Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Atena Waty (03.05.19.0075)
2. Dimas Nugroho Waluyo (03.05.19.0079)
3. Hafizah Nirmayani (03.05.19.0084)
4. Insan Anugerah (03.05.19.0087)
5. Karimatus Hamidah (03.05.19.0089)
6. Kartika Shanindita (03.05.19.0090)
7. Muhammad Abdul Aziz Syahroni (03.05.19.0093)
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA – MAGELANG
JURUSAN PERTANIAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan pratikum
Pengaruh Kemasan Terhadap Umur Simpan Komoditas Hortikultura
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan praktikum ini adalah untuk
memenuhi tugas Ibu Ir. B. Budi Setiawati, MP dan Ibu Endah Puspitojati,
STP.,MP pada mata kuliah Teknologi Pengamasan dan Penyimpanan. Selain
itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pengaruh
Pengaruh Kemasan Terhadap Umur Simpan Komoditas Hortikultura bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Produk hortikultura mempunyai sifat sangat mudah mengalami
kerusakan antara lain akibat adanya proses respirasi dan transpirasi baik
saat dipanen atau pascapanen. Untuk menghambat proses tersebut perlu
adanya teknologi untuk mengurangi laju respirasi dan transpirasi yang
terjadi pada produk. Salah satu cara untuk menurunkan laju respirasi
dan transpirasi adalah melalui pengemasan.
Pengemasan merupakan cara atau perlakuan pengamanan
terhadap makanan atau bahan pangan agar makanan atau bahan pangan
baik yang belum diolah maupun yang telah mengalami pengolahan
dapat sampai ke tangan konsumen dengan baik. Kemasan sangat
mempengaruhi penampilan produk, dapat menjaga keawetan, dan
higienitas produk dalam jangka waktu tertentu.
Pengemasan hasil pertanian sangat penting dilakukan guna
penyediaan produksi untuk keperluan pasar dan distribusi untuk
masing-masingnya diperlukan persyaratan khusus. Lama penyimpanan,
jenis komoditas dan model fasilitas penyimpanan untuk tiap-tiap
tingkat beragam menurut fungsi dan kebutuhannya.
B. Tujuan
Mahasiswa mengetahui pengaruh kemasan terhadap masa simpan
komoditas hortikultura segar
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Produk hortikultura merupakan produk yang sangat mudah rusak
sehingga dalam penanganan pasca panennya perlu adanya pengaturan agar
produk tetap segar apabila dikirim kepada distributor. Menyimpan produk
sayuran yang paling sederhana adalah dengan menempatkan bahan di tempat
yang bersih, kering, dan kelembaban lingkungan yang sama dengan
kelembaban bahan. Cara ini ditempuh untuk menghindari kehilangan
kandungan air bahan secara berlebihan. Proses pembusukan pada sayuran dan
buah, dapat dihindari dengan menyimpan bahan dalam keadaan permukaan
kulitnya kering. Kering disini artinya permukaan kulit bebas dari air
permukaaan yang menempel (Dwiari, 2008).
Laju respirasi merupakan petunjuk yang baik untuk daya simpan buah
dan sayuran sesudah dipanen. Intensitas respirasi dianggap sebagai ukuran
laju jalannya metabolisme, dan oleh karena itu sering dianggap sebagai
petunjuk mengenai potensi daya simpan buah dan sayuran. Laju respirasi
yang tinggi biasanya disertai oleh umur simpan yang pendek. Hal itu juga
merupakan petunjuk laju kemunduran mutu dan nilainya sebagai bahan
makanan. Faktor yang sangat penting yang mempengaruhi respirasi dilihat
dari segi penyimpanan adalah suhu. Peningkatan suhu antara 00C – 350C akan
meningkatkan laju respirasi buah-buahan dan sayuran, yang memberi
petunjuk bahwa baik proses biologi maupun proses kimiawi dipengaruhi oleh
suhu. Sampai sekarang pendinginan merupakan satu-satunya cara ekonomis
untuk penyimpanan jangka panjang bagi buah dan sayuran segar. Asas dasar
penyimpanan dingin adalah penghambatan respirasi oleh suhu tersebut
(Pantastico, dalam Safaryani, 2007).
Seleksi bahan pengemas yang digunakan untuk mengemas buah dan
sayur harus memenuhi persyaratan: (Marsigit, 2018).
1. Permeabilitas oksigen dan co2, tidak menghambat respirasi dan
perpanjangan daya simpan, tetapi tidak menjadikan proses anaerobik di
dalamnya.
