Koperasi
Koperasi didefinisikan sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau
badan-badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan azas kekeluargaan. Koperasi
merupakan badan usaha berbadan hukum yang pengesahan pendiriannya dilakukan oleh
Menteri Negara Koperasi dan UKM atau pejabat dinas/instansi/badan yang membidangi
koperasi setempat sesuai domisili anggota (UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Koperasi Pasal
5 Ayat 3).
Firma (Fa)
Firma adalah badan usaha yang didirikan oleh dua orang atau lebih dan tiap-tiap
anggotanya bertanggung jawab penuh atas perusahaan. Modal firma berasal dari anggota
pendiri serta laba/keuntungan dibagikan kepada naggota dengan perbandingan sesuai dengan
akta pendirian. Ciri-ciri firma: 1) para sekutu aktif dalam mengelola perusahaan; 2) tanggung
jawab yang tidak terbatas atas segala resiko yang terjadi; 3) akan berakhir jika salah satu
anggota mengundurkan diri atau meninggal dunia.
Pembentukan koperasi tani terdiri dari tahap persiapan dan tahap pembentukan
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi
a) Penyuluh Pertanian melakukan identifikasi terhadap gapoktan yang berpotensi untuk
dikembangkan menjadi koperasi sesuai dengan persyaratan;
b) Gapoktan yang memenuhi syarat diajukan oleh Kepala BP3K kepada Kepala BP4K di
tingkat kabupaten;
c) Verifikasi dan validasi kelayakan gapoktan yang diusulkan sebagai calon koperasi tani
oleh BP4K/Kelembagaan yang membidangi penyuluhan bekerjasama dengan
dinas/kantor yang menangani koperasi di kabupaten/kota
d) Kepala BP4K dan kepala dinas/kantor yang menangani koperasi di kabupaten/kota
menyepakati gapoktan yang siap untuk difasilitasi untuk membentuk tani;
e) Daftar Gapoktan yang memenuhi syarat selanjutnya dimasukan menjadi salah satu
bahan dalam penyusunan programa penyuluhan tingkat kecamatan;
f) Setelah programa penyuluhan disusun, maka fasilitasi pembentukan koperasi tani
menjadi bahan bagi rencana kerja penyuluh;
g) Sosialisasi oleh penyuluh tentang manfaat dan tata cara pembentukan koperasi yang
dilakukan pada pertemuan berkala gapoktan untuk memberikan wawasan tentang
Koperasi Tani. Kegiatan sosialisasi ini sebaiknya dengan menyertakan petugas dari
dinas/kantor yang menangani koperasi;
h) Musyawarah/rembug gapoktan untuk menyepakati pembentukan koperasi tani, pada
pertemuan ini sebaiknya dihadiri oleh petugas dari dinas/kantor yang menangani
koperasi agar untuk selanjutnya gapoktan tersebut mendapat fasilitasi dalam
mempersiapkan kelengkapan untuk membentuk koperasi;
i) Fasilitasi berupa pendampingan oleh penyuluh pertanian bersama dengan petugas oleh
petugas dari dinas/kantor yang menangani koperasi.
Materi fasilitasi antara lain meliputi:
1. Persyaratan dan proses pembentukan koperasi tani;
2. Struktur, tugas, tanggung jawab dan fungsi kepengurusan koperasi tani;
3. Penyiapan dokumen-dokumen kelengkapan pembentukan koperasi.
j) Pendampingan oleh penyuluh pertanian dilakukan sebagai bagian dari kunjungan
penyuluh ke kelompoktani/gapoktan sesuai dengan jadwal yang disepakati bersama
kelompoktani/gapoktan;
Sumber informasi:
1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan
Petani;
2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroaan Terbatas;
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Koperasi.
4. Peratura Menteri Pertanian Nomor 82/Permentan/OT.140/8/2013
5. Diana Prasastyawati, Bentuk-bentuk Kelembagaan Ekonomi Petani atau Badan Usaha
Milik Petani, (cybex.pertanian.go.id/.../bentuk-bentuk-kelembagaan-ekonomi-petani-
at.) diunduh tgl. 8 Des 15. 09.05 wita
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah.
7. Jimly Asshiddiqie, 2010. Perkembangan & konsolidasi Lembaga Negara Pasca
Reformasi. Penerbit Sinar Grafika. Jakarta. www.pengertianpakar.com › Hukum 8
Des 15. Pk. 10.49 wita.
(statushukum.com/badan-hukum.html) 8 Des 15. 09.30 wita