KOPERASI
Kelopok 2
5 Agribisnis Hortikultura 1
Andrey Faddelyan Kurniawan Nandang S.
pada pasal 69 ayat (1) disebutkan bahwa “Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan
dan Kelembagaan Ekonomi Petani”. Kelembagaan petani sebagaiman dimaksud dalam pasal
tersebut terdiri atas: Kelompok tani, Gabungan Kelompoktani, Asosiasi Komoditas Pertanian dan
BUMP berfungsi untuk meningkatkan skalaekonomi, daya saing, wadah investasi, dan
mengembangkan jiwa kewirausahaan Petani, dan paling sedikit bertugas; menyusun kelayakan
usaha, mengembangkan kemitraan usaha, dan meningkatkan nilai tambah Komoditas Pertanian
PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM
Kriteria Umum BUMP :
● Luas lahan; minimal mengusahakan lahan seluas (200 – 3.200) ha, mengacu skala ekonomi
berbasis kawasan per komoditas.
● Keanggotaan; minimal dibentuk dari 2–3 poktan/gapoktan (disesuaikan berdasarkan batasan
wilayah kerja pemerintahan setingkat kecamatan).
● Struktur Organisasi; memiliki ketua, unsur pengawas.
● manajer, dan kepala unit-unit usaha.
● Basis usaha; kegiatan dilakukan mulai dari hulu sampai dengan hilir dengan menerapkan
prinsip agribisnis dan sifat usaha yang berkelanjutan;
● Jejaring usaha; telah memiliki jaringan usaha mulai dari, antar kelompok, antar gapoktan, dan
antar wilayah kerja pemerintahan.
● Kemitraan; telah mempunyai mitra usaha baik pemerintah BUMN/BUMD/ pelaku
usaha/perbankan dan atau lembaga lembaga riset, dengan berdasarkan batasan kawasan atau
wilayah pemerintahan berbasis komoditas.
● Legalitas bentuk usaha; berbadan hukum.
PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM
Dasar Hukum
Undang Undang Dasar 1945 yang dituliskan dalam Batang Tubuh tentang 1) Bentuk Dan Status
Hukum Badan Usaha dan 2) Kegiatan Usaha serta dalam Aturan Peralihan, yang mengatur tentang
3) Badan Usaha. Pasal 27 dan 28 batang tubuh UUD 1945 sebagaimana telah diubah dan
ditambah, menegaskan bahwa setiap warga Negara berhak ata pekerjaan dan penghidupan yang
layak, setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan perlindungan dan kepastian hukum yang adil
serta mendapat perlakuan yang sama di depan hokum Hal tersebut diperkuat Pasal 33 UUD 1945
mengamanatkan bahwa perekonomian disusun secara kekeluargaan, karena itu bumi, air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara. Cabang-cabang produksi yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat.
PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM
1. Bentuk dan Status Hukum Badan Usaha dapat dilihat ke dalam dua bentuk yaitu perkumpulan
dan persekutuan.
2. Kegiatan usaha meliputi kegiatan untuk mendapatkan laba, dengan batasan tidak
bertentangan dengan norma agama, norma kesusilaan, norma sopan santun dan peraturan
perundang-undangan
3. Badan usaha meliputi kegiatan usaha, wadah usaha, bentuk badan usaha dan status hukum,
PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BUMP
1. Pembentukan BUMP
Secara umum pembentukan BUMP dimaksudkan untuk; meningkatkan pelayanan
kepada petani (standar pelayanan minimal), agar berkembang usahataninya, memberdayakan
kelompoktani (Poktan) dan gabungan kelompoktani (Gapoktan) dalam mengembangkan
usaha agribisnisnya dengan berbasis kawasan pertanian, dan meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani beserta keluarganya serta meningkatkan perekonomian di pedesaan.
Prinsip dasar kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka pembentukan BUMP
dilakukan melalui REMBUGTANI guna membuat kesepakatan dalam pembentukan BUMP,
dengan melibatkan unsur pemerintah atau pemerintah daerah dalam hal ini pemerintah
kabupaten/ kota guna mendapatkan fasilitasi dan pengesahan dalam pembentukan.
PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BUMP
Adapun materi yang harus didiskusikan dalam rangka pembentukan tersebut meliputi:
● Struktur Organisasi; Merancang struktur organisasi BUMP, yang menggambarkan bidang
pekerjaan/usaha apa saja yang harus tercakup di dalam organisasi tersebut
● Kriteria Kepengurusan; Menetapkan kriteria kepengurusan dengan memperhatikan
gambaran pekerjaan (job description), agar dapat memperjelas peran dari masing-masing
orang dalam unit organisasi BUMP.
