Anda di halaman 1dari 79

BUMP DAN

KOPERASI

Kelopok 2
5 Agribisnis Hortikultura 1
Andrey Faddelyan Kurniawan Nandang S.

Dian Nugraheni Suciati Lestari Syifa Fauziah


BUMP
PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM BUMP

Berdasarkan UU Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani,

pada pasal 69 ayat (1) disebutkan bahwa “Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan

kewenangannya berkewajiban mendorong dan memfasilitasi terbentuknya Kelembagaan Petani

dan Kelembagaan Ekonomi Petani”. Kelembagaan petani sebagaiman dimaksud dalam pasal

tersebut terdiri atas: Kelompok tani, Gabungan Kelompoktani, Asosiasi Komoditas Pertanian dan

Dewan Komoditas Pertanian Nasional.

BUMP berfungsi untuk meningkatkan skalaekonomi, daya saing, wadah investasi, dan

mengembangkan jiwa kewirausahaan Petani, dan paling sedikit bertugas; menyusun kelayakan

usaha, mengembangkan kemitraan usaha, dan meningkatkan nilai tambah Komoditas Pertanian
PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM
Kriteria Umum BUMP :

● Luas lahan; minimal mengusahakan lahan seluas (200 – 3.200) ha, mengacu skala ekonomi
berbasis kawasan per komoditas.
● Keanggotaan; minimal dibentuk dari 2–3 poktan/gapoktan (disesuaikan berdasarkan batasan
wilayah kerja pemerintahan setingkat kecamatan).
● Struktur Organisasi; memiliki ketua, unsur pengawas.
● manajer, dan kepala unit-unit usaha.
● Basis usaha; kegiatan dilakukan mulai dari hulu sampai dengan hilir dengan menerapkan
prinsip agribisnis dan sifat usaha yang berkelanjutan;
● Jejaring usaha; telah memiliki jaringan usaha mulai dari, antar kelompok, antar gapoktan, dan
antar wilayah kerja pemerintahan.
● Kemitraan; telah mempunyai mitra usaha baik pemerintah BUMN/BUMD/ pelaku
usaha/perbankan dan atau lembaga lembaga riset, dengan berdasarkan batasan kawasan atau
wilayah pemerintahan berbasis komoditas.
● Legalitas bentuk usaha; berbadan hukum.
PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM
Dasar Hukum

Undang Undang Dasar 1945 yang dituliskan dalam Batang Tubuh tentang 1) Bentuk Dan Status
Hukum Badan Usaha dan 2) Kegiatan Usaha serta dalam Aturan Peralihan, yang mengatur tentang
3) Badan Usaha. Pasal 27 dan 28 batang tubuh UUD 1945 sebagaimana telah diubah dan
ditambah, menegaskan bahwa setiap warga Negara berhak ata pekerjaan dan penghidupan yang
layak, setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan perlindungan dan kepastian hukum yang adil
serta mendapat perlakuan yang sama di depan hokum Hal tersebut diperkuat Pasal 33 UUD 1945
mengamanatkan bahwa perekonomian disusun secara kekeluargaan, karena itu bumi, air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara. Cabang-cabang produksi yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat.
PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM

1. Bentuk dan Status Hukum Badan Usaha dapat dilihat ke dalam dua bentuk yaitu perkumpulan

dan persekutuan.

2. Kegiatan usaha meliputi kegiatan untuk mendapatkan laba, dengan batasan tidak

bertentangan dengan norma agama, norma kesusilaan, norma sopan santun dan peraturan

perundang-undangan

3. Badan usaha meliputi kegiatan usaha, wadah usaha, bentuk badan usaha dan status hukum,
PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BUMP

1. Pembentukan BUMP
Secara umum pembentukan BUMP dimaksudkan untuk; meningkatkan pelayanan
kepada petani (standar pelayanan minimal), agar berkembang usahataninya, memberdayakan
kelompoktani (Poktan) dan gabungan kelompoktani (Gapoktan) dalam mengembangkan
usaha agribisnisnya dengan berbasis kawasan pertanian, dan meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani beserta keluarganya serta meningkatkan perekonomian di pedesaan.
Prinsip dasar kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka pembentukan BUMP
dilakukan melalui REMBUGTANI guna membuat kesepakatan dalam pembentukan BUMP,
dengan melibatkan unsur pemerintah atau pemerintah daerah dalam hal ini pemerintah
kabupaten/ kota guna mendapatkan fasilitasi dan pengesahan dalam pembentukan.
PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BUMP
Adapun materi yang harus didiskusikan dalam rangka pembentukan tersebut meliputi:
● Struktur Organisasi; Merancang struktur organisasi BUMP, yang menggambarkan bidang
pekerjaan/usaha apa saja yang harus tercakup di dalam organisasi tersebut
● Kriteria Kepengurusan; Menetapkan kriteria kepengurusan dengan memperhatikan
gambaran pekerjaan (job description), agar dapat memperjelas peran dari masing-masing
orang dalam unit organisasi BUMP.
● Keanggotaan; Menetapkan kriteria keanggotaan yang bercirikan batasan jumlah
kelompoktani dan atau jumlah gabungan kelompoktani yang tergabung dalam satu
kawasan pertanian, dan jenis usahatani yang diusahakan, dengan dibatasi pada tingkat
pemerintahan kecamatan;
● Pedoman Kerja; Menyusun pedoman kerja organisasi BUMP dalam bentuk AD/ART yang
dijadikan rujukan pengelola sebagai aturan kerja
● Perencanaan Bisnis; Menyusun rencana usaha (business plan), dibuat dalam periode (1-3)
tahun atau disesuaikan dengan periode kepengurusan yang disepakati. Penyusunan
rencana usaha dibuat bersama dengan Dewan Komisaris/Pengawas dan manajer unit
usaha;
PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BUMP
● Sistem Administrasi; Menyusun sistem administrasi dan pembukuan, yang harus dibuat
dalam format yang mudah, yang mampumenggambarkan aktivitas yang dijalankan BUMP.
● Sistem Insentif; Menetapkan sistem pemberian insentif (penggajian/pengupahan), agar
pengelola BUMP termotivasi dalam menjalankan tugastugasnya.
● Sistem Rekruitmen; Melakukan proses rekruitmen untuk menetapkan orang-orang yang
bakal menjadi pengelola BUMP.
● Sistem Koordinasi; Menetapkan sistem koordinasi, untuk menyatukan berbagai tujuan
yang bersifat parsial ke dalam satu tujuan yang umum. Melalui penetapan sistem
koordinasi yang baik memungkinkan terbentuknya kerja sama antar unit usaha dan lintas
BUMP berjalan efektif;
● Bentuk Kerjasama; Menyusun bentuk aturan kerjasama dengan pihak ketiga, apakah
menyangkut transaksi jual beli atau simpan pinjam, penting diatur ke dalam suatu aturan
yang jelas dan saling menguntungkan;
● Sistem Informasi; Menyusun rancangan sistem informasi BUMP sebagai lembaga ekonomi
petani yang bersifat terbuka dan ekonomis.
PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BUMP

Pembentukan Kelembagaan Ekonomi Petani (BUMP) berdasarkan UU Nomor 19 Tahun 2013


tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani adalah Koperasi, Perseroan Terbatas (PT)
dan bentuk lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Secara rinci diuraikan
sebagai berikut:
● Badan Usaha Milik Petani berbentuk Koperasi Tani Koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hokum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berlandaskan atas asas kekeluargaan.
● Badan Usaha berbentuk Perseroan Terbatas (PT) Perseroan terbatas adalah badan hukum
yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam perundang-undangan
PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BUMP

1. Pengelolaan BUMP
BUMP harus diljalankan dengan menggunakan prinsip kooperatif, partisipatif, emansipatif,
transparansi, akuntabel, dan sustainabel, dengan mekanisme berdasarkan keanggotaan
petani yang dijalankan secara profesional, dan mandiri.