2. Tidak menghambat keluarnya uap air
2
3. Transparan
4. Memiliki sifat fisik cukup baik sehingga kuat selama transfer dan
handling
5. Karena umumnya plastik memiliki sifat permeabilitas kurang
sempurna, untuk hal tersebut ventilasi perlu dibuat.
Pengelolaan suhu merupakan faktor utama dalam upaya menunda
proses perusakan produk pasca panen. Pendinginan cepat dan
mempertahankan suhu yang cocok merupakan bagian penting dari sistem
pengelolaan suhu. Terdapat beberapa jenis komoditi yang tahan terhadap
perlakuan suhu dingin, namun beberapa lainnya sangat peka. Titik beku
komoditi sangat dipengaruhi oleh kandungan bahan padatan dan sekaligus
kandungan air bahan. Bagi jenis atau komoditi yang peka terhadap suhu yang
sangat rendah akan mengalami luka atau chilling injury. Biasanya hal ini
terjadi bilamana penyimpanan dalam kondisi di bawah titik beku (Santoso,
2006).
Plastik merupakan salah satu jenis bahan kemas yang sering digunakan
selain bahan kemas lain seperti: kaleng, gelas, kertas, dan styrofoam. Plastik,
bahan pengemas yang mudah didapat dan sangat fleksibel penggunaannya.
Pengemasan plastik menurut (Shahnawaz et al, 2012 dalam Johansyah dkk.
2014) dapat menyebabkan adanya modifikasi atmosfir dengan menekan
proses respirasi buah tomat. Jenis plastik pengemas diantaranya adalah plastik
Low Density Polyethylene (LDPE), High Density Polyethylene (HDPE), dan
Polypropylene (PP).. Semakin tinggi suhu makanan yang dimasukkan dalam
plastik ini maka semakin cepat terjadinya perpindahannya (Mareta, 2011).
3
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Praktikum dilakukan pada
B. Alat dan Bahan
1. Bahan :
Komoditas hortikultura Sayuran : Buncis
Buah : jeruk
Biofarmaka : Mengkudu
2. Bahan Pengemas :
Plastik PP
Plastik PE
Plastik HDPE
Besek
Koran
Styrofoam
Timbangan digital
C. Prosedur Kerja/Langkah Kerja
1. Timbang masing-masing bahan (catat beratnya sebagai berat
awal) dan masukkan kedalam jenis kemasan yang berbeda (berat
bahan pengemas dicatat).
2. Siapkan 4 buah sampel untuk masing-masing komoditas dengan
6 jenis pengemas, sehingga untuk 1 komoditas memerlukan 24
sampel. Masing-masing sampel dibuat untuk 4 kali pengamatan
(komoditas diamati setiap 3 hari sekali selama 12 hari
pengamatan).
3. Semua perlakuan disimpan di suhu ruang
4. Pada saat pengamatan, buka kemasan dan timbang komoditas
yang diamati, catat berat masing masing komoditas di setiap
pengamatan.
5. Pengamatan dilakukan setiap tiga hari sekali terhadap terhadap:
perubahan berat komoditas dan organoleptik (warna dan tekstur).
4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perubahan Berat
1. Biofarmaka Mengkudu
120
100
80
60
Plastik PP
40
Plastik HDPE
20
Plastik PE
0 Besek
Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke
3 6 9 12 Koran
Plastik PP 0 3 8 10 Styrofoam
Plastik HDPE 20 5 5 6
Plastik PE 1 1 3 4
Besek 13 104 113 113
Koran 10 23 28 42
Styrofoam 4 9 19 22
2. Buah-buahan : Jeruk
Grafik dibawah merupakan perbandingan perubahan berat pada
enam kemasan yang berbeda pada Komoditas Jeruk. Jeruk yang
disimpan pada kemasan plastik PP mengalami paling banyak
penurunan berat yaitu kisaran 20 - 70 gr pada hari ke 3 - 12. Sedangkan
Jeruk yang mengalami paling sedikit penurunan berat pada kemasan
plastik PE yaitu kisaran 0 -2 gr pada hari ke 3 – 6.
5
80
70
60
50
40
30 Plastik PP
20 Plastik HDPE
10 Plastik PE
0 Besek
Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke
3 6 9 12 Koran
Plastik PP 20 20 20 70 Styrofoam
Plastik HDPE 3 4 5 3
Plastik PE 0 2 5 3
Besek 10 20 30 40
Koran 7 11 13 18
Styrofoam 5 10 30 50
3. Buncis
6
16
14
12
10
8
Plastik PP
6
Plastik HDPE
4
Plastik PE
2
Besek
0
Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Koran
3 6 9 12
Plastik PP 1 2 2 6 Styrofoam
Plastik HDPE 1 1 2 2
Plastik PE 0 0 2 2
Besek 4 8 10 15
Koran 4 6 8 13
Styrofoam 5 6 8 13
7
akibat transpirasi, dibandingkan dengan styrofoam yang hanya
memiliki sedikit celah dari permukaannya sebagai ventilasi.
