Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN PERTANIAN

BADAN PENYULUHAN DAN PERKEMBANGAN SDM PERTANIAN


POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA MAGELANG
JURUSAN PERTANIAN
Jl. Kusumanegara No. 2 Yogyakarta Telp. (0274) 375528

LAPORAN PRAKTIKUM
I. IDENTITAS

Mata Kuliah : Pertanian Organik


Acara Praktikum : Perbanyakan EM (Effective Microorganisme)
Tujuan : Mahasiswa mampu memahami fungsi dari
bahan-bahan perbanyakan EM
Mahasiswa mampu memperbanyak EM dengan
bahan-bahan yang sederhana dengan prosedur
yang benar
Tempat : Alas, Sumbawa, NTB
Hari, Tanggal : Kamis, 8 April 2021
Nama Mahasiswa : Insan Anugerah
Semester : IV
Dosen Pengampu : Dr. RR. Siti Astuti, SP., M.Sc
Asisten Dosen : Annisa Khoiriyah, S.P., M.Sc.
PLP : Sumanto SST
II. DASAR TEORI
Effective Microorganisms (EM) merupakan kultur campuran dari
mikroorganisme yang menguntungkan bagi petumbuhan tanaman. EM4 yang
dikenal saat ini adalah EM4 yang diaplikasikan sebagai inokulan untuk
meningkatkan keanekaragaman dan populasi mikroorganisme di dalam tanah
dan tanaman, yang selanjutnya dapat meningkatkan kesehatan, pertumbuhan,
kuantitas dan kualitas produksi tanaman. Pencampuran bahan organik seperti
pupuk kandang atau limbah rumah tangga dan limbah pertanian dengan EM4
merupakan pupuk organik yang sangat efektif untuk meningkatkan produksi
pertanian. Campuran ini disamping dapat digunakan sebagai stater
mikroorganisme yang menguntungkan yang ada didalam tanah juga dapat
memberikan respon positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman
(Wididana, 1994).
Menurut Higa dan Wididana, 1994 dalam Dyah Siswati dkk. 2009 EM4
diformulasikan dalam bentuk cairan dengan warna coklat kekuning- kuningan,
berbau asam dengan pH 3,5 mengandung 90% bakteri Lactobacillus sp dan
tiga jenis mikroorganisme lainnya, yaitu bakteri fotosintetik, streptomyces sp
dan yeast yang bekerja secara sinergis untuk menyuburkan tanah dan
meningkatkan pertumbuhan tanaman. EM4 memiliki sifat yang cukup unik
karena dapat menetralkan bahan organik atau tanah yang bersifat asam
maupun basa. Mikroorganisme tersebut dalam fase istirahat dan apabila
diaplikasikan dapat dengan cepat menjadi aktif merombak bahan organik
dalam tanah. Hasil rombakan bahan organik tersebut berupa senyawa organik,
antibiotik (alkohol dan asam laktat) vitamin (A dan C), dan polisakharida.
Manfaat EM4 menurut Indriani (2011) dalam proses fermentasi bahan
organik, mikroorganisme akan bekerja dengan baik bila kondisi sesuai. Proses
fermentasi akan berlangsung dalam kondisi anaerob, pH rendah (3-4), kadar
garam dan gula tinggi, kandungan air sedang 30-40%, kandungan antioksidan
dari tanaman rempah dan obat, adanya mikroorganisme fermentasi, serta suhu
yang mendukung (40-50% 0C).
III. ALAT DAN BAHAN
a. Cairan EM yang telah dibuat sebanyak 500 Ml
b. Bekatul/Dedak 1,5 kg
c. Molase atau cairan gula 125 Ml
d. Terasi 125 g
e. Air bersih tanpa kaporit 2,5 L
f. Ember
g. Pengaduk
h. Panci
i. Saringan
j. Botol bersih
IV. CARA KERJA
a. Memanaskan 2,5 L air dalam panci sampai mendidih
b. Memasukkan bekatul, molase dan terasi dalam air mendidih dan
mengaduknya hingga rata. Setelah menjadi adonan kemudian didinginkan
c. Memasukkan cairan EM yang telah dibuat dan diaduk sampai merata
d. Menutup panci dengan rapat selama 2 hari
e. Pada hari ke-3 dan selanjutnya, penutup dibuat agak longgar dan
dilakukan pengadukan setiap hari sekitar 10 menit
f. Setelah 1 minggu, larutan tersebut disaring dan dimasukan ke dalam
botol kemudian ditutup rapat dan simpan di tempat yang sejuk dan jauh
dari sinar matahari langsung

V. HASIL PENGAMATAN

No Foto Open Camera Keterangan Gambar


a. Alat : Ember, Pengaduk, Panci,
Saringan, dan Botol bersih

b. Bahan : Cairan EM yang telah


dibuat sebanyak 500 Ml,
Bekatul/Dedak 1,5 kg, Molase
atau cairan gula 125 Ml, Terasi
125 g, dan Air bersih tanpa
kaporit 2,5 L

c. Memanaskan 2,5 L air dalam


panci sampai mendidih
d. Memasukkan bekatul, molase
dan terasi dalam air mendidih
dan mengaduknya hingga rata.
Setelah menjadi adonan
kemudian didinginkan

e. Memasukkan cairan EM yang


telah dibuat dan diaduk sampai
merata

f. Menutup panci dengan rapat


selama 2 hari
g. Pada hari ke-3 dan selanjutnya,
penutup dibuat agak longgar
dan dilakukan pengadukan
setiap hari sekitar 10 menit

h. Setelah 1 minggu, larutan


tersebut disaring dan dimasukan
ke dalam botol kemudian ditutup
rapat dan simpan di tempat
yang sejuk dan jauh dari sinar
matahari langsung