Prinsip pengelolaan tersebut diuraikan sebagai berikut:


● Kooperatif. Semua komponen yang terlibat di dalam BUMP harus mampu melakukan
kerjasama yang baik demi pengembangan dan kelangsungan hidup usaha mulai dari hulu
sampai dengan hilir, dengan unit usaha penyediaan sarana produksi, unit usaha pelayanan
perbankan, unit usaha alat dan mesin pertanian, unit usaha pengolahan dan unit usaha
pemasaran hasil produksi pertanian.
● Partisipatif. Semua komponen yang terlibat di dalam BUMP harus bersedia secara sukarela
atau diminta memberikan dukungan dan kontribusi yang dapat mendorong kemajuan
usaha BUMP.
PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BUMP

● Emansipatif. Semua komponen yang terlibat di dalam BUMP harus diperlakukan sama
tanpa memandang golongan, suku, dan agama;
● Transparan. Aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan petani dan keluarganya
harus dapat diketahui oleh segenap lapisan anggota dengan mudah dan terbuka;
● Akuntabel. Seluruh kegiatan usaha harus dapat dipertanggung jawabkan secara teknis
maupun administrative;
● Sustainabel. Kegiatan usaha harus dapat dikembangkan dan dilestarikan oleh setiap petani
selaku anggota dalam wadah BUMP.
PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BUMP
BUMP sebagai badan usaha yang dibangun atas inisiatif petani, kelompoktani dan
gabungan kelompoktani, harus menganut asas mandiri, mengutamakan perolehan modalnya
berasal dari petani sebagai anggota dan pihak jasa perbankan atau lainnya.
Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan BUMP dapat memperoleh modal dari
pemerintah, maupun pemerintah daerah. BUMP didirikan dengan tujuan yang jelas, akan
direalisir dengan cara memberikan pelayanan kebutuhan untuk usaha produktif terutama
bagi petani pemilik usahatani, maupun kelompoktani dan gabungan kelompoktani.
Karakteristik petani yang perlu mendapat pelayanan utama BUMP adalah:
● Petani pemilik lahan (kecil) yang dalam mencukupi kebutuhan hidupnya berupa pangan,
sandang dan papan, sebagian besar memiliki mata pencaharian di sektor pertanian dan
melakukan kegiatan usaha ekonomi yang bersifat usaha informal;
● Petani penggarap yang penghasilannya tergolong sangat rendah, dan sulit menyisihkan
sebagian penghasilannya untuk modal pengembangan usaha selanjutnya;
● Anggota kelompoktani/gabungan kelompoktani yang berusaha di bidang pertanian mulai
dari hulu sampai hilir.
STRATEGI PENGUAT DAN TAHAPAN BUMP

1. Strategi Penguat BUMP

a. Penguatan manajemen organisasi, melalui pelatihan sebagai dasar tumbuhnya komitmen


petani, kelompoktani, dan Gapoktan dalam pembentukan BUMP
Proses peningkatan kapasitas SDM kekepengurusan BUMP dilakukan melalui tiga tahap,
yaitu:
● Pengembangan SDM melalui pelatihan, sistem rekruitmen yang transparan, dan
perbaikan pola manajerial dan teknis.
● Pengembangan keorganisasian BUMP yang mencakup pada aspek menganalisis postur
struktur organisasi berdasarkan peran dan fungsi, proses pengembangan SDM, dan
gaya manajemen organisasi.
● Pengembangan jaringan kerja (network) BUMP yang dilakukan melalui penguatan
koordinasi, memperjelas fungsi jaringan, serta interaksi formal dan informal.
STRATEGI PENGUAT DAN TAHAPAN BUMP
Analisis kebutuhan dilakukan pelatihan melalui langkah-langkah yang dimulai dari:
● Analisis kebutuhan organisasi
Analisis kebutuhan organisasi , yaitu mengidentifikasi strategi organisasi,
lingkungan organisasi pada saat ini dan masa yang akan datang untuk mencapai
tujuan.
● Analisis kebutuhan tugas
Analisis kebutuhan tugas, yaitu menganalisis tugas-tugas yang harus dilakukan
dalam setiap jabatan yang ada di kepengurusan BUMP, yang dapat dipelajari dari
perilaku peran tersebut, dan informasi analisis jabatan yaitu uraian tugas, persyaratan
tugas dan standar unjuk kerja yang terhimpun dalam informasi sumber daya manusia
organisasi.
● Analisis kebutuhan kepengurusan BUMP.
Analisis kebutuhan kepengurusan (karyawan) adalah menganalisis mengenai
apakah ada pengurus BUMP yang kurang dalam kesiapan tugas-tugas atau kurangnya
kemampuan, keterampilan dan pengetahuan yang dapat diketahui dari penilaian
kinerja, observasi lapangan.
STRATEGI PENGUAT DAN TAHAPAN BUMP
Kapasitas yang diperlukan dari seorang pemimpin ataupun untuk kepengurusan BUMP
mencakup kemampuankemampuan:

● Mengakses informasi, teknologi baru, sumberdaya finansial dan material, serta


keterampilan dan pengetahuan
● Menganalisis situasi, mengidentifikasi masalah yang dihadapi serta potensi yang
dimiliki dengan mengorganisasikan dan memobilisasi sumberdaya
● Kapasitas menetapkan tujuan-tujuan, merencanakan anggaran, mengelola dan
melaksanakan program
● Membuat keputusan dan berpartisipasi dalam proses pembangunan organisasi dan
pembangunan wilayah serta memonitor dan mengevaluasi
● Membangun kerjasama dan mengembangkan jejaring kegiatan.
STRATEGI PENGUAT DAN TAHAPAN BUMP
b. Penguatan manajemen usahatani dalam rangka membentuk membangun jiwa agribisnis
dan kewirausahaan petani melalui pengembangan jejaring dan kemitraan di bidang pertanian
mulai dari hulu hingga hilir.

Penguatan melalui pengembangan jejaring dan kemitraan dapat dilakukan melalui


beberapa proses, yaitu:
● Pemetaan
● Menggali dan mengumpulkan informasi
● Menganalisis informasi
● Penjajagan kerjasama
● Penyusunan rencana kerjasama
● Membuat kesepakatan
● Penandatanganan akad kerjasama
● Pelaksanaan kegiatan
● Sampai kepada kegiatan monitoring dan evaluasi.
STRATEGI PENGUAT DAN TAHAPAN BUMP

2. Tahapan Kegiatan Penguatan BUMP

a. Tahap Penjaringan
● Identifikasi CP/CL b
Bertujuan untuk menyusun daftar dan profil kelembagaan petani (poktan dan
gapoktan) yang akan ditumbuhkan menjadi BUMP.

● Pembenahan kelompok tani


Dilakukan untuk mengetahui jumlah kelembagaan petani yang masih aktif, baru
tumbuh ataupun yang sudah tidak berjalan lagi.
● Identifikasi BPP
Identifikasi BPP dilakukan untuk mengetahui keberadaan BPP termasuk dari
fasilitas dan jumah SDM penyuluhan yang dimiliki, termasuk dengan kualifikasi
kompetensi teknis penyuluh pertanian.
STRATEGI PENGUAT DAN TAHAPAN BUMP
● Pemetaan kelembagaan petani (poktan dan gapoktan)
Pemetaan kelembagaan petani merupakan proses pengumpulan dan
penggambaran data dan informasi kelembagaan petani, meliputi, potensi usahatani
yang sudah berjalan dan jenis usaha yang layak dikembangkan, kebutuhan-kebutuhan
yang diperlukan guna penguatan kelembagaan petani menjadi BUMP, dan
permasalahan-permasalahan yang dihadapi.