Sedangkan, komuditas yang dikemas plastik memiliki susut perubahan
berat paling rendah. Keseimbangan O2 dan CO2 juga berpengaruh
terhadap perubahan berat tiap komoditas. Menurut Gorny (2001)
konsentrasi oksigen optimum untuk penyimpanan kubis antara 57,5%.
Kaji dkk. (1993) menyatakan konsentrasi optimal untuk kubis adalah 5
- 10% dari O2 dan 5 - 15% dari CO2. Kondisi ini, mengurangi laju
respirasi, mempertahankan gula dan mengurangi browning pada
permukaan.Tingkat optimal dari O2 dan CO2 dipengaruhi oleh kultivar
dan lama penyimpanan (Saltveit, 2001).
B. Perubahan Organoleptik
1. Perubahan warna
Dari hasil pengamatan pada suhu ruang, terlihat bahwa warna tiap
komoditas yang disimpan pada plastik PP, plastik HDPE, plastik PE,
besek, koran dan styrofoam pada akhir pengamatan cenderung
mengalami penurunan. Untuk komuditas mengkudu pada kemasan
plastik PP, plastik HDPE, plastik PE, besek, koran dan Styrofoam yang
digunakan mengalami perubahan warna yang mirip dari tiap – tiap
8
kemasan, dari warna hijau hingga berubah menjadi warna coklat
kehitaman. Dan pada komuditas buncis kemasan plastik PP, plastik
HDPE, plastik PE, besek, koran dan Styrofoam yang digunkan juga
perubahan warna yang sama tiap kemasan dari warna hijau hingga
berubah menjadi warna kecoklatan. Sedangkan pada komoditas buah
jeruk mengalami perubahan warna yang sama dan berbeda. Pada
kemasan plastic PP dan Plastik HDPE warna pada buah jeruk berubah
dari warna hijau menjadi hijau kekuningan, pada plastic PE, besek, dan
Styrofoam warna pada buah jeruk berubah dari warna hijau menjadi
hijau kekuningan kecoklatan, sedangkan pada Koran warna pada buah
jeruk berubah dari warna hijau kekuningan menjadi kuning.(Data Hasil
Praktikum Dapat Dilihat Pada Lampiran)
2. Perubahan Tekstur
Pengemasan memengaruhi kualitas buah, selain itu faktor-faktor
yang memengaruhi kualitas buah lainnya diantaranya waktu
penyimpanan dan lingkungan. Proses distribusi buah membutuhkan
waktu hingga dapat dipasarkan. Selama jangka waktu tersebut buah
dapat mengalami perubahan atau bahkan kerusakan. Secara visual
kerusakan yang umum terjadi ialah terdapat memar pada kulit buah.
Kecacatan eksternal buah seperti memar dan pelukaan pada kulit
maupun daging buah dapat menyebabkan kerusakan yang berakibat
serius, yaitu berupa menurunnya mutu buah yang bersifat kimiawi atau
mikrobiologis (Qanytah dan I. Ambarsari, 2011). Penurunan mutu
tersebut meliputi nilai kekerasan buah, total padatan terlarut (TPT) dan
susut bobot yang disebabkan oleh pembusukkan pada buah.
Waktu simpan memberikan pengaruh terhadap kualitas buah
mengkudu, jeruk dan buncis yang berupa nilai TPT, kekerasan dan
susut bobot buah. Semakin lama penyimpanan berakibat pada nilai TPT
dan susut bobot buah mengkudu, jeruk dan buncis berbanding terbalik
dengan nilai kekerasan buah. Pada penyimpanan 14 hari memiliki nilai
TPT dan susut bobot tertinggi diikuti oleh penyimpanan 7 dan 0 hari
sedangkan nilai kekerasan buah mengkudu, jeruk dan buncis
9
mengalami penurunan apabila semakin lama disimpan. Penyimpanan
buah mengkudu, jeruk dan buncis 0 hari memiliki kekerasan buah
tertinggi diikuti oleh penyimpanan 7 dan 14 hari. (Data Hasil Praktikum
Dapat Dilihat Pada Lampiran)
10
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa Pengemasan
merupakan cara atau perlakuan pengamanan terhadap makanan atau
bahan pangan agar makanan atau bahan pangan baik yang belum diolah
maupun yang telah mengalami pengolahan. Pengemasan hasil pertanian
sangat penting dilakukan guna penyediaan produksi untuk keperluan
pasar dan distribusi untuk masing-masingnya diperlukan persyaratan
khusus.