VI. PEMBAHASAN
Dalam melakukan perbanyakan EM (Effective Mikroorganisme) dibantu
oleh beberapa bahan bahan yang mempunyai fungsi khusus masing masing.
Molase atau tetes tebu berperan sebagai penyedia glukosa yang menjadi
sumber makanan bagi mikroorganisme agar dapat berkembang dengan baik.
Bekatul berfungsi sebagai penyedia sumber vitamin dan protein yang
menunjang pertumbuhan mikroorganisme yaitu sebagai sumber makanan
untuk mikroorganisme juga. Cairan EM berfungsi sebagai penyedia mikroba.
Air berfungsi sebagai pelarut bahan bahan padat.
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan ciri ciri dari EM yang
dihasilkan adalah bau segar dan cairan berwarna kuning kecoklatan. Dari ciri
ciri tersebut membuktikan bahwa EM sudah siap untuk disimpan dan
digunakan. Selanjutnya EM yang sudah siap disimpan pada botol yang ditutup
rapat dan pada kemasan yang tidak tembus dengan cahaya.
Kelebihan dari pembuatan EM secara sederhana antara lain adalah
penggunaan bahan bahan dan biaya pembuatan yang relatif lebih murah,
prosedur lebih mudah dilakukan, dan bahan baku yang digunakan mudah
didapat. Kekurangannya adalah proses pembuatan relatif lebih lama.
Cara pembuatan bokashi atau pupuk organik dengan EM antara lain :
1. Bahan bokashi yang telah disiapkan disiram larutan EM4. Pencampuran
dilakukan perlahan dan merata hingga kandungan air -+ 30-40%.
Kandungan air yang diinginkan diuji dengan menggenggam bahan,
ditandai dengan tidak menetesnya air bila bahan digenggam dan akan
mekar bila genggaman dilepaskan.
2. Bahan yang telah dicampur diletakkan diatas tempat yang kering atau
dapat juga dimasukkan kedalam ember atau karung. Bila diletakkan
dilantai, bahan sebaikknya ditumpuk secara teratur. Tumpukan bahan
umumnya setinggi 15-20 cm, tetapi dapat juga hingga 1,5 m. setelah itu
tumpukan bahan ditutup dengan karung goni atau terpal.
3. Suhu tumpukan dipertahankan antara 40-50 0C. untuk mengontrolnya,
setiap 5 jam sekali (minimal sekali sehari) suhunya diukur. Apabila
suhunya tinggi, bahan tersebut dibalik didiamkan sebentar agar suhunya
turun, lalu ditutup kembali. Demikian seterusnya.
4. Proses merlangsung 4-7 hari, kecuali untuk bokashi ekpres, fermentasi
berlangsung 24 jam (1 hari). Apabila bahannya mengandung minyak
(seperti minyak kayu putih, nilam, cengkih, ampas kelapa, atau ampas
tahu), proses fermentasi berlangsung lebih lama, sekitar 14-29 hari
karena dibutukan waktu untuk menetralisir minyak tersebut.
5. Setelah bahan menjadi bokashi, karung goni dapat dibuka. Bokashi ini
dicirikan dengan warna hitam, gembur, tidak panas, dan tidak berbau.
Dalam kondisi seperti itu, bokashi telah dapat digunakan sebagai pupuk.
VII. KESIMPULAN
1. Bahan bahan yang digunakan dalam pembuatan EM antara lain adalah
Molase atau tetes tebu sebagai penyedia glukosa yang menjadi sumber
makanan bagi mikroorganisme agar dapat berkembang dengan baik.
Bekatul berfungsi sebagai penyedia sumber vitamin dan protein yang
menunjang pertumbuhan mikroorganisme yaitu sebagai sumber makanan
untuk mikroorganisme juga. Cairan EM berfungsi sebagai penyedia
mikroba. Air berfungsi sebagai pelarut bahan bahan padat..
2. Kelebihan pembuatan EM secara sederhana adalah biaya pembuatan
relatif lebih murah, prosedur lebih mudah, dan bahan baku mudah
didapat. Kekurangannya adalah proses pembuatan relatif lebih lama
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Dyah Siswati N., H. Theodorus, dan P. Wahyu Eko S. 2009. Kajian
Penambahan Effective Microorganisms (EM4) Pada Proses
Dekomposisi Limbah Padat Industri Kertas. Jurnal Buana Sains Vol 9
No 1: 63-68. Diakses Tanggal 11 April 2021
(https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/buanasains/article/download/225/22
6)
Indriani, Hety Yovita.2011.Pembuatan Pupuk Kilat. Penerbit Penebar Swadaya,
Jakarta.
Wididana, G.N. 1994. Application of Effective Microorganism (EM) and Bokashi
on Natural Farming. Bulletin Kyusei Nature Farming 03 (2) : 47-54.

Disahkan di Yogyakarta Tanggal 16 April 2021


Asisten Dosen Praktikan

Annisa Khoiriyah, S.P., M.Sc.


Insan Anugerah

Anda mungkin juga menyukai