● Identifikasi potensi sumberdaya alam (SDA)

Bertujuan untuk mengetahui potensi sumber daya alam yang ada dan tingkat
pemanfaatannya.
STRATEGI PENGUAT DAN TAHAPAN BUMP
b. Tahapan Penumbuhan
Pada tahapan ini ditetapkan jenis pelatihan dan penyuluhan dalam rangka pengawalan
dan pendampingan. Pelatihan dalam rangka peningkatan kemampuan organisasi
(manajemen organisasi).

Contohnya, yaitu:
● Manajemen kepemimpinan
● Manajemen perencanaan, administrasi, keuangan dan lainnya
● Pelatihan keterampilan teknis usahatani agribisnis dalam rangka meningkatkan
kemampuan teknis usahatani agribisnis mulai dari hulu sampai dengan hilir (on farm
dan off farm).
● Pelatihan teknologi informasi dan kewirausahaan bagi calon-calon kepengurusan BUMP.

Selain itu, pada tahap ini penyuluhan mempunyai posisi penting pasca pelatihan.
Pengawalan dan pendampingan yang intensif terhadap kelembagaan ekonomi petani
(BUMP) perlu dilakukan untuk mengetahui kemajuan-kemanjuan yang diperoleh pasca
pelatihan, serta dengan cepat dapat melakukan perbaikan maupun memberikan solusi
terhadap kebutuhan maupun permasalahan yang dihadapi BUMP.
STRATEGI PENGUAT DAN TAHAPAN BUMP

b. Tahapan Pelembagaan

Pada tahapan ini dilakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang kemampuan

BUMP, diantaranya:

● Perluasan jejaring kerjasama

● Pangsa pasar

● Peningktan kualitas usaha (produk)

● Pengembangan kemitraan
ORGANISASI DAN TATA HUBUNGAN KERJA BUMP

1. Organisasi Pengelolaan

Secara Umum Pengelolaan BUMP dilakukan oleh beberapa pelaksana, diantaranya :


a. Dewan pengawas (komisaris)

Tugas dari Dewan Pengawas :


● Pengawas kinerja jajaran direksi BUMP
● Melakukan pemeriksaan keuangan/pembukuan perusahaan
● Mengangkat dan memberhentikan direksi/pelaksana manajemen
● Melakukan pengawasan terhadap kinerja BUMP sesuai dengan maksud dan tujuan
BUMP
● Tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsung atas
tindakan pengurusan direksi yang mengakibatkan kerugian
● Memberikan nasihat kepada direksi/pelaksana manajemen untuk mencegah timbul
atau berlanjutnya kerugian tersebut.
ORGANISASI DAN TATA HUBUNGAN KERJA BUMP

b. Pelaksana manajemen (direksi) yang terdiri dari unsur ketua (direktur utama), bendahara,
sekretaris, dan manajer, serta ketua unit usaha.

Tugas pelaksana manajemen


● Direksi wajib dengan iktikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas
pengurusan BUMP dengan tetap memperhatikan keseimbangan kepentingan seluruh
pihak yang berkepentingan dengan aktivitas perseroan
● Mewakili BUMP, baik di luar pengadilan (perjanjian, kesepakatan, dan lainnya)
maupun di dalam pengadilan
● Direksi wajib tunduk pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
anggaran dasar dan keputusan musyawarah BUMP dan memastikan seluruh aktivitas
BUMP telah sesuai dengan ketentuan peraturan-peraturan perundangundangan
yang berlaku, anggaran dasar, keputusan musyawarah BUMP serta peraturan-
peraturan yang ditetapkan oleh BUMP
● Direksi dalam memimpin dan mengurus BUMP hanya untuk kepentingan dan tujuan
BUMP dan berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas BUMP
● Direksi memelihara dan mengurus kekayaan BUMP secara amanah dan transparan.
ORGANISASI DAN TATA HUBUNGAN KERJA BUMP

2. Tata Hubungan Kerja

a. Konsultasi
Dilakukan oleh BUMP kepada pemerintah/pemerintah daerah, dinas teknis lingkup
pertanian, perguruan tinggi, lembaga penelitian dan pengembangan mengenai
dukungan regulasi pemerintah kepada BUMP, pengembangan dan penelitian teknologi,
fasilitasi pemerintah kepada BUMP, dukungan pelatihan kepemimpinan, penguatan
kapasitas manajerial, dan pelatihan wirausaha oleh pemerintah/pemerintah daerah.

b. Koordinasi
Dilakukan oleh BUMP kepada swasta/Badan Usaha Milik Negara/ Badan Usaha Milik
Daerah, Badan Usaha Milik Desa, Bulog, resi gudang, pelaku usaha, berkaitan dengan
dukungan pembiayaan/permodalan, dukungan sarana dan prasarana pertanian, layanan
pemasaran hasil, dukungan alat dan masin pertanian, kegiatan penguatan
kapasitas/penyuluhan, dan fasilitasi asuransi.
PEMBINAAN, SUPERVISI, MONEV, DAN PELAPORAN

1. Pembinaan

● Pembinaan di pusat dilakukan oleh seluruh unit kerja Eselon I di kementerian pertanian,
yang dikoordinasikan oleh Badan PPSDMP, melalui Balai Penyuluhan Pertanian sebagai
Pusat integrasi program dan kegiatan pembangunan pertanian di tingkat lapangan.
● Pembinaan di tingkat daerah dilakukan oleh TIM Pembina BUMP, yang dikoordinir dinas
lingkup pertanian provinsi dan kabupaten/kota dengan melibatkan pelaku usaha dan
lainnya. Adapun tugas Tim tersebut meliputi:

● Melakukan sosialsi di tingkat Pemerintah Daerah sampai dengan tingkat Poktan


dan Gapoktan
● Mendorong terbentuknya BUMP dan meningkatkan status organisasinya menjadi
Berbadan Hukum
● Mengidentifikasi kebutuhan jenis-jenis pelatihan dan penyuluhan dalam rangka
pendampingan dan pengawalan
● Mendorong terbangunnya Jejaring kerjasama dan Kemitraan bagi BUMP
● Melakukan Supervisi, Monitoring dan Evaluasi.
PEMBINAAN, SUPERVISI, MONEV, DAN PELAPORAN

2. Supervisi, monitoring, dan evaluasi

Supervisi, monitoring dan evaluasi dilakukan oleh TIM PEMBINA BUMP di setiap tingkatan
administrasi wilayah pelaksana pembentukan dan pengelolaan BUMP. Tim terdiri unsur
lingkup dinas pertanian (Tanaman Pangan, Hortikultura, Peternakan, Perkebunan,dan Dinas
Ketahanan Pangan, Koordinator BPP dan Penyuluh Pertanian di tingkat lapangan, serta jika
memungkinkan dapat melibatkan dinas terkait seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan,
Koperasi, Bulog, ataupun pihak Perbankan yang mempunyai kemampuan dalam mendorong,
mengembangkan, memfasilitiasi, dan menilai kemajuan dari sebuah BUMP. Ruang lingkup
supervisi, monitoring dan evaluasi pembentukan dan pengelolaan BUMP meliputi:
● Keragaan dan kesiapan pembentukan dan pengelolaan BUMP
● Kelayakan usaha
● Manajemen organisasi (keanggotaan, kepengurusan, tugas dan fungsi)
● Manajemen usahatani agribinis (basis usaha, sumber pembiayaan, skala usaha,
kemitraan, dan legalitas).
PEMBINAAN, SUPERVISI, MONEV, DAN PELAPORAN

3. Pelaporan

Alur pelaporan BUMP sebagai berikut:


● Penyuluh pertanian melaporkan pelaksanaan kegiatan pendampingan dan pengawalan
kepada Kepala Balai Penyuluhan di Kecamatan sesuai dengan format yang telah
disediakan. Laporan dilakukan pada minggu pertama setiap tiga bulan sekali
● Kepala Balai Penyuluhan Pertanian melaporkan pelaksanaan kepada Bidang/Seksi yang
menangani penyuluhan di tingkat kabupaten/kota pada minggu pertama setiap tiga bulan
sekali
● Kepala Bidang/Seksi yang menangani penyuluhan di tingkat kabupaten/kota melaporkan
perkembangan BUMP kepada Bidang/Seksi yang menangani penyuluhan di tingkat
provinsi pada minggu pertama setiap tiga bulan sekali.
● Kepala Bidang/Seksi yang menangani penyuluhan di tingkat provinsi melaporkan
perkembangan BUMP kepada Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian cq
Pusat Penyuluhan Pertanian, pada minggu pertama setiap tiga bulan sekali.
KOPERASI
PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM

Dalam Undang-undang Perkoperasian No.25 tahun 1994 pasal 1 ayat 1 sebagai

berikut : Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan

hukum koperasi dengan melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar asas kekeluargaan.