● Keanggotaan; Menetapkan kriteria keanggotaan yang bercirikan batasan jumlah
kelompoktani dan atau jumlah gabungan kelompoktani yang tergabung dalam satu
kawasan pertanian, dan jenis usahatani yang diusahakan, dengan dibatasi pada tingkat
pemerintahan kecamatan;
● Pedoman Kerja; Menyusun pedoman kerja organisasi BUMP dalam bentuk AD/ART yang
dijadikan rujukan pengelola sebagai aturan kerja
● Perencanaan Bisnis; Menyusun rencana usaha (business plan), dibuat dalam periode (1-3)
tahun atau disesuaikan dengan periode kepengurusan yang disepakati. Penyusunan
rencana usaha dibuat bersama dengan Dewan Komisaris/Pengawas dan manajer unit
usaha;
PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BUMP
● Sistem Administrasi; Menyusun sistem administrasi dan pembukuan, yang harus dibuat
dalam format yang mudah, yang mampumenggambarkan aktivitas yang dijalankan BUMP.
● Sistem Insentif; Menetapkan sistem pemberian insentif (penggajian/pengupahan), agar
pengelola BUMP termotivasi dalam menjalankan tugastugasnya.
● Sistem Rekruitmen; Melakukan proses rekruitmen untuk menetapkan orang-orang yang
bakal menjadi pengelola BUMP.
● Sistem Koordinasi; Menetapkan sistem koordinasi, untuk menyatukan berbagai tujuan
yang bersifat parsial ke dalam satu tujuan yang umum. Melalui penetapan sistem
koordinasi yang baik memungkinkan terbentuknya kerja sama antar unit usaha dan lintas
BUMP berjalan efektif;
● Bentuk Kerjasama; Menyusun bentuk aturan kerjasama dengan pihak ketiga, apakah
menyangkut transaksi jual beli atau simpan pinjam, penting diatur ke dalam suatu aturan
yang jelas dan saling menguntungkan;
● Sistem Informasi; Menyusun rancangan sistem informasi BUMP sebagai lembaga ekonomi
petani yang bersifat terbuka dan ekonomis.
PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BUMP
1. Pengelolaan BUMP
BUMP harus diljalankan dengan menggunakan prinsip kooperatif, partisipatif, emansipatif,
transparansi, akuntabel, dan sustainabel, dengan mekanisme berdasarkan keanggotaan
petani yang dijalankan secara profesional, dan mandiri.
● Emansipatif. Semua komponen yang terlibat di dalam BUMP harus diperlakukan sama
tanpa memandang golongan, suku, dan agama;
● Transparan. Aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan petani dan keluarganya
harus dapat diketahui oleh segenap lapisan anggota dengan mudah dan terbuka;
● Akuntabel. Seluruh kegiatan usaha harus dapat dipertanggung jawabkan secara teknis
maupun administrative;
● Sustainabel. Kegiatan usaha harus dapat dikembangkan dan dilestarikan oleh setiap petani
selaku anggota dalam wadah BUMP.
PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BUMP
BUMP sebagai badan usaha yang dibangun atas inisiatif petani, kelompoktani dan
gabungan kelompoktani, harus menganut asas mandiri, mengutamakan perolehan modalnya
berasal dari petani sebagai anggota dan pihak jasa perbankan atau lainnya.
Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan BUMP dapat memperoleh modal dari
pemerintah, maupun pemerintah daerah. BUMP didirikan dengan tujuan yang jelas, akan
direalisir dengan cara memberikan pelayanan kebutuhan untuk usaha produktif terutama
bagi petani pemilik usahatani, maupun kelompoktani dan gabungan kelompoktani.
Karakteristik petani yang perlu mendapat pelayanan utama BUMP adalah:
● Petani pemilik lahan (kecil) yang dalam mencukupi kebutuhan hidupnya berupa pangan,
sandang dan papan, sebagian besar memiliki mata pencaharian di sektor pertanian dan
melakukan kegiatan usaha ekonomi yang bersifat usaha informal;
● Petani penggarap yang penghasilannya tergolong sangat rendah, dan sulit menyisihkan
sebagian penghasilannya untuk modal pengembangan usaha selanjutnya;
● Anggota kelompoktani/gabungan kelompoktani yang berusaha di bidang pertanian mulai
dari hulu sampai hilir.
