Anda di halaman 1dari 7

Dinas Pertanian Kab.

Bojonegoro (Pemerintah Kabupaten Bojonegoro)


Untuk mendapatkan Badan Hukum Indonesia (BHI) bagi kelompok tani ( Poktan ) ,
Pemohon dapat melalui Notaris terdekat, dengan persyaratan minimal :
1. Pengurus Poktan membuat dan menandatangani :
a. Surat Pernyataan bahwa poktan tersebut tidak dalam sengketa kepengurusan
atau dalam perkara di pengadilan
b. Berita Acara Pembentukan Poktan
c. Surat Pernyataan Kekayaan poktan
d. Surat Pernyataan Tempat kedudukan, yang diketahui oleh Kepala Desa dan
Lurah
2. surat Keterangan benar - benar bahwa Poktan tersebut bergerak di bidang usaha
pertanian yang dibuat oleh kepala Desa / Lurah.
3. Foto Copy SK Penetapan Poktan dari Bupati dan atau pemohon dapat langsung
menghubungi Penyuluh Pertanian atau Ka. UPTD / PTH.UPTD di Kecamatan.
4. Sedangkan besaran biaya dalam kepengurusan BHI Variatif ( Bekisar antara Rp.
1.000.000, - s/d 1.500.000,- )
Demikian atas perhatiannya kami sampaikan terima kasih.
Apa itu badan hukum?
Badan hukum dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai organisasi atau perkumpulan
yang didirikan dengan akta yang otentik. Organisasi atau perkumpulan tersebut selanjutnya
menjadi subyek hukum. Dalam ilmu hukum, subyek hukum ada dua, yaitu orang dan badan
hukum. Sebagai subyek hukum, orang dan badan hukum menyandang atau mempunyai hak
dan kewajiban hukum, dan badan hukum juga memiliki kewenangan untuk melakukan
perbuatan hukum sebagaimana orang. Namun, oleh karena bentuk badan hukum yang
merupakan himpunan dari orang-orang, maka dalam pelaksanaan perbuatan hukum, suatu
badan hukum diwakili oleh pengurusnya. Sebagai konsekuensinya, maka subyek hukum juga
dapat dianggap bersalah melakukan perbuatan melawan hukum. Dalam hukum perdata,
perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh badan hukum menjadi tanggung jawab badan
hukum tersebut yang dalam pelaksanaannya juga diwakili oleh pengurusnya.

Mengapa poktan harus berbadan hukum ?


Kelompoktani berbadan hukum supaya mendapat perlindungan hukum, pembinaan dan
fasilitas dari pemerintah bagi anggota maupun pengurusnya. Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, pasal 69 menyatakan bahwa Pemerintah
dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya, berkewajiban mendorong dan
memfasilitasi terbentuknya kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani. Dalam
Pasal 1 dinyatakan pengertian kelembagaan ekonomi petani (KEP) sebagai lembaga yang
melaksanakan kegiatan usaha tani yang dibentuk oleh, dari dan untuk petani, guna
meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha tani, baik yang berbadan hukum maupun yang
tidak berbadan hukum. Namun Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah
daerah, menyatakan setiap lembaga, kelompok, atau organisasi yang menerima dana hibah dari
pemerintah harus berbadan hukum.
Kelembagaan petani yang berbadan hukum diantaranya koperasi dan perseroan terbatas (PT),
sedangkan yang tidak berbadan hukum adalah firma (Fa), Persekutuan komanditer
(Commanditaire Vennootschap atau CV), Usaha Dagang (UD)

Koperasi
Koperasi didefinisikan sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau
badan-badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan azas kekeluargaan. Koperasi
merupakan badan usaha berbadan hukum yang pengesahan pendiriannya dilakukan oleh
Menteri Negara Koperasi dan UKM atau pejabat dinas/instansi/badan yang membidangi
koperasi setempat sesuai domisili anggota (UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Koperasi Pasal
5 Ayat 3).

Perseroan Terbatas (PT)


Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya
terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UU Nomor 40 Tahun
2007 serta peraturan pelaksanaannya. Perseroaan Terbatas merupakan badan usaha berbadan
hukum yang pengesahan pendiriannya dilakukan oleh Menteri Negara Hukum dan HAM. (UU
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroaan Terbatas).

Firma (Fa)
Firma adalah badan usaha yang didirikan oleh dua orang atau lebih dan tiap-tiap
anggotanya bertanggung jawab penuh atas perusahaan. Modal firma berasal dari anggota
pendiri serta laba/keuntungan dibagikan kepada naggota dengan perbandingan sesuai dengan
akta pendirian. Ciri-ciri firma: 1) para sekutu aktif dalam mengelola perusahaan; 2) tanggung
jawab yang tidak terbatas atas segala resiko yang terjadi; 3) akan berakhir jika salah satu
anggota mengundurkan diri atau meninggal dunia.