Koperasi merupakan milik para anggota sendiri diatur sesuai dengan keinginan

para anggota. Dalam koperasi tidak ada paksaan dan campur tangan pihak lain yang

tidak ada sangkut pautnya dengan koperasi. Pembagian pendapatan benar-benar harus

berdasarkan besar kecilnya karya dan jasa anggota.


PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN
Tujuan utama Koperasi Indonesia adalah mengembangkan kesejahteraan anggota, pada

khususnya, dan masyarakat pada umumnya. Koperasi Indonesia adalah perkumpulan orang-

orang, bukan perkumpulan modal sehingga laba bukan merupakan ukuran utama

kesejahteraan anggota. Manfaat yang diterima anggota lebih diutamakan daripada laba.

Meskipun demikian harus diusahakan agar koperasi tidak menderita rugi. Tujuan ini dicapai

dengan karya dan jasa yang disumbangkan pada masing-masing anggota.

Pengelola adalah Karyawan / Pegawai yang diberikan kuasa & wewenang oleh pengurus

untuk mengembangkan usaha dengan efisien & professional.Hubungannya dengan pengurus

bersifat kontrak kerja, dan dapat diangkat serta diberhentikan oleh pengurus.
PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN
Dilihat dari perangkat dan mekanisme kerja, manajemen koperasi tampaknya memiliki
kekhususan dan aturan tersendiri, dibandingkan dengan badan/lembaga/organisasi lainnya,
misalnya manajemen pada perseroan terbatas. Kekhususan tersebut mempunyai dampak dalam
mewujudkan efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan koperasi. Adanya peran serta dari anggota
sebagai pemilik dan pengguna jasa koperasi memberi kesan campur tangan anggota dalam
manajemen, sehinnga manajemen koperasi kelihatan rumit.
Pada dasarnya manajemen meliputi kegiatan pengelolaan usaha koperasi. Dalam praktik
koperasi, pengelolaan organisasi dilakukan oleh pengurus, sedangkan pengelolaan usaha dilakukan
oleh pengelola usaha yang diangkat oleh pengurus. Pasal 32 undang-undang nomor 25 tahun 1992
tentang perkoperasian menyebutkan bahwa:
● pengurus koperasi dapat mengangkat pengelola yang diberi wewenang dan kuasa untuk
mengelola usaha
● dalam hal pengurus koperasi bermaksud untuk mengangkat pengelola,maka rencana
pengangkatan tersebut diajukan kepada rapat anggota untuk mendapat persetujuan
● pengelola bertanggung jawab kepada pengurus
● pengelolaan usaha oleh pengelola tidak mengurangi tanggung jawab pengurus sebagaimana
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PENDIRIAN DAN KEANGGOTAAN KOPERASI

A. Pendirian Koperasi

1. Beberaapa hal penting yang perlu diketahui oleh para pemprakarsa pendiri koperasi

a. Tidak adanya manfaat dari koperasi yang didirikan jika para pendiri tidak mengetahui
berbagai persoalan pokok tentang koperasi pada umumnya.
b. Walaupun koperasi dimulai dengan 20 orang, namun harus diusahakan sehingga
koperasi dapat menerima anggota-anggota baru secara sukarela dan terbuka
c. Koperasi membutuhkan waktu jangka panjang untuk mencapai tujuannya
d. Koperasi merupakan tnggung jawab pemerintah, walau demikian koperasi tetap milik
para anggotanya
PENDIRIAN DAN KEANGGOTAAN KOPERASI

2. Langkah-langkah pendirian koperasi

a. Mengadakan pertemuan anggota pendiri


b. Mengadakan penelitian mengenai lingkungan kerja
c. Menghubungi kantor Departemen Koperasi setempat
d. Membentuk panitia pendiri untuk mempersiapkan AD/ART
e. Mengadakan rapat pembentukan koperasi
f. Mengajukan permohonan status badan hukum koporasi
PENDIRIAN DAN KEANGGOTAAN KOPERASI

3. Pelopor Pendirian Koperasi

Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang pelopor, yaitu :

a. Memiliki minat yang besar, bercita-cita tinggi, dan mempunyai jiwa kemasyarakat
b. Memiliki peranan dan tugas koperasi
c. Memiliki keberanian, keuletan, dan keyakinan akan berhasilnya koperasi
d. Memiliki integritas tinggi.
PENDIRIAN DAN KEANGGOTAAN KOPERASI

B. Keanggotaan Koperasi

1. Sifat Keanggotaan Koperasi

Sesuai prinsip koperasi keanggotaan koperasi pada dasarnya bersifat sukarela


dan terbuka. Sukarela artinya setiap anggota koperasi mendaftar menjadi anggota
koperasi atas kemauan sendiri, sedangkan terbuka artinya setiap orang mampu dan
memenuhi syarat keanggotaan dan dapat diterima menjadi anggota koperasi.
PENDIRIAN DAN KEANGGOTAAN KOPERASI

3. Kewajiban dan Hak Anggota


a. Memiliki minat yang besar, bercita-cita tinggi, dan mempunyai jiwa kemasyarakat

Dalam pasal 20 UU No. 25/1992 kewajiban-kewajiban anggota koperasi meliputi :


● Mematuhi AD dan ART koperasi serta keputusan yang telah disepakati
● Berpartisipasi pada usaha yang diselenggarakan
● Mengembangkan dan memelihara kebersamaan atas asas kekeluargaan

b. Hak Anggota Koperasi

● Hak menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam rapat


anggota
● Memilih/dipilih menjadi pengurus
● Meminta diadakan rapat anggota
● Mengemukakan pendapat/saran kepada pengurus diluar rapat
● Memanfaatkan koperasi dan mendapatkan pelayanan yang adil
ALAT KELENGKAPAN ORGANISASI KOPERASI
1. Rapat Anggota
Salah satu pilar organisasi dalam kegiatan usaha koperasi adalah Rapat Anggota. Rapat
Anggota mempunyai kekuasaan tertinggi dalam organisasi koperasi. Seperti disebutkan
dalam Bab VI UU No.25/1992. “rapat anggota koperasi secara keseluruhan terdiri atas: a)
rapat anggota, b) pengurus, c) pengawas”.

2. Pengurus Koperasi
Pengurus ialah anggota koperasi yang memperoleh kepercayaan dan rapat anggota untuk
memimpin jalannya organisasi dan usaha koperasi.

