MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Peraturan Desa ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman
bagi pengelola Aset Desa dalam penyewaan aset milik desa
berupa tanah dan/atau bangunan.
(2) Tujuan Peraturan Desa ini adalah:
a. meningkatkan tertib administrasi Pengelolaan Aset Desa
berupa tanah dan/bangunan;
b. mengoptimalkan pemanfaatan, daya guna dan hasil guna
asset milik desa berupa tanah dan/atau bangunan secara
efektif dan efesien;
c. meningkatkan pendapatan desa.
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 3
(1) Peraturan Desa ini mengatur ruang lingkup mengenai tata cara
pelaksanaan sewa dan penetapan tariff atas tanah dan/atau
bangunan yang berada pada Pengelola Aset Desa.
(2) Pengaturan tata cara pelaksanaan sewa dan penetapan tariff
sewa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. obyek dan subyek sewa;
b. jangka waktu sewa;
c. perhitungan tariff sewa;
d. komponen factor penyesuaian sewa;
e. tata cara pelaksanaan sewa;
f. berakhirnya sewa;
g. pengamanan dan pemeliharaan sewa;
h. penatausahaan;
i. pengawasan dan pengendalian sewa; dan
j. ganti rugi dan denda.
BAB IV
Pasal 4
Pasal 5
Bagian Kedua
Subyek Sewa
Pasal 6
(1) Jangka Sewa Tanah Bengkok paling sedikit 1 (satu) tahun dan
paling lama 3 (tiga) tahun sejak ditandatangani perjanjian sewa
dan dapat diperpanjang.
(2) Jangka Sewa Tanah dan Bangunan paling sedikit 2 (dua) tahun
dan paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang.
BAB VI
PERHITUNGAN TARIF SEWA
Bagian Kesatu
Pasal 8
Bagian Kedua
Evaluasi Besaran Sewa
Pasal 9
Pasal 12
BAB VIII
TATA CARA PELAKSANAAN SEWA
Bagian Kesatu
Tata Cara Pelaksanaan Sewa Tanah Bengkok
Pasal 13
Pasal 14
(1) Panitia Sewa menyampaikan Data Tanah Bengkok yang akan
disewakan kepada Calon Penyewa.
(2) Data Tanah Bengkok sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri dari:
a. gambar atau peta Tanah Bengkok yang akan disewakan;
b. alamat obyek yang akan disewakan; dan
c. perkiraan luas obyek yang akan disewakan.
Pasal 15
(1) Perangkat Desa yang juga berprofesi sebagai petani
sebagaimana dimaksud pada Pasal 13 ayat (1) diberikan
kemudahan atau prioritas untuk menyewa Tanah Bengkok.
(2) Tanah Bengkok yang disewa Perangkat Desa adalah Tanah
Bengkok yang asal muasalnya sebagai gaji Perangkat Desa yang
bersangkutan.
(3) Besaran harga sewa didasarkan atas harga wajar yang ada di
desa.
Pasal 16
Besaran harga sewa sebagaimana dimaksud pada Pasal 15 ayat (3)
tidak termasuk kewajiban pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan.
Pasal 17
Teknik tata cara sewa tanah bengkok diatur lebih lanjut dalam
Tata Tertib Sewa yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
Bagian Kedua
Tata Cara Sewa Tanah dan Bangunan
Pasal 18
Bagian Ketiga
Perjanjian dan Pembayaran
Paragraf 1
Perjanjian
Pasal 20
(1) Penyewaan tanah dan/bangunan dituangkan dalam perjanjian
sewa yang ditandatangani oleh penyewa dan Kepala Desa.
(2) Perjanjian Sewa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit memuat:
a. dasar perjanjian;
b. para pihak yang terkait dalam perjanjian;
c. jenis, luas atau jumlah asset, besaran sewa, dan jangka
waktu;
d. tanggung jawab penyewa atas biaya operasional dan
pemeliharaan selama jangka waktu sewa;
e. peruntukan sewa, termasuk jenis kegiatan usaha;
f. hak dan kewajiban para pihak; dan
g. hal lain yang anggap perlu.
(3) Penandatanganan perjanjian sewa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dilakukan di kertas bermeterai sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Seluruh biaya yang timbul dalam rangka pembuatan perjanjian
sewa ditanggung penyewa.
Paragraf 2
Pembayaran
Pasal 21
(1) Hasil sewa tanah dan/atau bangunan merupakan pendapatan
asli Desa dan seluruhnya wajib disetorkan ke rekening kas
Desa.