STRATEGI PENGUAT DAN TAHAPAN BUMP
a. Tahap Penjaringan
● Identifikasi CP/CL b
Bertujuan untuk menyusun daftar dan profil kelembagaan petani (poktan dan
gapoktan) yang akan ditumbuhkan menjadi BUMP.
Bertujuan untuk mengetahui potensi sumber daya alam yang ada dan tingkat
pemanfaatannya.
STRATEGI PENGUAT DAN TAHAPAN BUMP
b. Tahapan Penumbuhan
Pada tahapan ini ditetapkan jenis pelatihan dan penyuluhan dalam rangka pengawalan
dan pendampingan. Pelatihan dalam rangka peningkatan kemampuan organisasi
(manajemen organisasi).
Contohnya, yaitu:
● Manajemen kepemimpinan
● Manajemen perencanaan, administrasi, keuangan dan lainnya
● Pelatihan keterampilan teknis usahatani agribisnis dalam rangka meningkatkan
kemampuan teknis usahatani agribisnis mulai dari hulu sampai dengan hilir (on farm
dan off farm).
● Pelatihan teknologi informasi dan kewirausahaan bagi calon-calon kepengurusan BUMP.
Selain itu, pada tahap ini penyuluhan mempunyai posisi penting pasca pelatihan.
Pengawalan dan pendampingan yang intensif terhadap kelembagaan ekonomi petani
(BUMP) perlu dilakukan untuk mengetahui kemajuan-kemanjuan yang diperoleh pasca
pelatihan, serta dengan cepat dapat melakukan perbaikan maupun memberikan solusi
terhadap kebutuhan maupun permasalahan yang dihadapi BUMP.
STRATEGI PENGUAT DAN TAHAPAN BUMP
b. Tahapan Pelembagaan
BUMP, diantaranya:
● Pangsa pasar
● Pengembangan kemitraan
ORGANISASI DAN TATA HUBUNGAN KERJA BUMP
1. Organisasi Pengelolaan
b. Pelaksana manajemen (direksi) yang terdiri dari unsur ketua (direktur utama), bendahara,
sekretaris, dan manajer, serta ketua unit usaha.
a. Konsultasi
Dilakukan oleh BUMP kepada pemerintah/pemerintah daerah, dinas teknis lingkup
pertanian, perguruan tinggi, lembaga penelitian dan pengembangan mengenai
dukungan regulasi pemerintah kepada BUMP, pengembangan dan penelitian teknologi,
fasilitasi pemerintah kepada BUMP, dukungan pelatihan kepemimpinan, penguatan
kapasitas manajerial, dan pelatihan wirausaha oleh pemerintah/pemerintah daerah.
b. Koordinasi
Dilakukan oleh BUMP kepada swasta/Badan Usaha Milik Negara/ Badan Usaha Milik
Daerah, Badan Usaha Milik Desa, Bulog, resi gudang, pelaku usaha, berkaitan dengan
dukungan pembiayaan/permodalan, dukungan sarana dan prasarana pertanian, layanan
pemasaran hasil, dukungan alat dan masin pertanian, kegiatan penguatan
kapasitas/penyuluhan, dan fasilitasi asuransi.
PEMBINAAN, SUPERVISI, MONEV, DAN PELAPORAN
1. Pembinaan
● Pembinaan di pusat dilakukan oleh seluruh unit kerja Eselon I di kementerian pertanian,
yang dikoordinasikan oleh Badan PPSDMP, melalui Balai Penyuluhan Pertanian sebagai
Pusat integrasi program dan kegiatan pembangunan pertanian di tingkat lapangan.
● Pembinaan di tingkat daerah dilakukan oleh TIM Pembina BUMP, yang dikoordinir dinas
lingkup pertanian provinsi dan kabupaten/kota dengan melibatkan pelaku usaha dan
lainnya. Adapun tugas Tim tersebut meliputi:
Supervisi, monitoring dan evaluasi dilakukan oleh TIM PEMBINA BUMP di setiap tingkatan
administrasi wilayah pelaksana pembentukan dan pengelolaan BUMP. Tim terdiri unsur
lingkup dinas pertanian (Tanaman Pangan, Hortikultura, Peternakan, Perkebunan,dan Dinas
Ketahanan Pangan, Koordinator BPP dan Penyuluh Pertanian di tingkat lapangan, serta jika
memungkinkan dapat melibatkan dinas terkait seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan,
Koperasi, Bulog, ataupun pihak Perbankan yang mempunyai kemampuan dalam mendorong,
mengembangkan, memfasilitiasi, dan menilai kemajuan dari sebuah BUMP. Ruang lingkup
supervisi, monitoring dan evaluasi pembentukan dan pengelolaan BUMP meliputi:
● Keragaan dan kesiapan pembentukan dan pengelolaan BUMP
● Kelayakan usaha
● Manajemen organisasi (keanggotaan, kepengurusan, tugas dan fungsi)
● Manajemen usahatani agribinis (basis usaha, sumber pembiayaan, skala usaha,
kemitraan, dan legalitas).