Persekutuan komanditer ( Commanditaire Vennootschap atau CV)


Persekutuan komanditer atau CV adalah persekutuan yang didirikan oleh dua orang
atau lebih. Persekutuan komanditer mengenal dua istilah, yaitu: 1) sekutu aktif, yaitu anggota
yang memimpin/menjalankan perusahaan dan bertanggung jawab penuh atas utang-utang
perusahaan; 2) sekutu pasif/sekutu komanditer, yaitu anggota yang hanya menanamkan
modalnya kepada sekutu aktif dan tidak ikut campur dalam urusan operasional perusahaan.
Sekutu pasif bertanggung jawab bertanggung jawab atas resiko yang terjadi sampai batasmodal
yang ditanam. Keuntungan yang diperoleh dari perusahaan dibagikan sesuai dengan
kesepakatan.
Usaha Dagang (UD)
Usaha Dagang (UD) adalah perusahaan yang kegiatan usahanya membeli barang
dengan tujuan untuk dijual kembali. Modal perusahaan berasal dari satu orang pemilik. Usaha
Dagang dikatagorikan sebagai perusahaan pribadi/perseorangan, sehingga tanggung jawab
pemilik juga meliputi keseluruhan harta yang dimiliki oleh pemilik.
Bagaimana kelompoktani bisa menjadi badan hukum ?
Kelompoktani bisa berbadan hukum setelah unit produksinya berkembang menjadi
kelembagaan ekonomi petani (KEP) berupa badan usaha milik petani (BUMP).
Dalam 82/Permentan/OT.140/8/2013, dinyatakan bahwa Kelompoktani (poktan) adalah
kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan; kesamaan
kondisi lingkungan sosial, ekonomi, dan sumberdaya; kesamaan komoditas; dan keakraban
untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. Kelompoktani pada dasarnya
merupakan kelembagaan petani non-formal yang ditumbuhkembangkan dari, oleh dan untuk
petani dengan jumlah anggota berkisar antara 20 sampai 25 orang petani atau disesuaikan
dengan kondisi lingkungan masyarakat dan usahataninya. Kelompoktani berfungsi sebagai
kelas belajar, wahana bekerjasama dan sebagai unit produksi. Untuk meningkatkan skala
ekonomi dan efisiensi usaha, beberapa kelompoktani bergabung bekerjasama membentuk
Gabungan Kelompoktani (gapoktan).
Unit produksi dapat berkembang menjadi kelembagaan ekonomi petani (KEP), misalnya
unit produksi berkembang menjadi Kelompok Usaha Bersama (KUB) atau unit simpan
pinjam menjadi Lembaga Keuangan Mikro.
Kelompok Usaha Bersama (KUB) merupakan kelompok yang beranggotakan petani
dan dibentuk oleh petani yang telah dibina melalui proses kegiatan penyuluhan atau
pembelajaran untuk melaksanakan kegiatan dan usaha ekonomi dalam semangat kebersamaan,
sebagai sarana untuk untuk meningkatkan taraf kesejahteraan.
Lembaga Keuangan Mikro merupakan salah satu unit usaha otonom yang didirikan dan
dimiliki oleh Gapoktan penerima dana BLM-PUAP guna memecahkan masalah/kendala akses
untuk mendapatkan pelayanan keuangan.
Selanjutnya dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 Pasal 70 Ayat 2 disebutkan
bahwa KEP tersebut berupa badan usaha milik petani (BUMP), berbentuk koperasi atau badan
usaha lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 80
Ayat 2).
Bagaimana prosedur membentuk poktan/gapoktan berbadan hukum?
Untuk menjadi badan hukum, poktan/gapoktan harus memenuhi persyaratan menjadi koperasi
tani. Persyaratan membentuk koperasi tani adalah :
1) Telah mengembangkan usaha berkelompok yang dikelola secara komersial dan
berorientasi pasar
2) Memiliki aturan/norma organisasi secara tertulis yang disepakati dan ditaati oleh
semua anggota. Misalnya aturan tentang pertemuan/rapat anggota atau rapat
pengurus yang diselenggaakan secara berkala dan berkesinambungan, aturan tentang
penghargaan dan sanksi yang berlaku bagi semua anggota dan pengurus, dan lain-
lain.
3) Telah memiliki kepengurusan yang bertugas dalam pengembangan usaha dan
berjalan sesuai dengan tugas dan kewajibannya
4) Telah membangun kemitraan dan jejaring usaha dengan berbagai pihak dalam rangka
pengembangan usaha.
5) Memiliki pencatatan administrasi organisasi yang baik
6) Memiliki catatan usaha sederhana tetapi dilakukan secara berkesimanbungan
7) Memiliki rencana kerja / kegiatan dalam pengembangan usaha
8) Ada pemupukan modal usaha atau dana keswadayaan yang berkembangbaik yang
berasal dari iuran anggota maupun penyisihan hasil usaha / kegiatan kelompok
9) Telah mencoba utuk mengembangkan kegiatan pengelolaan keuangan dalam bentuk
Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) atau bentuk pengelolaan jasa
keuangan lainnya.