3. Pengawas Koperasi
Di Indonesia salah satu perangkat organisasi koperasi adalah Pengawas. Hal ini diatur dalam
Pasal 21 UU Nomor 25/1992 yang menyebutkan bahwa perangkat organisasi koperasi terdiri
dari tiga unsur yaitu Rapat Anggota, Pengurus, dan Pengawas.
MANAJEMEN KOPERASI
Manajemen merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap organisasi. Pada hakikatnya manajemen
adalah mencapai tujuan dengan tangan orang lain. Dengan demikian, keberhasilan manajemen
sebuah organisasi akan sangat tergantung pada peaksanaan masing-masing fungsi
(perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

1. Struktur Intern Organisasi Koperasi


Struktur internal koperasi merupakan struktur pelaksana kegiatan atau tugas di dalam
sebuah lembaga koperasi, yang meliputi rapat anggota, pengurus koperasi, dan pengawas
koperasi.
2. Struktur Ekstern Organisasi Koperasi
Struktur eksternal koperasi adalah struktur koperasi berdasarkan jenjang koperasi itu sendiri,
yang di dalamnya meliputi koperasi induk, koperasi gabungan, koperasi pusat, koperasi
primer, dan anggota koperasi primer sendiri.
MANAJEMEN KOPERASI
3. Aspek – Aspek Manajemen Koperasi

a. Manajemen Operasi

Manajemen operasi adalah salah satu aspek dari manajemen koperasi yang memusatkan
perhatiannya terhadap pengelolaan variable-variabel kunci yang menentukan tercapainya
efisiensi dan efektifitas.

b. Manajemen Keuangan

Pusat perhatian manajemen keuangan adalah terhadap pengelolaan berbagai aspek


keuangan suatu usah. Masalah utama yang biasanya dihadapi dalam kaitannya dengan
pengelolaan keuanagan ini adalah masalah menentukan berbagai kemungkianan perolehan
sumber dana, yaitu yang bisa diperoleh dengan biaya relative murah, serta masalah
penggunaannya untuk membiayai berbagai kegiatan sesuai dengan prioritas yang telah
ditentukan.
MANAJEMEN KOPERASI

c. Manajemen Pemasaran

Sebagai suatu proses, maka kegiatan pemasaran dapat dibagi atas beberapa tahap kegiatan
sebagai berikut:

● Analisis pasar,
● Identifikasi kebutuhan konsumen,
● Menyusun rencana pemenuhan kebutuhan konsumen,
● Menguji rencana pemasaran dengan menempatkan produk ke pasar,
● Evaluasi hasil-hasil pengujian rencana pemasaran.
PERMODALAN KOPERASI
Prinsip yang harus dipatuhi oleh koperasi yang berkaitan dengan permodalan, yaitu sebagai berikut :

1. Pengendalian dan permodalan koperasi harus tetap berada di tangan anggota dan tidak perlu
dikaitkan dengan jumlah modal yang dapat ditanamkan oleh seseorang anggota dalam
koperasi dan berlaku ketentuan satu anggota satu suara.
2. Modal harus dimanfaatkan untuk usaha-usaha yang bermanfaat dan meningkatkan
kesejahteraan bagi anggota.
3. Usaha-usaha dari koperasi harus dapat membantu pembentukan modal baru.
4. Modal mencakup untuk membiayai usaha secara efisien.
5. Modal hanya diberikan balas jasa yang terbatas.
PERMODALAN KOPERASI
Menurut UU No.25 Tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 41 bahwa modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan
modal pinjaman.
1. Modal Sendiri, yang dimaksud dengan modal sendiri dalam pasal 1 ayat (2) UU No.25/1992 adalah modal yang
menanggung risiko atau disebut modal ekuiti. Yang termasuk kedalam modal sendiri yaitu :

○ Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota
kepada koperasi saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota.

○ Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar oleh
anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil
kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.

○ Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha, yang
dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.

○ Hibah adalah suatu pemberian atau hadiah dari seseorang semasa hidupnya.
PERMODALAN KOPERASI
2. Modal Pinjaman, modal pinjaman dapat berasal dari :

○ Anggota, suatu pinjaman yang diperoleh dari anggota, termasuk calon anggota yang
memenuhi syarat.

○ Koperasi lain/anggota koperasi lain, pinjaman dari koperasi lain atau dari anggotanya
didasari dengan perjanjian kerja sama antar koperasi.

○ Bank dan lembaga keuangan lainnya, pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya
dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PERBEDAAN KOPERASI DENGAN BADAN USAHA
LAIN
Dimensi Perorangan Firma PT Koperasi

Pengguna Jasa Bukan Pemilik Umumnya bukan pemilik Umumnya bukan pemilik Anggota / Umum

Pemilik Usaha Individu Para sekutu Pemegang saham biasa Anggota

Pelaksanaan Voting Tidak perlu Biasanya menurut Menurut besarnya saham Satu anggota satu suara

besarnya modal yang dimiliki melalui RUPS dan tidak boleh

penyertaan diwakilkan

Penentuan Kebijaksanaan Orang yang Para sekutu Direksi Pengurus

bersangkutan

Balas jasa terhadap modal Tidak terbatas Tidak terbatas Tidak terbatas Terbatas

Penerima keuntungan Orang yang Para sekutu secara Pemegang saham secara Anggota sesuai

bersangkutan proporsional proporsional jasa/partisipasi

Yang bertanggung jawab Pemilik Para sekutu Pemegang saham Anggota (sejumlah modal

terhadap rugi (sejumlah saham yang ekuitas)

dimiliki)
KERJASAMA KOPERASI
Pola kerjasama antar koperasi dan antara pengusaha dan koperasi yang baik harus mengacu pada
pemberian keuntungan kedua belah pihak. Kemitraan strategis seperti itulah yang berpotensi untuk
membuat kemitraan yang kuat dan stabil. Dengan melakukan kerjasama antara koperasi ini maka
akan diperoleh keuntungan-keuntungan sebagai berikut :
1. Peningkatan kemampuan daya tawar (bergaining power) terhadap pihak ketiga
2. Menjamin kontinuitas pemasukan bahan baku
3. Biaya dapat ditekankan jauh lebih rendah karena dapat beroperasi secara besar-besaran
(economic of scale).
4. Bila kerjasama dilakukan oleh koperasi tingkat di atasnya dan bidang usahanya dapat
mengadakan integrasi vertikal, maka akan dapat menurunkan biaya transaksi (transaction cost).
5. Bila kerjasama dilakukan secara horizontal (antar koperasi setingkat), maka akan meningkatkan
kemampuan bersaing mereka terhadap pihak ke tiga.
KERJASAMA KOPERASI
Kerjasama dibidang usaha antar koperasi, anata koperasi dan bukan koperasi dapat dilakukan
dalam dua cara, yaitu sebagai berikut :
1. Membentuk organisasi baru yang berbadan hukum.
2. Tanpa membentuk organisasi baru yang berbadan hukum di proyek atau kemitraan.
JENIS KOPERASI
Jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan anggota. Dasar pengurus
sesuai dengan undang-undang koperasi yang berlaku, terdiri atas :
1. Koperasi Konsumen. Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya terdiri atas orang-
orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam lapangan konsumsi. Koperasi konsumen
mempunyai fungsi sebagai penyalur tunggal barang-barang kebutuhan anggota sehari hari
yang memperpendek jarak antar produsen dengan konsumen. Sebagai penyalur tunggal
barang-barang kebutuhan pokok anggota, koperasi konsumen juga mempunyai fungsi-fungsi
lainnya, seperti :

○ Dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan mudah.

○ Harga lebih murah atau sama dengan harga pasar.

○ Kualitas barang lebih terjamin.

○ Sisa hasil usaha yang diperleh dikembalikan kepada anggota.

○ Ongkos-ongkos penjualan maupun ongkos pembelian dapat dihemat.