PEMBINAAN, SUPERVISI, MONEV, DAN PELAPORAN
3. Pelaporan
berikut : Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan
Koperasi merupakan milik para anggota sendiri diatur sesuai dengan keinginan
para anggota. Dalam koperasi tidak ada paksaan dan campur tangan pihak lain yang
tidak ada sangkut pautnya dengan koperasi. Pembagian pendapatan benar-benar harus
khususnya, dan masyarakat pada umumnya. Koperasi Indonesia adalah perkumpulan orang-
orang, bukan perkumpulan modal sehingga laba bukan merupakan ukuran utama
kesejahteraan anggota. Manfaat yang diterima anggota lebih diutamakan daripada laba.
Meskipun demikian harus diusahakan agar koperasi tidak menderita rugi. Tujuan ini dicapai
Pengelola adalah Karyawan / Pegawai yang diberikan kuasa & wewenang oleh pengurus
bersifat kontrak kerja, dan dapat diangkat serta diberhentikan oleh pengurus.
PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN
Dilihat dari perangkat dan mekanisme kerja, manajemen koperasi tampaknya memiliki
kekhususan dan aturan tersendiri, dibandingkan dengan badan/lembaga/organisasi lainnya,
misalnya manajemen pada perseroan terbatas. Kekhususan tersebut mempunyai dampak dalam
mewujudkan efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan koperasi. Adanya peran serta dari anggota
sebagai pemilik dan pengguna jasa koperasi memberi kesan campur tangan anggota dalam
manajemen, sehinnga manajemen koperasi kelihatan rumit.
Pada dasarnya manajemen meliputi kegiatan pengelolaan usaha koperasi. Dalam praktik
koperasi, pengelolaan organisasi dilakukan oleh pengurus, sedangkan pengelolaan usaha dilakukan
oleh pengelola usaha yang diangkat oleh pengurus. Pasal 32 undang-undang nomor 25 tahun 1992
tentang perkoperasian menyebutkan bahwa:
● pengurus koperasi dapat mengangkat pengelola yang diberi wewenang dan kuasa untuk
mengelola usaha
● dalam hal pengurus koperasi bermaksud untuk mengangkat pengelola,maka rencana
pengangkatan tersebut diajukan kepada rapat anggota untuk mendapat persetujuan
● pengelola bertanggung jawab kepada pengurus
● pengelolaan usaha oleh pengelola tidak mengurangi tanggung jawab pengurus sebagaimana
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PENDIRIAN DAN KEANGGOTAAN KOPERASI
A. Pendirian Koperasi
1. Beberaapa hal penting yang perlu diketahui oleh para pemprakarsa pendiri koperasi
a. Tidak adanya manfaat dari koperasi yang didirikan jika para pendiri tidak mengetahui
berbagai persoalan pokok tentang koperasi pada umumnya.
b. Walaupun koperasi dimulai dengan 20 orang, namun harus diusahakan sehingga
koperasi dapat menerima anggota-anggota baru secara sukarela dan terbuka
c. Koperasi membutuhkan waktu jangka panjang untuk mencapai tujuannya
d. Koperasi merupakan tnggung jawab pemerintah, walau demikian koperasi tetap milik
para anggotanya
PENDIRIAN DAN KEANGGOTAAN KOPERASI
a. Memiliki minat yang besar, bercita-cita tinggi, dan mempunyai jiwa kemasyarakat
b. Memiliki peranan dan tugas koperasi
c. Memiliki keberanian, keuletan, dan keyakinan akan berhasilnya koperasi
d. Memiliki integritas tinggi.
PENDIRIAN DAN KEANGGOTAAN KOPERASI
B. Keanggotaan Koperasi
2. Pengurus Koperasi
Pengurus ialah anggota koperasi yang memperoleh kepercayaan dan rapat anggota untuk
memimpin jalannya organisasi dan usaha koperasi.