Lama penyimpanan, jenis komoditas dan model fasilitas
penyimpanan untuk tiap-tiap tingkat beragam menurut fungsi dan
kebutuhannya. Perubahan berat dengan kemasan plastik berbeda
dengan besek dan koran, dapat dilihat dari data yang sudah disediakan
diatas. Hal tersebut karena besek dan koran tidak mampu menghalangi
kehilangan air selama penyimpanan.
B. Saran
Penelitian ini perlu disempurnakan untuk meningkatkan fungsi
dan nilai tepat guna dari pengemasan yang digunakan dalam penelitian
dan juga alat dalam pengukuran berat dapat menggunakan yang lebih
akurat seperti timbangan digital agar dapat hasil yang maksimal.
11
DAFTAR PUSTAKA
Arianto, D.P., Supriyanto, dan L.K. Muharrani. 2013. Karakteristik Jamur
Tiram (Pleurotus ostreatus) Selama Penyimpanan Dalam Kemasan
Plastik Polypropylene (PP). Skripsi, UTM.
Kaji, H., Ueno, M., and Osajima, Y. 1993. “Storage of shredded cabbage
under a dynamically controlled atmosphere of high oxygen and high
carbon dioxide”, Bioscience, Biotechnology and Biochemistry, Vol.
57, pp. 1049–1052.
12
LAMPIRAN
HASIL PENGAMATAN PRAKTIKUM
Plastik PP 9 10 7 8 8 8 5 2
Plastik HDPE 10 9 5 6 9 8 3 4
Plastik PE 9 6 7 8 9 6 5 6
Besek 30 32 32 35 26 24 22 20
Koran 16 15 14 14 12 9 8 1
Styrofoam 15 14 14 13 10 8 6 1
13
Komoditas buah-buahan : Jeruk
Plastik HDPE 112 113 110 103 109 109 105 100
Plastik PE 50 80 91 55 50 78 88 50
Besek 60 90 70 90 50 70 40 50
Koran 99 101 99 80 92 90 86 62
14
Komoditas biofarmaka : Mengkudu
15
2. PENGAMATAN ORGANOLEPTIK
Komoditas sayuran : Buncis
Perubahan Warna
Jenis Kemasan 0 3 6 9 12
Keterangan
A B C D A B C D
Kuning
Plastik PP hijau hijau hijau hijau hijau Hjau pucat kecoklatan
kecoklatan
16
Foto Sampel B Hari Ke-6
17
Foto Sampel D Hari Ke-12
18
Foto Sampel Hari Ke-0
Hijau
Plastik HDPE hijau hijau hijau hijau Hijau Kecoklatan kecoklatan
kecoklatan
19
20
Foto Sampel A Hari Ke-3
21
Foto Sampel C Hari Ke-9
22
Foto Sampel Hari Ke-0
Hijaau
Hijau
Plastik PE hijau hijau hijau hijau keputiha kecoklatan kecoklatan
kecoklatan
n
23
24
Foto Sampel A Hari Ke-3
25
Foto Sampel C Hari Ke-9
26
Foto Sampel D Hari Ke-12
Kuning
Besek hijau hijau hijau hijau hijau Hijau pucat coklat
kecoklatan
27
Foto Sampel B Hari Ke-6
28
Foto Sampel D Hari Ke-12
29
hijau
Kuning
Koran hijau hijau kekuni Kuning coklat coklat gelap
kuning kecoklatan
ngan
30
Foto Sampel A Hari Ke-3
31
Foto Sampel B Hari Ke-6
32
Foto Sampel C Hari Ke-9
33
Foto Sampel D Hari Ke-12
34
Foto Sampel Hari Ke-0
kuning
Styrofoam hijau hijau hijau hijau kuning Coklat Coklat gelap
kecoklatan
35
36
37
38
Foto Sampel A Hari Ke-3
39
Foto Sampel B Hari Ke-6
40
Foto Sampel C Hari Ke-9
41
Foto Sampel D Hari Ke-12
42
Komoditas sayuran : Buncis
Perubahan Tekstur
Jenis Kemasan 0 3 6 9 12
Keterangan
A B C D A B C D
Agak
Plastik PP keras keras Keras keras lunak lunak Sangat lunak
keras
Agak
Plastik HDPE keras keras Keras keras lunak lunak Sangat lunak
keras