(2) Penyetoran uang sewa harus dilakukan secara tunai paling
lambat 3 (tiga) hari setelah ditandatanganinya perjanjian tanah
dan/atau bangunan.
(3) Pembayaran sewa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat
dilakukan secara tunai kepada Bendahara Desa atau
menyetorkannya ke rekening Desa.
(4) Pembayaran uang sewa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dan ayat (3), dibuktikan dengan menyerahkan kwitansi
pembayaran atau bukti setor sebagai salah satu dokumen pada
lampiran yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari perjanjian
sewa.
Bagian Keempat
Perpanjangan Jangka Waktu Sewa
Pasal 22
(1) Jangka waktu sewa tanah dan banguan dapat diperpanjang
dengan persetujuan Kepala Desa.
(2) Penyewa dapat mengajukan permohonan perpanjangan jangka
waktu sewa kepada Kepala Desa.
(3) Pengajuan permohonan perpanjangan jangka waktu sewa
dilakukan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya
jangka waktu sewa.
(4) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diajukan
dengan melengkapi persyaratan sebagaimana permohonan sewa
pertama kali.
(5) Tata cara pengajuan usulan perpanjangan jangka waktu sewa
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan dengan
mekanisme sebagaimana pengajuan usulan sewa baru.
BAB IX
BERAKHIRNYA SEWA
Pasal 23
Perjanjian sewa berakhir dalam hal:
a. jangka waktu sewa berakhir;
b. pengelola aset mencabut persetujuan sewa dalam rangka
pengawasan dan pengendalian atas persetujuan Kepala Desa;
c. berlakunya syarat batal sesuai perjanjian; dan
d. ketentuan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 24
(1) Penyewa wajib menyerahkan obyek sewa pada saat berakhirnya
sewa dalam keadaan baik dan layak digunakan secara optimal
sesuai fungsi dan peruntukannya.
(2) Penyerahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan
dalam Berita Acara Serah Terima.
(3) Pengelola Aset harus melakukan pengecekan sebelum
ditandatangani Berita Acara Serah Terima guna memastikan
kelayakan kondisi obyek sewa.
(4) Penandatanganan Berita Acara Serah Terima sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), dilakukan setelah semua kewajiba
penyewa telah telah dipenuhi.
BAB X
PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN OBYEK SEWA
Bagian Kesatu
Pengamanan
Pasal 25
(1) Penyewa wajib melakukan pengamanan atas tanah dan/atau
bangunan yang disewa.
(2) Pengamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditujukan
untuk mencegah terjadinya perubahan bentuk dan fungsi
peruntukan tanah dan/atau bangunan.
(3) Penyewa dilarang menggunakan tanah dan/atau bangunan
yang disewakan untuk peruntukan selain dari yang telah
ditetapkan oleh Pengelola Aset sesuai dengan perjanjian sewa.
Bagian Kedua
Pemeliharaan
Pasal 25
(1) Penyewa wajib melakukan pemeliharaan atas tanah dan/atau
bangunan yang disewa.
(2) Seluruh biaya pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), termasuk biaya yang timbul dari pemakaian dan
pemanfaatan tanah dan/atau bangunan menjadi tanggung
jawab sepenuhnya dari penyewa.
(3) Pemeliharaan sebagaimana pada ayat (2) ditujukan untuk
kondisi dan memperbaiki tanah dan/atau bangunan agar selalu
dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya
guna dan berhasil guna.
(4) Pemeliharaan tanah dan/atau bangunan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), harus sudah selesai dilaksanakan
paling lambat 1(satu) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu
sewa.
(5) Dalam hal tanah dan/atau bangunan yang disewa rusak akibat
terjadi bencana (force mejeur), perbaikan dapat dilakukan
berdasarkan kesepakatan oleh Pengelola Aset dan Penyewa.
Bagian Ketiga
Perubahan Bentuk
Pasal 26
(1) Perubahan bentuk tanah dan/atau bangunan dilakukan dengan
persetujuan Kepala Desa.
(2) Perubahan bentuk bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dilaksanakan tanpa mengubah konstruksi dasar bangunan.
(3) Dalam hal perubahan bentuk tanah dan/atau bangunan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), mengakibatkan ada
penambahan, bagian yang ditambahkan menjadi tanah
dan/atau banguan dan disertakan dalam Berita Acara Serah
Terima pada saat berakhirnya jangka waktu sewa.