3. Pengawas Koperasi
Di Indonesia salah satu perangkat organisasi koperasi adalah Pengawas. Hal ini diatur dalam
Pasal 21 UU Nomor 25/1992 yang menyebutkan bahwa perangkat organisasi koperasi terdiri
dari tiga unsur yaitu Rapat Anggota, Pengurus, dan Pengawas.
MANAJEMEN KOPERASI
Manajemen merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap organisasi. Pada hakikatnya manajemen
adalah mencapai tujuan dengan tangan orang lain. Dengan demikian, keberhasilan manajemen
sebuah organisasi akan sangat tergantung pada peaksanaan masing-masing fungsi
(perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.
a. Manajemen Operasi
Manajemen operasi adalah salah satu aspek dari manajemen koperasi yang memusatkan
perhatiannya terhadap pengelolaan variable-variabel kunci yang menentukan tercapainya
efisiensi dan efektifitas.
b. Manajemen Keuangan
c. Manajemen Pemasaran
Sebagai suatu proses, maka kegiatan pemasaran dapat dibagi atas beberapa tahap kegiatan
sebagai berikut:
● Analisis pasar,
● Identifikasi kebutuhan konsumen,
● Menyusun rencana pemenuhan kebutuhan konsumen,
● Menguji rencana pemasaran dengan menempatkan produk ke pasar,
● Evaluasi hasil-hasil pengujian rencana pemasaran.
PERMODALAN KOPERASI
Prinsip yang harus dipatuhi oleh koperasi yang berkaitan dengan permodalan, yaitu sebagai berikut :
1. Pengendalian dan permodalan koperasi harus tetap berada di tangan anggota dan tidak perlu
dikaitkan dengan jumlah modal yang dapat ditanamkan oleh seseorang anggota dalam
koperasi dan berlaku ketentuan satu anggota satu suara.
2. Modal harus dimanfaatkan untuk usaha-usaha yang bermanfaat dan meningkatkan
kesejahteraan bagi anggota.
3. Usaha-usaha dari koperasi harus dapat membantu pembentukan modal baru.
4. Modal mencakup untuk membiayai usaha secara efisien.
5. Modal hanya diberikan balas jasa yang terbatas.
PERMODALAN KOPERASI
Menurut UU No.25 Tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 41 bahwa modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan
modal pinjaman.
1. Modal Sendiri, yang dimaksud dengan modal sendiri dalam pasal 1 ayat (2) UU No.25/1992 adalah modal yang
menanggung risiko atau disebut modal ekuiti. Yang termasuk kedalam modal sendiri yaitu :
○ Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota
kepada koperasi saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota.
○ Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar oleh
anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil
kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.
○ Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha, yang
dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
○ Hibah adalah suatu pemberian atau hadiah dari seseorang semasa hidupnya.
PERMODALAN KOPERASI
2. Modal Pinjaman, modal pinjaman dapat berasal dari :
○ Anggota, suatu pinjaman yang diperoleh dari anggota, termasuk calon anggota yang
memenuhi syarat.
○ Koperasi lain/anggota koperasi lain, pinjaman dari koperasi lain atau dari anggotanya
didasari dengan perjanjian kerja sama antar koperasi.
○ Bank dan lembaga keuangan lainnya, pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya
dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PERBEDAAN KOPERASI DENGAN BADAN USAHA
LAIN
Dimensi Perorangan Firma PT Koperasi
Pengguna Jasa Bukan Pemilik Umumnya bukan pemilik Umumnya bukan pemilik Anggota / Umum
Pelaksanaan Voting Tidak perlu Biasanya menurut Menurut besarnya saham Satu anggota satu suara
penyertaan diwakilkan
bersangkutan
Balas jasa terhadap modal Tidak terbatas Tidak terbatas Tidak terbatas Terbatas
Penerima keuntungan Orang yang Para sekutu secara Pemegang saham secara Anggota sesuai
Yang bertanggung jawab Pemilik Para sekutu Pemegang saham Anggota (sejumlah modal
dimiliki)
KERJASAMA KOPERASI
Pola kerjasama antar koperasi dan antara pengusaha dan koperasi yang baik harus mengacu pada
pemberian keuntungan kedua belah pihak. Kemitraan strategis seperti itulah yang berpotensi untuk
membuat kemitraan yang kuat dan stabil. Dengan melakukan kerjasama antara koperasi ini maka
akan diperoleh keuntungan-keuntungan sebagai berikut :
1. Peningkatan kemampuan daya tawar (bergaining power) terhadap pihak ketiga
2. Menjamin kontinuitas pemasukan bahan baku
3. Biaya dapat ditekankan jauh lebih rendah karena dapat beroperasi secara besar-besaran
(economic of scale).