Plastik PE Keras keras keras keras Keras lunak lunak Sangat lunak
Agak
Besek keras keras keras keras keras lunak Sangat lunak
lunak
sangat
Koran keras keras lunak lunak lunak kering Kering
lunak
43
3. PENGAMATAN ORGANOLEPTIK
Perubahan Warna
Jenis Kemasan 0 3 6 9 12
Keterangan
A B C D A B C D
Kunin
Hijaun Hijau Hijau
g
Plastik PP Hijau Hijau Hijau Hijau kekuni kecokl kekun
kecokl
ngan atan ingan
atan
44
Foto Sampel B Hari Ke-6
45
Foto Sampel D Hari Ke-12
Hijau Hijau
Hijau Hijau Hijau
Plastik HDPE Hijau Hijau Hijau kekun Foto Sampel Hari Ke-0
ingan
46
Foto Sampel A Hari Ke-3
47
Foto Sampel C Hari Ke-9
48
Foto Sampel Hari Ke-0
Kunin
Hijau Hijau Hijau Hijau Coklat
g
Plastik PE kekuni kekun kekuni kekuni kuning kuning kehita
kecokl
ngan ingan ngan ngan man
atan
49
Foto Sampel B Hari Ke-6
50
Foto Sampel D Hari Ke-12
Hijau
Hijau Hijau Hijau kunin
Besek Hijau Hijau hijau hijau kekuni agak agak g Foto Sampel Hari Ke-0
ngan kuning kuning kecokl
atan
51
Foto Sampel A Hari Ke-3
52
Foto Sampel C Hari Ke-9
53
Foto Sampel Hari Ke-0
54
Foto Sampel B Hari Ke-6
55
Foto Sampel D Hari Ke-12
Hijau
Hijau Hijau
Hijau tua
kuning coklat
Styrofoam hijau hijau hijau hijau agak kunin Foto Sampel Hari Ke-0
kecokl kekuni
kuning g
atan nigan
coklat
56
Foto Sampel A Hari Ke-3
57
Foto Sampel D Hari Ke-12
Perubahan Tekstur
Jenis Kemasan 0 3 6 9 12
Keterangan
A B C D A B C D
Keras agak
Plastik PP Keras keras keras keras Keras Agak lunak Agak lunal
lunka
58
Plastik HDPE Keras Keras Keras Keras Keras keras Agak lunak Lunak
Plastik PE Keras Keras Keras Keras Keras Keras Agak lunak Sangat lunak
Besek keras keras keras keras keras Agak lunak lunak lunak
Koran Keras keras Keras Keras Keras Agak lunak Agak lunak lunak
Lumayan
Styrofoam keras keras keras keras keras lunak empuk
lunak
59
4. PENGAMATAN ORGANOLEPTIK
Perubahan Warna
Jenis
0 3 6 9 12
Kemasan Keterangan
A B C D A B C D
60
61
Foto Sampel A Hari Ke-3 :
62
Foto Sampel C Hari Ke-9
63
Foto Sampel Hari Ke-0
64
65
Foto Sampel A Hari Ke-3
66
Foto Sampel C Hari Ke-9
67
Foto Sampel Hari Ke-0
68
69
Foto Sampel A Hari Ke-3
70
Foto Sampel C Hari Ke-9
71
Foto Sampel Hari Ke-0
72
73
Foto Sampel A Hari Ke-3
74
Foto Sampel C Hari Ke-9
75
Foto Sampel Hari Ke-0
76
77
Foto Sampel A Hari Ke-3
78
Foto Sampel C Hari Ke-9
79
Foto Sampel Hari Ke-0
Cokelat Cokelat
Styrofoam Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Cokelat
Kehitaman Kehitaman
80
81
Foto Sampel A Hari Ke-3
82
Foto Sampel C Hari Ke-9
83
84
Komoditas biofarmaka :Mengkudu
Perubahan Tekstur
Jenis
0 3 6 9 12
Kemasan Keterangan
A B C D A B C D
Agak Sangat
Plastik PP Keras Keras Keras Keras Lunak Lunak
Keras Lunak
Sangat Sangat
Plastik PE Keras Keras Keras Keras Lunak Sangat Lunak
Lunak Lunak
Sangat Sangat
Besek Keras Keras Keras Keras Lunak Sangat Lunak
Lunak Lunak
Sangat Sangat
Koran Keras Keras Keras Keras Lunak Lunak
Lunak Lunak
Agak Sangat Sangat
Styrofoam Keras Keras Keras Keras Lunak
Keras Lunak Lunak
85
86