JENIS KOPERASI
2. Koperasi Produsen.
Koperasi produsen adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri atas para pengusaha, pemilik alat-alat
produksi, dan karyawan yang berkepentingan, sedangkan usahanya langsung berhubungan dengan bidang industri
atau kerajinan. Koperasi produsen umumnya didirikan oleh industri kecil yang bekerja untuk kepentingan bersama
menghindarkan diri dari kaum kapitalis.
● Koperasi Pertanian.
Koperasi petani adalah koperasi yang anggotanya terdiri atas para petani pemilik lahan pertanian,
pemaro atau buruh tani, dan orang-orang yang berkepentingan. Sedangkan usaha yang dijalankannya adalah
yang bersangkutan dengan bidang pertanian. Usaha-usaha koperasi pertanian meliputi :
● Penyediaan alat-alat pertanian dan bahan-bahan yang dibutuhkan agar prduktivitas bertambah,
seperti pembelian bibit unggul, pupuk, obat pemberantas hama dan penyakit.
● Mengolah hasil pertanian dari tingkat bahan menjadi hasil siap pakai, misalnya pengolahan
karet, penggilingan padi.
● Mengusahakan penjualan hasil pertanian/pemasaran.
● Memberikan kredit bagi para anggotanya untuk keperluan produksi pertanian, supaya terhindar
dari sistem ijon. Sistem Ijon merupakan perwujudan konsep cerdas dan taktis yang merangkum
minimal empat strategi darar link dan match.
JENIS KOPERASI

Potensi koperasi petani diikutsertakan dalam kelompok tani, bimas. Bimas merupakan panduan dari kegiatan
baik aparat pemerintah, swasta, dan para petani. Usaha untuk meningkatkan swadaya masyarakat petani dengan
saptakarya pertanian yang meliputi :

● Panca usaha
● Pembinaan/penguasaan hasil
● Pengolahan hasil
● Pemasaran hasil
● Pembangunan masyarakat desa
● Peningkatan kualitas
● Peningkatan kuantitas pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi
JENIS KOPERASI

● Koperasi Peternakan

Koperasi peternakan adalah koperasi yang anggotanya terdiri atas pengusaha-pengusaha peternakan,

pemilik ternak, dan buruh peternakan atau orang-orang yang berhubungan langsung dengan usaha peternakan.

Bidang-bidang usaha koperasi peternakan meliputi :

○ Mengusahakan penyediaan bibit unggul, makanan ternak, obat-obatan ternak.

○ Penyediaan lahan/tempat untuk memelihara ternak.

○ Memberikan kredit kepada anggota koperasi.

○ Mengusahakan penjualan hasil peternakan.


JENIS KOPERASI

● Koperasi Perikanan. Koperasi perikanan adalah koperasi yang anggotanya terdiri atas para pengusaha pemilik
perikanan, para nelayan, dan orang-orang yang berkepentingan dengan bidang perikanan baik usaha
perikanan laut maupun perikanan darat.

○ Kegiatan usaha koperasi perikanan meliputi bidang :

○ Penyediaan bibit ikan, alat-a;at penangkapan hasil ikan, perahu bermotor bagi anggota.

○ Pengadaan sarana pengangkutan hasil perikanan.

○ Pengolahan hasil ikan dengan sistem mekanik dan ban berjalan.

○ Mengusahakan pemasaran hasil perikanan untuk anggota maupun masyarakat.

○ Pemberian kredit bagi anggota.


JENIS KOPERASI
● Koperasi kerajinan dan industri. Anggota-angotanya terdiri atas usaha-usaha kerajinan dan pengusaha industri
atau orang yang bersangkut-paut dengan kerajinan dan industri, misalnya koperasi kerajinan tangan, koperasi
batik, koperasi ukiran kayu, koperasi industri tekstil, koperasi elektronika. Bidang-bidang usaha koperasi
kerajinan dan industri meliputi :

○ Menyediakan bahan dan alat-alat kerajinan dan industri yang diperlukan.

○ Menciptakan model-model baru, teknologi mutakhir.

○ Menggunakan metode atau cara pembuatan hasil yang lebih modern.

○ Mengusahakan pemasaran hasil.

○ Menyediakan sarana gudang dan pengangkutan.

○ Mengusahakan kredit bai anggota.


JENIS KOPERASI
3. Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi simpan pinjam (koperasi kredit) adalah koperasi yang anggotanya orang-orang yang mempunyai
kepentingan langsung dalam lapangan perkreditan. Kegiatan anggota koperasi ialah menaung atau menyimpan,
jumlah tabungan yang terkumpul dipinjamkan pada para anggota lainnya yang memerlukan dengan tingkat
bunga yang telah diatur dalam anggaran rumah tangga koperasi.
Bidang usaha koperasi simpan pinjam meliputi:

○ Menerima uang simpanan dari anggota koperasi

○ Melayani pinjaman anggota


JENIS KOPERASI
Tujuan koperasi simpan pinjam adalah :
● Membantu keperluan kredit para anggota yang memerlukan.
● Mendidik para anggota supaya giat menyimpan secara teratur sehingga dapat membentuk
modal.
● Mendidik para anggota untuk hidup teratur dengan menyisihkan sebagaian dari penghasilan
mereka.
● Menambah pengetahuan dan informasi tentang perkoperasian.
JENIS KOPERASI
4. Koperasi Pemasaran

Koperasi pemasaran ialah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri atas orang-orang tertentu yang
mempunyai kepentingan langsung dalam bidang usaha untuk pemasaran barang dan jasa.
Tujuan koperasi pemasaran adalah:

● Membantu dalam memasarkan barang-barang yang dihasilkan anggota.


● Memberikan pelayanan terhadap anggota dalam cara meningkatkan jumlah dan mutu barang
yang layak untuk dipasarkan kepada konsumen.
● Memperlancar arus barang dari produsen kepada konsumen.
● Menambah pengetahuan usaha pemasaran hasil produksi.
JENIS KOPERASI
5. Koperasi Jasa

Selain kegiatan di bidang usaha sebagai sarana produktif juga perlu kegiatan di bidang usaha jasa.

Meningkatnya kegiatan usaha dan keanekaragaman kebutuhan menyebabkan tumbuhnya jenis koperasi yang

khusus bergerak di bidang pelayanan jasa. Sebagai pelengkap kegiatan usaha koperasi jasa,orang memerlukan

jasa pengangkutan agar dapat sampai ke tempat tujuan.

Koperasi usaha angkutan, seperti Angkutan Kota (Angkot), Angkutan Pedesaan (Angdes), Koperasi Bina

Usaha Transportasi RI (Kobutri), Koperasi Bandung Tertib (Kobanter), Koperasi Angkutan Jakarta (KOPA), Koperasi

Asuransi Indonesia (KAI), Bank Umum Koperasi, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Koperasi Listrik, Koperasi Usaha

Kredit (KUK).
JENIS KOPERASI
6. Koperasi Unit Desa

Koperasi Unit Desa (KUD) adalah organisasi ekonomi yang berwatak sosial yang merupakan wadah bagi
pengembangan berbagai kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan yang diselenggarakan untuk masyarakat
pedesaan guna meningkatkan pelayanan kepada anggota masyarakat dan masyarakat pedesaan.
KUD sebagai pusat pelayanan dalam kegiatan perekonomiaan pedesaan memiliki dan melaksanakan fungsi
:

● Perkreditan, untuk keperluan produksi dan penyediaan kebutuhan modal investasi dan modal
kerja/usaha bagi anggota KUD dan warga desa umumnya.
● Penyediaan dan penyaluran sarana-sarana produksi seperti sarana sebelum dan sesudah panen,
sarana produksi untuk keperluan industri/kerajinan dan sebagainya, penyediaan dan penyaluran
barang-barang keperluan sehari-hari khususnya sembilan bahan pokok dan jasajasa lainnya.
● Pengolahan dan pemasaran hasil produksi/industri dan sebagainya dari para anggota KUD dan warga
desa umumnya.
● Kegiatan perekonomian lainnya seperti perdagangan, pengangktan, dan sebagainya.
KOPERASI
PERTANIAN
PEMBENTUKAN KOPERASI PERTANIAN