4. Bila kerjasama dilakukan oleh koperasi tingkat di atasnya dan bidang usahanya dapat
mengadakan integrasi vertikal, maka akan dapat menurunkan biaya transaksi (transaction cost).
5. Bila kerjasama dilakukan secara horizontal (antar koperasi setingkat), maka akan meningkatkan
kemampuan bersaing mereka terhadap pihak ke tiga.
KERJASAMA KOPERASI
Kerjasama dibidang usaha antar koperasi, anata koperasi dan bukan koperasi dapat dilakukan
dalam dua cara, yaitu sebagai berikut :
1. Membentuk organisasi baru yang berbadan hukum.
2. Tanpa membentuk organisasi baru yang berbadan hukum di proyek atau kemitraan.
JENIS KOPERASI
Jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan anggota. Dasar pengurus
sesuai dengan undang-undang koperasi yang berlaku, terdiri atas :
1. Koperasi Konsumen. Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya terdiri atas orang-
orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam lapangan konsumsi. Koperasi konsumen
mempunyai fungsi sebagai penyalur tunggal barang-barang kebutuhan anggota sehari hari
yang memperpendek jarak antar produsen dengan konsumen. Sebagai penyalur tunggal
barang-barang kebutuhan pokok anggota, koperasi konsumen juga mempunyai fungsi-fungsi
lainnya, seperti :
Potensi koperasi petani diikutsertakan dalam kelompok tani, bimas. Bimas merupakan panduan dari kegiatan
baik aparat pemerintah, swasta, dan para petani. Usaha untuk meningkatkan swadaya masyarakat petani dengan
saptakarya pertanian yang meliputi :
● Panca usaha
● Pembinaan/penguasaan hasil
● Pengolahan hasil
● Pemasaran hasil
● Pembangunan masyarakat desa
● Peningkatan kualitas
● Peningkatan kuantitas pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi
JENIS KOPERASI
● Koperasi Peternakan
Koperasi peternakan adalah koperasi yang anggotanya terdiri atas pengusaha-pengusaha peternakan,
pemilik ternak, dan buruh peternakan atau orang-orang yang berhubungan langsung dengan usaha peternakan.
● Koperasi Perikanan. Koperasi perikanan adalah koperasi yang anggotanya terdiri atas para pengusaha pemilik
perikanan, para nelayan, dan orang-orang yang berkepentingan dengan bidang perikanan baik usaha
perikanan laut maupun perikanan darat.
○ Penyediaan bibit ikan, alat-a;at penangkapan hasil ikan, perahu bermotor bagi anggota.
Koperasi simpan pinjam (koperasi kredit) adalah koperasi yang anggotanya orang-orang yang mempunyai
kepentingan langsung dalam lapangan perkreditan. Kegiatan anggota koperasi ialah menaung atau menyimpan,
jumlah tabungan yang terkumpul dipinjamkan pada para anggota lainnya yang memerlukan dengan tingkat
bunga yang telah diatur dalam anggaran rumah tangga koperasi.
Bidang usaha koperasi simpan pinjam meliputi:
Koperasi pemasaran ialah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri atas orang-orang tertentu yang
mempunyai kepentingan langsung dalam bidang usaha untuk pemasaran barang dan jasa.
Tujuan koperasi pemasaran adalah:
Selain kegiatan di bidang usaha sebagai sarana produktif juga perlu kegiatan di bidang usaha jasa.
Meningkatnya kegiatan usaha dan keanekaragaman kebutuhan menyebabkan tumbuhnya jenis koperasi yang
khusus bergerak di bidang pelayanan jasa. Sebagai pelengkap kegiatan usaha koperasi jasa,orang memerlukan
Koperasi usaha angkutan, seperti Angkutan Kota (Angkot), Angkutan Pedesaan (Angdes), Koperasi Bina
Usaha Transportasi RI (Kobutri), Koperasi Bandung Tertib (Kobanter), Koperasi Angkutan Jakarta (KOPA), Koperasi
Asuransi Indonesia (KAI), Bank Umum Koperasi, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Koperasi Listrik, Koperasi Usaha
Kredit (KUK).
