasilkan adalah bau segar dan cairan berwarna kuning kecoklatan. Dari ciri
ciri tersebut membuktikan bahwa EM sudah siap untuk disimpan dan
digunakan. Selanjutnya EM yang sudah siap disimpan pada botol yang ditutup
rapat dan pada kemasan yang tidak tembus dengan cahaya.
Kelebihan dari pembuatan EM secara sederhana antara lain adalah
penggunaan bahan bahan dan biaya pembuatan yang relatif lebih murah,
prosedur lebih mudah dilakukan, dan bahan baku yang digunakan mudah
didapat. Kekurangannya adalah proses pembuatan relatif lebih lama.
Cara pembuatan bokashi atau pupuk organik dengan EM antara lain :
1. Bahan bokashi yang telah disiapkan disiram larutan EM4. Pencampuran
dilakukan perlahan dan merata hingga kandungan air -+ 30-40%.
Kandungan air yang diinginkan diuji dengan menggenggam bahan,
ditandai dengan tidak menetesnya air bila bahan digenggam dan akan
mekar bila genggaman dilepaskan.
2. Bahan yang telah dicampur diletakkan diatas tempat yang kering atau
dapat juga dimasukkan kedalam ember atau karung. Bila diletakkan
dilantai, bahan sebaikknya ditumpuk secara teratur. Tumpukan bahan
umumnya setinggi 15-20 cm, tetapi dapat juga hingga 1,5 m. setelah itu
tumpukan bahan ditutup dengan karung goni atau terpal.
3. Suhu tumpukan dipertahankan antara 40-50 0C. untuk mengontrolnya,
setiap 5 jam sekali (minimal sekali sehari) suhunya diukur. Apabila
suhunya tinggi, bahan tersebut dibalik didiamkan sebentar agar suhunya
turun, lalu ditutup kembali. Demikian seterusnya.
4. Proses merlangsung 4-7 hari, kecuali untuk bokashi ekpres, fermentasi
berlangsung 24 jam (1 hari). Apabila bahannya mengandung minyak
(seperti minyak kayu putih, nilam, cengkih, ampas kelapa, atau ampas
tahu), proses fermentasi berlangsung lebih lama, sekitar 14-29 hari
karena dibutukan waktu untuk menetralisir minyak tersebut.
5. Setelah bahan menjadi bokashi, karung goni dapat dibuka. Bokashi ini
dicirikan dengan warna hitam, gembur, tidak panas, dan tidak berbau.
Dalam kondisi seperti itu, bokashi telah dapat digunakan sebagai pupuk.
VII. KESIMPULAN
1. Bahan bahan yang digunakan dalam pembuatan EM antara lain adalah
Molase atau tetes tebu sebagai penyedia glukosa yang menjadi sumber
makanan bagi mikroorganisme agar dapat berkembang dengan baik.
Bekatul berfungsi sebagai penyedia sumber vitamin dan protein yang
menunjang pertumbuhan mikroorganisme yaitu sebagai sumber makanan
untuk mikroorganisme juga. Cairan EM berfungsi sebagai penyedia
mikroba. Air berfungsi sebagai pelarut bahan bahan padat..
2. Kelebihan pembuatan EM secara sederhana adalah biaya pembuatan
relatif lebih murah, prosedur lebih mudah, dan bahan baku mudah
didapat. Kekurangannya adalah proses pembuatan relatif lebih lama
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Dyah Siswati N., H. Theodorus, dan P. Wahyu Eko S. 2009. Kajian
Penambahan Effective Microorganisms (EM4) Pada Proses
Dekomposisi Limbah Padat Industri Kertas. Jurnal Buana Sains Vol 9
No 1: 63-68. Diakses Tanggal 11 April 2021
(https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/buanasains/article/download/225/22
6)
Indriani, Hety Yovita.2011.Pembuatan Pupuk Kilat. Penerbit Penebar Swadaya,
Jakarta.
Wididana, G.N. 1994. Application of Effective Microorganism (EM) and Bokashi
on Natural Farming. Bulletin Kyusei Nature Farming 03 (2) : 47-54.