BAB XI
PENATAUSAHAAN
Pasal 27
(1) Pengelola Aset melakukan penatausahaan sewa tanahdan/atau
bangunan yang berada dalam pengelolaanya.
(2) Pengelola Aset menyampaikan laporan kepada Kepala Desa
mengenai pelaksanaan sewa atas obyek sewa yang berupa tanah
dan/atau bangunan yang berada dalam pengelolaannya,
(3) Dalam hal pelaksanaan sewa berakhir, penyewa menyerahkan
tanah dan/atau bangunan kepada Pengelola Aset.
(4) Pengelola Aset harus melakukan pengecekan tanah dan/atau
bangunan yang disewakan sebelum ditandatanganinya Berita
Acara Serah Terima.
BAB XII
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Pasal 28
(1) Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan sewa tanah
dan/atau bangunan meliputi:
a. pengawasan dan pengendalian teknis dan administratif; dan
b. pengawasan dan pengendalian umum.
(2) Pengawasan dan pengendalian teknis dan administratif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pengelola
Aset, meliputi:
a. menagih kewajiban pembayaran sewa penyewa;
b. mengamankan secara fisik atas obyek sewa berupa tanah
dan/atau bangunan;
c. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan sewa tanah
dan/atau bangunan;
d. memantau pelaksanaan sewa tanah dan/atau bangunan
termasuk apabila terjadi kerusakan, perubahan bentuk atau
kehilangan berupa tanah dan/atau bangunan, sebagian
tanah dan/atau bangunan;
e. membuat laporan kepada Kepala Desa mengenai
pelaksanaan sewa yang dilaksanakan oleh Pengelola Aset.
f. Melaksanakan evaluasi secara berkala atas besaran tariff
sewa setiap tahun berdasarkan laporan perkembangan
pelaksanaan sewa;
g. Menerbitkan surat peringatan/teguran kepada penyewa atas
dilakukan pelanggaran terhadap perjanjian sewa
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
h. Menghentikan kegiatan sewa apabila surat
peringatan/teguran sebagaimana dimaksud pada angka 7
(tujuh) tidak diindahkan oleh penyewa.
(3) Pengawasan dan pengendalian umum sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, dilakukan oleh Pengelola Aset Desa dan
Badan Permusyawaratan Desa, meliputi:
a. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan perjanjian
sewa tanah dan/atau bangunan;
b. melakukan pemantauan atas atas pelaksanaan sewa tanah
dan/atau bangunan;
c. melakukan audit atas pelaksanaan sewa tanah dan/atau
bangunan;
d. mencatat laporan hasil audit dan melaporkan kepada Kepala
Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 29
Segala akibat hukum yang menyertai pelaksanaan sewa tanah
dan/atau bangunan setelah penandatanganan perjanjian,
menjadi tanggung jawab sepenuhnya para pihak dalam
perjanjian sewa yang bersangkutan.
BAB XIII
GANTI RUGI DAN DENDA
Pasal 30
(1) Penyewa dikenakan sanksi administrasi berupa surst teguran
dalam hal penyewa belum menyerahkan tanah dan/atau
bangunan yang disewa.
(2) Dalam penyerahan belum dilakukan terhitung 1 (satu) minggu
sejak diterbitkannya surat teguran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), penyewa dikenakan sanksi sdministrasi berupa surat
peringatan.
(3) Dalam penyerahan belum dilakukan terhitung 1 (satu) minggu
sejak diterbitkannya surat peringatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), penyewa dikenakan sanksi administrasi berupa
denda sebagai berikut:
a. kegiatan bisnis sebesar 2,5% (dua koma lima persen); dan
b. non bisnis sebesar 1% (satu persen).
(4) Besaran denda sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dihitung
secara pro[orsional dalam hitungan harian sesuai keterlambatan
penyerahan tanah dan/atau bangunan.
Pasal 31
Dalam hal denda sebagaimana dimaksud pada Pasal 30 tidak
dilunasi penyewa, maka penyelesaiannya diserahkan kepada pihak
berwajib untuk diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.
Pasal 32
Pengelola Aset Desa mengenakan denda kepada penyewa atas
pelanggaran yang dilakukan selain dari ketentuan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 30, dalam batas kewenangan berdasarkan
perjanjian sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB XIV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 33
BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 34
Ditetapkan di ……………………
pada tanggal ………………….
………………………………………
Tanpa Gelar
Diundangkan di ………………….
pada tanggal ………………………
………………………………………….
Tanpa Gelar