Pembentukan koperasi tani terdiri dari tahap persiapan dan tahap pembentukan
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi
a) Penyuluh Pertanian melakukan identifikasi terhadap gapoktan yang berpotensi untuk
dikembangkan menjadi koperasi sesuai dengan persyaratan;
b) Gapoktan yang memenuhi syarat diajukan oleh Kepala BP3K kepada Kepala BP4K di
tingkat kabupaten;
c) Verifikasi dan validasi kelayakan gapoktan yang diusulkan sebagai calon koperasi tani
oleh BP4K/Kelembagaan yang membidangi penyuluhan bekerjasama dengan
dinas/kantor yang menangani koperasi di kabupaten/kota
d) Kepala BP4K dan kepala dinas/kantor yang menangani koperasi di kabupaten/kota
menyepakati gapoktan yang siap untuk difasilitasi untuk membentuk tani;
e) Daftar Gapoktan yang memenuhi syarat selanjutnya dimasukan menjadi salah satu
bahan dalam penyusunan programa penyuluhan tingkat kecamatan;
f) Setelah programa penyuluhan disusun, maka fasilitasi pembentukan koperasi tani
menjadi bahan bagi rencana kerja penyuluh;
g) Sosialisasi oleh penyuluh tentang manfaat dan tata cara pembentukan koperasi yang
dilakukan pada pertemuan berkala gapoktan untuk memberikan wawasan tentang
Koperasi Tani. Kegiatan sosialisasi ini sebaiknya dengan menyertakan petugas dari
dinas/kantor yang menangani koperasi;
h) Musyawarah/rembug gapoktan untuk menyepakati pembentukan koperasi tani, pada
pertemuan ini sebaiknya dihadiri oleh petugas dari dinas/kantor yang menangani
koperasi agar untuk selanjutnya gapoktan tersebut mendapat fasilitasi dalam
mempersiapkan kelengkapan untuk membentuk koperasi;
i) Fasilitasi berupa pendampingan oleh penyuluh pertanian bersama dengan petugas oleh
petugas dari dinas/kantor yang menangani koperasi.
Materi fasilitasi antara lain meliputi:
1. Persyaratan dan proses pembentukan koperasi tani;
2. Struktur, tugas, tanggung jawab dan fungsi kepengurusan koperasi tani;
3. Penyiapan dokumen-dokumen kelengkapan pembentukan koperasi.
j) Pendampingan oleh penyuluh pertanian dilakukan sebagai bagian dari kunjungan
penyuluh ke kelompoktani/gapoktan sesuai dengan jadwal yang disepakati bersama
kelompoktani/gapoktan;

2. Tahap Pembentukan Koperasi Tani


a) Setelah bentuk koperasi beserta namanya telah disepakati, maka dilakukan pendirian
koperasi dengan pembuatan Akta Pendirian Koperasi yang dibuat oleh Notaris yang
terdaftar pada dinas/kantor yang menangani koperasi.
b) Apabila akta pendirian telah diterbitkan maka koperasi tersebut, harus memperoleh
pengesahan sebagai badan hukum, apabila lingkup wilayah kerja koperasi di
kabupaten/kota maka pengesahan badan hukum dapat diperoleh dari dinas/kantor yang
menangani koperasi di kabupaten/kota.
c) Setalah koperasi terbentuk, pengurus dan anggota tinggal melaksanakan kegiatan
berkoperasi sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku. (Leestyawati-Penyuluh
Pertanian di Disnakkeswan Prov. Bali. Dari berbagai sumber)

Sumber informasi:
1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan
Petani;
2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroaan Terbatas;
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Koperasi.
4. Peratura Menteri Pertanian Nomor 82/Permentan/OT.140/8/2013
5. Diana Prasastyawati, Bentuk-bentuk Kelembagaan Ekonomi Petani atau Badan Usaha
Milik Petani, (cybex.pertanian.go.id/.../bentuk-bentuk-kelembagaan-ekonomi-petani-
at.) diunduh tgl. 8 Des 15. 09.05 wita
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah.
7. Jimly Asshiddiqie, 2010. Perkembangan & konsolidasi Lembaga Negara Pasca
Reformasi. Penerbit Sinar Grafika. Jakarta. www.pengertianpakar.com › Hukum 8
Des 15. Pk. 10.49 wita.
(statushukum.com/badan-hukum.html) 8 Des 15. 09.30 wita

Anda mungkin juga menyukai