JENIS KOPERASI
6. Koperasi Unit Desa
Koperasi Unit Desa (KUD) adalah organisasi ekonomi yang berwatak sosial yang merupakan wadah bagi
pengembangan berbagai kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan yang diselenggarakan untuk masyarakat
pedesaan guna meningkatkan pelayanan kepada anggota masyarakat dan masyarakat pedesaan.
KUD sebagai pusat pelayanan dalam kegiatan perekonomiaan pedesaan memiliki dan melaksanakan fungsi
:
● Perkreditan, untuk keperluan produksi dan penyediaan kebutuhan modal investasi dan modal
kerja/usaha bagi anggota KUD dan warga desa umumnya.
● Penyediaan dan penyaluran sarana-sarana produksi seperti sarana sebelum dan sesudah panen,
sarana produksi untuk keperluan industri/kerajinan dan sebagainya, penyediaan dan penyaluran
barang-barang keperluan sehari-hari khususnya sembilan bahan pokok dan jasajasa lainnya.
● Pengolahan dan pemasaran hasil produksi/industri dan sebagainya dari para anggota KUD dan warga
desa umumnya.
● Kegiatan perekonomian lainnya seperti perdagangan, pengangktan, dan sebagainya.
KOPERASI
PERTANIAN
PEMBENTUKAN KOPERASI PERTANIAN
Pembinaan kelembagaan petani sesuai dengan Permentan Nomor. 273 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pembinaan Kelembagaan Petani diarahkan pada peningkatan kemampuan dan penguatan kelembagaan petani
menjadi organisasi yang kuat dan mandiri dalam bentuk kelembagaan ekonomi petani.
Salah satu upaya pemberdayaan petani dalam rangka meningkatkan kapasitas kelembagaan petani
menjadi kelembagaan ekonomi petani salah satunya dilakukan melalui pembentukan koperasi. Pengembangan
koperasi, sebenarnya telah dilaksanakan sejak lama, namun dalam pelaksanaannya seringkali terkendala oleh
beberapa hal diantaranya:
1. Pelayanan koperasi kepada petani sebagai anggota belum memuaskan.
2. Permodalan koperasi masih sangat terbatas.
3. Kapasitas pengurus dalam mengelola koperasi belum memadai.
4. Cakupan usaha kegiatan koperasi masih terfokus pada kegiatan on-farm.
5. Kepercayaan masyarakat tani terhadap koperasi masih relatif rendah.
PEMBENTUKAN KOPERASI PERTANIAN
Sejalan dengan adanya perbaikan dan penyempurnaan terhadap program perkoperasian dan semakin
berkembangnya usaha petani secara berkelompok, maka pengembangan kelembagaan petani melalui
4. Meningkatkan pelayanan koperasi melalui penerapan “one stop shopping” kepada petani dalam penyediaan
Gabungan kelompoktani (Gapoktan) merupakan kelembagaan petani yang ditumbuhkan secara partisipatif yang
beranggotakan kelompok-kelompoktani dalam rangka meningkatkan skala ekonomi dan esiensi usaha.
Gapoktan berpeluang untuk ditingkatkan kapasitasnya menjadi koperasi, apabila gapoktan tersebut telah
menunjukan kemampuannya dalam pengembangan kegiatan usaha dengan ciri-ciri sebagai berikut:
● Telah mengembangkan usaha berkelompok yang dikelola secara komersial dan berorientasi pasar.
● Telah memiliki aturan /norma organisasi secara tertulis yang disepakati dan ditaati bersama oleh semua
anggota misalnya: aturan pertemuan/ rapat anggota/rapat pengurus yang diselenggarakan secara berkala
dan berkesinambungan; penghargaan dan sanksi yang berlaku bagi semua anggota dan pengurus dll.
● Telah memiliki kepengurusan yang bertugas dalam pengembangan usaha dan berjalan sesuai dengan tugas
dan kewajibannya;
SYARAT GAPOKTAN MEMBENTUK KOPTAN
● Telah membangun kemitraan dan jejaring usaha dengan berbagai pihak dalam rangka pengembangan
usaha.
● Adanya pemupukan modal usaha atau dana keswadayaan yang berkembang baik yang berasal dari iuran
● Telah mencoba untuk mengembangkan kegiatan pengelolaan keuangan dalam bentuk Lembaga Keuangan
1. Persiapan
● Penyuluh Pertanian melakukan identikasi terhadap gapoktan yang berpotensi untuk
dikembangkan menjadi koperasi sesuai dengan persyaratan.