Pembinaan kelembagaan petani sesuai dengan Permentan Nomor. 273 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pembinaan Kelembagaan Petani diarahkan pada peningkatan kemampuan dan penguatan kelembagaan petani
menjadi organisasi yang kuat dan mandiri dalam bentuk kelembagaan ekonomi petani.
Salah satu upaya pemberdayaan petani dalam rangka meningkatkan kapasitas kelembagaan petani
menjadi kelembagaan ekonomi petani salah satunya dilakukan melalui pembentukan koperasi. Pengembangan
koperasi, sebenarnya telah dilaksanakan sejak lama, namun dalam pelaksanaannya seringkali terkendala oleh
beberapa hal diantaranya:
1. Pelayanan koperasi kepada petani sebagai anggota belum memuaskan.
2. Permodalan koperasi masih sangat terbatas.
3. Kapasitas pengurus dalam mengelola koperasi belum memadai.
4. Cakupan usaha kegiatan koperasi masih terfokus pada kegiatan on-farm.
5. Kepercayaan masyarakat tani terhadap koperasi masih relatif rendah.
PEMBENTUKAN KOPERASI PERTANIAN

Sejalan dengan adanya perbaikan dan penyempurnaan terhadap program perkoperasian dan semakin

berkembangnya usaha petani secara berkelompok, maka pengembangan kelembagaan petani melalui

pembentukan koperasi digalakan kembali dengan tujuan:

1. Membangun kembali citra koperasi sebagai lembaga ekonomi milik petani.

2. Meningkatkan kapasitas manajerial bagi pengurus, pengawas, dan pembina koperasi.

3. Meningkatkan sarana, prasarana, dan permodalan koperasi dalam bidang agribisnis.

4. Meningkatkan pelayanan koperasi melalui penerapan “one stop shopping”  kepada petani dalam penyediaan

sarana produksi, pembelian produk petani, dan penyediaan modal usaha.

5. Memfasilitasi pengembangan koperasi berbasis komoditas dengan pendekatan sistem agribisnis.


PERBANDINGAN GAPOKTAN DAN KOPERASI
SYARAT GAPOKTAN MEMBENTUK KOPTAN

Gabungan kelompoktani (Gapoktan) merupakan kelembagaan petani yang ditumbuhkan secara partisipatif yang

beranggotakan kelompok-kelompoktani dalam rangka meningkatkan skala ekonomi dan esiensi usaha.

Gapoktan berpeluang untuk ditingkatkan kapasitasnya menjadi koperasi, apabila gapoktan tersebut telah

menunjukan kemampuannya dalam pengembangan kegiatan usaha dengan ciri-ciri sebagai berikut:

● Telah mengembangkan usaha berkelompok yang dikelola secara komersial dan berorientasi pasar.

● Telah memiliki aturan /norma organisasi secara tertulis yang disepakati dan ditaati bersama oleh semua

anggota misalnya: aturan pertemuan/ rapat anggota/rapat pengurus yang diselenggarakan secara berkala

dan berkesinambungan; penghargaan dan sanksi yang berlaku bagi semua anggota dan pengurus dll.

● Telah memiliki kepengurusan yang bertugas dalam pengembangan usaha dan berjalan sesuai dengan tugas

dan kewajibannya;
SYARAT GAPOKTAN MEMBENTUK KOPTAN

● Telah membangun kemitraan dan jejaring usaha dengan berbagai pihak dalam rangka pengembangan

usaha.

● Memiliki pencatatan administrasi organisasi yang baik.

● Memiliki pencatatan kegiatan usaha sederhana tetapi dilakukan secara berkesinambungan.

● Memiliki rencana kerja/kegiatan dalam pengembangan usaha.

● Adanya pemupukan modal usaha atau dana keswadayaan yang berkembang baik yang berasal dari iuran

anggota maupun penyisihan hasil usaha/kegiatan Gapoktan.

● Telah mencoba untuk mengembangkan kegiatan pengelolaan keuangan dalam bentuk Lembaga Keuangan

Mikro Agribisnis(LKM-A) atau bentuk pengelolaan jasa keuangan sederhana lainnya.


CIRI CIRI KOPTAN SUKSES
● Mempunyai Pengurus dan Pengawas yang dipilih dari dan oleh  Anggota. Bila Koperasi sudah berkembang
dan Pengurus tidak mampu lagi mengelola usaha koperasi, maka perlu diangkat seorang Manajer dan
merekrut karyawan;
● Pengurus koperasi jujur, adil, dan disiplin;
● Anggota koperasi berperan aktif, jujur, dan disiplin;
● Tim Pengawas berfungsi sesuai dengan tugasnya;
● Memiliki AD/ART yang disepakati dan ditaati;
● Setiap tahun melaksanakan Rapat Anggota minimal sekali dengan tingkat kehadiran lebih dari 75%;
● Melaksanakan pendidikan kepada para anggotanya secara rutin.
● Melayani anggota dengan baik, antara lain: 1) Jenis usahanya dapat memenuhi kebutuhan anggotanya. 2)
Semua anggota mendapat pelayanan Koperasi. 3) Lebih 75% anggota merasa puas atas pelayanannya.
● iMempunyai administrasi yang baik, antara lain: 1) Memiliki Administrasi Keuangan dan Non Keuangan yang
lengkap, tertib, dan benar 2) Mempunyai kegiatan usaha dan laporan yang lengkap untuk
dipertanggungjawabkan pada setiap rapat pengurus dan pada Rapat Anggota Tahunan (RAT). 3) Laporan
kegiatan usaha disampaikan pada setiap rapat pengurus dan pada Rapat Anggota Tahunan (RAT).
CIRI CIRI KOPTAN BERKEMBANG BAIK
● Pengurus Koperasi selalu berusaha menemukan atau menghimpun potensi dan kemampuan anggota,
sehingga dapat mengembangkan usaha anggota terus bertambah, dan dapat meningkatkan pendapatan
serta kesejahteraannya.
● Berjalannya fungsi penjualan dan pembelian dari produk anggota dengan harga yang layak, pelayanan
kepada anggota yang memuaskan, dan tersediannya informasi pasar.
● Nilai tunggakan pinjaman anggota ke Koperasi kurang dari 1%.
● Sisa Hasil Usaha (SHU) selalu meningkat dan dibagikan maksimal 40% kepada anggota dan 25% bagi anggota
luar biasa.
● Menjalin kemitraan usaha yang baik dengan ciri: 1) Kemitraan usaha secara tertulis dalam bentuk kontrak. 2)
Kemitraan usaha memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak dan terjadi secara terus-menerus.
● Lebih dari 90% anggota dan masyarakat setempat merasakan manfaat Koperasi.
● Adanya pendidikan bagi para anggota Koperasi.
FASILITAS PEMBENTUKAN KOPTAN
Fasilitasi pembentukan koperasi tani sesuai dengan Nota Kesepakatan Bersama antara Kementerian
Pertanian dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah tentang Pembinaan dan Fasilitasi Gabungan
Kelompoktani (Gapoktan) membentuk Koperasi Pertanian, merupakan tanggung jawab bersama dari ke dua
kementerian tersebut yang perlu untuk ditindaklanjuti hingga ke tingkat lapangan.
Operasionalisasi fasilitasi pembentukan koperasi di tingkat lapangan menjadi tugas para penyuluh pertanian
berkoordinasi dengan petugas dari dinas/kantor yang menangani koperasi di wilayah setempat.
Tahapan fasilitasi pembentukan koperasi tani terdiri dari persiapan, pembentukan dan pelaksanaan serta
monitoring dan evaluasi, dengan rincian sebagai berikut:

1. Persiapan
● Penyuluh Pertanian melakukan identikasi terhadap gapoktan yang berpotensi untuk
dikembangkan menjadi koperasi sesuai dengan persyaratan.
● Gapoktan yang memenuhi syarat diajukan oleh Kepala BP3K kepada Kepala BP4K di tingkat
kabupaten.
FASILITAS PEMBENTUKAN KOPTAN