● Gapoktan yang memenuhi syarat diajukan oleh Kepala BP3K kepada Kepala BP4K di tingkat
kabupaten.
FASILITAS PEMBENTUKAN KOPTAN
● Verikasi dan validasi kelayakan gapoktan yang diusulkan sebagai calon koperasi tani oleh
BP4K/Kelembagaan yang membidangi penyuluhan bekerjasama dengan dinas/kantor yang
menangani koperasi di kabupaten/kota
● Kepala BP4K dan kepala dinas/kantor yang menangani koperasi di kabupaten/kota menyepakati
gapoktan yang siap untuk difasilitasi untuk membentuk tani;
● Daftar Gapoktan yang memenuhi syarat selanjutnya dimasukan menjadi salah satu bahan dalam
penyusunan programa penyuluhan tingkat kecamatan;
● Setelah programa penyuluhan disusun, maka fasilitasi pembentukan koperasi tani menjadi bahan
bagi rencana kerja penyuluh;
● Sosialisasi oleh penyuluh tentang manfaat dan tata cara pembentukan koperasi yang dilakukan
pada pertemuan berkala gapoktan untuk memberikan wawasan tentang Koperasi Tani. Kegiatan
sosialisasi ini sebaiknya dengan menyertakan petugas dari dinas/kantor yang menangani koperasi;
FASILITAS PEMBENTUKAN KOPTAN
● Setelah bentuk koperasi beserta namanya telah disepakati, maka dilakukan pendirian koperasi
dengan pembuatan Akta Pendirian Koperasi yang dibuat oleh Notaris yang terdaftar pada
● b. Apabila akta pendirian telah diterbitkan maka koperasi tersebut, harus memperoleh
pengesahan sebagai badan hukum, apabila lingkup wilayah kerja koperasi di kabupaten/kota
maka pengesahan badan hukum dapat diperoleh dari dinas/kantor yang menangani koperasi di
kabupaten/kota.
FASILITAS PEMBENTUKAN KOPTAN
3. Pelaksanaan
Setelah koperasi tani terbentuk, maka masih diperlukan adanya fasilitasi dari berbagai pihak, agar
kelembagaan tersebut mampu mengembangkan usahatani berskala ekonomi yang menguntungkan dan
● Perencanaan usaha.
● Pengembangan bidang usaha diantaranya: 1) Bidang usaha yang menyediakan dan menyalurkan
sarana produksi berupa alat-alat dan mesin- mesin pertanian; 2) Bidang usaha dalam produksi
komoditas pertanian; 3) Bidang usaha industri pengolahan hasil pertanian (agroindustri); 4) Bidang
● Penguatan dan peningkatan likuiditas modal melalui pemupukan modal secara produktif dan
progresif serta mencari peluang fasilitasi penguatan permodalan dari lembaga pembiayaan ;
● Pencarian peluang pasar melalui pengembangan jejaring dan kemitraan dengan pihak lain yang
Monitoring dan evaluasi koperasi tani dilakukan oleh kelembagaan penyuluhan atau kelembagaan yang
membidangi penyuluhan serta di setiap jenjang wilayah dengan ruang lingkup diantaranya :
● Keragaan dan kesiapan gapoktan yang memenuhi persyaratan untuk dikembangkan kapasitasnya
● Proses musyawarah/rembug gapoktan untuk menyepakati pemilihan dan pembentukan koperasi tani.
● Jumlah koperasi tani yang melakukan jejaring dan kemitraan usaha dengan pihak lain;
KOPERASI PERTANIAN
Koperasi pertanian (koperta) misalnya dapat mengusahakan kebutuhan usahatani antara lain:
1. Mengushakan pembelian bibit, pupuk, obat pemberantas hama, alat-alat pertanian, supaya produktivitas
pertanian bertambah.
2. Mengolah hasil pertanian dari tingkat bahan menjai hasil siap, misalnya pengolahan karet, pengilingan padi,
dan sebagainya.
3. Memberikan kredit bagi yang memerlukan untuk kepentingan produksi pertanian, supaya terhindar dari
sistem ijon.
●http://bump.koperasimabar.co.id/
CONTOH KOPERASI AGRIBISNIS
-KOPERASI TANI SEHAT-
BREBES, JAWA TENGAH
CONTOH KOPERASI AGRIBISNIS
-KOPERASI KELUARGA MITRA TANI-
JEMBER, JAWA TENGAH