● Verikasi dan validasi kelayakan gapoktan yang diusulkan sebagai calon koperasi tani oleh
BP4K/Kelembagaan yang membidangi penyuluhan bekerjasama dengan dinas/kantor yang
menangani koperasi di kabupaten/kota
● Kepala BP4K dan kepala dinas/kantor yang menangani koperasi di kabupaten/kota menyepakati
gapoktan yang siap untuk difasilitasi untuk membentuk tani;
● Daftar Gapoktan yang memenuhi syarat selanjutnya dimasukan menjadi salah satu bahan dalam
penyusunan programa penyuluhan tingkat kecamatan;
● Setelah programa penyuluhan disusun, maka fasilitasi pembentukan koperasi tani menjadi bahan
bagi rencana kerja penyuluh;
● Sosialisasi oleh penyuluh tentang manfaat dan tata cara pembentukan koperasi yang dilakukan
pada pertemuan berkala gapoktan untuk memberikan wawasan tentang Koperasi Tani. Kegiatan
sosialisasi ini sebaiknya dengan menyertakan petugas dari dinas/kantor yang menangani koperasi;
FASILITAS PEMBENTUKAN KOPTAN

● Musyawarah/rembug gapoktan untuk menyepakati pembentukan koperasi tani, pada pertemuan


ini sebaiknya dihadiri oleh petugas dari dinas/kantor yang menangani koperasi agar untuk
selanjutnya gapoktan tersebut mendapat fasilitasi dalam mempersiapkan kelengkapan untuk
membentuk koperasi.
● Fasilitasi berupa pendampingan oleh penyuluh pertanian bersama dengan petugas oleh petugas
dari dinas/kantor yang menangani koperasi. Materi fasilitasi antara lain meliputi: 1) Persyaratan
dan proses pembentukan koperasi tani; 2) Struktur, tugas, tanggung jawab dan fungsi
kepengurusan koperasi tani; 3) Penyiapan dokumen-dokumen kelengkapan pembentukan
koperasi.
●  Pendampingan oleh penyuluh pertanian dilakukan sebagai bagian dari kunjungan penyuluh ke
kelompoktani/gapoktan sesuai dengan jadwal yang disepakati bersama kelompoktani/gapoktan.
FASILITAS PEMBENTUKAN KOPTAN
2. Pembentukan Koperasi Pertanian

● Setelah bentuk koperasi beserta namanya telah disepakati, maka dilakukan pendirian koperasi

dengan pembuatan Akta Pendirian Koperasi yang dibuat oleh Notaris yang terdaftar pada

dinas/kantor yang menangani koperasi.

● b. Apabila akta pendirian telah diterbitkan maka koperasi tersebut, harus memperoleh

pengesahan sebagai badan hukum, apabila lingkup wilayah kerja koperasi di kabupaten/kota

maka pengesahan badan hukum dapat diperoleh dari dinas/kantor yang menangani koperasi di

kabupaten/kota.
FASILITAS PEMBENTUKAN KOPTAN
3. Pelaksanaan

Setelah koperasi tani terbentuk, maka masih diperlukan adanya fasilitasi dari berbagai pihak, agar

kelembagaan tersebut mampu mengembangkan usahatani berskala ekonomi yang menguntungkan dan

esien. Untuk itu fasilitasi yang diperlukan antara lain:

● Perencanaan usaha.

● Pengembangan bidang usaha diantaranya: 1) Bidang usaha yang menyediakan dan menyalurkan

sarana produksi berupa alat-alat dan mesin- mesin pertanian; 2) Bidang usaha dalam produksi

komoditas pertanian; 3) Bidang usaha industri pengolahan hasil pertanian (agroindustri); 4) Bidang

usaha pemasaran hasil-hasil pertanian.

● Bidang usaha pelayanan seperti perbankan, angkutan, asuransi, atau penyimpanan.


FASILITAS PEMBENTUKAN KOPTAN

● Perencanaan dan strategi pemasaran

● Keuangan, akuntansi dan perpajakan

● Penguatan dan peningkatan likuiditas modal melalui pemupukan modal secara produktif dan

progresif serta mencari peluang fasilitasi penguatan permodalan dari lembaga pembiayaan ;

● Pencarian peluang pasar melalui pengembangan jejaring dan kemitraan dengan pihak lain yang

memiliki kesamaan visi dalam mengembangkan usaha..


FASILITAS PEMBENTUKAN KOPTAN
4. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi koperasi tani dilakukan oleh kelembagaan penyuluhan atau kelembagaan yang

membidangi penyuluhan serta di setiap jenjang wilayah dengan ruang lingkup diantaranya :

● Keragaan dan kesiapan gapoktan yang memenuhi persyaratan untuk dikembangkan kapasitasnya

menjadi koperasi tani.

● Proses musyawarah/rembug gapoktan untuk menyepakati pemilihan dan pembentukan koperasi tani.

● Penyiapan dokumen-dokumen kelengkapan pembentukan koperasi seusai dengan persyaratanJumlah .

● koperasi tani yang terbentuk.

● Penguatan kapasitas manajerial usaha koperasi tani.

● Jumlah koperasi tani yang melakukan jejaring dan kemitraan usaha dengan pihak lain;
KOPERASI PERTANIAN

Koperasi pertanian (koperta) misalnya dapat mengusahakan kebutuhan usahatani antara lain:

1. Mengushakan pembelian bibit, pupuk, obat pemberantas hama, alat-alat pertanian, supaya produktivitas

pertanian bertambah.

2. Mengolah hasil pertanian dari tingkat bahan menjai hasil siap, misalnya pengolahan karet, pengilingan padi,

dan sebagainya.

3. Memberikan kredit bagi yang memerlukan untuk kepentingan produksi pertanian, supaya terhindar dari

sistem ijon.

4. Mengusahakan pasar penjualan hasil-hasil pertaniain.

5. Mendidik petani berorganisasi secara koperatif untuk mengatasi kesulitan.


MANFAAT KOPERASI PERTANIAN
Koperasi Pertanian dan Koperasi pada umumnya dalam hal ini memberikan jasa agar produk-produk
yang dihasilkan para anggotanya dapat dipasarkan secara terpadu dengan memperoleh harga yang layak, yang
memuaskan para produsen tersebut, seimbang dengan segala jerih payahnya.
Sesuai dengan harapan pemerintah agar di dalam wilayah itu dapat ditingkatkan produksi dan kehidupan
rakyatnya. Pemerintah berdaya upaya agar rakyat yang bersangkutan ikut serta dalam pembangunan sehingga
secara potensial manfaat Koperasi Pertanian bagi anggota dan masyarakat dapat merasakan hal-hal sebagai
berikut:
● Ekonomi , secara ekonomi petani dan masyarakat diharapkan bisa meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan.
● Sosial, secara sosial akan terpenuhi kebutuhan sosial masyarkat seperti terbukanya lapangan kerja,
kesempatan mendapatkan pendidikan, ketrampilan dan masyarakat merasakan memiliki tanggung jawab
sosial.
● Teknologi, dampak Koptan disuatu wilayah pedesaan khususnya akan membuka jaringan informasi dan
inovasi bagi anggota koperasi dalam mengembang kan usahanya.
CONTOH BUMP BERBENTUK PERSEROAN
TERBATAS (PT)
-BUMP PT KAPOLAGA BERKAH PANGANDARAN-
CONTOH BUMP BERBENTUK PERSEROAN
TERBATAS (PT)
-KOPERASI MAJU BARENG BERSAMA-
BANYUWANGI, JAWA TENGAH

●http://bump.koperasimabar.co.id/
CONTOH KOPERASI AGRIBISNIS
-KOPERASI TANI SEHAT-
BREBES, JAWA TENGAH
CONTOH KOPERASI AGRIBISNIS
-KOPERASI KELUARGA MITRA TANI-
JEMBER, JAWA TENGAH

Anda mungkin juga menyukai